PERSEDIAAN OLEH : MINADI WIJAYA
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERDAPAT 3 METODE : METODE HARGA POKOK METODE HARGA POKOK ATAU NILAI REALISASI BERSIH YANG LEBIH RENDAH METODE HARGA JUAL
METODE HARGA POKOK Nilai yang tercantum di neraca adalah harga pokok persediaan akhir Tidak dapat perbedaaan antara harga pokok persediaan dengan nilai persedian dalam neraca Harga yang digunakan dapat ditentukan dengan cara MPKP (FIFO), rata-rata tertimbang, atau MTKP (LIFO) PSAK No 14 tidak membenarkan penggunaan metode harga pokok untuk menentukan nilai persediaan dalam neraca
METODE HARGA POKOK ATAU NILAI REALISASI BERSIH YANG LEBIH RENDAH Penilaian persediaan barang akan dicantumkan sebesar harga pokok atau nilai bersih mana yang lebih rendah (PSAK no 14) Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian, dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Dalam rangka penerapan standar biaya atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah, terdapat ketentuan sebagai berikut : 1. taksiran harga jual dalam kegiatan usaha sehari hari dikurangi biaya-biaya yang dapat diperkirakan terlebih dahulu untuk penyelesaiannya atau penjualannya dan, 2. tidak boleh lebih rendah dari nilai realisasi bersih sesudah dikurangi dengan laba normal
METODE HARGA POKOK ATAU NILAI REALISASI BERSIH YANG LEBIH RENDAH Nilai realisasi bersih merupakan batas atas (maksimum) Nilai realisasi bersih setelah dikurangi laba normal merupakan batas bawah dimana nilai persediaan tidak boleh lebih rendah. Contoh : Biaya penjualan barang A Rp 400,00 Laba normal per unit Rp 300,00 Apabila taksiran harga jual, harga poko dan nilai realisasi bersih (harga pokok pengganti) dalam beberapa keadaan seperti tabel berikut ini, maka harga poko atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah ditentukan dengan cara sbb:
METODE HARGA POKOK ATAU NILAI REALISASI BERSIH YANG LEBIH RENDAH No Taksiran Harga Jual Harga Pokok Nilai Relalisasi Bersih Harga Pokok atau Nilai Realisasi Bersih yang lebih rendah Batas Bawah Batas Atas Harga Pokok Pengganti 1 1.500 1.050 800 1.100 1.200 2 950 3 750 4 650 1000 5 850 6 600
METODE HARGA POKOK ATAU NILAI REALISASI BERSIH YANG LEBIH RENDAH Pencatatan metode harga pokok atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah harus memperhatikan hal berikut bila nilai realisasi bersih lebih rendah : Harga pokok penjualan / harga pokok barang2 yang dipakai Kerugian karena turunnya harga persediaan Ada tiga prosedur untuk mencatat dengan metode tersebut : Metode pengurangan persediaan langsung, dimana kerugian penurunan harga persediaan tidak dilaporkan tersendiri Metode pengurangan persediaan langsung, dimana hanya kerugian penurunan harga persediaan akhir yang dilaporkan tersediri Metode cadangan persediaan, dimana kerugian penurunan harga persediaan awal dan akhir dilaporkan tersendiri
Metode pengurangan persediaan langsung-kerugian tidak disendirikan Tanggal Harga Pokok Harga Pokok atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah Selisih /Rugi 1 Januari 2005 300.000 31 Desember 2005 320.000 280.000 40.000 31 Desember 2006 240.000 224.000 16.000 Metode fisik Tahun 2005 Harga Pokok Penjualan 300.000 Persediaan Barang 300.000 (menutup persediaan awal) Persediaan Barang 280.000 Harga Pokok Penjualan 280.000 (mencatat persediaan akhir)
Lanjutan... Tahun 2006 Harga Pokok Penjualan 280.000 Persediaan Barang 280.000 (menutup persediaan awal) Persediaan Barang 224.000 HPP 224.000 (mencatat persediaan akhir)
Lanjutan... Metode Buku Tahun 2005 HPP 40.000 Persediaan Barang 40.000 (mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atau nilai realisasi bersih) Tahun 2006 HPP 16.000 Persediaan Barang 16.000
Metode pengurangan persediaan langsung-kerugian penurunan harga persediaan akhir disendirikan Metode fisik Tahun 2005 HPP 300.000 Persediaan Barang 300.000 (menutup persediaan awal) Persediaan Barang 280.000 Rugi Pnrnan harga persediaan 40.000 HPP 320.000 (mencatat persediaan akhir dan mengakui kerugian) Tahun 2006 HPP 280.000 Persediaan Barang 280.000 (Menutup Persediaan awal) Persediaan Barang 224.000 Rugi Pnrnan harga persediaan 16.000 HPP 240.000
Lanjutan... Metode Buku Tahun 2005 Rugi Penurunan Hrg Persediaan 40.000 Persediaan Barang 40.000 Tahun 2006 Rugi Penurunan Hrg Persediaan 16.000 Persediaan Barang 16.000
Metode Cadangan Persediaan – Kerugian Penururnan Harga Persdiaan Awal dan Akhir Disendirikan Metode fisik Tahun 2005 HPP 300.000 Persediaan Barang 300.000 (menutup persediaan awal) Persediaan barang 320.000 Rugi Pnrn hrg persd 40.000 HPP 320.000 cadangan pnrn hrg persd 40.000 Tahun 2006 HPP 320.000 Persediaan Barang 320.000 Persediaan barang 240.000 Rugi Pnrn hrg persd 24.000 HPP 240.000 cadangan pnrn hrg persd 24.000
Kerugian Kontrak Pembelian Barang Contoh Bulan November 2005 PT Risa membuat kontrak pemelian barang sebanyak 1000 unit dengan harga 1.500 per unit yang akan diterima bulan april 2006. pada akhir tahun 2005 nilai realisasi bersih barang tersebut sebesar 1.400 per unit kerugian dari kontrak sebesar : Harga kontrak 1.500 x 1000 = 1.500.000 Nilai realisasi bersih 1.400 x 1000 = 1.400.000 Rugi 100.000 Pencatatan jurnal pada tanggal 31 des 2005 Rugi dari kontrak pembelian 100.000 Taksiran Rugi kontrak pembelian 100.000 Pencatatan jurnal pada bulan april 2006 Pembelian 1.400.000 Taksiran rugi kontrak pembelian 100.000 utang dagang 1.500.000
Retail Methode UD. Berkat mempunyai data persediaan sebagai berikut : Harga Pokok Harga Jual Persediaan awal 3.500.000 7.000.000 Pembelian 15.750.000 + 28.000.000 + BTUD 19.250.000 35.000.000 % harga pokok terhadap harga jual : (19.250.000/35.000.000) x 100% = 55 % Penjualan bersih 29.500.000 – Persediaan akhir eceran 5.500.000 Persediaan akhir eceran dengan harga pokok (perolehan) : 55 % x 5.500.000 = 3.025.000 Beban Pokok Penjualan : 19.500.000 – 3.025.000 = 16.225.000
Contoh retail methode Harga Eceran Harga Pokok Persediaan Awal 300.000 240.000 Pembelian 1.680.000 1.260.000 Biaya Angkut 40.000 Kenaikan harga 240.000 Pembatalan 40.000 Penurunan 120.000 Pembatalan 33.340 Potongan pegawai 60.000 Penjualan 1.653.340 Perhitungan persediaan akhir dari data diatas dengan metode2 sebagai berikut:
Lanjutan.. Metode MTKP Metode average