PARADIGMA PENELITIAN SUATU PENDEKATAN PENELITIAN SELALU MELIBATKAN ASUMSI FILOSOFIS (PARADIGMA) DAN METODE YANG BERBEDA-BEDA
PARADIGMA PENELITIAN Orientasi umum terhadap dunia dan sifat penelitian yang dipegang kukuh oleh peneliti (Creswell, 2010) Serangkaian proposisi yang menerangkan bagaimana dunia dan kehidupan dipersepsikan, merupakan cara pandang untuk menyederhanakan kompleksitas dunia nyata. Dalam konteks penelitian memberikan gambaran mengenai apa yang penting, apa yang dianggap mungkin dan sah untuk dilakukan, apa yang dapat diterima akal sehat (Patton, 1990)
Paradigma – teori - metode Teori: set proposisi yang sistematis dan saling berkaitan untuk menjelaskan gejala khusus tertentu Teori didefinisikan secara berbeda berdasarkan paradigma yang berbeda Konsep: bagian dari teori, menjelaskan tentang nama atau label untuk mengklasifikasikan atau memberi pengertian tentang objek, penglaman, peristiwa, atau hubungan-hubungan (Sarantakos, 1993)
Paradigma – teori - metode Metodologi: model yang mencakup prinsip-prinsip teoritis maupun kerangka pandang yang menjadi pedoman mengenai bagaimana riset dilaksanakan dalam konteks paradigma tertentu. Menjelaskan prinsip dari suatu paradigma dalam penelitian dan memperlihatkan bagaimana dunia dapat dijelaskan, didekati dan dipelajari. Metode: cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti empiris.
Paradigma penelitian Sarantakos (1993): positivistik , interpretif , kritis Denzin & Lincoln: Positivis dan post positivis --- positivis Konstruktivis-interpretif ------ interpretif Kritikal Feminis post strukturalis kritis
PARADIGMA DALAM ILMU-ILMU SOSIAL (3) KR I TER A POSITIVISME menempatkan ilmu sosial seperti ilmu alam, yaitu metode terorganisir untuk mengkombinasikan ‘deductive logic’ melalui pengamatan empiris, agar mendapatkan konfirmasi tentang hukum kausalitas yang dapat dipakai memprediksi pola umum gejala sosial tertentu INTERPRETATIF memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis atas ‘socially meaningful action’ melalui pengamatan langsung terhadap aktor sosial dalam setting alamiah agar dapat memahami dan menafsirkan bagaimana aktor sosial menciptakan dan memelihara dunia sosial TEORI KRITIS mentakrifkan ilmu sosial sebagai proses kritis mengungkap ‘the real structure’ dibalik ilusi dan kebutuhan palsu yang ditampakan dumia materi, guna mengembangkan kesadaran sosial untuk memperbaiki konsi kehidupan subyek penelitian
Lanjutan ………. REAL I TAS POSITIVISME Obyektif Dipersepsikan melalui indera Dipersepsikan seragam Diatur oleh hukum-hukum universal Terintegrasi dengan baik demi kebaikan semua INTERPRETATIF Subyektif Diciptakan, bukan ditemukan Diinterpretasi-kan TEORI KRITIS Berada diantara subyektifitas dan obyektifitas Merupakan satu hal yang kompleks Diciptakan manusia, bukan ada dengan sendirinya Berada dalam ketegangan, penuh kontradiksi Didasarkan pada mekanisme opresi dan eksploitasi terhadap pihak yang lemah.
