Yusuf Enril Fathurrohman ILMU USAHATANI SKS : 2- 1 Yusuf Enril Fathurrohman
Materi Pokok Definisi, Ruang Lingkup, Sejarah, dan Bentuk Usahatani Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani, Faktor-faktor Produksi dalam Usahatani Kelembagaan Usahatani Tugas Presentasi UTS Prinsip Ekonomi dalam Usahatani Biaya dan Pendapatan Perencanaan Usahatani Penelitian Usahatani UAS
Refrensi Adimihardja A. 2008. Strategi Mempertahankan Multifungsi Pertanian Di Indonesia. Balai Penelitian Tanah, Bogor ----------- 2001. Produk Pertanian Indonesia Ditolak Pasar Luar Negeri. Harian Hernanto,F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Hadisapoetro. S. 1976. Analisa Biaya Dan Pendapatan Usahatani. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UGM. Yogyakarta. Ken Suratiyah, Ilmu Usahatani, Jakarta: Penebar Swadaya Soekartawi. 1993. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soekartawi dkk. 1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta Sumodiningrat, Gunawan. 1990. Aspek Sosial Ekonomi Diversifikasi Sektor Pertanian Pangan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Utami P. 2005. Diktat Ajar Ekonomi Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak Pertaian UMP.
Kontrak Perkuliahan Perkuliahan di mulai pukul WIB Kuis diselenggarakan dengan pemberitahuan terlebih dahulu, dengan demikian tidak ada kuis susulan. Tugas dikumpulkan Mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan lebih dari 30% tidak dapat mengikuti ujian.
Praktikum Bentuk praktikum merupakan praktikum lapang dengan mengambil lokasi di Praktikum dilaksanakan setelah UTS Semua mahasiswa yg mengambil MK Ilmu Usahatani wajib mengikuti praktikum Hal-hal lain terkait praktikum akan dijelaskan lebih lanjut.
Ilmu Usahatani Sebagai Science PENDAHULUAN Ilmu Usahatani Ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang manusia atau petani dapat mengusahakan dan mengorganisir faktor-faktor produksi yang berupa tanah dan alam sekitarnya, modal, manusia sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Ilmu Usahatani Sebagai Science Ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang manusia atau petani dapat mengusahakan dan mengorganisir faktor-faktor produksi yang berupa tanah dan alam sekitarnya, modal, manusia sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.
Tujuan Ilmu Usahatani Usahatani yg efisien memperoleh pendapatan/ keuntungan yg sebesar-besar dengan alokasi sumber daya yg dimiliki Usahatani yg mampu menciptakan keunggulan bersaing produk yg dihasilkan selalu laku dijual pd tingkat harga yg cukup memberikan keuntungan bg kelangsungan & pengembangan usahanya Usahatani hrs mampu menciptakan keunggulan bersaing yg lestari (sustainable competitive advantage), yg mengacu pd : kebutuhan pasar, potensi sumber daya, keadaan masyarakat, & sesuai dgn kerangka hukum & kelembagaan yg ada.
Sistem Pertanian Ladang Sistem Pertanian Menetap dengan faktor produksi utama berupa alam, dan kegiatan sistem pertanian ini senantiasa berpindah pindah tempat. Sistem Pertanian Menetap dengan faktor produksi utama modal dan tenaga kerja, sudah ada upaya mengembalikan dan memelihara kesuburan tanah melalui pemupukan, pembuatan tanggul pembuatan teras (terasering) serta pengolahan tanah yang baik. Bentuk Usahatani Usahatani Keluarga (Family Farm) Perusahaan Pertanian
PERTANIAN RAKYAT DAN PERUSAHAAN PERTANIAN suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada lahan/tanah garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan/ pangan dalam negeri a. Modal Kecil Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani hidup dalam keadaan miskin. Dengan demikian modal yang dimiliki pun sedikit. b. Sistem dan Cara Pengelolaan Sederhana Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan untuk bercocok tanam pun juga menjadi sederhana.
Pertanian Rakyat c. Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan Tanaman yang ditanam merupakan tanaman pangan sehari-hari agar jika tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Tanaman pangan memiliki sifat pasar yang inelastis, sehingga produk pangan itu akan selalu laku di pasaran tanpa dapat banyak dipengaruhi oleh harga. d. Tidak Memiliki Administrasi yang Baik Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa membuat perkumpulan petani. Dengan munculnya koperasi, sistem administrasi yang baik maka para petani ini akan lebih memiliki posisi daya tawar dan daya saing yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.
Ciri-Ciri Perusahaan Pertanian karakter pertanian yang menggunakan sistem secara lebih luas dan terbuka untuk meningkatkan hasil produk pertanian. Ciri-Ciri Perusahaan Pertanian Pemakaian seluas-luasnya alat-alat teknik yang terbaru serta hasil-hasil ilmu pengetahuan pertanian yang termaju. Penggunaan cara penanaman yang sebaik-baiknya dengan mengutamakan penanaman bahan-bahan makanan, sayur-mayur, dan tanaman perkebunan yang seluas-luasnya. pemakaian pupuk buatan dan pupuk organik. Pembukaan tanah-tanah yang masih kosong, pengeringan rawa-rawa dan sebagainya. Mekanisasi dan otomatisasi produksi yang baik. Mekanisme berarti pengganti tenaga kerja manusia dengan tenaga mesin. Terdapat elektrifikasi Perekonomian Rakyat yaitu perombakan semua cabang perekonomian sampai kepada produksi besar dengan menggunakan mesin dan menjalankan mekanisasi dalam proses produksi Penggunaan seluas-luasnya ilmu kimia dalam produksi (Darwin Iskandar, 2006).
