Uji Statistik Beda 2 Mean (t-test)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Uji Beda Mean Dr. Arlinda Sari Wahyuni M.Kes Topik
Advertisements

UJI t INDEPENDEN.
UJI HIPOTESIS Luknis Sabri.
Modul 7 : Uji Hipotesis.
Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata Independen
Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata
METODOLOGI PENELITIAN SESI 11 STATISTIK INFERENSI: PARAMETRIK TEST.
STATISTIKA INFERENSIA
PENGUJIAN HIPOTESIS MEAN 2 SAMPEL INDEPENDEN
PENGUJIAN HIPOTESIS LEBIH DARI 2 MEAN
Pelatihan SPSS Basic.
Dr. Ananda Sabil Hussein
UJI KORELASI DAN REGRESI LINIER
ANOVA (Analysis of Variance)
KORELASI & REGRESI LINIER
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
UJI BEDA 2-MEAN (t-test)
Pendahuluan Tinjau ulang dasar-dasar statistik
UJI PERBEDAAN.
Korelasi/Regresi Linier
Probabilitas dan Statistika BAB 10 Uji Hipotesis Sampel Ganda
Uji t Ledhyane Ika Harlyan
STATISTIK EKONOMI M U H S I N FAKULTAS EKONOMI UNNES.
Anova Dep BiostatikFKM UI.
Pengujian Hipotesis Hipotesis: Hupo (sementara/lemah kebenarannya) dan Thesis (pernyataan/teori) “Pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya” Hipotesis:
PENGUJIAN HIPOTESIS.
created by Vilda Ana Veria Setyawati
UJI T DEPENDEN (Paired T Test)
T-test of related irfan.
Oleh : Indah Manfaati Nur, S.Si.,M.Si
UJI BEDA DUA MEAN (T-Test Independent)
STATISTIK INFERENSI.
ANOVA (Analysis of Variance)
UJI HIPOTESIS.
STATISTIK INFERENSIAL
PROSEDUR UJI STATISTIK/ HIPOTESIS
Uji Hipotesis Dep Biostatik FKM UI.
UJI HIPOTESIS Perbandingan Dua Mean.
Dosen pengasuh: Moraida hasanah, S.Si.,M.Si
Analisis Variansi Part 1 & 2 – Tita Talitha, MT.
PENELITIAN POPULASI SAMPEL D A T A DA TA KOTOR DIOLAH ARRAY KESIMPULAN
STATISTIK INDUSTRI II PENGUJIAN HIPOTESIS sampel GANDA
CONTOH SOAL UJI HIPOTESA
Pengujian Hipotesis Aria Gusti.
UJI BEDA PROPORSI Chi Square.
Pengertian Statistika Pengertian dan Penggunaan
HIPOTESIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Deskriptif satu sample
UJI PERBEDAAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN
ANOVA (Analysis of Variance)
INFERENSI VEKTOR MEAN 1 Statistik Hotelling’s 2
ANALISIS COMPARE MEANS
TEMU 11 COMPARE MEANS: MEANS.
UJI HIPOTESA BEDA DUA RATA-RATA DATA BERPASANGAN DAN PROPORSI
UJI HIPOTESA.
T-test of related irfan.
TEMU 11 COMPARE MEANS: MEANS.
Week 11-Statistika dan Probabilitas
DASAR-DASAR UJI HIPOTESIS
PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARATIF
UJI BEDA MEAN DUA SAMPEL
KORELASI & REGRESI LINIER
STATISTIK INFERENSI Statistik inferensi bagian dari pelajaran statistic yang mempelajari bagaimana mengambil sebuah keputusan tentang parameter populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS.
ANOVA (Analysis of Variance)
HIPOTESIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Uji Asosiasi Korelasi Spearman.
Uji Dua Sampel Berpasangan
ESTIMASI DAN KEPUTUSAN STATISTIK (HIPOTESIS)
Capaian Mahasiswa memahami tentang Uji Hipotesis beda rata-rata pada dua kelompok Independen.
Transcript presentasi:

Uji Statistik Beda 2 Mean (t-test) Nurhalina, SKM,M.Epid Analisis Kesehatan UMP

Uji Beda 2 Mean Contoh kasus: Seorang peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan rata-rata kadar nikotine rokok merek A (23.1mg + 1.15) dengan rokok merek B (20.0mg + 1.7) Seorang peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan rata-rata kadar kolesterol penduduk desa dengan kota Apakah ada pengaruh ‘program diet’ terhadap penurunan berat badan. Dari 10 peserta program, rata-rata berat badan sebelum melakukan program diet 95.5 kg dan sesudah 3 bulan melakukan program diet 90.5 kg.

