PERKEMBANGAN & TANTANGAN PRODUK KOPI OLAHAN INDONESIA COFFEE & HEALTH PERKEMBANGAN & TANTANGAN PRODUK KOPI OLAHAN INDONESIA Disampaikan oleh : Gabungan Eksportir Kopi Indonesia Jl. P. Sudirman 74/I, Surabaya
Gambaran Umum Perkopian Indonesia Penghasil devisa terbesar ketiga Subsektor Perkebunan setelah Kelapa Sawit dan Karet Komoditi kopi sumber utama pendapatan petani didominasi oleh perkebunan rakyat (96%), penciptaan lapangan kerja yang melibatkan petani secara langsung sebanyak 2,33 juta KK, terbentuknya pusat–pusat pertumbuhan, mendorong agribisnis dan agroindustri kopi. Luas areal 1.240.919 ha Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keunikan daerah masing2 yang telah menghasilkan karakteristik kopi spesialti yang tidak dihasilkan oleh negara lain. Produksi rata-rata : 700,000 ton Tingkat produktivitas yang masih rendah sekitar 700 Kg/ha. Jika produktivitas bisa ditingkatkan menjadi 1 – 1,6 ton/ha, maka produksi kopi nasional bisa mencapai lebih dari 1,5 juta ton/tahun atau mencapai sekitar 25 juta bag. Konsumsi domestik masih rendah sekitar 0,9 Kg/Kapita EKSPOR : Volume 534 ribu ton Nilai US$ 1,2 milyar Indonesia produsen utama ke 3 dunia, setelah Brasil & Vietnam
MASA PANEN KOPI DI INDONESIA MENURUT LOKASI DARI KATULISTIWA Wilayah Masa Panen Kontribusi Thd Produksi Selatan Sumbagsel Jawa Sulawesi Bali / N T T April – Sept (Juli – Agust) 82 % U t a r a Aceh Sumut Okt – Maret (Nov – Feb) 18 %
Produktivitas (Kg/Ha) 779 702 745 755 (0,81) LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI NASIONAL TAHUN 2010 S.D 2013*) No Uraian 2010 2011 2012 2013*) Rata2 Pertmbhn/Thn (%) 1 Luas Areal (Ha) 1.210.365 1.233.698 1.235.289 1.240.919 0,84 2 Produksi (Ton) 686.921 638.646 691.163 698.887 0,77 3 Produktivitas (Kg/Ha) 779 702 745 755 (0,81) Sumber : Statistik Perkebunan 2012-2014 Keterangan: *) Angka Sementara
Produktivitas (Kg/Ha) LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN KOPI INDONESIA 2013*) No. Kepemilikan Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha) 1 Perkebunan Rakyat 1.193.149 (96,15%) 669.064 (95,73%) 753 2 Perkebunan Negara 22.589 (1,82%) 13.820 (1,98%) 810 3 Perkebunan Swasta 25.181 (2,03%) 16.002 (2,29%) 803 Total 1.240.919 (100%) 698.886 755 Source: Plantation Statistics 2010, Directorate General Estate Crops, Ministry of Agriculture. *) angka sementara Sumber: Statistik Perkebunan 2012
DAERAH PENGHASIL KOPI di INDONESIA Tahun 2014 *)
Kopi Arabika Spesialti Kopi Robusta Spesialti / Daerah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keunikan karakteristik Kopi Spesialti yang tidak dihasilkan oleh negara lain. Kopi Arabika Spesialti Karakteristik Produktivitas (Ton) Gayo Maountain - Sumatera Utara very good aroma & flavor, good acidity & medium body 15,000-20,000 Mandheling - Sumatera Utara very good aroma & complex flavor, light acidity & strong body 10,000-15,000 Lintong - Sumatera Utara excellent aroma & complex flavor, medium acidity & excellent body 5,000-10,000 Mangkuraja - Bengkulu delicate aroma & flavor, medium acidity & good body 700 - 1.000 Preanger - Jawa Barat rather lemony & flavor, high intensity acidity & high body 500-1,500 Java – East Java good aroma & flavor, high clean acidity & medium body, spicy tone 3,000-4,000 Toraja - Sulawesi excellent aroma & flavor, high acidity & medium body, balance bitter hints 3,000-5,000 Kalosi - Sulawesi good aroma & flavor, medium high acidity & medium body, high bitter hints Kintamani - Bali good aroma & flavor, medium to high acidity & medium body 2,000-3,000 Flores - Bajawa Baliem - Papua heavy body with low acidity, chocolate with tobacco notes 500-1,000 Lopi Luwak / Civet Coffee very unique excellent aroma & flavor, medium body, medium acidity & long after taste 30 - 50 Kopi Robusta Spesialti / Daerah Karakteristik Produktivitas (Ton) Robusta AP / Lampung - Sumatera good robusta flavor, strong body, bitter hints 100,000-150,000 Java Dampit (Dry Process) / Jawa Timur strong robusta flavor, medium body, neutral taste and clean 500-1,500 Java Estate Robusta WIB / Jawa Timur medium body, good flavor, clean, very light acidity 5,000-7,000 Flores Robusta AP / Nusa Tenggara Timur good aroma and flavor, good body, neutral taste 10,000-15,000
LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI ROBUSTA DAN ARABIKA TAHUN 2010-2013*) NO KET 2010 2011 2012 2013*) Growth (%) A LUAS AREAL (ha) 1.210.365 1.233.697 1.235.289 1.240.919 0,84 1 Kopi Robusta 958.782 940.184 929.203 933.190 (0,89) 2 Kopi Arabika 251.583 293.513 306.086 307.729 7,16 B PRODUKSI (ton) 686.921 638.648 691.163 692.840 0,48 540.280 489.809 528.505 528.272 (0,50) 146.641 148.839 162.658 164.568 3,99 C PRODUKTIVITAS (kg/ha) 766 685 730 740 925 765 800 808 Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia 2012 Keterangan: *) Angka Sementara
Extract, Essence, Concenttrate Ekspor kopi Indonesia, 2007 – 2013 Tahun Jenis Total Value (000 US$) Green Beans Instant Coffee Extract, Essence, Concenttrate Roasted Coffee Volume (Ton) Value (000US$) 2007 321,545 633,918 13,186 50,491 6,096 13,259 935 2,079 699,747 2008 468,018 989,399 7,829 49,098 15,618 40,915 727 2,055 1,081,467 2009 510,187 835,999 7,200 41,616 19,647 50,507 708 1,700 929,822 2010 432,780 812,531 7,384 40,812 43,870 126,445 812 4,210 983,998 2011 346,091 1,034,814 7,196 48,467 69,721 218,358 399 1,855 1,303,494 2012 447,064 1,244,146 71,685 274,598 14,941 42,695 1,526 5,366 1,566,805 2013 532,157 1,166,244 72,899 263,810 10,030 30,502 1,867 7,705 1,468,261 Sumber : BPS, diolah
NEGARA UTAMA TUJUAN EKSPOR KOPI INDONESIA TAHUN 2013 Negara Tujuan Pangsa (%) Uni Eropa Jerman Italia Inggris Belgia Lain-lain Jepang Amerika Serikat Afrika Algeria Mesir Maroko Afsel Asia dan lainnya 31 8 13 12 36 J u m l a h 100 Ekspor kopi biji masih didominasi ke negara tradisional : USA Jerman Jepang Italia Ekspor kopi biji ke negara-negara non tradisional (emerging markets) masih rendah tetapi terus meningkat. Ekspor kopi instan, kopi sangrai, ekstract / essence / konsentrat didominasi negara-negara non tradisional : Philipina Malaysia Singapura
KOMPOSISI JENIS PRODUK KOPI INDONESIA TAHUN 2013 Jenis Produk Kopi (HS) Volume % Kopi biji (HS 0901.11) Kopi Olahan : Kopi bubuk & gongseng (HS 0901.21) Kopi solubel : - Kopi instan (HS 2101.11) - Olahan dengan dasar ekstrak,essen atau konsentrat (HS 2101.12) 60 30 10 J u m l a h 100
PRODUKSI & KONSUMSI KOPI DUNIA Volume (juta karung) Produksi Konsumsi Sumber : ICO
Trend World consumption Calendar years 1970 to 2020* October 17 Por fim, entramos um pouco no terreno da futurologia e projetamos a possível evolução do consumo nos próximos anos. Se continuarmos a crescer na taxa de 2,5% ao ano verificada no período 2000 a 2010 (a qual podemos observar foi a mais alta na história recente do café), chegaremos a um consumo de quase 173 milhões de sacas em 2020. Uma projeção de crescimento mais conservadora, de 2% ao ano, nos levaria a quase 165 milhões de sacas. Por fim, uma projeção de crescimento mais pessimista, de 1,5% ao ano, implicaria um consumo de mais de 156 milhões de sacas em 2020. Ou seja, precisamos expandir a produção em 20 milhões, pelo menos, nos próximos 8 anos. Este é o desafio com que termino esta apresentação. Muito obrigado. *) Estimated