Contoh Perusahaan Pertanian
Tabel 1. Usahatani Keluarga Dan Perusahaan Pertanian No. Indikator Usahatani Keluarga Perusahaan Pertanian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kegiatan Proses Produksi Input yang dikuasai Penguasaan Lahan Bentuk hukum Unsur unsur usahatani Tujuan Akhir Seluruhnya dikerjakan oleh petani bersama keluarganya Relatif kecil dan sifatnya tercampur (berasal dari milik sendiri dan sebagian dari luar) Luas lahan rata rata kurang dari 0,5 hektar Tidak berbadan hukum Tanah dan alam sekitarnya, permodalan dan peralatan, petani, keluarga dan tenaga luar Pendapatan Keluarga Petani (Family Farm Income) Dikerjakan secara profesional, penggunaan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan Semua input diperoleh dengan cara membeli/dari luar Luas lahan rata rata bisa mencapai ratusan hektar Mempunyai badan hukum seperti PT, Firma , CV dll Tanah dan alam sekitarnya, permodalan dan peralatan, tenaga kerja dibayar Keuntungan atau laba sebesar besarnya
Tabel 2. Perbedaan Secara Ekonomis Usahatani Keluarga Dan Perusahaan Pertanian INDIKATOR USAHATANI PERUSAHAAN PERTANIAN 1. Luas Lahan 2. Produksi 3. Nilai Produk : 50 kw x Rp 125.000 4. Biaya (Rp) : - Sarana produksi - Sewa lahan - Pajak - Lain lain - TK 1500 JKO (@ Rp 1500) 500 JKO Tenaga Keluarga 1000 JKO Tenaga Luar Kelg Jumlah Biaya 5. Pendapatan Petani 6. Keutungan 1 Hektar 50 Kw Rp 625.000 Rp 500.000 - Rp 150.000 Rp 100.000 Rp 1.500.000 Rp 2.250.000 Rp 4.000.000 Rp 625.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 100.000 Rp 3.850.000 Rp 2.400.000
Perkembangan Usahatani Mata pencaharian dalam masyarakat dibagi menjadi 5 (lima) golongan yaitu Pengumpulan Merupakan golongan masyarakat yang melakukan kegiatan mengumpulkan apa yang dihasilkan oleh alam sekitarnya guna memenuhi kebutuhan hidup Pada tahapan ini mereka belum berusaha meningkatkan jumlah , dengan kata lain pengumpulan dilakukan hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja Pertanian Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan reproduksi terhadap tanaman dan hewan agar supaya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pada tahap ini manusia sudah berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas yang dibarengi pula dengan pertimbangan secara ekonomis.
Perindustrian Perdagangan Jasa-Jasa Lain Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan untuk merubah bentuk dan hasil-hasil pertanian sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan lebih baik Perdagangan Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan untuk merubah tempat, waktu serta kepemilikan hasil pengumpulan, pertanian dan perindustrian dengan tujuan agar hasil tersebut menjadi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada umumnya produsen berada di lokasi pedesaan sementara konsumen sebagian besar terdapat di perkotaan, dalam hal ini kegiatan perdagangan sebagai penghubung antara produsen dengan konsumen. Selain itu kegiatan perdagangan mencakup pula kegiatan sortasi, penyimpanan, jasa angkutan dll. Jasa-Jasa Lain Merupakan golongan masyarakat yang sudah melakukan kegiatan manusia guna memperlancar jalannya kegiatan pengumpulan, pertanian, perindustrian dan perdagangan
Sejarah Perkembangan Usahatani di Indonesia Pertanian di Indonesia diawali dengan sistem ladang berpindah-pindah, dimana masyarakat menanam apa saja, hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kemudian sistem bersawah di temukan, orang mulai bermukim ditempat yang tetap, tanaman padi yang berasal dari daerah padang rumput dan kemudian juga diusahakan di daerah-daerah hutan dengan cara berladang yang berpindah diatas tanah kering Dengan timbulnya persawahan, orang mulai tinggal tetap disuatu lokasi yang dikenal dengan nama “kampong” walaupun usaha tani persawahan sudah dimulai, namun usaha tani secara “berladang yang berpindah-pindah” belum ditinggalkan
1. Jaman Penjajahan Di Jawa, sejak VOC menguasai di Batavia kebijakan pertanian bukan untuk tujuan memajukan pertanian di Indonesia, melainkan hanya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi VOC. Kegiatan Usahatani dibuat dalam kondisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup petani. Kenapa ? Berdampak Pada Pihak Belanda Dalam Perolehan Tenaga Kerja Yang MURAH Tahun 1830, Van Den Bosch sebagai gubernur Jendral Hindia Belanda mendapatkan tugas rahasia untuk meningkatkan ekspor dan muncullah yang disebut tanam paksa. Sebenarnya Undang-undang Pokok Agraria mengenai pembagian tanah telah muncul sejak 1870, namun kenyataanya tanam paksa baru berakhir tahun 1921. Melakukan POLITIK AGRARIA Diberlakukannya UU Agraria Pasal 1 Th 1870 : Semua Tanah Yang Ada Di Wilayah Hindia Belanda adalah milik Gubernur Hindia Belanda
2. Setelah Penjajahan Setelah Indonesia merdeka maka kebijakan pemerintah terhadap pertanian tidak banyak mengalami perubahan, pemerintah tetap memberi perhatian khusus pada produksi padi. Namun masih banyak tanah yang dikuasai oleh penguasa dan pemilik modal besar sehingga petani tidak dengan mudah menentukan tanaman yang akan ditanam - Kegiatan Usahatani sebagian besar ditentukan oleh petani itu sendiri - Petani dilihat sebagai Pengelola /Pengusaha - Munculnya Tuan Tanah di Pedesaan
2. Setelah Penjajahan Pada permulaan tahun 1970 an Pemerintah meluncurkan suatu program Revolusi Hijau yang lebih dikenal masyarakat dengan program BIMAS (Tujuan utama program adalah meningkatkan produktivitas sektor pertanian).P rogram Bimas pada prinsipnya berintikan 3 (tiga) komponen pokok yaitu : a) Penerapan Panca Usaha terdiri dari : 1.Penyediaan bibit Unggul 2.Pemupukan 3.Pengairan 4.Pemberantasan hama dan penyakit 5.Metode bercocok tanam yang lebih baik b) Penerapan kebijakan harga sarana dan hasil produksi c) Adanya dukungan kredit dan infrastruktur
2. Setelah Penjajahan 3. Era Reformasi Dampak Buruk Revolusi Hijau: 1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah 2. Kesuburan tanah merosot / tandus 3. Tanah mengandung residu (endapan pestisida) 4. Hasil pertanian mengandung residu pestisida 5. Keseimbangan ekosistem rusak 6. Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama 3. Era Reformasi Pada era reformasi : - Petani sebagai subyek - Peran pemerintah sebagai stimulator dan fasilisator Visi pertanian pada abad 21 adalah : Pertanian modern, tangguh dan efisien. Misi pembangunan pertanian adalah memberdayakan petani menuju suatu masyarakat tani yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan.
