ILMU USAHATANI Evaluasi Usahatani
Suatu Usahatani dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat-alat luar yang digunakan, upah tenaga kerja luar serta sarana produksi yang lain dan termasuk kewajiban pada pihak ketiga. Untuk menilai suatu keberhasilan, diperlukan evaluasi terutama dari sudut pandang ekonomis antara lain biaya dan pendapatan, kelayakan usaha, serta analisis BEP Dalam melakukan evaluasi banyak istilah-istilah yang harus dipahami seperti : Produksi total (Y) yaitu jumlah produksi per usahatani dengan satuan kilogram (kg). Harga produksi (P) yaitu harga per unit dengan satuan Rp/kg. Penerimaan atau nilai produksi (R atau S) yaitu jumlah produksi dikalikan harga produksi dengan satuan Rupiah (Rp). Biaya variabel (VC) yaitu biaya yang digunakan untuk membeli atau menyediakan bahan baku yang habis dalam satu kali produksi. Dalam tulisan ini dimasukkan dalam biaya variabel antara lain biaya saprodi dan TK luar per usahatani dengan satuan Rupiah (Rp). Biaya variabel per unit (AVC) yaitu total biaya variabel dibagi total produksi dengan satuan (Rp/kg).
6. Biaya tetap (FC) yaitu biaya sewa lahan, pajak lahan, biaya bunga penyusutan per usahatani dengan satuan Rupiah (Rp). 7. Biaya total (TC atau C) yaitu jumlah biaya variabel dan biaya tetap per usahatani dengan satuan Rupiah (Rp). 8. Pendapatan petani (I) yaitu selisih antara penerimaan dengan total biaya per usahatani dengan satuan Rupiah (Rp). 9. Keuntungan (∏) yaitu pendapatan dikurangi upah tenaga kerja keluarga (w) dan bungan modal sendiri per usahatani dengan satuan Rupiah (Rp). 10. Total tenaga kerja yang dicurahkan yaitu jumlah tenaga kerja keluarga ditambah dengan jumlah tenaga kerja luar keluarga per usahatani dengan satuan HKO. 11. Produktivitas tenaga kerja yaitu perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani dengan satuan Rp/HKO. 12. R/C ratio yaitu perbandingan antara penerimaan dengan total biaya per usahatani. 13. ∏/C ratio atau produktivitas modal yaitu perbandingan antara keuntungan dnegan total biaya per usahatani. 14. Sewa lahan yaitu nilai pendapatan yang diterima petani jika petani menyewakan lahan tersebut dan tidak mengelolanya sendiri dengan satuan rupiah.
KELAYAKAN USAHA Suatu usahatani dikatakan layak jika memenuhi persyaratam sebagai berikut : R/C > 1 ∏/C > bunga bank yang berlaku Produktivitas tenaga kerja (RP/HKO) lebih besar dri tingkat upah yang berlaku. Pendapatan (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam Produksi (kg) > BEP Produksi Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan Harga (Rp/kg) > BEP Harga (Rp/kg) Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor produksi sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian.
Contoh Kasus dan Perhitungan Analisis Usahatani Padi Gogo Sawah (MH) di Gunungkidul per 1.000 m persegi tahun 2013
Contoh Kasus dan Perhitungan ANALISIS BEP BEP Penerimaan (Rp) = 𝐹𝐶 1 − 𝑉𝐶 𝑆 = 𝑅𝑝 350.000 1 − 𝑅𝑝 1.218.000 𝑅𝑝 3.040.000 = 𝑅𝑝 350.000 0,5993 = Rp 584.015 BEP Produksi (Kg) = 𝐹𝐶 𝑃 −𝐴𝑉𝐶 = 𝑅𝑝 350.000 𝑅𝑝 4.000 −𝑅𝑝 1.604 = 𝑅𝑝 350.000 𝑅𝑝 2.396 𝑥 1𝑘𝑔 = 146 kg BEP Harga (Rp/kg) = 𝑇𝐶 𝑌 = 𝑅𝑝 1.568.000 760 𝑘𝑔 = Rp 2.063/kg BEP Luas = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝐸𝑃 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑅𝑖𝑖𝑙 𝑥 1.000 𝑚2 = 146 𝑘𝑔 760 𝑘𝑔 𝑥 1.000 𝑚2 = 192,10 m2
Contoh Kasus dan Perhitungan Melalui analisis BEP ini petani dapat merencanakaan segala sesuatunya dengan penjelasan sebagai berikut : Dapat dihitung berapa produksi (kg) maupun penerimaan (Rp) yang harus dicapai agar petani memperoleh pendapatan Rp X atau marjin pendapatan sebesar X% Dapat dihitung berapa harga jual (Rp/kg) agar petani memperoleh pendapatan Rp X diatas total biata produksi atau memperoleh pendapatan X% dari total biaya produksi yang telah dikeluarkan petani. Contoh perhitungan Jika petani menginginkan laba pendapatan Rp 1.000.000 per usahatani per musim, maka : Penerimaan (R atau S) = 𝐹𝐶+ ∏ 1 − 𝑉𝐶 𝑆 = 𝑅𝑝 350.000+𝑅𝑝 1.000.000 1 − 𝑅𝑝 1.218.000 𝑅𝑝 3.040.000 = 𝑅𝑝 1. 350.000 0,5993 = Rp 2.252.628 atau 563,15 kg
