PERAN POKJA DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN Yudha Heryawan Asnawi Tenaga Ahli Klaster Industri Agro – Kementerian Perindustrian.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja Kabinet Indonesia Bersatu II Hak Cipta © 2010 oleh Penyelarasan Pendidikan dan Dunia Kerja.
Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja
Disampaikan Oleh : Dirjen Penataan Ruang
RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP)
Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
Oleh: Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D
QUALITY ASSURANCE SPECIALIST (QAS) dan KETERKAITAN DENGAN PPM
PERENCANAAN (planning)
ROAD MAP Kelompok IV Hardiman Maupe Ramlah Moh Guntur Nirwan Syahrul.
PERENCANAAN (planning)
Merancang dan Mengelola Saluran Pemasaran Terintegrasi
Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen, DEA
Konsep Pengembangan Wilayah
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
Bab 7 Manajemen dan Strategi Pemasaran
PT. INDULEXCO Consulting Group
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
BAB IV PERENCANAAN.
Pengenalan Benchmarking & Strategi Benchmarking
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP)
Pembangunan Infrastruktur dan Sinergi Pusat-Daerah
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
KEGIATAN TAHUN 2010 Disampaikan pada RAKORTAS Pemberdayaan Koperasi dan UKM, 10 Februari 2010 DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKMK.
PEMBEKALAN PROGRAM QUALITY ASSURANCE LPMP SULAWESI SELATAN 2009.
STRATEGI PENUMBUHAN DAYA SAING DAERAH JAWA BARAT
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PMP
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
PROSES MANAJEMEN OLEH : ADEK KURNIA ROZA, S.Kom.
SHIP PARTNER.
PEREKONOMIAN INDONESIA
By : Dr. Ir. F. Didiet Heru Swasono, M.P. SMT GASAL_2014/2015
PENGEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN
MANAJEMEN STRATEGIS.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
BAB 6 PERENCANAAN 1. PERENCANAAN 2. PROSES PERENCANAAN 3. PERENCANAAN SITUASIONAL 4. PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN 5. HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH.
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
Implementasi Knowledge Management
Prinsip-prinsip Pemasaran
MELALUI KERIS JATENG MEMACU KEMUDAHAN BERUSAHA
Bagian 1 Definisi Pemasaran dan Proses Pemasaran
MERANCANG KEGIATAN AGRIBISNIS
MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN RENCANA PEMASARAN
Memahami Kerangka Kerja Implementasi CoE
MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA TIM PEMBINA ADIWIYATA PROPINSI JAWA TIMUR
Vemmie D. Koswara Asdep Budaya dan Etika Iptek
STRATEGI KEBIJAKAN.
MODUL 10 MANAJEMEN INDUSTRI KEHUMASAN
Pariwisata Bekelanjutan
KEBIJAKAN OBAT  .
MANAJEMEN PEMASARAN (EKMA4216) MODUL 2 PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN Tutor : Padlah Riyadi., SE., MM., Ak., CA.
Hakekat Sistem Perencanan dan Pengendalian Manajemen
PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
PERENCANAAN (planning)
GRAND DESIGN PERPUSTAKAAN
EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA.
gatotIbnusantosa.wordpress,com
PERENCANAAN (planning)
PENYUSUNAN EVALUASI DIRI, RENSTRA, DAN RENOP
PERENCANAAN (planning)
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
PERAN DISPERINDAGKOP-UKM DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA DISPERINDAGKOP-UKM KABUPATEN BANJARNEGARA.
Bagian 1 Definisi Pemasaran dan Proses Pemasaran
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Hubungan antara SN-Dikti dengan Kriteria Akreditasi
Transcript presentasi:

PERAN POKJA DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN Yudha Heryawan Asnawi Tenaga Ahli Klaster Industri Agro – Kementerian Perindustrian RI Disampaikan pada Bimbingan Teknis Pengembangan Klaster Industri Agro Tahun 2014 Hotel Salak The Heritage - Bogor Jawa Barat, 26-28 Maret 2014

