ANALISIS RASIO KEUANGAN ARUM PUTRI UTAMI B12.2012.02204 PUJI WIDIASTUTI B12.2012.02213 LUTHFIAH DISTAPUTRI R. B12.2012.02233 AISYA NURAIDA B12.2012.02234 SITI SEPTIANI B12.2012.02254
Rasio keuangan digunakan untuk : Definisi Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan Rasio keuangan digunakan untuk : Mengetahui tingkat likuiditas perusahaan Mengetahui efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba operasi Mengetahui pendanaan perusahaan Mengetahui tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang saham biasa
ANALISIS RASIO KEUANGAN Definisi Analisis rasio keuangan adalah suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi/Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu. 2 cara perbandingan yang dapat digunakan dalam menganalisa : Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio yang lalu atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio yang sejenis dengan perusahaan lain yang sejenis pada waktu yang sama
PENGGOLONGAN RASIO KEUANGAN Rasio berdasarkan sumber data Rasio-rasio neraca Rasio-rasio laporan laba rugi Rasio-rasio antar laporan Rasio berdasarkan tujuan penganalisis Rasio likuiditas Rasio solvabilitas Rasio profitabilitas Rasio aktivitas
Adapun yang tergabung dalam Rasio Likuiditas adalah : Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian finansial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek (short time debt) Adapun yang tergabung dalam Rasio Likuiditas adalah : Current Ratio ( Rasio Lancar) Quick Ratio ( Rasio Cepat ) Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Current Ratio (Rasio Lancar) Tahun 2010 sebesar 1,75 x lebih kecil dibandingkan tahun 2011 sebesar 1,35 x. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah aset lancar tahun 2011 Oleh karena persentase kenaikan utang lancar lebih besar dari kenaikan aset lancar mengakibatkan tingkat rasio makin menurun.. Quick Ratio (Rasio Cepat) Quick Ratio 2010 : 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 2.199.725−708.322 1.251.731 = 1.19 Quick Ratio 2011 : 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 2. 564.455−955.369 1.892.818 = 0.85
Cash Ratio (Rasio Lambat) LANJUTAN Tahun 2010 sebesar 1,19 x (berarti bahwa perusahaan memiliki kemampuan membayar utang lancar Rp1 dengan membayar Rp1,19) mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 0,85 x. Penurunan quick ratio tahun 2011 disebabkan karena meningkatnya persediaan yang tersedia. Cash Ratio (Rasio Lambat) Cash Ratio 2010 : 𝐾𝑎𝑠+𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 485.564+10.293 1.251.731 = 0.39 Cash Ratio 2011 : 𝐾𝑎𝑠+𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 365.399+10.293 1.892.818 = 0.19 Cash ratio mengalami penurunan 39 % menjadi 19 %. Dari perhitungan cash ratio tahun 2010 tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp 0,39 uang kas dan yang segera menjadi kas (efek).
Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Solvabilitas adalah : Rasio ini disebut juga rasio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Solvabilitas adalah : 1. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas) 2. Total Debt to Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)
DER 2010 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = 1.482.705 4.103.147 = 0.36 Rasio ini menunjukkan bahwa pemberi pinjaman menyediakan 36 % pendanaan untuk setiap rupiah yang disediakan pemegang saham pada tahun 2010, sedangkan untuk tahun 2011 pemberi pinjaman menyediakan 47 % pendanaan untuk setiap rupiah yang disediakan pemegang saham. Ini artinya dari tahun 2010-2011 kegiatan perusahaan yang dibiayai oleh pinjaman semakin meningkat. Debt to Equity Ratio (DER) DER 2010 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = 1.482.705 4.103.147 = 0.36 DER 2011 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = 2.241.333 4.722.894 = 0.47 Artinya untuk tahun 2010 sebanyak 26 % dari aset perusahaan didanai utang. Kemudian pada tahun 2011 sebanyak 32 % dari aset perusahaan didanai utang. Keadaan tahun 2011 cukup lebih baik dari tahun 2010, karena semakin tinggi debt ratio menunjukkan perusahaan semakin beresiko. Karena Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya semakin baik. Debt to Asset Ratio (DAR) DAR 2010 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 = 1.482.705 5.585.852 = 0.26 DAR 2011 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 = 2.241.333 6.964.227 = 0.32
Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Profitabilitas adalah : Rasio ini disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Profitabilitas adalah : Gross Profit Margin (GPM) Operating Margin (OM) Net Profit Margin (NPM) Return on Equity (ROE) Return on Asset (ROA)
Gross Profit Margin (GPM) Pada tahun 2010 untuk setiap Rp 1 pendapatan bersih menghasilkan laba bersih Rp 0,18, sedangkan pada tahun 2011 menghasilkan laba yang lebi kecil yaitu Rp 0,17 untuk setiap Rp 1 pendapatan bersihnya. Gross Profit Margin (GPM) GPM 2010 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 1.152.626 6.255.109 = 0.18 GPM 2011 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 1.237.601 7.363.659 = 0.17 Operating Margin (OM) OM 2010 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 1.394.261 6.255.109 = 0.22 OM 2011 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 1.255.083 7.363.659 = 0.17 Tahun 2010 untuk setiap Rp 1 pendapatan bersih menghasilkan laba operasi Rp 0,22 dan pada tahun 2011 menghasilkan laba operasi sebesar Rp 0,17.