3. Era Reformasi Strategi pembangunan pertanian : 1. Optimasi pemanfaatan sumber daya domestik 2. Perluasan spektrum pembangunan pertanian melalui diversifikasi teknologi,sumber daya,produksi&konsumsi 3. Penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi secara dinamis 4. Peningkatan efisiensi sistem agribisnis 5. IPTEK dan berdaya saing tinggi Salah satu langkah operasional strategis berupa Gerakan Mandiri (Gema). Mulai tahun 1998/1999 telah diluncurkan berbagai Gema Mandiri termasuk Gema Hortina untuk meningkatkan produksi Hortikultura
4. Era Globalisasi Era Globalisasi adalah era perdagangan bebas dimana tidak boleh ada lagi hambatan perdagangan berupa tarif maupun non tariff. -Pengenaan tarif berkisar 0 – 5 % bagi produk produk pertanian. -Produk harus memiliki Daya Saing Yang Tinggi (Memiliki Keunggulan Kompetitif dan Komparatif).
Klasifikasi Usahatani Klasifikasi usahatani dibedakan menurut corak dan sifat,cara, pola dan tipe usahatani yang ditekuni Menurut Corak dan Sifat, usahatani diklasifikasikan menjadi (dua) kelompok yaitu : Usahatani Subsisten (subsistence farm) : usahatani yg berorientasi pd pemenuhan kebutuhan sendiri & keluarga Usahatani Komersial (commercial farm) : usahatani yg berorientasi pd keuntungan/ profit kualitas & kuantitas produk
Tabel 1. Perbedaan Usahatani Subsisten Dan Usahatani Komersial No. Indikator Usahatani Subsisten Usahatani Komersial 1. 2. 3. 4. Lahan yang dikuasai Penggunaan Output Tujuan Perolehan Hasil/Output Lebih sempit (rata rata , 0,5 hektar) Output sebagian besar (> 75 % dikonsumsi dan sebagian kecil < 25 % yang dijual) Mendapatkan output setinggi mungkin Output rendah sebab usahatani dikerjakan secara tradisional Lebih luas (rata rata > 0,5 hektar) Output ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar (Market Oriented) Mendapatkan Keuntungan sebesar besarnya Output tinggi sebab usahatani dikerjakan secara modern
Usahatani Perusahaan Perkebunan 1. Tujuan akhir Pendapatan Petani Keuntungan 2. Badan Hukum --- CV,PT, NV, PT Persero 3. Luas Usaha Sempit Luas 4. Modal Usaha Kecil/ Sedikit Besar 5. TK yg. Dicurahkan Lebih banyak Lebih sedikit Per hektar 6. Faktor Produksi 1) Tanah 1) Tanah 2) Tenaga Kerja : 2) TK upahan - Petani, TK kel,TK luar 3) Modal 3) Modal 4) Manajemen 4) Manajemen 7. Sifat Usaha Subsisten, komersial Komersial
2. Menurut Cara Mengusahakan (Bentuk Usahatani) : Usahatani Perorangan (individual farm) :usahatani yg seluruh proses dikerjakan oleh petani sendiri & keluarganya, mulai dr perencanaan, mengolah tanah sd pemasaran ditentukan sendiri. Usahatani Kolektif (collective farm) : usahatani yg seluruh proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok & hasilnya dibagi dlm bentuk natura & keuntungan, ex : TRI Usahatani Kooperatif (cooperative farm ) : usahatani yg setiap prosesnya dikerjakan scr individual, & beberapa kegiatan penting dikerjakan oleh kelompok, dlm pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil & pembuatan saluran, ex : PIR
3. Menurut Pola atau Struktur : usahatani khusus : hanya diusahakan satu cabang usahatani saja, ex : tnm pangan, perikanan, peternakan usahatani tidak khusus : diusahakan berbagai macam cabang usahatani scr bersama, tp msh tegas batas cabang usahanya, ex : tanaman dgn peternakan/perikanan usahatani campuran (mixed farm) : diusahakan usahatani scr campuran antara tanaman dgn tanaman, tanaman dgn ternak/ikan tumpang sari/mina padi 4. Menurut Tipe : Berdasarkan tipe berusahatani, dibedakan dalam beberapa kelompok misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, usahatani jagung, usahatani kedele dll. Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
Yusuf Enril Fathurrohman ILMU USAHATANI 2 Yusuf Enril Fathurrohman
Pengelola Usahatani (Farm Management) SENI ketrampilan petani/pengalaman dlm mengambil keputusan dlm mengkombinasikan faktor-faktor produksi pd situasi resiko & ketidakpastian ILMU obyektif/sesuai fakta & scr sistematik dpt dipelajari, termasuk penerapan prinsip-prinsip ekonomi & penggunaan metode matematis dlm pemecahan masalah/pengambilan keputusan BISNIS perhitungan besarnya penerimaan & biaya produksi pendapatan/keuntungan maksimal.
