Disusun oleh: Serly Mega Pratiwi (15141023) Matematika Babilonia Disusun oleh: Serly Mega Pratiwi (15141023)
1.1 Sejarah Babilonia Babilonia adalah sebuah peradababan kuno yang terletak di kawasan tengah-selatan Mesopotamia. Kawasan Mesopotamia termasuk Sumeria, Akkad, dan Assyria. Kawasan ini sangat penting karena menjadi salah satu dari tempat awal manusia hidup bersama-sama dalam satu peradababan. Penduduk Bablonia, atau yang sering disebut Babilon, memiliki satu bahasa penulisan yang mereka gunakan untuk mempelajari perkara- perkara yang berkaitan dunia di sekeliling mereka. Sejarah mengatakan bahwa orang-orang babilon merupakan orang yang pertama kali menulis dari kiri ke kanan, dan banyak membuat banyak dokumen-dokumen bertulis.
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamiayang kini bernama Iraq sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik. Dinamai “Matematika Babilonia” karena peran utama kawasan Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Lebih dari400 lempengan tanah liat ditemukan sebagai sumber sejarah bangsa Babilonia yang digali sejak 1850-an. Lempengan-lempengan tersebut ditulis dengan menggunakantulisan berbentuk paku.Lempengan tersebut diberi tulisan ketika tanah liat masih basah, dan kemudian dibakar dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari bahkanbeberapa di antaranya adalah karya rumahan.
1.2 Penemuan bangsa babilonia Sistyem matematika seksagesimal atau bilangan berbasis 60 Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilanganseksagesimal (basis-60). Penggunaan bilangan seksagesimal dapat dilihat pada penggunaan satuan waktu yaitu 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan pada penggunaan satuan sudut yaitu 360 (60 x 6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan derajat.
Gambar bilangan seksagesimal .
Teori pytagoras Sejarah teorema Pythagoras dapat dibagi sebagai: pengetahuan tentang segitiga Pythagoras, hubungan antara sisi- sisi segitiga siku-siku dan sudut yang berdekatan mereka, dan bukti-bukti dari teorema. Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina menyadari fakta bahwa sebuah segitiga dengan sisi-sisi 3, 4, dan 5 satuan panjang menjadi segitiga siku-siku. Mereka menggunakan konsep ini untuk membangun sudut siku-siku, dan merancang segitiga siku-siku dengan membagi panjang tali menjadi dua belas bagian yang sama, sehingga satu sisi segitiga adalah tiga, sisi kedua adalah empat, dan sisi ketiga adalah lima bagian panjang.
1.5 Tokoh-tokoh Zaman Babilonia Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi Ia adalah yang pertama kali yang mencetus Al-Jabar dalam bukunya dengan judul “Al-kitab al-jabr wa-l-Muqabala” kitab ini merupakan karya yang sangat monumental pada abad ke-9 M. ia merupakan seorang ahli matematika dari Persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di Khawarizm, Uzbeikistan.
Al-Qalasadi Ia sang matematikus Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia dunia tak mengenal simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang mencatat, al Qalasadi merupakan salah seorang matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan simbol- simbol Aljabar. Symbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu al-Banna kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh al-Qalasadi, al-Qalasadi memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan menggunakan karakter dari alphabet Arab [3]. Ia menggunakan wa yang berarti “dan” untuk penambahan (+), untuk pngurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti “kali”. Simbol ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk pembegian (/).
Nikolai Ivanovich Lobachevsky Ia adalah matematikawan Rusia. Ia terutama dikenal sebagai orang yang mengembangkan geometri non-Euclides (independen dari hasil karya János Bolyai) yang diumumkannya pada 23 Februari 1826, serta metode hampiran akar persamaan aljabar yang dikenal dengan nama Metode Dandelin-Gräffe.
TERIMA KASIH