Uji Beda 2 Mean Alternatif penyelesaian kasus: Dalam uji statistik untuk melihat perbedaan rata-rata antara 2 kelompok (uji-t), ada 2 hal pokok yang harus diperhatikan: Apakah ke-2 kelompok tersebut Independent atau berpasangan (paired) Jika Independent, apakah varians ke dua kelompok sama atau tidak Sehingga dikenal 2 jenis uji-t yaitu: Berpasangan/dependent atau paired t-test Independent t-test: 2.1. Varian sama 2.2. Varian berbeda

Uji-t Berpasangan (Paired t-test) Menguji perbedaan nilai rata-rata dari 2 pengukuran pada orang yang sama, pada waktu yang berbeda (Untuk kemudahan perhitungan, data ditampilkan sbb:) No responden Data 1 (Sebelum) Data 2 (Sesudah) Data-2 – Data-1 (d):deviasi 1 11 12 2 21 22 3 31 32 Mean d = .. SD d = ..

Prosedur Uji-t Berpasangan (Paired t-test) Ho  1 - 2 = 0 atau d = 0 (Rata-rata perbedaan sama dengan nol) Ha  1 - 2  0 atau d  0 (2-tailed) 1 - 2 > 0 atau d > 0 (1-tailed) 1 - 2 < 0 atau d < 0 (1-tailed) Uji statistik  t-test Ho ditolak, jika: Ha Critical Region nilai-p (2-tailed) 1 - 2  0 | t | hitung > t tabel (/2; df=n-1) atau p-value < /2 (1-tailed) 1 - 2 > 0 t hitung > t tabel (; df=n-1) atau p-value <  (1-tailed) 1 - 2 < 0 t hitung < t tabel (; df=n-1) atau p-value < 

Prosedur Uji-t Berpasangan (Paired t-test) Perhitungan: a. Hitung perbedaan masing-masing pasangan (di = xi2 – xi1) b. Hitung Mean (d) dan Standar Deviasi (Sd) dari perbedaan tersebut c. Hitung nilai t-test Keputusan: a. Bandingkan t hitung dg t tabel b. Bandingkan p-value dg  atau /2  Ho ditolak atau gagal ditolak? Kesimpulan: Ada penurunan? Ada perbedaan atau tidak?

Aplikasi Uji-t Berpasangan (Paired t-test) Contoh kasus: Dilakukan penelitian untuk melihat apakah ada perbedaan tekanan darah sistolik pada mahasiswa sebelum dan sesudah ujian biostatistik Mhs sebelum sesudah beda (d) 1 110 120 10 2 90 105 15 3 100 95 5 4 140 20 Mean 103 112 11 SD beda =15.5mmHg

Aplikasi Uji-t Berpasangan (Paired t-test) Jawab Ho  1 - 2 = 0 atau d = 0 (Rata-rata perbedaan sama dengan nol) Ha  1 - 2  0 atau d  0 (2-tailed) Uji statistik  t-test dengan  = 0.05 Critical region (Ho ditolak, jika: t hitung > t tabel (0.05/2; df=5-1) t hitung > a. Hitung perbedaan b. Hitung Mean dan Standar Deviasi perbedaan: c. Hitung nilai t: Keputusan: Ho gagal ditolak Kesimpulan: Secara statistik tdk ada perbedaan tekanan darah sistolik pada mahasiswa sebelum dan sesudah ujian biostatistik 4.48 , 2.45 11 5 5.5 = t

Uji-t Independen (Independent t-test) Menguji perbedaan nilai rata-rata dari 2 pengukuran yang sama pada orang/kelompok yang berbeda (tidak terkait satu sama lain) Kelompok-I Kelompok-II 11 12 21 22 31 32 Mean1 = … Mean2 = … SD1 = … SD2 = …