PENDAHULUAN

LOKUS PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO SAMPAI TAHUN 2013 Koridor Sumatera Koridor Sulawesi Koridor Jawa Koridor Bali Nusa Tenggara Koridor Papua Kelapa Sawit Koridor Kalimantan Kelapa Kopi Kakao Hasil Laut Buah Kertas Susu Furniture Gula Tembakau

LOKUS PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO TAHUN 2014

LOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO UNGGULAN TAHUN 2014

PERAN POKJA DALAM PENGEMBANGAN KLASTER/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN

KELEMBAGAAN : AKTOR PENGEMBANGAN (GENERIK) Steering Committee: pusat; Focal Point: kelompok pelaku usaha bersama yang saling terkait; Kelompok Kerja: Perwakilan pelaku usaha, Akademisi dan Pemerintah (Propinsi, kabupaten/kota); Fasilitator/pendamping: Perguruan Tinggi/ LSM/ Konsultan.

STEERING COMMITTEE (SC) Forum antara pemerintah dan pelaku usaha; Seleksi dan penetapan prioritas klaster yang dikembangkan; Perumusan dan penetapan: lingkup (scope), jejaring klaster (cluster networking).

Simpul sistem jejaring pemangku kepentingan (stake holder); FOCAL POINT (FP) Simpul sistem jejaring pemangku kepentingan (stake holder); Simpul informasi, transaksi, keputusan; Peran pemrakarsa menonjol.

Satuan kerja profesional; Sesuai fungsi dan kompetensi; WORKING GROUP / POKJA Satuan kerja profesional; Sesuai fungsi dan kompetensi; Sesuai kebutuhan di masing-masing tingkatan.

Posisi di sudut netral; FASILITATOR Posisi di sudut netral; Memotivasi dan memfasilitasi dalam pembentukan kerjasama; Mamfasilitasi tahapan diagnosis, sosialisasi konsep penyusunan rencana aksi, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi; Memiliki akses yang luas pada berbagai sumber.

HUBUNGAN CAKUPAN PENGEMBANGAN KLASTER/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN Keterkaitan internasional (MNC driven); Pemanfaatan sumberdaya (Resources driven); Instrumen kebijakan tertentu (Policy driven).

KERANGKA TAHAPAN UMUM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI 1). Aktivitas awal inisiatif / prakarsa pengembangan; 2). Penyusunan kerangka dan agenda pengembangan; 3). Implementasi; 4). Pemantauan, evaluasi dan perbaikan.

TAHAPAN UMUM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI Inisiasi : Membangun minat dan partisipasi di antara pemangku kepentingan Diagnostik : identifikasi dan pemetaan klaster/ industri agro unggulan, identifikasi tindakan yang diperlukan untuk mengembangkan klaster/ industri agro unggulan Kolaborasi : membangun komitmen, pengembangan kemitraan dan aliansi bisnis Implementasi : pelaksanaan/eksesuki komitmen, kemitraan dan aliansi bisnis Monitoring dan Evaluasi

INISIASI : DIAGNOSTIK KLASTER/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN TAHAP 1 INISIASI : DIAGNOSTIK KLASTER/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN Mengidentifikasi komoditas/produk kunci Mengidentifikasi pemeran kunci (champion); Mempersiapkan dan melaksanakan dialog yang konstruktif; Meminta dukungan dari industri inti (champions) yang meyakini pentingnya perubahan dilakukan bersama-sama dan yang ingin mendukung dan memotivasi anggota-anggota lainnya. Meminta dukungan dari seluruh anggota klaster Pengumpulan data, menganalisa, membentuk pengertian bersama;

PENGUMPULAN DATA : IDENTIFIKASI/PEMETAAN Memetakan/memotret kondisi eksisting 4 (Empat) Elemen Kunci Klaster yaitu : Aglomerasi, Nilai Tambah (Value Added) & Rantai Nilai (Value Chain), Jaringan Pemasok Infrastruktur Ekonomi

