Klasifikasi Tingkah Laku Abnormal

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK
Advertisements

Ruang Lingkup Psikologi
KRITERIA & KLASIFIKASI GANGGUAN MENTAL
GANGGUAN AFEKTIF & BUNUH DIRI
WIDANINGSIH.  Bimbingan : adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan bagi penyesuaian.
Pertemuan 2 PENGERTIAN DASAR KESEHATAN MENTAL
AUTISME Presented by Oleh Erwin Setyo Kriswanto
Gaya Hidup Kesehatan, Perilaku Kesehatan, dan Hal lain yang menentukan
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PENGERTIAN EMOSI Perasaan (feeling) atau afek yang meliputi antara perubahan fisiologis dengan tingkah laku nyata (overt behavior) Klasifikasi emosi :
Pertemuan Pertama : Materi 1.a
Sejarah Teknik (Tes) Ro.
POKOK BAHASAN Pertemuan 5 Matakuliah: Psikologi Pendidikan Tahun: 2009.
SEHAT MENTAL World Health Organization (WHO): Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara penuh, bukan semata-mata absennya.
PERSPEKTIF HISTORIS tentang PERILAKU ABNORMAL
Abnormal Behavior Akademi Perawat Panti Waluya Prepared by: Cicilia Evi GradDiplSc., M. Psi.
PSIKOLOGI ABNORMAL & PSIKOPATOLOGI
Pertemuan III Materi 3 Batasan Normal, Abnormal & Patologis
PSIKOSIS dan DEPRESI POSTPARTUM
Pertemuan V Materi 5. Klasifikasi TL Abnormal
Pertemuan I Materi 1 Perkenalan Penjelasan SAP
Gangguan psikosis-neurotik
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
Oleh : KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang 2008
Pendekatan Dalam Psikologi Klinis
KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT GANGGUAN JIWA
Perkembangan Kognitif & Bahasa
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
Gambaran Umum Psikologi Kesehatan
Dissociative disorder
Arti Psikodiagnostika
Pengertian Psi. Klinis Tatap Muka 1 Anna.Psi.Kli.2017.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN ANAK TUNAWICARA (GG KOMUNIKASI)
Batasan Normal, Abnormal, dan Patologis
dr. ELLY ANGGRENY ANG, SpKJ
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
Gangguan Psikologis.
Gangguan Jiwa dalam Kehamilan
Oleh : Afrira Esa Putri, S.SiT
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS
Kurt Goldstein TEORI ORGANISMIK.
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
Gaya Hidup Kesehatan, Perilaku Kesehatan, dan Hal lain yang menentukan
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JIWA
Gaya Hidup 1- Perilaku Sehat
Ruang Lingkup Psikologi
Gambaran Umum Psi. Kesehatan Dra. Amanah Anwar, Psi., Msi.
Akademi Perawat Panti Waluya 9 Januari 2010
PERTEMUAN XI : PSIKOLOGI ABNORMAL Oleh : Sulis Mariyanti
Konsep Belajar dan Teori Belajar IPA
Pertemuan VII Materi 7. Pendekatan Dlm Psikologi Klinis
PSIKOLOGI PENDIDIKAN ANAK TUNAWICARA (GG KOMUNIKASI)
PSIKOSIS DAN DEPRESI POSTPARTUM
Selamat Sore.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JIWA
Konsep Belajar dan Teori Belajar IPA
Abnormalitas & Psikopatologi By Sulis Maryanti, editor Andayani Ramelan Kuliah-13.
BIPOLAR START.
Perilaku Normal dan Abnormal dalam Lingkungan
NOVENDAWATI WAHYU SITASARI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Pertemuan III Materi 3 Batasan Normal, Abnormal & Patologis
Teori & Metode Memperkirakan Kepribadian
PSIKOLOGI ABNORMAL & PSIKOPATOLOGI
Psychological Disorders
Intelectual Disability
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JIWA
Proses adaptasi psikologi pada anak sesuai tahap perkembangannya
PB1 Konsep Dasar Kesehatan Jiwa Ns. Hairuddin Safaat.
GANGGUAN JIWA PADA MASA KEHAMILAN
Transcript presentasi:

Klasifikasi Tingkah Laku Abnormal Tatap Muka 6. Anna.Psi.Kli.2017

Tujuan Instruksional Umum Setelah selesai kuliah ini mahasiswa mampu memahami klasifikasi tingkah laku abnormal bagi seseorang.

Tujuan Instruksional Khusus Setelah selesai kuliah ini mahasiswa mampu : Mengetahui jenis klasifikasi tingkah laku abnormal; Memahami klasifikasi psikologis; Memahami klasifikasi fisiologis; Memahami klasifikasi etiologis; Memahami klasifikasi simtomatologis; Memahami klasifikasi mutakhir; Mengklasifikasi gangguan tingkah laku kedalam Axis 1, 2, 3, 4, dan Axis 5.