Uji-t independen (Independent t-test) Prosedur: Uji kesamaan varian Uji-t independen 2.1. Jika variannya sama, maka: Lakukan Uji-t independen dengan asumsi varian sama 2.2. Jika variannya tidak sama, Lakukan Uji-t independen dengan asumsi varian tidak sama Pada MA ini diasumsikan varianya sama (Var beda tdk diajarkan)

Uji Kesamaan Varian pada Independen t-test Ho  12 = 22 atau 12 / 22 = 1 (Varian populasi-1 sama dengan varian pop-2) atau (Rasio kedua varian sama dengan satu) Ha  12  22 atau 12 / 22  1 (Varian ke dua populasi adalah tidak sama) Uji statistik  F-test (syaratnya, varians yg lbh besar jd pembilang) F hitung = s12 / s22 (dimana s1 = varian yang lebih besar) Critical region: Ho ditolak, jika (Lihat tabel F) F hitung > F tabel (n1 – 1, n2 – 1; ) (n1 – 1 = numerator), (n2 – 1 = denominator) Keputusan  Ho ditolak atau gagal ditolak? Kesimpulan  Varian berbeda atau varian sama?

Prosedur Uji-t Independen 1. Ho  1 = 2 (Nilia rata2 populasi-1 sama dengan populasi-2) 2. Ha  (2-tailed: 1  2) atau (1-tailed: 1 > 2 , 1 < 2) 3. Uji kesamaan varians: (uji-F) 4. Uji statistik: 4.a. Uji-t dengan asumsi varian sama 5.a. Ho ditolak jika: (critical region) Ha Critical Region p-value (2-tailed) 1  2 | t | hitung > t tabel (/2; df=n1 + n2 - 2) atau p-value < /2 (1-tailed) 1 > 2 t hitung > t tabel (; df=n1 + n2 – 2) atau p-value <  (1-tailed) 1 < 2 t hitung < t tabel (; df=n1 + n2 – 2) atau p-value < 

Prosedur Uji-t Independen 4. b. Uji-t dengan asumsi varian tidak sama 5.b. Critical region (Ho ditolak, jika:) Dimana df adalah: Ha Critical Region (2-tailed) 1  2 | t | hitung > t tabel (/2; df=v) atau p-value < /2 (1-tailed) 1 > 2 t hitung > t tabel (; df=v) atau p-value <  (1-tailed) 1 < 2 t hitung < t tabel (; df=v) atau p-value < 

Aplikasi Uji-t Independen Contoh kasus: Sebuah penelitian bertujuan melihat apakah rata-rata kadar nikotin rokok jarum lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak. Dari ambil sampel secara random, 10 batang rokok jarum dan 8 batang wismilak. Dilaporkan rata-rata kadar nikotin rokok jarum 23,1 mg dengan standar deviasi 1,5 mg sedangkan rokok wismilak 20,0 mg dengan standar deviasi 1,7 mg. Ujilah pernyataan tsb, dengan alpha 5%. Uji kesamaan varian Diketahui: n1 = 10 n2 = 8 x1 = 23,1 x2 = 20,0 s1 = 1,5 s2 = 1.7 Nomerator adalah varians yg lebih besar, dan n mengikuti Ho  12 = 22 (varian kadar nikotin rokok jarum sama dengan rokok wismilak) Ha  12  22 (varian kadar nikotin rokok jarum sama dengan rokok wismila) Derajat kemaknaan dengan =0.05

Aplikasi Uji-t Independen Uji statistik  F-test F = s12 / s22 , dimana s1 > s2 = (1,7)2 / (1,5)2 = 1,28 Critical region: Ho ditolak, jika F hitung > F, (n1 – 1, n2 – 1 ; ) tabel F tabel  numerator (8 – 1) = 7 denominator (10-1) = 9 =0.05 F tabel = 2.51, p = 0,10, p > Alpha, Keputusan: Ho gagal ditolak (artinya tdk ada perbedaan varian), maka uji t yg dilakukan ad uji t dgn varian sama. Kesimpulan: Varian ke dua populasi adalah sama  Lakukan uji-t dengan asumsi varian sama