Contoh Kasus dan Perhitungan Jika petani menginginkan laba marjin sebesar 20% per musim perusahatani Penerimaan (R atau S) = 𝐹𝐶 1 −[ 𝑉𝐶 𝑆 + 20 100 ] = 𝑅𝑝 350.000 1 −[ 𝑅𝑝 1.218.000 𝑆𝑅𝑝 3.040.000 + 20 100 ] = 𝑅𝑝 350.000 1 − 0,6007 = Rp 876.534 atau 219,13 kg Jika petani menginginkan laba 20% dari total biaya produksi per musim tanam maka keuntungan 20% dari total biaya = 20% x Rp 1.568.000 = Rp 313.600 Harga (Rp/kg) = 𝑅𝑝 1.568.000+𝑅𝑝 313.600 760 𝑘𝑔 =𝑹𝒑 𝟐.𝟒𝟔𝟕/𝒌𝒈 Jika petani menginginkan laba Rp 500.000 di atas total biaya produksi per musim tanam, maka : Harga (Rp/kg) = 𝑅𝑝 1.568.000+𝑅𝑝 500.000 760 𝑘𝑔 =𝑹𝒑 𝟐.𝟕𝟐𝟏/𝒌𝒈
Contoh Kasus dan Perhitungan Dengan kemampuan berproduksi atau produktivitas di tingkat petani dan harga yang berlaku di tingkat petani, maka petani bisa merencanakan produksi sesuai dengan keuntungan yang diinginkan sebagai berikut : Jika ingin mendapat laba Rp 1.000.000 maka produksi minimal yang harus dicapai sebesar 563,15 kg per usahatani. Jika ingin marjin sebesar 20% maka produksi minimal yang harus dicapai sebesar 219,13 kg per usahatani. 2. Dengan total biaya produksi di tingkat petani, maka petani bisa merencanakan harga jual agar petani tidak mengalami kerugian sebagai berikut : Jika petani menginginkan laba 20% di atas total biaya produksi maka harga jual di tingkat petani minimal Rp 2.467/kg. Jika petani menginginkan laba Rp 500.000 di atas total biaya produksi maka harga jual petani minimal Rp 2.721/kg.
Contoh Kasus dan Perhitungan ANALISIS PERUBAHAN HARGA Analisis perubahan harga berfokus hanya pada harga produk karena apda umumnya harga faktor produksi lebih stabil dibandingkan dengan harga produknya. Dengan kata lain biaya relatif stabil sedangkan besarnyapenerimaan berfluktuasi mengikuti fluktuasi harga produk. Hasil perhitungannya sebagai berikut : Harga produk (P) saat penelitian = Rp 4.000/kg Harga produk (P) saat BEP = Rp 2.063/kg Harga saat BEP adalah sebesar 51,67% dari harga riil saat penelitian. Ini berarti bahwa jika terjadi penurunan harga melebihi 48,33% maka petani menderita kerugian. Contohnya sebagai berikut : Harga turun 25% sehingga menjadi Rp 3.000/kg maka : Penerimaan 760 kg x Rp 3.000 = Rp 2.280.000 Biaya produksi total = Rp 1.568.000 Masih untung sebesar = Rp 712.000
Contoh Kasus dan Perhitungan 2. Harga turun 50% sehingga menjadi Rp 2.000/kg maka : Penerimaan 760 kg x Rp 2.000 = Rp 1.520.000 Biaya produksi total = Rp 1.568.000 Petani sudah rugi sebesar = - Rp 48.000 ANALISIS KELAYAKAN Dalam analisis kelayakan usahatani pada sawah (MH) ini digunakan beberapa kriteria yaitu : R/c ratio, produktivitas modal (∏/C), produktivitas tenaga kerja dan ukuran nilai sewa lahan. Suatu usahatani padi sawah dikatakan layak apabila : R/C ratio > 1 ∏/C > bunga bank yang berlaku Produktivitas tenaga kerja > tingkat upah yang berlaku Pendapatan > sewa lahan
Contoh Kasus dan Perhitungan Perhitungannya sebagai berikut : R/C ratio = 𝑅𝑝 3.040.000 𝑅𝑝 1.568.000 =1,908>1 layak ∏/C = 𝑅𝑝 657.000 𝑅𝑝 1.568.000 𝑥 100 % =41,9%>11% layak Produktivitas tenaga kerja = 𝑅𝑝 3.040.000 26,50 𝐻𝐾𝑂 = Rp 114.717/HKO > Rp 40.000/HKO layak Pendapatan petani = Rp 1.472.000 > Rp 300.000 layak
Contoh Kasus dan Perhitungan Analisis Usahatani Kacang Tanah di Bantul per 0,18 ha tahun 2013 HITUNG : BEP (Penerimaan, Produksi, Harga, Luas) Jika petani menginginkan pendapatan Rp 500.000 per usahatani per musim Jika petani menginginkan laba marjin 20% per musim Jika petani menginginkan pendapatan sebesar Rp 500.000 diatas total biaya produksi per musim tanam Jika petani menginginkan pendapatan 20% dari total biaya produksi per musim tanam