KMK 110-10 KOMUNIKASI ORGANISASI DOSEN: ADE SURYANI, M.Soc.Sc. CRITICAL APPROACHES KMK 110-10 KOMUNIKASI ORGANISASI DOSEN: ADE SURYANI, M.Soc.Sc.
Pendekatan kritikal Berakar pada pemikiran Georg Hegel dan Max Weber Yang paling dikenal kritikal adalah Karl Marx (abad ke-19), termasuk juga tokoh-tokoh dari Frankfurt School ( Theodor Adorno, Herbert Marcuse, Jurgen Habermas, Max Hokheimer)
3 Isu utama pendekatan kritis Pakar pendekatan kritis berpendapat ada struktur sosial tertentu yang membentuk ketidakseimbangan kekuasaan yang fundamental Ketidakseimbangan kekuasaan ini menggiring adanya gerakan atau tekanan pada kelompok sosial tertentu Para pakar teori kritis inilah yang berperan untuk mengeksplor dan menguak ketidakseimbangan agar mendapatkan perhatian yang layak
3 pendekatan melihat “power” Pendekatan tradisional kekuasaan adalah suatu bagian yang relatif stabil yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam hal ini, kekuasaan diartikan sama dengan hierari atau tingkat status dalam organisasi tersebut
3 pendekatan melihat “power” Pendekatan simbolik pendekatan ini melihat kekuasaan sebagai hasil dari interaksi dan hubungan komunikasi yang terjalin. Kekuasaan terbentuk sebagai konstruksi sosial organisasi
3 pendekatan melihat “power” Pendekatan radikal-kritikal melihat adanya tarik menarik atau bahkan kontradiksi kekuatan antara infrastruktur (organisasi) dengan suprastruktur (kekuatan ekonomi, politik, hukum, agama, moralitas, dsb)
Sumber-sumber kekuasaan dalam organisasi Kekuasaan formal Kontrol atas sumber daya Penggunaan struktur dan aturan organisasi Kontrol pengambilan keputusan Kontrol informasi dan pengetahuan Kontrol batas-batas Kemampuan menghadapi ketidakstablian Kontrol terhadap teknologi Jaringan, hubungan personal Kontrol organisasi lawan Management simbol dan makna Gender dan managemen hubungan gender Faktor-faktor struktural Kekuasaan yang memang sudah dimiliki seseorang
Kontrol pada faktor-faktor produksi Bagaimana pemilik modal menguasai dan mengontrol faktor-faktor produksi di organisasi. Faktor-faktor produksi merujuk pada faktor ekonomi yang mendorong berjalannya roda produksi barang atau pelayanan jasa
Menurut pandangan Karl Max, industrialisasi menggiring pada dehumanisasi dan pengasingan pekerja dari pekerjaannya. Divisi pekerja, perlakuan pekerja sebagai komoditas, dan pemisahan pekerja dari produknya menghasilkan aktivitas produksi yang asing, terpisah (fragmented), dan kehilangan diri.