Aplikasi Uji-t independen B. Uji-t independen dengan asumsi varian sama 1. Ho  1 = 2 (rata-rata kadar nikotin rokok jarum sama dengan rokok wismilak) Ha  1 >2 (rata-rata kadar nikotin rokok jarum lebih tinggi dari rokok wismilak) 2. Uji statistik  t-test dengan =0.05 3. Critical region: Ho ditolak, jika: t hitung > t tabel (0.05; df=10 + 8 - 2) > 1,746 4. Perhitungan:

Aplikasi Uji-t independen B. Uji-t independen dengam asumsi varian sama 5. Perhitungan: 6. Keputusan: Ho ditolak, karena t hitung (4,1) > t tabel (1,746) atau karena nilai-p < 0,005 7. Kesimpulan: Rata-rata kadar nikotin rokok jarum lebih tinggi dari rokok wismilak

Aplikasi Paired t-test* Contoh kasus: Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh dari chlormethiazole terhadap kadar serum prolaktin pada pria peminum alkohol. 15 orang subjek diukur kadar serum prolaktinnya sebelum intervensi dan 7 hari sesudahnya. Apakah ada pengaruh chlormethiazole dalam menurunkan kadar serum prolaktin? Subjek Serum Prolaktin (mV/L)   Sebelum Sesudah 1 250 200 2 300 260 3 120 4 270 150 5 180 6 280 7 330 Subjek Sebelum Sesudah 8 210 230 9 160 130 10 320 260 11 240 170 12 180 200 13 280 150 14 220 15 300 190

Aplikasi Paired t-test* Jawab Ho  1 - 2 = 0 atau d = 0 (Rata-rata perbedaan sama dengan nol) Ha  1 - 2 > 0 atau d > 0 (1-tailed) Uji statistik  t-test dengan =0.05 Critical region (Ho ditolak, jika: t hitung > t tabel (0.05; df=15-1) t hitung > 1.761 a. Hitung perbedaan b. Hitung Mean dan Standar Deviasi perbedaan: (57.33 + 49.49) c. Hitung nilai t: Keputusan: Ho ditolak Kesimpulan: Kadar serum prolaktin setelah intervensi lebih rendah dari sebelumnya

*Aplikasi Uji-t independen Contoh kasus: Sebuah penelitian bertujuan melihat perbedaan force expiratory volume (FEV) antara perokok dengan bukan perokok. Dari 15 orang bukan perokok dilaporkan mean dan standar deviasi FEV adalah 3.42 L + 0.48 L. Sementara itu, 10 orang perokok dilaporkan mean 2.81 L dan standar deviasi 0.45 L. Lakukanlah uji statistik apakah ada perbedaan yang bermakna FEV perokok dengan bukan perokok. Jawab: A. Uji kesamaan varian Diketahui: n1 = 15 n2 = 10 x1 = 3.42 x2 = 2.81 s1 = 0.48 s2 = 0.45 Ho  12 = 22 (Varian FEV pada populasi perokok sama dengan varian FEV pada pop bukan perokok) Ha  12  22 (Varian FEV di dua populasi adalah tidak sama) Derajat kemaknaan dengan =0.05

*Aplikasi Uji-t independen Uji statistik  F-test F = s12 / s22 , dimana s1 > s2 = (0.48)2 / (0.45)2 = 1.14 Critical region: Ho ditolak, jika F hitung > F (n1 – 1, n2 – 1; ) tabel F tabel  denominator (15 – 1) = 9 nominator (10-1) = 14 =0.05 F tabel = 2,28. p = 0,10 . P > alpha Keputusan  Ho gagal ditolak Kesimpulan  Varian ke dua populasi adalah sama  Lakukan uji-t dengan asumsi varian sama

*Aplikasi Uji-t independen B. Uji-t independen dengam asumsi varian sama 1. Ho  1 = 2 (Rata-rata FEV pada populasi perokok sama dengan rata-rata FEV pada populasi bukan perokok) Ha  1  2 (2-tailed) 2. Uji statistik  t-test dengan =0.05 3. Critical region: Ho ditolak, jika: | t | hitung > t tabel (0.025; df=15 + 10 - 2) > 2.807= 0,005 4. Perhitungan: 5. Keputusan: Ho ditolak 6. Kesimpulan: Rata2 FEV perokok berbeda dg bukan perokok P = 0,005. P < alpha

Untuk uji 2 mean, independennya kategori dan dependenya numerik.. Independent t tes, uji independennya 2 kali, uji homogenitas dulu trus uji independen t tes