USAHATANI SBG PROSES PRODUKSI Usahatani hrs tanggap & siap melaks USAHATANI SBG PROSES PRODUKSI Usahatani hrs tanggap & siap melaks. perubahan (komoditi, teknologi, permintaan konsumen & alokasi faktor-faktor produksi) tingkat produktivitas & penerimaan usahatani. Usahatani hrs memperhatikan hal-hal : 1. Ketersediaan, pemanfaatan & pengelolaan SDA : Keunggulan SDA scr lokalitas & lingkungan alam Keadaan populasi, luas, waktu & intensitas serangan hama/penyakit Pengaturan pola tanam (komoditi, waktu tanam, tata tanam, intensitas pertanaman & teknik bertanam) Pemeliharaan, pengolahan & pelestarian kesuburan lahan Perluasan lahan yg masih memungkinkan
Keadaan ketenagakerjaan jumlah TK yg dibutuhkan, kualifikasi TK yg tersedia & diperlukan, sumber (penyedia) TK, macam TK (manusia, hewan, & peralatan), serta waktu & tempat pemanfaatan TK. Ketersediaan modal pembelian saprodi, pembayaran upah TK, pembelian alat/mesin, pajak, iuran irigasi & kewajiban-kewajiban sosial lain (sebaran waktu, sumber modal, syarat : prosedur, bunga, agunan, waktu pembayaran, dll)
Upaya peningkatan produktivitas usahatani intensifikasi (inovasi teknologi & inovasi sosial), ekstensifikasi & diversifikasi Perilaku konsumen ragam komoditi yg diminati, jumlah & sebaran volume kebutuhan sepanjang tahun, mutu produk (pengolahan, kemasan, jasa layanan), daya beli & kesediaan konsumen utk membeli, elastisitas permintaan & pengaruh tersedianya brg substitusi & komplementer Luas skala usaha & status penguasaan lahan produktivitas usahatani Kemudahan subsidi harga input & jaminan harga dasar output rangsangan intensifikasi usahatani
KONDISI KETENAGAKERJAAN DLM USAHATANI Sebaran tenaga kerja menurut bidang usaha > 80% tenaga kerja diserap usahatani tnm pangan, hortikultura & perkebunan Curahan waktu kerja lama bekerja per minggu; sebagian besar bekerja < 35 jam per minggu (setengah menganggur) tenaga kerja belum dimanfaatkan scr optimal Tk pendidikan sebagian besar tenaga kerja rendah Produktivitas tenaga kerja rendah Pendapatan tenaga kerja rendah
(Pengambilan Keputusan) FAKTOR PRODUKSI (Pengambilan Keputusan) Pengelolaan Usahatani (Pengambilan Keputusan) Faktor INTERN Petani dan Keluarga - sikap dan tujuan - sumber produksi Faktor EKSTERN * Alam tanah, iklim,lingkungan biotik,lokasi, dsb * Non Alam hrg pasar,transportasi - teknologi - struktur masyarakat, adat istiadat - penyuluhan, perkreditan - kelembagaan, dsb. - (prinsip-prinsip ekonomi)
Sumber produksi dalam usahatani Faktor Intern Petani dan keluarga Sumber produksi dalam usahatani Petani dan Keluarga Petani dlm usahatani mempunyai peran : Sebagai Manajer → dipengaruhi oleh ketrampilan (managerial skill) untuk mengambil keputusan2 dalam memilih berbagai alternatif yg dihadapi dalam mengelola UT nya Sebagai Juru Tani → dipengaruhi oleh keadaan fisik yg mempunyai tugas mengatur, melaksanakan pekerjaan dan mengawasi kegiatan2 teknik dalam usahataninya. Sebagai Manusia → merupakan anggota masyarakat yg hidup dalam ikatan keluarga akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.
Secara individual peranan petani dipengaruhi oleh faktor : Status petani sebagai penggarap Petani pemilik penggarap → petani bebas melaksanakan perannya sbg manajer, juru tani, anggota masyarakat. → menentukan cabang UT yg akan diusahakan sesuai dg perhitungannya sbg manajer. Petani penyewa → petani tdk bebas memilih cabang usahanya krn tergantung dr lamanya sewa. → sbg juru tani tdk dapat memperbaiki lahan usahanya secara bebas.
Pendidikan Petani Petani Petani penyakap → petani kurang memberikan respon terhadap penerapan teknologi baru, krn hasil yg diperoleh harus dibagi dg pemilik lahan status petani sangat besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan dalam memilih berbagai alternatif penggunaan sumber, cara mengelola, penerapan teknologi baru, dsb. Umur Petani → Petani muda umumnya akan lebih mudah dalam mentransfer teknologi baru & memutuskan dalam penerapan teknologi baru pada UTnya. → Sebagai jurutani lebih kuat & dapat bekerja lebih berat/lama. Pendidikan Petani Petani → makin tinggi pendidikan pada umumnya akan makin tinggi kecakapan sebagai manajer. → pendidikan formal → pendidikan informal
Unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku petani : Petani tradisional Petani maju : tradisi : alam : kebutuhan pokok : ekonomi
Kondisi Petani di Indonesia Petani Kecil dengan ciri-ciri: Pendapatan rendah, kurang dari setara 240 kg beras/ kapita/ tahun Memiliki lahan sempit Jawa Luar Jawa ------------------------------------- Sawah < 0,25 ha < 0,50 ha Sawah +Tegalan 0,50 ha 1,00 ha Kekurangan modal dan memiliki tabungan terbatas Pengetahuannya terbatas
Sumber Produksi dalam Usahatani Terdapat 4 faktor produksi : Tanah dan Alam Tenaga Kerja Modal Manajemen
FAKTOR PRODUKSI TANAH Tanah merupakan tempat di mana tumbuhan dapat tumbuh & sebagai sumber unsur hara. Peranan tanah (sudut teknis) : Tanah & kaitannya dg jenis tanaman. Tanah & kaitannya dg waktu tanaman. Tanah & kaitannya dg cara bercocok tanaman. Tanah & kaitannya dg Bentuk Usahatani
Hubungan tanah & manusia Peranan tanah sbg faktor produksi dipengaruhi : Hubungan tanah & manusia - hak milik - hak sewa - hak bagi hasil (sakap) - dsb Letak Tanah Fragmentasi menimbulkan persoalan dalam UT : - Pemborosan waktu & tenaga sehingga biaya produksi lebih tinggi. - Kesulitan dalam pengawasan sehingga produksi tidak setinggi yg diharapkan. - Kemungkinan percekcokan antarpetani lebih besar krn lebih banyak tetangga lahannya.
