Struktur Kayu 02 Klasifikasi dan Tegangan Ijin Kayu (memahami konsep desain balok Lentur) FTPD Teknik Sipil PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Gambar 3. Contoh pemasangan reng
Advertisements

Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
Perencanaan Struktur Baja
BY : RETNO ANGGRAINI, ST. MT
KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
Pertemuan Ke-2 Perencanaan Batang Tarik
TUGAS STRUKTUR KAYU I Prodi : D3 Teknik Sipil Di Susun Oleh :
GEDUNG BERTINGKAT RENDAH
PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL
Pertemuan Ke-8 Perencanaan Sambungan Baut
STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
Pertemuan Ke-11 Perencanaan Dimensi Batang
Bab – V SAMBUNGAN.
PENULANGAN GESER TEKNIK SIPIL UNSOED 2010 Pertemuan X 1.
PENDAHULUAN Struktur Beton SI-3112.
Pertemuan ke 8 Learning outcome
Perencanaan Batang Tarik
Pertemuan Ke-6 Perencanaan Batang Yang Menerima Momen dan Gaya Normal
Pertemuan 24 Diagram Tegangan dan Dimensi Balok
Perencanaan Batang Tekan Pertemuan 12-15
Struktur Kayu 03 Memahami desain balok lentur (pembebanan pada gording) FTPD Teknik Sipil PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL.
Fungsi Bantalan Mengikat rel sehingga lebar sepur tetap terjaga.
Pertemuan #3 Material Beton Prategang
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
RENCANA PONDASI msantosa©2008.
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
RENCANA PONDASI msantosa©2008.
01 Struktur Kayu Karakteristik Kayu Sebagai Bahan Struktur
Teknik Pengeringan dan Penyimpanan
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
Masalah Pengeringan Benih
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Sifat Mekanis Kekuatan Kayu
Konstruksi Rangka Atap
TEORI DAN PELAKSANAAN STRUKTUR BAJA
Pertemuan 2 Kekuatan kayu & pemakaian
STRUKTUR KAYU PENDAHULUAN.
Matakuliah : R0132 – Teknologi Bahan Tahun : 2006
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Modifikasi Bentuk Balok Pertemuan 13-14
PERENCANAAN KEKUATAN BATAS Pertemuan 04
MENGHITUNG KEBUTUHAN BAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI KAYU
BAJA BY ILHAM GANTENG ^_^ & :P.
Pertemuan 09 Pemakaian dari Hukum Hooke
MEMAHAMI BAHAN BANGUNAN
Pertemuan 12 Konstruksi komposit
Perencanaan Batang Tarik Pertemuan 3-6
BATU BATA MERAH Bata merah merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk dinding di Indonesia.
Pertemuan 13 Konstruksi komposit
MERENCANAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI KAYU
BALOK SUSUN DENGAN PASAK KAYU DAN KOKOT Seringkali dimensi yang ada untuk balok tidak cukup tinggi seperti yang dibutuhkan, sehingga beberapa balok harus.
JONI RIYANTO M. IQBAL PAMBUDI M. NURUL HUDA RIAN PRASETIO
Disusun oleh : Bondan Isdadi Pratama. (
Pertemuan 3 Pembebanan Rangka Atap
Anggapan dasarnya adalah bahwa nyala api dapat terjadi ketika terdapat kandungan oksigen dalam jumlah yang cukup di dalam udara.
BAB 1 MORTAR Sep-18.
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini.
Dosen pembimbing Nanang R, Ir.MT SUWARNO ( ) JOKO.J( ) YOSUA ARYA SYAPUTRA ( ) ANDRIAN DWI ULIANTO.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MK. STRUKTUR KAYU
STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
Fredy Jhon Philip.S,ST,MT
STRUKTUR KONSTRUKSI BETON BEKISTING PENULANGAN BETON KONVENSI ONAL -BAMBU -PAPAN NON KONVENSI ONAL -SISTIM DOKA -PERI -ALUMA DLL. TULANGAN POLOS ( fy =
Transcript presentasi:

