PRESENTASI KASUS MIOMA UTERI Albukhari Edho biondi joris Khairul saleh pulungan PEMBIMBING: DR. dr. H. Mohd Andalas, Sp. OG FMAS
Pendahuluan Kesehatan reproduksi wanita memberikan pengaruh yang besar dan berperan penting terhadap kelanjutan generasi penerus bangsa Salah satu masalah pada kesehatan reproduksi wanita adalah ditemukannya mioma uteri yang insidensinya terus mengalami peningkatan. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita. Proporsi mioma uteri di Indonesia 2,39 – 11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat.
Anatomi
Fisiologi
Tinjauan Pustaka Definisi : Mioma uteri adalah neoplsma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan juga dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.
Insidens: wanita usia reproduktif 20-25% 20 – 30% (seluruh dunia) 2,39 – 11,7% (indonesia)
Patofisiologi : Etiologi ? stimulasi hormonal: - reseptor estrogen+progestin pd mioma - konsentrasi estrogen besar mioma >> - menopause mioma menyusut, HRT tumbuh kembali otot polos dan jaringan ikat tumbuh >>
Klasifikasi : Mioma submukosum: berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma intramural: terdapat di dinding uterus diantara serabut myometrium. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
Manifestasi Klinis : Sebagian besar asimptomatik - tergantung dari lokasi, besar, perubahan, dan komplikasi Perdarahan abnormal Nyeri 3. Gejala dan tanda penekanan
Diagnosis : 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik - pemeriksaan bimanual : tumor padat uterus - pemeriksaan dgn uterus sonde : mioma intramural menyebabkan uterus menjadi luas 3. Pemeriksaan penunjang - USG - MRI
Diagnosis Banding :
Penatalaksanaan : Terapi pada pasien dengan mioma uteri berdasarkan pada ukuran, jumlah, lokasi, dan manifestasi klinis pada mioma. Operatif: 1. Histerektomi. 2. Miomektomi Medikamentosa 1. Progestogen 2. Agen antifibrinolitik 3. Non steroid anti-inflamasi drugs 4. Analog GNRH 5. Danazol 6. Anti progesterone dan selektif progesterone reseptor modulator (SPRM
Identitas Pasien Nama : Ny. S Umur : 50 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kopelma Darussalam Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil No. CM : 1-05-95-54
Anamnesa Keluhan Utama : Perut terasa nyeri menjalar sampai pinggang saat haid Keluhan Tambahan : Pasien mengeluhkan terdapat benjolan di perut bawah banyak keluar darah warna merah pekat kehitaman
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan perut membesar sejak ± 2 tahun yang lalu, awalnya terasa terdapat benjolan kecil dalam perut dan semakin membesar disertai nyeri perut yang hilang timbul seperti ditusuk tusuk. 2 bulan terakhir keluarnya darah menstruasi lebih banyak dan disertai rasa nyeri terutama saat menstruasi. Selama keadaan ini terjadi pasien mengganti pembalut 8-10 kali/ hari. Perut terasa penuh, mual (-), muntah (-), flek-flek perdarahan (+). Pasien juga mengeluh nyeri pinggang.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi, diabetes melitus, alergi dan asma. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal seperti pasien, Hipertensi, Diabetes Militus, Asma disangkal. Riwayat Penggunaan Obat - Riwayat Kontrasepsi : Pasien menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan, Pil kb 1 Tahun
Riwayat Menstruasi Menarche : Usia 12 tahun Siklus : 28 hari Lamanya : 7 hari Banyaknya : 3-4 ganti pembalut per hari (sebelum terdapat keluhan) Dismenore : Ada Riwayat Perkawinan 1 kali perkawinan usia 23 tahun Riwayat Persalinan Perempuan, 25 tahun, lahir pervaginam di bidan, BBL: 2700 gram laki-laki, 16 tahun, lahir pervaginam dibidan, BBL: 3000 gram Perempuan, 14 tahun, lahir pervaginam dibidan, BBL: 3000 gram
Pemeriksaan Umum dan Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Kompos mentis Pemeriksaan Umum Tekanan Darah :120/80 mmHg Nadi : 89 x/menit Suhu : 36,8 C Pernafasan : 21 x/menit Tinggi Badan : 165 cm Berat Badan : 65 kg BMI : 22 kg/m²
Kepala Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+), sklera ikterik (-/-) Telinga : Dalam batas normal Hidung : Konka nasi inferior dalam batas normal Mulut : Swelling (-), stomatitis (-), leukoplakia (-), Leher : Fraktur servikal (-), massa (-), pemb. kelenjar getah bening (-), TVJ R-2 cmH2O
Thoraks Paru-paru : simetris, Sf kanan = Sf kiri, sonor (+/+), vesikuler (-/-), ronki (-/-), wheezing (-/-) Jantung : BJ I> BJ II, reguler, bising (-) Abdomen : Inspeksi : tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-) terlihat massa menonjol setinggi suprapubis bagian tengah. Auskultasi : bising usus (+) normal Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, di tempat tumor redup Palpasi : defans muskular (-), undulasi tes (-), shifting dullnes (-). Teraba massa 10x15 cm pada perut, konsistensi kenyal, permukaan rata, mudah digerakkan, nyeri tekan (+).