Konsumsi kopi dunia tahun 2012 mencapai 142,2 juta bags Konsumsi kopi dunia tahun 2012 mencapai 142,2 juta bags. ICO memperkirakan konsumsi kopi akan tumbuh ditahun 2020 menjadi sebesar 166 juta bags. Konsumsi kopi dunia dalam 4 tahun terakhir (2009 – 2012) menunjukkan peningkatan dengan rata-rata 2.4. Pertumbuhan konsumsi kopi di negara-negara Emerging Markets rata-rata 5.0 jauh lebih tinggi dibanding di negara Exporting Countries rata-rata 3.1 dan Traditional Markets dengan rata-rata pertumbuhan 1.0 Global Coffee Market tahun 2011 (Ernest & Young) mencapai sebesar $ 274 milyar terdiri dari : Retail sales (at home) : $ 71 milyar (26%) Food service (Restaurant) : $ 153 milyar (56%) Institutional sales : $ 50 milyar (18%) Sementara untuk pasar kopi komersial diperkirakan masih mendominasi sekitar 90% dan 10% berupa kopi spesialiti
Pertumbuhan Rata-Rata Konsumsi Kopi Dunia Calender years 2009 2010 2011 2012 Average annual growth rate (2009 - 2012) World Total 132,270 137,025 139,050 42,000 2.4 Exporting countries 39,616 40,910 42,397 43,467 3.1 Traditional markets 69,204 71,004 70,717 71,404 1.0 Emerging markets 23,449 25,111 25,936 27,129 5.0 In thousand bags Sumber : ICO
Perkembangan komposisi konsumsi kopi dunia (1990 – 2013)
PERKEMBANGAN & TANTANGAN PRODUK KOPI OLAHAN INDONESIA
PERKEMBANGAN PRODUK OLAHAN DALAM NEGERI Potensi peningkatan konsumsi domestik Dalam Negeri : Konsumsi kopi masyarakat Indonesia relative masih rendah yaitu sekitar 0,9 kg/kapita/ tahun, sementara beberapa negara seperti Brazilia mencapai 6 kg/kapita/tahun, Finlandia 11,4 kg/kapita/tahun,Norwegia 10,6 kg/kapita/ tahun. Industri pengolahan kopi menyerap sekitar 40 % dari total produksi kopi Indonesia dan sisanya sebesar 60 % diekspor dalam bentuk bahan baku. Seiring peningkatan & perubahan gaya hidup, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 Juta jiwa, serta pertumbuhan konsumsi dalam negeri kopi olahan mencapai rata-rata 7,5 %/ tahun, maka konsumsi domestik mempunyai potensi yang cukup besar untuk ditingkatkan sekaligus untuk meningkatkan pendapatan petani kopi.
PERKEMBANGAN PRODUK OLAHAN LUAR NEGERI Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan konsumsi kopi dunia lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi, antara lain disebabkan : Pertumbuhan konsumsi kopi di negara konsumen baru (Rusia, Eropa Timur, China dll.), dewasa ini terus mengalami peningkatan, sehingga pada thn 2015 konsumsi kopi dunia diperkirakan dapat mencapai sekitar 155 juta karung . Menurut ICO, bahwa sejak tahun 2010 trend telah terjadi peningkatan konsumsi kopi dunia sebesar 2,5% per tahun. Sehingga pada tahun 2020, konsumsi kopi dunia diperkirakan akan mencapai 165 s/d 173 juta karung atau mengalami defisit sebesar 30 – 37 juta karung . Dengan terjadinya trend perubahan budaya dalam pola minum kopi, yaitu dari sistem konvensional (drip coffee) ke pola modern (espresso), menyebabkan kebutuhan kopi mengalami peningkatan dari 8 gram menjadi 15 gram per cangkir. Secara umum, dengan meningkatnya taraf hidup dan life style, telah mendorong terjadinya peningkatan tingkat konsumsi di negara produsen kopi (Brasil, Mexico, Indonesia, Vietnam, India) .
PERMASALAHAN & TANTANGAN PRODUK OLAHAN KOPI INDONESIA Bahan Baku Kopi Keterbatasan bahan baku untuk industri pengolahan kopi DN dan pasar ekspor kopi biji PEREBUTAN BAHAN BAKU IMPOR Potensi peningkatan bahan baku kopi di sektor hulu : Pada tahun 2013, luas lahan tanaman kopi di Indonesia saat ini baru mencapai 1,3 juta Ha dengan produksi sekitar 700 ribu ton. Sedangkan produktivitas tanaman kopi di Indonesia baru mencapai 700 kg biji kopi/Ha/tahun untuk Robusta dan 800 Kg biji kopi/Ha/Tahun untuk Arabika. Produktivitas dan luas lahan tanaman kopi masih dapat ditingkatkan, mengingat Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang cocok untuk jenis tanaman kopi tersebut.