Tingkat Kesuburan Tanah Intensifikasi Semakin banyak modal & tenaga yg dicurahkan pd tanah maka semakin intensif. Tingkat Kesuburan Tanah Kesuburan tanah secara fisik & kimiawi dpt diperbaiki melalui pengelolaan yg baik, rotasi tanam yg tepat, pemupukan, pembuatan teras, dsb. Luas Lahan Semakin tinggi luas lahan yg diusahakan maka semakin tinggi produksi & pendapatan per kesatuan luasnya. Luas UT dapat diukur berdasarkan : - Luas total lahan : jumlah seluruh tanah dalam UT - Luas lahan pertanaman : jumlah seluruh tanah yg dapat ditanami/diusahakan. - Luas tanaman : jumlah luas tanaman yg ada pada suatu saat.
Lokasi Lahan Fasilitas Menentukan kelancaran pemasaran. Lokasi lahan dapat dibedakan dalam 2 hal : - lokasi terhadap pusat2 perekonomian - lokasi terhadap tinggi rendahnya permukaan laut & bentuknya (= topografi) Fasilitas Keberadaan fasilitas lain berupa pengairan & drainase membantu pertumbuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi.
Sumber pemilikan tanah : Pembelian : tanah milik, dengan ketentuan : Dibuktikan dengan bukti pemilikan (sertifikat) Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yg berlaku secara administratif dan prosedural Jual beli dapat dilakukan melalui pembuat akta tanah yg ditetapkan pemerintah, yaitu notaris dan camat sebagai PPAT. Setelah akta jual beli ini diperoleh, baru diajukan ke kantor agraria kabupaten untuk disertifikatkan. b. Sewa c. Sakap d. Pemberian oleh negara, dpt melalui : - Pelaksanaan UUPA - Transmigrasi - PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat) - TIR (Program Tambak Inti Rakyat) e. Warisan : tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya. f. Wakaf : tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain g. Membuka lahan sendiri Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada perladangan berpindah, penggarapan lahan. Hak ulayat adalah hak yang diberikan para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum kongkret antara masyarakat hukum adat dengan tanah dalam wilayahnya.
Status Tanah a. Tanah Milik - Bebas diolah - Bebas untuk menentukan cabang usaha - Bebas menggunakan teknis dan cara budidaya - Bebas diperjualbelikan - Dapat menjamin sebagai agunan b. Tanah Sewa → tanah yg disewa petani dari pihak lain c. Tanah Sakap → tanah orang lain yg atas persetujuan pemiliknya, digarap/ dikelola oleh pihak lain d. Tanah Gadai → pengalihan penguasaan hak garap tanah dr pemilik tanah kpd pemilik uang → status petani masih tetap sebagai petani pemilik e. Tanah Pinjaman
Tenaga Kerja Angkatan Kerja semua orang yg sanggup menghasilkan barang/jasa (15-55 th). Tenaga Kerja (Man Power) orang yg sanggup bekerja, mencari pekerjaan & bersedia bekerja. Tenaga kerja atau Manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. a. Angkatan Kerja (Labour Force) terdiri dari : - Golongan yang bekerja - Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan b. Bukan Angkatan Kerja terdiri dari : - Golongan yang bersekolah - Golongan yang mengurus rumah tangga - Golongan lain-lain atau penerima pendapatan.
Karakteristik Tenaga Kerja Kebutuhan tidak kontinyu & tidak merata. Kebutuhan per hektar terbatas. Tidak mudah di standardisasi, dirasionalisasi ataupun dispesialisasikan. Kebutuhan beraneka ragam coraknya dan sering tidak dapat dipisahkan. Jenis Tenaga Kerja 1. Tenaga Kerja Manusia Tenaga kerja manusia merupakan tenaga kerja yang utama dalam pertanian. 2. Tenaga Kerja Ternak Tenaga ternak dipergunakan petani dalam mengolah tanah atau mengangkut hasil pertanian 3. Tenaga Mesin Tenaga mesin pertanian dipergunakan untuk penggerak mesin pengolah tanah, mengangkut hasil pertanian.
a. Jenis tanaman yang diusahakan b. Tingkat pengelolaan usahatani FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN TENAGA KERJA DALAM PERTANIAN a. Jenis tanaman yang diusahakan b. Tingkat pengelolaan usahatani c. Jenis tanah dan sifat tanah d. Musim tanam e. Sistem irigasi f. Pola tanam Sumber Tenaga KerjaTenaga Kerja TK keluarga petani – TK dr keluarga TK dr luar keluarga – TK luar/upahan Tenaga Kerja Keluarga sekelompok orang yg hidup dari satu sumber pendapatan
Ciri Tenaga Kerja Keluarga Kegiatan Tenaga Kerja Keluarga DIpengaruhi Jenis kelamin tidak homogen Umur tidak homogen Susunan akan berubah-ubah Jenis tanaman yang diusahakan Jumlah anggota keluarga → kebutuhan Kebutuhan yang lain Tenaga Kerja Luar/Upahan Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja Sistem upah a. Upah borongan b. Upah waktu c. Upah premi Lamanya waktu kerja Kehidupan sehari-hari Kecakapan tenaga kerja Umur Kebutuhan TK dapat diketahui dengan menghitung setiap kegiatan tiap kmoditas yg diusahakan kemudian dijumlahkan keseluruhannya. Kebutuhan TK berdasar jumlah TK Keluarga dibandingkan dengan kebutuhannya. Jika kekurangan maka untuk memenuhi dapat berasal dari TK Luar.
Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan TK adalah man days atau HKO (Hari Kerja Orang) dan JKO (Jam Kerja Orang). Terdapat kelemahan pada pemakaian HKO karena tiap daerah berlainan. Bila dihitung jam kerjanya, sering pula dijumpai upah borongan yang sulit dihitung baik HKO maupun JKO-nya Banyaknya TK yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis komoditas per satuan luas dinamakan Intensitas Tenaga Kerja. Hal-hal yang mempengaruhi Intensitas Tenaga Kerja seperti : Tingkat Teknologi yang Digunakan Tujuan dan Sifat Usahatani Topografi dan tanah Jenis Komoditas yang diusahakan
EFISIENSI TENAGA KERJA Efisiensi tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, luas usaha dan penerimaan per hari kerja serta produktivitas tenaga kerja. Memperhatikan jumlah produksi Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio jumlah produksi per hektar dengan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar. Jumlah Produksi per hektar Jumlah TK yang dicurahkan per ha Contoh : a) Jumlah produksi 40 kw/ha Jumlah tenaga kerja 500 JKO 8 kg/JKO tanpa bantuan mesin. b) Jumlah produksi 30 kw/ha Jumlah tenaga kerja 250 JKO 12 kg/JKO dg bantuan mesin/tlaktor. Selain itu perhitungan dengan hanya menghitumg jam kerja tenaga keluarga saja, misal 250 JKO terdiri dari 200 JKO tenaga kerja keluarga dan 50 JKO tenaga kerja luar maka hasil perhitungannya 15 kg/JKO tenaga keluarga.
EFISIENSI TENAGA KERJA Memperhatikan penerimaan per hari kerja Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio jumlah produksi fisik dikalikan harga per hektar dengan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar. Jumlah produksi fisik x harga per ha Jumlah TK yang dicurahkan per ha Contoh : a) Jumlah produksi 30 kw/ha Upah Rp.40.000/HKO Harga produk Rp 15.000/kw Jumlah tenaga kerja 200 HKO/ha b) Jumlah produksi 40 kw/ha Jumlah tenaga kerja 400 HKO/ha Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa contoh a) lebih efisien dibanding dengan b) meskipun tingkat produksi b lebih tinggi.
EFISIENSI TENAGA KERJA Memperhatikan luas usaha Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio luas usahatani dengan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar. Luas usahatani Jumlah TK yang dicurahkan per ha Contoh : 1 hektar lahan dibutuhkan tenaga kerja 1080 HKO dalam waktu 1 tahun , maka efisiensi tenaga kerja : 1 = 3 HKO/hari/ha 1080/360 HKO
EFISIENSI TENAGA KERJA Produktivitas tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja merupakan rasio antara apa yang dihasilkan /output dengan apa yang dimasukkan /input (ILO). Tabel 4. Produktivitas Tenaga Kerja pada Beberapa Cabang Usahatani di Jabar Th 1983. Dari Tabel 4 dapat dilihat pencurahan tenaga kerja tertinggi per HKO adalah cabang usahatani bawang merah yaitu 451 HKO, sedangkan yang terendah usahatani ubi jalar yaitu 178 HKO. Akan tetapi produktivitas tenaga kerja tertinggi Rp 109,34 per HKO dicapai pada usahatani ubi jalar.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dg cara menambah penggunaan lebih banyak modal, tenaga kerja & teknologi “skill” pada satuan waktu dan luas lahan pertanian yang sudah ada. Ekstensifikasi usaha utk tetap memperoleh manfaat dari sebidang lahan pertanian tertentu dg mempergunakan modal & tenaga kerja yg lebih sedikit dari keadaan sebelumnya.
Perluasan Areal Pertanian (expanding agricultural land) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Perluasan Areal Pertanian (expanding agricultural land) usaha untuk meningkatkan produksi pertanian di mana tambahan modal & tenaga kerja & teknologi dipergunakan untuk merubah penggunaan lahan non pertanian menjadi lahan pertanian. Diversifikasi usaha untuk menambah cabang usaha pertanian
Yusuf Enril Fathurrohman ILMU USAHATANI 3 Yusuf Enril Fathurrohman
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Modal merupakan syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan usahatani. Dengan modal dan eralatan, faktor produksi tanah dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat jauh lebih baik bagi manusia. Dengan modal dan peralatan maka pengunaan tanah dan teaga kerja juga dapat dihemat Land Saving Capital & Labour Saving Capital Land Saving Capital Jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal EX : Pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida dan intensifikasi
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Labour Saving Capital Jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan Tenaga Kerja EX : Pemakaian traktor untuk membahak, mesin penggiling padi Rice Milling Unit (RMU) untuk memproses padi menjadi beras, pemakaian thrsher untuk penggabahan dsb. Pengertian Modal Menurut teori ekonomi Modal = hasil produksi yg dipergunakan untuk memproduksi kembali. Menurut ekonomi perusahaan Modal = barang ekonomi yg dipergunakan utk memproduksi kembali / utk mempertahankan & utk meningkatkan pendapatan.
Modal dan Peralatan dalam Usahatani PEMBAGIAN MODAL 1. SIFAT Selain atas dasar sifatnya (menghemat lahan/land saving capital & menghemat tenaga kerja (labour saving capital) ada yang justru menyerap tenaga kerja lebih banyak tetapi ada pula yag memperbesar efisiensi. 2. Kegunaan Modal Aktif Modal yang secara langsung (ex : bibiit unggul,pupuk) dan tidak langsung (ex: terasiring) dapat meningkatkan produksi. 2. Modal Pasif Modal yang digunakan untuk mempertahankan produk (bungkus, karung, plastik, gudang)
Modal dan Peralatan dalam Usahatani 3. WAKTU Modal Produktif Jika langsung dapat meningkatkan produksi (ex: pupuk dan bibit unggul) Modal Prospektif Jika dapat meningkatkan produksi, tetapi baru akan dirasakan pada jangka waktu lama (Ex: Investasi, terasiring) 4. FUngsi Modal Tetap (Fix Assets) Modal yang dapat dipergunakan dalam beberapa kali proses produksi (Ex: Cangkul, Traktor, Ternak, Bangunan, Tanaman Keras) Modal Tidak Tetap/Modal Lancar (Current Assets) Modal yang hanya dapat digunakan dalam satu kali proses produksi (Ex: pupuk, bibit unggul utk tanaman semusim.