Klasifikasi TL Abnormal Klasifikasi tingkah laku abnormal dan gangguan jiwa berubah dari waktu ke waktu . Klasifikasi merupakan pemberian suatu nama, label atau diagnosis nosologis atau penentuan penyebab penyakit, bagi suatu pola tingkah laku abnormal yang disepakati bersama secara profesional.

Jenis Klasifikasi Gangguan Jiwa : Klasifikasi Psikologis Klasifikasi Fisiologis Klasifikasi Etiologis Klasifikasi Simtomatologis Klasifikasi Mutakhir

Klasifikasi Psikologis Didasarkan secara apriori atas letak dominasi gangguan pada fungsi-fungsi psikologis. Linneaus membedakan ant gangguan2 dalam ide, imajinasi dan emosi (pathetics). Arnold membedakan antara gangguan ‘ideal’ dan ‘notional’ atau dalam fungsi persepsi dan imajinasi, serta gangguan dlm bid konseptual at pemikiran. Pritchard membedakan antara ‘moral insanity’ dan ‘intelectual insanity’.

Klasifikasi Psikologis . . . (2) Heinroth membedakan antara gangguan dalam pengertian, gangguan dalam kehendak, dan gangguan campuran. Bucknill & Tuke membedakan antara gangguan intelek dan gangguan afektif (emosi) yang dibagi menjadi gangguan afektif moral & afektif animal. Ziehen membedakan antara gangguan tanpa efek atau kerusakan intelektual, dan gangguan dengan efek intelektual baik dari lahir, juga yang diperoleh kemudian..

Klasifikasi Fisiologis Klasifikasi didasarkan atas asumsi bahwa proses2 mental memiliki dasar faali/ fisiologis. Kesulitan klasifikasi ini adalah belum jelasnya proses & lokasi fisiologi dr proses2 mental normal Tuke kemukakan pembagian gangguan fungsi sensorik, fungsi motorik, dan ide, yaitu: Gangguan fungsi sensorik spt halusinasi, Gangguan fungsi motorik spt kelumpuhan/ paralysis, Gangguan fungsi ide spt demensia.

Klasifikasi Fisiologis lanjutan Maynart membagi kelainan TL menurut 3 penyebab faali, yt * Perubahan anatomis, * Gangguan gizi, * Intoksikasi atau keracunan. Gangguan gizi dapat mengakibatkan rangsangan atau gangguan di daerah kortikal ex, mania, delusi; gangguan di daerah subkortikal ex, delusi & halusinasi; gangguan di pusat subkortikal vaskular, ex, epilepsi. Wernicke membuat asumsi2 psikofisiologis, bahwa * Tiap isi kesadaran tergantung pd sperangkat elemen saraf ttt. * Seseorang mengalami gangguan jiwa mungkin mengalami interupsi / hambatan, atau terlalu peka pada asosiasi psikosensoris, intrapsikis atau psikomotor.

Klasifikasi Fisiologis lanjutan Gangguan ini diberi nama : * di bidang psikosensorik ada gangguan anesthesia / tidak ada rasa, hyperestesia / rasa berlebihan & paraesthesia / rasa yang tidak tepat; * di bidang intrapsikis : ada gangguan afunction / tidak berfungsi, hyperfunction / fungsi berlebihan & parafunction / salah fungsi; * di bidang psikomotor : ada gangguan akinesis / tak ada gerakan, hyperkinesis / gerakan berlebihan & parakinesis / gerakan salah.

Klasifikasi Etiologis Didasarkan atas sebab2 yang menyebabkan gangguan jiwa,Yacobi,1890 Contoh : * Orang panas sangat tinggi sp otaknya terganggu. Akibatnya orang tsb menunjukkan kelainan dalam tingkah laku atau sifat-sifat. * Bbrp wanita pd masa2 sebelum menstruasi mengalami perubahan emosi sehingga berTL aneh, spt - suasana hati menjadi sensitif, - merasa sedih, senang brdiri didekat sumur - punya keinginan untuk membunuh, dll.