Pemeriksaan dalam : I : tidak dilakukan Io: porsio licin, tidak teraba massa adneksa, parametrium lemas, cavum dauglas tidak menonjol. Vt: Sfingter ani ketat, mukosa rektum licin Ekstremitas Superior : Edema (-/-), sianosis (-/-) Inferior : Edema (-/-), sianosis (-/-)
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 08 September 2015 Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan Hemoglobin 9,3 gr/dl 12 - 15 gr/dl Eritrosit 4,9.106/mm3 4,2-5,4. 106/mm3 Leukosit 5,3.103/mm3 4,5-10,5.103/ mm3 Trombosit 278.103 / mm3 150-450.103/ mm3 Hematokrit 40% 37-47% Eosinofil 2 0-6 Basofil 1 0-2 Netrofil Segmen 45 50-70 Limfosit 47 20-40 Monosit 5 2-8 Ureum 24 13-43 mg/dl Kreatinin 0,65 0,51-0,95 mg/dl
Pemeriksaan Laboratorium post Operasi tanggal 01 Oktober 2015 Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan Hemoglobin 9,0 gr/dl 12 - 15 gr/dl Eritrosit 4,6.106/mm3 4,2-5,4. 106/mm3 Leukosit 13,3.103/mm3 4,5-10,5.103/ mm3 Trombosit 266.103 / mm3 150-450.103/ mm3 Hematokrit 40% 37-47% Eosinofil 0-6 Basofil 0-2 Netrofil Segmen 85 50-70 Limfosit 12 20-40 Monosit 5 2-8 Ureum 21 13-43 mg/dl Kreatinin 0,69 0,51-0,95 mg/dl
USG Ginekologi:
Diagnosis Mioma uteri Multipel Intramural
Rencana Tindakan Laparotomi + Histerektomi total Salpingooforektomi Bilateral
Penatalaksanaan: Terapi Post Operasi Planning: IFVD RL+ Keterolac 3%/ 8 jam Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam Kaltrofen Supp 3x1 Inj Ranitidin 50 mg/12 jam Planning: Observasi TTV Tranfusi sampai HB >10 gr/dl Balance cairan
Laporan Operasi Pasien dalam keadaan supine dengan spinal anastesi dilakukan tindakan antisepsis pada area operasi dilakukan insisi pada Mediana 1 cm dibawah pusat selanjutnya peritonium dibuka, tampak uterus membesar dengan permukaan berbenjol-benjol ukuran 15cm x 10cm x 8cm tampak kedua ovarium atrofi, diputuskan untuk dilakukan Histerektomi total dan salfingooforektomi bilateral dinding abdomen ditutup lapis demi lapis jaringan dibawa ke Lab PA Operasi selesai
Prognosis Quo ad vitam Dubia Ad Bonam Quo ad functionam Dubia Ad Malam Quo ad sanationam
Analisa Kasus Pasien Literatur Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada perut sejak sejak ± 2 tahun yang lalu, yang semakin lama semakin membesar. Keluhan lainnya berupa gangguan haid. Jumlah darah haid yang keluar banyak dan terasa nyeri setiap kalinya haid. Mioma uteri adalah pembesaran yang bersifat neoplasma jinak berasal dari otot uterus. Mioma uteri memiliki gejala khusus yang khas berupa gangguan saat haid. Perdarahan abnormal serta nyeri perut bawah pada pasien mioma uteri merupakan gejala yang paling umum dijumpai. Hb pasien rendah. Akibat perdarahan, pada pasien mioma dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi. Terasa nyeri pada perut bawah. Rasa nyeri pada pasien timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.
Pasien Literatur Pasien di tatalaksana secara operatif. Penatalaksanaan mioma uteri berdasarkan besar kecilnya tumor, ada tidaknya keluhan, umur dan paritas penderita. Pada pasien dilakukan tindakan histerektomi total. Tindakan histerektomi pada pasien dengan mioma uteri merupakan indikasi bila didapatkan keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius, dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12-14 minggu.
Thank You!