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan 1. Jenis Konsekuensi Pembagian modal atas dasar sifatnya tersebut sangat penting sehubungan dengan pembebanan modal dalam perhitungan biaya produksi. Modal tetap perlu diperhitungkan terlebih dahulu artinya tidak semua nilai modal dibebankan pada proses produksi yang bersangkutan. Sementara modal bergerak karena hanya dipakai dalam satu kali proses produksi saja maka semua nilai modal tersebut dibebankan pada proses produksi Penggunaan modal tetap pada umumnya dikenakan 5 macam konsekwensi yaitu : bunga modal, penyusutan, asuransi, pemeliharaan dan biayakomplementer.Namun kelima konsekwensi tersebut tidak merata pada semua jenis modal tetap.
Penggunaan Traktor untuk Membajak Tanah Sawah Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan KONSEKUENSI PENGGUNAAN TRAKTOR UNTUK MEMBAJAK TANAH SAWAH SUBYEK JENIS BENTUK Penggunaan Traktor untuk Membajak Tanah Sawah 1. Bunga Modal 1. Sewa Traktor 2. Penyusutan 3. Asuransi 4. Pemeliharaan 4. Servis atau beli onderdil 5. Komplementer 5. BBM, honor operator
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan 2. Cara Menghitung Penyusutan Untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya bertitik pada harga perolehan (cost) sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat. * Garis Lurus (Straight line method) Cost : Rp 100.000,- Umur ekonomis : 5 tahun Nilai sisa : Rp 5.000,- Penyusutan per tahun = 𝑅𝑝. 100.000 −𝑅𝑝. 5.000 5 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 = 19.000/th
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan * Unit Permormance Cost : Rp 100.000,- Performance : 6.000 jam Nilai sisa : Rp 25.000,- Penyusutan per tahun = 𝑅𝑝. 100.000 −𝑅𝑝. 25.000 6.000 𝑗𝑎𝑚 = 12,50/th Dalam satu kali proses produksi misalnya 300 jam maka biaya penyusutan pada proses produksi yang bersangkutan 300 x Rp. 12,50 = Rp. 3.750
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan * Decreasing (Sum of TheYear Digits) Cost : Rp 100.000,- Nilai sisa : Rp 25.000,- Jumlah Digit : 5+4+3+2+1 = 15 Tahun 1 = 5 15 𝑥 𝑅𝑝. 100.000 −𝑅𝑝. 25.000 =𝑅𝑝. 25.000 Tahun 2 = 4 15 𝑥 𝑅𝑝. 100.000 −𝑅𝑝. 25.000 =𝑅𝑝. 20.000 Tahun 3 = 3 15 𝑥 𝑅𝑝. 100.000 −𝑅𝑝. 25.000 =𝑅𝑝. 15.000 Tahun 4 = 2 15 𝑥 𝑅𝑝. 100.000 −𝑅𝑝. 25.000 =𝑅𝑝. 10.000 Tahun 5 = 1 15 𝑥 𝑅𝑝. 100.000 −𝑅𝑝. 25.000 =𝑅𝑝. 5.000 JUMLAH = Rp. 75.000
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan Decleaning Balance Rumus = I- 𝑛 𝑠 𝑐 C = Cost; S = Nilai Sisa; n = Umur Cost : Rp 100.000,- Nilai sisa : Rp 25.000,- Umur : 5 Tahun Perhitungannya sebagai berikut : = I- 5 25.000 100.000 x 100% = 24,2142%
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan Decleaning Balance Penyusutan : Tahun 1 = 24,2142% X Rp. 100.000 = Rp.24.214 Tahun 2 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.24.214) = Rp.18.351 Tahun 3 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.18.351) = Rp.13.907 Tahun 4 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.13.907) = Rp.10.540 Tahun 5 =24,2142% X (Rp. 100.000 - Rp.10.540) = Rp.7.988 JUMLAH = Rp. 75.000
DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN Pada tanggal 1 Desember 2015 PT AGRO UMP membeli sebuah mobil angkut bekas dengan harga perolehan Rp. 85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 Tahun dengan nilai residu Rp. 10.000.000. Berdasarkan data dalam ilustrasi ini hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus!? Sebuah Mesin Produksi dengan harga Rp. 315.000.000 mulai digunakan untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2016. Umur penggunaan ditaksir 5 tahun dengan nilai residu Rp.15.000.000. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari penggunaan mesin tersebut dengan metode jumlah angka tahun!? Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 6 Agustus 2012 dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar 1,2 M dengan masa manfaat selama 20 tahun. Hitunglah besar penyusutan per bulan dan akumulasi penyusutan sampai dengan bulan Desember 2016!? DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan 3. Alat-alat Pertanian Sebagai Modal Tetap Traktor, Truk, dll Kelima Konsekuensi penggunaan modal tetap diperhitungkan semuanya. Komplementer diperhitungkan karena traktor tsb dapat bermanfaat bila ada pengemudi dan bahan bakarnya. Bajak, Sabit, Cangkul, dll Hanya diperhitungkan biaya penyusutannya dan tidak disimpan dalam bentuk uang namun dalam bentuk ternak dengan maksud apabla rusak dan tidak bisa dimanfaatkan kembali, ternak dapat djual untuk membeli alat yang baru.