PENGUMPULAN DATA : IDENTIFIKASI/PEMETAAN A. Aglomerasi Perusahaan No Elemen & Indikator A. Aglomerasi Perusahaan 1 Jenis Champion 2 Jumlah Wirausaha atau industri pengolahan (Selain Champion) 3 Jumlah pemasok bahan baku utama 4 Jumlah pemasok bahan baku pendukung 5 Keberadaan Pokja dalam Pengembangan Klaster 6 Keberadaan Lembaga Pembiayaan 7 Keberadaan institusi pendidikan, Lembaga pelatihan dan Lembaga penelitian 8 Keberadaan Industri Jasa Terkait 9 Keberadaan Asosiasi B. Rantai Nilai Capaian hilirisasi Pemanfaatan teknologi Ketersediaan Peralatan dan Perlengkapan Teknologi Kualitas produk No Indikator C. Jejaring Kerjasama 1 Kerjasama Champion 2 Kerjasama Wirausaha atau industri pengolahan (selain champion) 3 Kerjasama pemasok bahan baku utama 4 Kerjasama pemasok bahan baku pendukung 5 Kerjasama lembaga pembiayaan 6 Kerjasama institusi pendidikan, penelitian dan pelatihan 7 Kerjasama industri jasa terkait (jasa pemasaran, Jasa angkutan, Jasa Pergudangan, Jasa Bongkar muat) 8 Kerjasama asosiasi 9 Kerjasama Pemasaran (Jaringan Pasar) 10 Peran Pokja dalam pengembangan klaster 11 Peran pemerintah dalam pengembangan klaster 12 Peran swasta dalam pengembangan klaster D. Infrastruktur Aksesibilitas jalan Aksesibilitas transportasi (Pelabuhan/ Bandar Udara/Transportasi Darat) Aksesibilitas listrik, Air dan Komunikasi Aksesibilitas Lahan Aksesibilitas Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

INISIASI: DIAGNOSTIK KLASTER/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN TAHAP 1 INISIASI: DIAGNOSTIK KLASTER/ INDUSTRI AGRO UNGGULAN Identifikasi kekuatan penting dari bisnis yang mampu untuk bersaing (spesialisasi klaster). Mengidentifikasi permasalahan Menetapkan prioritas masalah; Merumuskan strategi (pemecahan masalah dan dinamisasi peluang); Menyusun rencana aksi; Menyusun kelompok kerja dan tim pelaksana;

FORUM KLASTER/ IND. AGRO UNGGULAN MEMBANGUN KEMITRAAN PENGEMBANGAN KLASTER/ INDUSTRI UNGGULAN AGRO UNGGULAN Penyusunan Road Map IDENTIFIKASI PRODUK UTAMA INDUSTRI IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS (Gov & Non-Gov) PELEMBAGAAN Identifikasi : Visi Isu FORUM KLASTER/ IND. AGRO UNGGULAN MONITORING & EVALUASI FORMULASI: Prioritas Agenda Forum IMPLEMENTASI RENCANA AKSI BENTUK KEMITRAAN KLASTER/ IND AGRO UNGGULAN

PERENCANAAN STRATEGIS Kondisi Yang Akan Datang Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Akan Datang Visi Isu Strategis Misi Faktor Internal Cita-cita Tujuan Faktor Eksternal Sasaran Kebijakan Nasional Strategi/ Kebijakan Program/ Kegiatan

TAHAPAN PENYUSUNAN ROAD MAP

KOLABORASI : PENGEMBANGAN KEMITRAAN & ALIANSI BISNIS TAHAP 2 KOLABORASI : PENGEMBANGAN KEMITRAAN & ALIANSI BISNIS Pokja terlibat secara luas dalam proses pengembangan klaster/ind. Agro unggulan sebagai perwujudan pengembangan kemitraan antara stakeholder/pemangku kepentingan. Membuat dan merencanakan kerjasama bisnis yang terjamin dalam target pasar dan melakukan usaha serius untuk memasuki target pasar melalui berbagai perjanjian yang umumnya diwujudkan dalam bentuk kontrak bisnis. Terwujudnya pertumbuhan keanggotaan klaster/ind. Agro unggulan secara luas dari berbagai keahlian, baik dari sisi kedalaman (value chain) maupun keluasan produk sebagai fungsi dari semakin klaster/ind. Agro unggulan memberi kemanfaatan kepada stakeholder.