Struktur Kayu 02 Klasifikasi dan Tegangan Ijin Kayu (memahami konsep desain balok Lentur) FTPD Teknik Sipil PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Klasifikasi Kayu Kayu diklasifikasikan berdasarkan (lembaga penelitian hasil hutan diBogor): Tingkat Keawetannya Tingkat kekuatannya Tingkat keawetan dan kekuatan dipakai untuk menentukan tingkat pemakaian kayu, agar kayu dapat dimanfaatkan dengan lebih efisien

Tingkat Keawetan Uji keawetan kayu dilaksanakan dengan memeriksa daya tahan kayu terhadap pengaruh cuaca (panas matahari, angin dan air) dan pengrusakan oleh rayap serta serangga lainnya. Kayu untuk suatu bangunan dapat ditingkatkan keawetannya dengan usaha pengawetan kayu.

Tabel tingkat keawetan kayu bangunan

Tingkat kekuatan Tingkat kekuatan kayu didasarkan pada uji pembebabanan, yaitu uji lentur dan uji desak. Selain itu, tingkat kekuatan kayu juga memperhatikan berat jenisnya, karena kekuatan kayu sebanding dengan berat jenisnya.

Tabel tingkat kekuatan kayu bangunan

Tingkat pemakaian Tingkat pemakaian menunjukkan tingkat kemampuan kayu, yaitu keawetan dan kekuatannya, yang akan dipakai untuk suatu struktur bangunan. Tingkat pemakaian ditinjau terhadap kayu hasil pengolahan langsung ( dari penggergajian ) tanpa diawetkan terlebih dahulu. Kayu untuk struktur bangunan dibagi dalam 5 tingkat pemakaian, sesuai dengan pembagian tingkat keawetan dan kekuatannya.

Tegangan Ijin Kayu Diperlukan untuk menghitung kekuatan struktur dukung. Misalnya untuk bangunan gedung, jembatan, bekisting, perancah dsb. Kayu yang akan dipakai untuk strukturnya perlu dihitung berdasarkan tegangan kayu yang diijinkan. Tegangan kayu tidak ada kaitannya dengan keawetan kayu.

Tegangan kayu yang diijinkan (atau sering disebut tegangan ijin) merupakan besaran (dalam satuan kg/cm2) yang menyatakan tegangan kayu yang diperkenankan dipakai dalam perhitungan-perhitungan. Tegangan ijin dibedakan menurut gaya yang bekerja dan arah bekerjanya gaya, yaitu : Besarnya tegangan ijin tergantung dengan kelas kuat kayu

Tabel tegangan ijin kayu mutu A

Perhatian : Untuk kayu mutu A, pada pembebanan tetap dan keadaan kering udara. Untuk kayu mutu B, tegangan ijin kayu mutu A direduksai sebesar 25% atau dikalikan dengan angka 0,75.

Perbedaan kayu Mutu A dan Kayu Mutu B PKKI pasal 3 membagi mutu kayu kedalama dua kelas : Mutu A Mutu B Perbedaan mutu kayu ditentukan oleh kondisinya (banyaknya dan keadaan cacat -cacat kayu), yaitu mata kayu,wanvlak (cacat kayu akibat terkelupasnya kulit kayu), miring arah serat, retak -retak dan keadaan kadar lengas kayu kering udara.

Tabel klasifikasi mutu kayu

Pengaruh kadar lengas kayu Terdapat tiga macam kadar lengas pada kayu, yaitu : kadar kayu basah (baru ditebang), kadar lengas kayu kering udara, dan kadar lengas kayu kering mutlak. Kayu basah mempunyai kadar lengas antara 40 -200%, makin lama makin kering hingga mencapai kadar lengas antara 24 -30%. Proses pengeringan pada kayu mengakibatkan adanya pengerutan, sehingga sel-sel kayu makin padat, dan menjadikan peningkatan kekuatan kayu. Dengan demikian turunnya kadar lengas kayu meningkatkan kekuatan kayu.

