MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P. `PERTANIAN ORGANIK` SEMESTER GASAL T. A. 2013/2014 (2 SKS) Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
TINDAKAN TEKNIS DALAM SISTEM PERTANIAN ORGANIK SUB-MATERI KULIAH PERTANIAN ORGANIK TINDAKAN TEKNIS DALAM SISTEM PERTANIAN ORGANIK
TINDAKAN TEKNIS IMPLEMENTASI PERTANIAN ORGANIK 1. Pengolahan tanah dan pengendalian gulma 2. Rotasi tanaman & pengelolaan sistem pertanaman 3. Penggunaan bahan organik (limbah ternak dan pertanian) 4. Penggunaan pestisida hayati
NOTA : Input organik & efektivitas manajemen ekosistem menentukan keberhasilan pertanian organik Menjaga kesuburan tanah & kecukupan BO Mencukupi kebutuhan nitrogen secara mandiri melalui penggunaan tanaman legum untuk mendorong fiksasi nitrogen Melakukan daur ulang bahan organik, khususnya limbah ternak dan limbah pertanian Mengendalikan hama, penyakit, dan gulma dengan menerapkan pergiliran tanaman, musuh alami, pupuk organik, dan penggunaan verietas yang tahan Memperhatikan pengaruh usahatani terhadap lingkungan sekitar dan perlindungan habitat alami
PENGOLAHAN TANAH & PENGENDALIAN GULMA Perbaikan kondisi tanah ini tidak hanya bertujuan untuk menguntungkan pertumbuhan tanaman, tapi juga untuk kesehatan dan kesuburan tanah. Aplikasi pengolahan tanah diupayakan menggu- nakan cara yang paling minimal menimbulkan kerusakan tanah Pengolahan tanah dimaksudkan untuk mening- katkan kehidupan biota tanah dan menjaga aerasi tanah tetap baik sehingga kondisi lahan menjadi lebih baik.
PENGOLAHAN TANAH & PENGENDALIAN GULMA (Lanjutan) Aplikasi pengolahan tanah akan terkait dengan keberadaan gulma Aktivitas pengolahan yang cenderung dikurangi akan menimbulkan efek terkendalanya upaya pengendalian gulma Alternatif : Menerapkan teknologi Minimum tillage atau untuk tanaman tertentu menerapkan Zerro tillage.
ROTASI TANAMAN & PENGELOLAAN SISTEM PERTANAMAN Pertanian organik akan berhasil baik jika menerapkan multiple cropping : pertanaman campuran (mixed cropping), pertanaman sela (interculture), pertanaman beruntun (sequential planting), pertanaman sisipan (relay planting). Perkembangan berikutnya: tumpang sari, tumpang gilir, pertanaman bertingkat, budidaya lorong) Jika ditanam monokultur harus diikuti rotasi tanaman secara tepat. Sistem integrasi tanaman dengan ternak (SITT) mendukung keberhasilan dan efisiensi operasional pertanian organik
MIXED CROPPING
INTERCULTURE
BUDIDAYA LORONG
PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK Pemanfaatan bahan-bahan alami lokal di sekitar lokasi pertanian seperti limbah produk pertanian, limbah ternak sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik sangat efektif mereduksi penggunaan pupuk kimia sintetis yang tidak ramah lingkungan.
SIKLUS HARA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PENGGUNAAN PESTISIDA HAYATI Pengendalian hama dan penyakit pada pertanian organik menggunakan pestisida organik. Beberapa bahan alami yang sering digunakan yakni : nimba, tembakau, brotowali, gadung, mengkudu, mahoni, pepaya, johar, sirsak, dan srikaya. Kelebihan penggunaan pestisida organik di antaranya adalah : mudah membuatnya, tidak meracuni udara, tidak berbahaya, tidak meracuni konsumen karena cepat terurai, dan bahan tanamannya mudah di peroleh. NOTA : MATERI SELENGKAPNYA DIPAPARKAN PADA BUKU BIOPESTISIDA
KARAKTERISTIK SISTEM DALAM PERTANIAN ORGANIK 01 PRODUKTIVITAS 02 STABILITAS 03 SUSTAINABILITAS 04 EQUITABILITAS
PRODUKTIVITAS Indikator produktivitas adalah banyaknya total biomasa yang dihasilkan persatuan luas persatuan waktu, dinyatakan dalam satuan kg/ha. Produktivitas sistem pertanian organik pada umumnya tidak lebih tinggi dari pada pertanian konvensional. Produktivitas sistem pertanian organik dapat lebih tinggi dengan penambahan aplikasi pupuk buatan dalam jumlah terbatas.
STABILITAS Stabilitas sistem dalam menghasilkan bio-masa dipengaruhi oleh faktor fisik maupun faktor biotik seperti ketersediaan air, iklim mikro, aktivitas organisme pengurai, organis-me pathogen. Stabilitas sistem ditentukan oleh intensitas tindakan yang dapat memperkecil pengaruh buruk adanya perubahan fisik dan biotik. Pertanian organik dapat mempertahankan stabilitas produktivitasnya dengan cara meningkatkan ketahanannya terhadap berbagai perubahan faktor fisik dan abiotik yang tidak menguntungkan.
SUSTAINABILITAS Ekosistem pertanian dapat mengalami stress faktor lingkungan (komponen biotik maupun abiotik tidak dapat melangsungkan pendauran bahan dan energi dalam proses transformasi input-output. Derajat sustainabilitas ekosistem dapat dicapai jika dlam implementasi pertanian organik dilaku-kan tindakan konservasi dan peningkatan inter-nal input tinggi dan pengurangan penggunaan eksternal input.
EQUITABILITAS Equitabilitas yang tinggi terjadi dalam sistem pertanian organik karena implementasi pertanian organik lebih mengandalkan input dari dalam sistem seperti pupuk organik dan pestisida organik.
STOP STOP STOP STOP Any Question??