KOLABORASI : PENGEMBANGAN KEMITRAAN & ALIANSI BISNIS TAHAP 2 KOLABORASI : PENGEMBANGAN KEMITRAAN & ALIANSI BISNIS Aliansi bisnis baru yang terbentuk dalam klaster/ind. Agro unggulan mencakup : Pengaturan pemasok yang lebih diinginkan Jaringan pasar baru baik lokal maupun nasional atau internasional Pembentukan kelembagaan klaster yang keanggotaannya terhimpun dari stakeholder yang berguna sebagai forum komunikasi dan pengembangan klaster/ind. Agro unggulan . Pengaturan tanggungjawab bersama terhadap resiko pengembangan klaster/ind. Agro unggulan agar tercapainya skala ekonomi baik secara internal keangggotaan maupun eksternal atas beban yang akan muncul ketika bisnis berjalan maupun kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana yang diperlukan. Pengembangan rantai nilai/hilirisasi sebagai spesialisasi sesuai keahlian dan kemampuan klaster/ind. Agro unggulan dihasilkan atas inisiatif bersama. Forum pemimpin bisnis dan komunitas terbentuk.

TAHAP 2 KOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGAN Menentukan peran dalam tindakan dukungan antara pihak terkait (pemangku kepentingan) menurut langkah-langkah dalam rantai pasok dan rantai nilai. Bahan Baku Produksi Pemasaran Konsumen Menetapkan suplai bahan baku yang mampu dalam kualitas maupun kuantitas Meningkatkan / menetapkan produk berkualitas sebaik diterima konsumen Menjual/ mempromosikan produk kepada konsumen secara efisien/ efektif Pelaku Usaha Perlu koordinasi, dimana POKJA sebagai Koordinator Dinas Pertanian Dinas Perkebunan Dinas Perindag Kadinda/ Asosiasi Pihak Terkait Lembaga Penelitian/ PT Dinas Kop& UMKM BPPMD

Reputasi yang meningkat akan menghasilkan peluang pasar yang baru. TAHAP 3 IMPLEMENTASI Implementasi dari komitmen bisnis diwujudkan secara terus menerus dan dipatuhi oleh semua anggota klaster. Klaster mulai mendapatkan manfaat, mendistribusikan tanggungjawab keanggotaan atas beban yang dipikul oleh klaster. Inovasi dan pengembangan produk baru, dan perjanjian kontrak baru terus berlanjut. Reputasi yang meningkat akan menghasilkan peluang pasar yang baru. Pendapatan dari kontrak pekerjaan mampu mempertahankan momentum klaster. Investasi bisnis baru pada daerah sebagai hasil langsung dari proses perkembangan klaster. Tenaga kerja baru dipekerjakan pada daerah ketika peluang kerja bertambah. Mitra strategis diperluas dalam rangka pengembangan ekonomi.

MONITORING DAN EVALUASI TAHAP 4 MONITORING DAN EVALUASI

PETA PANDUAN KIID KABUPATEN NGAWI Lokasi Pengembangan : Kecamatan Pitu, Kecamatan Ngrambe, Kecamatan Mantingan

PENUTUP

CATATAN KHUSUS : KLASTER DENGAN TIPE GEOGRAFIS Rancangan kelembagaan dapat disesuaikan dengan karakteristik setempat (tailor made); Manfaatkan lembaga-lembaga yang ada (optimalisasi); Kelengkapan komponen-komponen dasar dipenuhi: SC, FP, koordinator/fasilitator, kelompok kerja, anggota; Fasilitas layanan bersama (common service facilities, CSF).

CSFs in MANAGING CLUSTERS

Terima kasih