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan Ternak Sapi Dalam memperhitungkan ternak harus dipisahkan apakah ternak tersebut sebagai tenaga kerja atau modal peternakan. Jika sebagai tenaga kerja, penyusutan tidak diperhitungkan karena pada dasarnya semakin besar terak semakin tinggi harganya. Dengan demikian yang perlu diperhitungkan adalah bunga, pemeliharaan dan komplementer. NAMUN bil yang diternakan adalah ternak perah maka perlu diperhitungkan biaya penyusutan, komplementer, pemeliharaan, bunga dan asuransi. Penyusutan = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑎𝑝𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖 −{𝑁𝐼𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑢𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠} 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 =𝑅𝑝/𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan 4. Tanaman Sebagai Modal Tetap Tanaman semusim sebelum dipungut hasilnya merupakan modal tetap. Tanaman tahunan (Karet) merupakan modal tetap , nilainya terus menerus ada sampai dengan umur ekonomisnya. Penyusutan diperhitungkan dari biaya yang dikeluarkan untuk menguasahakan yang dihitung mulai dari permulaan biaya sampai dengan menghasilkan pertama kali. Contoh : * Biaya bibit : Rp 1.000.000,- * Biaya pengolahan tanah : Rp 10.000.000,- * Pemeliharaan (6 th) : Rp 20.000.000,- * Biaya lain-lain : Rp 20.000.000,- Rp 51.000.000,- Umur ekonomis karet 25 th Nilai sisa (kayu bakar) : Rp 1.000.000,- Penyusutan per tahun = 𝑅𝑝. 51.000000 −𝑅𝑝. 1.000.000 25 = 2.500.000,- /th
Modal dan Peralatan dalam Usahatani Konsekuensi Modal dan Peralatan 5. Uang Tunai Sebagai Modal Uang Tunai dipergunakan untuk membiayai pembelian sarana produksi, pengeluaran untuk pihak ketiga (pajak),pengolahan tanah dengan tenaga kerja luar, dan penggunaan modal tetap.Besar kecilnya kebutuhn uang tunai sebagai modal tergantung lingkungan usahataninya. 6. Tanah Sebagai Modal Tanah sebagai modal tidak memilik penyusutan, asuransi, maupun komplementer. Tanah hanya memiliki biaya bunga dan pemeliharaan (pembuatan teras, tanggul, dan meratakan tanah)
MANAJEMEN Aktivitas Teknis Manajemen mrpk faktor produksi tdk langsung (intangible)→aktivitas keahlian pengorganisasian, pengoperasian dari ketiga faktor produksi yang lain (tanah, tenaga kerja, modal dalam proses produksi). Peran petani sebagai manajer meliputi 4 aktivitas sbb : Aktivitas Teknis Memutuskan akan memproduksi apa & bagaimana caranya. Memanfaatkan lahan. Membuat gambaran tentang teknologi & perlatan yg akan digunakan serta implikasi terhadap tenaga kerja. Menentukan skala usaha
MANAJEMEN Aktivitas Komersial Aktivitas FInancial Menghitung berapa & apa saja input yg dibutuhkan Menentukan kapan, dari mana, & berapa jumlah input yg diperoleh. Meramalkan penggunaan input & produksi apa yg akan diperoleh. Menentukan pemasaran hasil Aktivitas FInancial Mendapatkan dana Menggunakan dana untuk memperoleh pendapatan & keuntungan jangka panjang. Meramalkan kebutuhan dana
Manajemen sebagai suatu pekerjaan Manajemen sebagai sumber daya Aktivitas Akuntansi Membuat catatan semua transaksi Membuat laporan Menyimpan data tentang usaha Peran petani sebagai manajer meliputi 4 aktivitas sbb : Manajemen sebagai suatu pekerjaan Manajemen sebagai sumber daya Manajemen sebagai prosedur
Keadaan fisik : iklim, jenis tanah, ketinggian tempat. MANAJEMEN Permasalahan dalam Manajemen Usahatani Penentuan Komoditas Keadaan fisik : iklim, jenis tanah, ketinggian tempat. Teknis : pengetahuan, ketrampilan, sarana prasarana penunjang bisa diadakan Ekonomis : permintaan pasar, paling menguntungkan Sosial : tidak melanggar norma, bisa diterima lingkungan Lain-lain : pengendalian hama, dsb
Subsistence MANAJEMEN Cara Mengusahakan Komersial, orientasi pasar Cara Penjualan/Pemasaran Ijon Tebasan Panen – Jual Panen – Simpan – jual Panen – Simpan – Olah – Jual
MANAJEMEN Ketidakpastian Input ----- relatif lebih stabil Output---- tidak stabil / fluktuatif
Faktor Ekstern Faktor Alam Sosial Ekonomi faktor yg diperlukan utk pertumbuhan tanaman dan atau hewan yg diperoleh petani dg tdk menggunakan tenaga & modal. Iklim → interaksi dr 3 unsur : sinar matahari, hujan & angin/udara. Sinar Matahari → sumber energi dlm proses asimilasi & mpy pengaruh thdp temperatur. Hujan (air). Jumlah air yg dpt diperoleh dr hujan sangat dipengaruhi oleh jumlah air pd waktu hujan dan saat hujan turun, sehingga jumlah air & peranan air akan dipengaruhi oleh jumlah hujan sepanjang tahun, distribusi & waktu turun hujan.
Angin → perpindahan udara/ mengalirnya udara dari daerah2 dg tekanan udara tinggi ke daerah2 dg tekanan udara rendah. Udara → mempunyai susunan kimia, terdiri dari N2, CO2 & O2 yg penting untuk pertumbuhan tanaman & sisanya berupa gas2 lain. PRANATA MANGSA Membagi musim sepanjang tahun dalam 12 mangsa : Kasa (22 Juni – 1 Agust) Karo (2 Agust – 26 Agust) Ketigo (26 Agust – 19 Sept) Kalima (13 Okt – 9 Nop) Kanem (9 Nop – 20 Des) Kapitu (20 des – 3 Feb) Kawolu (3 Feb – 1 Maret) Kasongo (1 Maret – 19 April) Kadoso (16 Maret – 19 April) Desta (19 April – 12 Mei) Sadha ( 12 Mei – 22 Juni)
Faktor Sosial Ekonomi Endogen terdiri atas kondisi petani, meliputi : sikap, tujuan & kendala2nya, penguasaan sumber produksi. Faktor Sosial Ekonomi Eksogen → harga pasar, penyuluhan, struktur masyarakat, adat istiadat, kebijakan pemerintah