Lanjutan …… MANUS I A POSITIVISME Individu rasional Mengikuti hukum di luar diri Tidak memiliki kebebasan kehendak INTERPRETIF Pencipta dunia Memberikan arti pada dunia Tidak dibatasi hukum di luar diri Menciptakan rangkaian makna TEORI KRITIS Dinamis pencipta nasib Mengalami brain washing, diarahkan secara tidak tepat, dikondisikan Dihalangi dari realisasi potensinya secara penuh
Lanjutan …… POSITIVISME INTERPRETIF TEORI KRITIS I LMU Didasarkan pada prosedur ketat Deduktif Didasarkan pada impresi indera Bebas nilai Didasari pengetahuan sehari-hari Induktif Didasarkan pada interpretasi Tidak bebas nilai Diantara positivisme dan interpretif, kondisi-kondisi sosial membentuk kehidupan tetapi hal tersebut dapat diubah Membebaskan dan memampukan Menjelaskan dinamika sistem yang tercipta
Lanjutan …… TU J UAN POSITIVISME Menjelaskan fakta, penyebab dan efek Meramalkan Menekankan fakta (obyektif, ‘di luar’) Menekankan peramalan INTERPRETIF Menginterpre-tasi dunia Memahami kehidupan sosial Menekankan makna Menekankan pemahaman TEORI KRITIS Mengungkap yang di balik permu-kaan Mengungkap mitos dan ilusi Menekankan terbukanya keyakinan keliru
Paradigma dan tujuan Penelitian Positivisme: penelitian sbg instrumen / alat untuk mempelajari peristiwa sosial dan menemukan interkoneksi di dalamnya. Penelitian dijadikan sebagai alat dan sarana karena pengetahuan mengenai peristiwa dan hukum-hukum sosial pada akhirnya akan memungkinkan manusia meramalkan kejadian serta mengendalaikan peristiwa (Sarantakos, 1993)
Paradigma dan tujuan Penelitian Paradigma interpretif: Penelitian sosial tidak langsung memiliki nilai instrumental untuk sampai pada peramalan dan pengendalian fenomena sosial Penelitian dilakukan utk mengembangkan pemahaman Penelitian membantu mengerti dan menginterpretasi apa yg ada di balik peristiwa yang terjadi: latar belakang peristiwa, makna peristiwa
Paradigma dan tujuan Penelitian Paradigma kritis Tujuan penelitian: membuka, memindahkan, dan atau membuang keyakinan-keyakinan dan ide-ide keliru tentang masyarakat dan realitas sosial Pendekatan kritis banyak digunakan dalam kajian-kajian yang mempelajari distribusi kekuatan yang tidak seimbang (menguntungkan sebagian dan merugikan pihak lain)
kualitatif kuantitatif Pendekatan: Pendekatan: Etnografi, studi kasus, fenomenologi, grounded Pendekatan: Survei, eksperimen, korelasional, regresi, parsial, untuk mengurangi ketidakjelasan & kesalahan
kualitatif kuantitatif Orientasi: Penemuan teori & hipotesis dikembangkan dari koleksi data Orientasi: Verifikasi (hipotesis yang telah ditetapkan diteliti lagi)
kualitatif kuantitatif Data: Subjektif (merupakan realitas sosial/persepsi manusia terhadap lingkungannya) Data: Objektif (tak tergantung dari persepsi manusia)
kualitatif kuantitatif Instrumentasi: Manusia (peneliti adalah instrumen utama dalam proses pengumpulan data) Instrumentasi: Non-manusia (tes, kuesioner, catatan observasi, skala rating)
kualitatif kuantitatif Kondisi: Alamiah, naturalistik Hasil: Untuk memperoleh data yang riil, kaya, lengkap & mendalam Kondisi: Terkontrol, dimanipulasi Hasil: Untuk memperoleh data tiruan tapi valid dari hasil uji
kualitatif kuantitatif Peran peneliti: Peran peneliti: Ikut terlibat; peneliti & yang diteliti terlibat interaksi yang tak terpisahkan, sebab yang diteliti adalah ko-peneliti dan peneliti adalah alat utama penelitian Peran peneliti: Bersikap tak memihak; untuk menghindari bias peneliti & yang diteliti bersifat independen
kualitatif kuantitatif Penyajian bahasa: Teori: induktif Kaya, rumit, deskriptif, naratif Teori: induktif Penyajian bahasa: Standar ilmiah Teori: deduktif
kualitatif kuantitatif Koleksi data: Wawancara mendalam, observasi partisipatif Sampling: Purposive, teoritis Koleksi data: Instrumen survei yang disusun secara sistematis Sampling: Random/acak