Kontrol pada isu-isu gender Bagaimana nilai patriarki menggiring pemahaman tertentu tentang hubungan yang bias gender, pemahaman yang terstruktur dan dominasi kaum lelaki dalam menjalankan organisasi Diperlopori oleh Rosabeth Moss Kanter (1977)
Kanter mengangkat beberapa isu, seperti: sedikitnya promosi perempuan di posisi puncak, perang sekretaris eksekutif, dan termasuk pula ‘corporate wife’ Secara lebih frontal, pendekatan ini juga menguak masalah pelecehan seksual dan diskriminasi gender. Misalnya; stereotype tentang lelaki dan perempuan Konsep yang digunakan untuk memahami kehidupan organisasi sangat “lelaki” (male-biased)
Kontrol pada wacana organisasi Hubungan kekuatan diproduksi dan direproduksi melalui wacana organisasi Realitas organisasi dikonstruksi secara sosial melalui interaksi yang komunikatif Realitas yang terbentuk melalui wacana menjadi wadah bagi dominasi
Organization itself is a site of struggle (Mumby, 1989)
Ideologi dan Hegemoni Ideologi dan Hegemoni Kontrol pada Faktor2 produksi Kontrol pada Isu Gender Kontrol pada Wacana Organisasi
Ideologi Ialah asumsi-asumsi tentang realitas yang diterima apa adanya (taken for granted ) yang mempengaruhi persepsi terhadap situasi atau peristiwa (Deetz & Kresten, 1983) Ideologi lebih dari sekadar satu set aturan, perilaku atau kepercayaan yang dianut. Ideologi membentuk pikiran dan mengontrol interpretasi kita tentang realitas
Ideologi Ideologi membentuk pemahaman kita tentang apa yang berlaku, apa yang baik, dan apa yang memungkinkan. Ideologi melibatkan asumsi-asumsi yang jarang sekali dipertanyakan atau digugat Ideologi juga mempengaruhi kebiasaan kita
Hegemoni Dikembangkan oleh Gramsci Hegemoni merujuk pada proses dimana kelompok dominan memimpin kelompok lainnya agar menerima ‘subordinasi’ sebagai sesuatu yang normal
Bagaimana mengatasi ketidakseimbangan ini? EMANSIPASI Tujuan utama teori kritikal adalah emansipasi, atau pembebasan individu dari tradisi yang mengekang, ideologi, asumsi, formasi identitas dan lain-lain, dengan cara meningkatkan pemahaman situasi pada pihak yang ditekan.
2 pendekatan kritikal Theory of Concertive Control dikembangkan oleh James Barker, George Cheney dan Phil Tompkins Feminist Theory of Organizational Communication Dikembangkan oleh Rosabeth Moss Kanter (1977)
Theory of Concertive Control Kekuasaan berdasarkan kesepakatan bersama. Dibentuk oleh 3 komponen utama: Kontrol, identifikasi, dan disiplin
3 komponen utama Concertive Control Kontrol, bisa dilakukan melalui 3 strategi: Kontrol Sederhana: mencakupi pengawasan standar dalam proses kerja Kontrol Teknologi: pengawasan dengan mengandalkan teknologi Kontrol Birokrasi: pengawasan berdasarkan hierarki dan aturan-aturan legal-rasional
3 komponen utama Concertive Control Identifikasi yaitu persepsi tentang kesatuan dan kebersamaan/ kolektivitas, dimana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok
3 komponen utama Concertive Control Disiplin melalui interaksi komunikasi, suatu kelompok kerja mengembangkan teknik reward and punishment yang akan mengendalikan perilaku individu, dan melestarikan apa-apa yang penting dalam kelompok tersebut.
Feminist Theory of Organizational Communication Liberal Feminist Radical Feminist Standpoint Feminist Postmodern Feminist Pluralist Feminist
Liberal Feminist Meyakini bahwa cara untuk mengatasi subordinasi perempuan harus datang dari dalam sistem tersebut, dan perempuan harus bekerja keras untuk meningkatkan upah mereka dalam institusi yang dijalankan oleh kaum pria
Radical Feminist Menyakini bahwa emansipasi perempuan hanya dapat dilakukan dengan cara menghancurkan institusi yang didominasi kaum pria, atau dengan pemisahan total kaum perempuan yang ada di institusi tersebut
Standpoint Feminist Berupaya untuk mengembangkan kesempatan untuk keragaman suara-suara yang termarjinalkan, agar dapat didengar dalam dialog-dialog sosial.
Postmodern Feminist Berupaya untuk mendekonstruksi sistem makna yang didominasi kaum pria, dengan tujuan untuk memperjelas perspektif kaum perempuan.
Pluralist Feminist Bentuk percampuran dari berbagai tipe feminisme Lebih bertanggungjawab pada kebutuhan organisasi yang mencari perubahan sosial, namun belum sepenuhnya mampu mengembangkan sudut pandang dan idelaisme antibirokrasi atau antikapitalis