Klasifikasi Etiologis lanjutan * Skae. 1956 Dlm tiap gangguan fisik spt gangguan ovarium dll, ada suatu gambaran mengenai gangguan jiwa yang berhubungan dengannya. Morel, 1860 Hereditary & toxic insanity ad penyakit jiwa (insanity) yang disebabkan oleh faktor2 herediter & keracunan

Klasifikasi Etiologis lanjutan Klasifikasi dari Inggris, mengusulkan Pengelompokkan gangguan jiwa dalam 2 dimensi : - dimensi berdasarkan nama gangguan / penyakitnya - dimensi berdasarkan penyebabnya. Berdasarkan namanya : - Oligophrenia - Neurosis dan Psikoneurosis - Psikosis Schizophrenia- Konstitusi Psikopatik Psikosis Afektif - Keadaan Kacau (Confusional States) - Psikosis Epileptik - Kelumpuhan Umum - Psikosis lain yang berkaitan dengan penyakit otak - Dementia - Tak tergolongkan Henderson dkk, mengkritik sistem klasifikasi ini karena tidak adanya landasan yang sama bagi psikosis schizophrenia dengan keadaan kacau.

Klasifikasi Simtomatologis Adalah mencari gejala2 & menyimpulkan jenis gangguan berdasarkan gejala tsb. Metode ini mrpkan metode yang paling penting dalam psikiatri, yang juga sudah mencakup etiologi & menekankan observasi pada simtom yang muncul. * Kahlbaum & Bleuler, 1956. Terdapat asumsi bahwa gejala2 atau simptom-complex yang sifatnya sementara disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya yang sesuai dengan innate disposition

Klasifikasi Simtomatologis lanjutan Kraeplin, Bleuler, Meyer mengemukakan Kraeplin mengemukakan 3 kategori fungsi psikis, yt : - Stimmung (S) atau emosi, - Denken (D) atau pikiran, & - Handlung (H) atau tindakan . Dlm kondisi normal ada konsistensi ant S-D-H; - Makin terintegrasi S-D-H, maka makin baik kondisi kejiwaan seseorang.

Klasifikasi Simtomatologis lanjutan Bleuler memberi kritik terhadap Kraeplin Karena S-D-H ini terlalu dipaksakan untuk menerangkan suatu gejala penyakit secara terarah. Pada waktu itu, usaha2 membuat diagnosis psikiatris belum memuaskan, & mengklasifikasikan pasien ke dalam suatu golongan merupakan suatu kegiatan yang landasannya kurang kokoh. Yang penting bukan diagnosis tetapi mengenali gangguan pasien & memahaminya.

Klasifikasi Simtomatologis lanjutan Meyer mengusulkan untuk mencari fakta2, & tidak mengkotak2kan pasien tetapi berusaha mendptkan gambaran mengapa seseorang dapat menjadi spt sekarang via etiologi / penyebab. Di Inggris, via A. Meyer, digunakan istilah ‘reaction type’ sbg pengganti istilah ‘disease’ untuk menunjukkan bahwa gangguan jiwa kadang merupakan reaksi penyesuaian diri.

Klasifikasi Simtomatologis lanjutan Pada 1934, WHO menyusun Diagnostic Statistical Manual for Mental Disorders ( DSM I ). Karena ada kekurangan, DSM I diubah menjadi DSM II yang berlaku sampai 1968. Departeman Kesehatan RI memakai DSM II yang diadaptasi untuk Indonesia.

DSM II diadaptasi utk Indonesia Retardasi mental Sindroma otak Psikosis yang bertalian dengan kondisi fisik Neurosis Gangguan kepribadian + gangguan nonpsikotik Gangguan psikofisiologis Gejala-gejala khusus Gangguan situasional sementara Gangguan tingkah laku anak + remaja Tiddk ada kelainan psikiatrik tetapi bermasalah & perlu dibantu. Tak tergolongkan

Klasifikasi Mutakhir Sekarang ada klasifikasi gangguan jiwa baru, yt Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM III dan DSM IV yang dibuat oleh American Psychiatric Association (APA). DSM III & DSM IV dasar klasifikasi ggg jiwa diperluas. Semula 1 dimensi,yt dimensi Simtom Klinis dlm Axis I. Kini DSM IV memperhatikan 5 dimensi yt : * Axis I Clinical Disorders at Gangguan Klinis * Axis II Personality Disorders at Gangguan Kepribadian, * Axis III General Medical Conditions, * Axis IV Psychosocial and Environment Problem, & * Axis V Global Assessment of Functioning.

Kuis Jawablah pertanyaan berikut ini : 1. Jelaskan jenis klasifikasi tingkah laku abnormal yang Sdr ketahui ! 2. Apa yang dimaksud dg klasifikasi psikologis ? 3. Apa yang dimaksud dg klasifikasi fisiologis ? 4. Apa yang dimaksud dg klasifikasi etiologis ? 5. Apa yang dimaksud dg klasifikasi simtomatologis ? 6. Apa yang dimaksud dg klasifikasi mutakhir ? 7. Berapa dimensikan dasar klasifikasi gangguan jiwa dalam DSM IV ? Sebutkan !