Net Profit Margin (NPM) Dari analisis diatas diketahui bahwa net profit margin mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 15 % yang tadinya 20 % pada tahun 2010. Ini artinya perusahaan mengalami kenaikan keuntungan penjualan setelah menghitung biaya dan pajak penghasilannya. Return On Equity (ROE) ROE 2010 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = 1.255.305 4.103.147 = 0.30 ROE 2011 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = 1.101.583 4.722.894 = 0.23 Rasio mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 23 % yang tadinya 30 % pada tahun 2010 menjadi 23 % pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2011 perusahaan dapat mengelola modal dengan efektif dan efisien.
Return Of Assets (ROA) ROA 2010 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 = 1.225.305 5.585.852 = 0.22 ROA 2011 : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 = 1.101.583 6.964.227 = 0.16 ROA pada tahun 2010 adalah 0,22 ini artinya perusahaan mampu menghasilkan tingkat keuntungan 22 % dari total aset yang digunakan. Dan keadaan ini semakin menurun pada tahun 2011 yang menghasilkan 16 % laba dari total aset yang digunakan.
Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Aktivitas adalah : Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Aktivitas adalah : Inventory Turnover Ratio (ITR) Days of Inventory (DOI) Working Capital Turnover (WCT) Total Asset Turnover (TATO) Fixed Asset Turnover (FATO)
Inventory Turnover Ratio (ITR) ITR tahun 2010 adalah sebesar 7,2 x, ini berarti bahwa dana yang tertanam pada persediaan berputar sebanyak 7,2 x dalam satu tahun dan mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 6,4 x. Penurunan pada tahun 2011 disebabkan karena meningkatnya rata-rata persediaan Dalam analisis diatas dapat dilihat bahwa barang jadi (persediaan) rata-rata baru dapat terjual setelah tersimpan didalam gudang selama 57 hari pada tahun 2011, sedangkan tahun 2010 yang hanya 50 hari. Days On Inventory (DOI) DOI 2010 : 365 𝑅𝑇𝑅 = 365 7,2 = 50 DOI 2011 : 365 𝑅𝑇𝑅 = 365 6,4 = 57
Working Capital Turnover (WCT) Rata-rata kemampuan modal kerja pada tahun 2011 adalah 11 kali sedangkan dibandingkan dengan tahun 2010 adalah 6,6 kali Total Asset Turnover (TATO) TATO 2010 : 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = 6.255.109 5.585.852 = 1,11 TATO 2011 : 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = 7.363.659 6.954.227 = 1,06 Tahun 2010, setiap rupiah aset selama setahun dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp1,11 dan tahun 2011 Rp1,06
Fixed Asset Turnover (FATO) Tahun 2010, setiap rupiah aset tetap selama setahun dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp1,85 dan tahun 2011 Rp1,67
KETERBATASAN ANALISIS RASIO 1 Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1) Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja Perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri. 4 5 2 3
PENGERTIAN KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang Likuiditas Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Keadaan Pemegang Saham Pembatasan Hukum Pengawasan Terhadap Perusahaan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
TEORI-TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat 3 konsep tentang kebijakan dividen, yaitu : Irrelevance theory Bird in the hand theory Teori Dividen Residual (Residual Theory of Dividends) BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan dividen yang stabil Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan Kebijakan dividen yang fleksibel
UKURAN PERTUMBUHAN Produk domestik bruto Alat yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi Produk domestik bruto PDB per kapita atau pendapatan perkapita Pendapatan per jam kerja Hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Akumulasi modal Pertumbuhan dan angkatan kerja Kemajuan teknologi
TERIMAKASIH
PERTANYAAN Joseph (02068) – 4 manfaat rasio keuangan, bagaimana cara manajemen dalam mengetahui laba operasi/rasio apa yang digunakan? Eka (02054) – kebijakan deviden, bagaimana likuiditas mempengaruhi kebijakan deviden? Habibah (02073) – analisis rasio, apakah ada pengaruh pada harga saham yang terdaftar di BEI, rasio apakah yang cocok untuk perhitungan infancy perusahaan?