Diperlukan modal besar untuk investasi Lanjutan.. Dalam hal kopi gongseng Pengetahuan tehnik pengolahan yang masih rendah (roasting & blending), terutama UKM Dalam hal kopi instan Diperlukan modal besar untuk investasi harga bahan baku /suplai bahan baku kopi nasional lebih mahal dibanding dengan negara tetangga. Minimnya dukungan finansial & promosi dari pemerintah Mutu kopi biji yang masih rendah & tidak stabil Mitos masalah-masalah kesehatan terhadap minuman kopi Tantangan 21
Keunggulan Kopi Indonesia di Luar Negeri : Dari 10 jenis kopi spesialti yang paling terkenal didunia, 5 diantaranya berasal dari Indonesia yaitu : Aceh – Gayo Coffee Mandaheling Coffee Java Coffee Bali Coffee Toraja Coffee Disamping Kopi Luwak (Civet Coffee).
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPI OLAHAN INDONESIA Dalam rangka pemenuhan bahan baku, meningkatkan produksi & perluasan lahan tanaman kopi melalui intensifikasi & ekstensifikasi melalui program revitalisasi perkopian nasional (Gerakan Nasional Kopi), antara lain : Kopi Arabika & Robusta : Rehabilitasi tanaman tua dan rusak Rejuvenasi tanaman kurang produktif Pengendalian Hama Terpadu Penanaman di lahan hutan produksi Kopi Arabika : Perluasan areal Konversi kopi Robusta di lahan tinggi yang sesuai Penanaman di lahan baru milik petani yang sesuai Mengupayakan Pendaftaran & Penerbitan Sertifikasi Indikasi Geografis Perbaikan dan Menjaga Konsistensi Mutu Kopi Rakyat Meningkatkan Efisiensi Pemasaran Kopi Rakyat
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPI INDONESIA (Lanjutan) Tingkat Konsumsi Domestik yang masih rendah, mempunyai prospek dan dapat ditingkatkan. Program yang diperlukan untuk peningkatan konsumsi domestik antara lain : Penelitian tentang tingkat konsumsi kopi domestik dan perilaku konsumen Edukasi kepada para konsumen domestik tentang cara-cara mengkonsumsi kopi dengan baik Memberikan informasi tentang manfaat minum kopi terhadap kesehatan Promosi status kopi sebagai bagian dari gaya hidup Membangun citra merk serta modifikasi produk olahan, dan cafe-cafe 3. Mendukung pemasaran kopi olahan ke luar negeri dengan mendorong terwujudnya standard dan sertifikat nasional yang lebih efisien, sederhana yang bisa diadopsi oleh standar keamanan pangan yang berkelanjutan (sustainability), serta diterima oleh standar kualitas internasional
KESIMPULAN DAN SARAN Peningkatan produktivitas kopi melalui intensifikasi dan pengendalian perluasan tanaman kopi Robusta, serta mendorong perluasan kopi arabika terutama pemanfaatan lahan tidur yang banyak tersebar di luar Jawa melalui Gernas Kopi Agar dapat meningkatkan daya saing, diperlukan konsistensi dalam peningkatan mutu melalui pembinaan petani pekebun kopi untuk menghasilkan biji kopi bermutu baik dan memenuhi SNI, Keunggulan kopi specialty Indonesia yang telah dikenal di pasar internasional harus tetap dipertahankan dan perlu dilakukan perluasan segmen pasar untuk memperoleh harga premiun yang lebih tinggi. Meningkatkan promosi konsumsi kopi dalam negeri dengan cara menggiatkan konsumsi kopi oleh masyarakat antara lain masalah kopi terhadap kesehatan, serta melalui pengembangan kopi yang memiliki karakteristik dan citarasa khas masing-masing daerah. Konsumsi kopi dunia telah tumbuh secara stabil pada tingkat 2,5% per tahun. Pertumbuhan tercepat terjadi di “emergin market” seperti Eropa Timur dan Asia. Peluang pasar ini perlu ditangkap dan dilakukan promosi secara terarah dan berkesinambungan dari seluruh stakeholder perkopian Indonesia. Perlu adanya standard dan sertifikat nasional untuk kopi yang lebih sederhana dalam standar keamanan pangan yang berkelanjutan (sustainability), sehingga dapat berlaku sesuai dengan standar kualitas internasional. Mendorong Pendaftaran & Penerbitan Sertifikasi Indikasi Geografis terutama pada daerah sentra produksi kopi arabika
Terima Kasih www.gaeki.or.id