PERATURAN PERENCANAAN KAYU Penggunaan kayu sebagai bahan struktur tidak boleh dirancang hanya berdasarkan pengalaman, perasaan maupun perkiraan. Perhitungan struktur kayu harus didasarkan atas pengetahuan ilmu gaya. Meskipun demikian dalam perancangan, penggunaan pengalaman hasil struktur kayu yang telah ada, dapat memberikan arahan dan pandangan awal yang bermanfaat. Dengan demikian, mulai penetapan beban yang bekerja, perhitungan gaya-gaya yang terjadi pada struktur, penetapan ukuran, sambungan dan lain-lain, harus dilakukan secara rasional dan mengacu pada PERATURAN SERTA NORMA KEILMUAN YANG BERLAKU.

Aturan penetapan pembebanan Penetapan besarnya muatan-muatan (beban) yang bekerja pada struktur, harus mengacu pada ketetapan/ peraturan yang berlaku, misalnya : Dana Normalisasi Indonesia NI-02006, NI-02007, Peraturan-peraturan pembebanan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Tenaga Perum Kereta Api, dan sebagainya. Menurut kombinasinya, pembebanan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : beban tetap,beban sementara (beban tidak tetap), dan beban khusus

Beban tetap adalah beban yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan dan beban bergerak yang bersifat tetap atau terus menerus seperti berat sendiri, tekanan tanah,tekanan air, barang-barang gudang, kendaraan diatasjembatan, dan sebagainya

Beban sementara adalah beban yang berlangsung kurang dari 3 bulan dan muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau terus menerus, sepeti berat orang yang berkumpul (misalnya : untuk ruangan pertemuan, kantor, dan sebagainya).

Beban khusus adalah beban tetap atau beban sementara yang di tambah dengan beban yang sifatnya khusus, yaitu beban yang bekerja pada struktur atau bagian struktur yang terjadi akibat selisih suhu, pengangkatan atau penurunan,penurunan fondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugal, dan gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin serta pengaruh khusus lainnya

Ukuran penampang balok minimum Ukuran penampang balok minimum yang digunakan mengacu pada Pasal 9 dan Pasal 10 PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)

PKKI Pasal 9 : Ukuran salah satu sisi (lebar/tinggi) balok kayu yang digunakan sebagai bagian struktur rangka batang paling kecil adalah 4 cm, dengan luas penampangnya lebih besar 32 cm Apabila batang itu terdiri lebih dari satu bagian maka syarat-syarat tersebut untuk keseluruhan tampang. Untuk struktur dengan paku atau perekat, syarat-syarat tersebut tidak berlaku PKKI Pasal 10 : Perhitungan ukuran dan luas penampang akibat adanya perlemahan, pada batang-batang tarik dan bagian-bagian struktur yang dibebani dengan tegangan lentur harus diperhitungkan. Untuk batang yang menahan tegangan desak, perlemahan akibat alat sambung tidak perlu diperhitungkan (dengan catatan bahwa lubang tersebut tertutup oleh alat sambung). Tetapi apabila dalam kenyataannya lubang tersebut tidak tertutup, maka lubang tersebut harus diperhitungkan sebagai perlemahan.

Lendutan maksimum yang diijinkan Penetapan besarnya lendutan yang diijinkan pada struktur kayu, diatur melalui Pasal 12 ayat 5 PKKI, dengan isi pokok sebagai berikut : Lendutan maksimum yang diperbolehkan, untuk balok pada struktur terlindung <L/300 panjang bentang, dengan L adalah panjang bentang. Untuk balok pada struktur tidak terlindung <L/400 panjang bentang. Untuk balok yang digunakan pada struktur kuda-kuda, misalnya gording, <L/200 panjang bentang. Untuk rangka batang yang tidak terlindung <L/700 panjang bentang.

Modulus Elastis Pada perencanaan perhitungan batang desak dan batang terlentur beberapa rumus membutuhkan Modulus Elastis Kayu (dilambangkan dengan huruf E). Modulus Elastis diperlukan untuk menghitung perubahan bentuk elastis, besarnya berbeda-beda menurut kelas kuat kayunya.

Gita Puspa Artiani, ST.,MT e-mail : gita_artiani@yahoo.com HP. : 0812 997 8839