Physiotherapy in Sport Injury Immanuel Maulang, PT
Cardiovasculopulmonal Physiotherapy Neurologi Ortopedic Pediatri Geriatri Womens Health Cardiovasculopulmonal Electrodiagnostic SPORT
Intervention / Treatment Sport Physiotherapy Pendidikan Sport Physical Therapy di mulai tahun 1974 (3 tahun residen) SCS(Sport Physical Therapy Spesialis) Sport PT Intervention / Treatment Promotion Sport Performance Prevention Restorasi (Rehabilitasi) Sumber : Sport Physical theraphy section USA
Sebuah Peran
FIFA and AFC (FIFA Club Licensing Regulation) ??? How about FIFA and AFC (FIFA Club Licensing Regulation) ???
FIFA and AFC (FIFA Club Licensing Regulation hal. 32)
Bagaimanakah sebenarnya peran Fisioterapi pada olahraga ?
Peran Fisioterapi pada olahraga (International Federation of Sport Physiotherapy) Memberikan edukasi kepada atlit tentang aktifitas olahraga yang baik dan benar Membuat program latihan menggunakan prinsip-prinsip olahraga dalam pencegahan cidera( dinamic streching, static streching) serta Balance, stabilitas dan fleksibilitas Melakukan tindakan penanganan cedera darurat dan basic life support selama proses latihan dan pertandingan Melakukan pemeriksaan, diagnostik, rencana, program , evaluasi dan modifikasi fisioterapi dalam menangani cedera olahraga Meningkatkan performa atlit : edukasi latihan spesifik
Fisiologi Cidera (Boohler, J.M., and Thaibodeau, G.A.) -Injury Trauma Menurunkan resiko Injury Re-Injury Perdarahan Kerusakan Jaringan Hematoma Scab Inflamasi Kembali ke Olahraga Kembali ke Olahraga Nyeri Spasme Penyembuhan tidak optimal penyembuhan Optimal Fase perbaikan Substrate Fibroblastic Maturation Atrophy Inadequat Adequat Treatment
(Bob Mangine,Joseph T. Rauch, W. Andrew Middendorf : 2012) Dampak Immobilisasi (Bob Mangine,Joseph T. Rauch, W. Andrew Middendorf : 2012) Otot Penurunan ukuran otot (muscle fiber) 0,5-1% setiap hari Penurunan kekuatan 0,5-2% setiap hari Penurunan jumlah dan ukuran mitokondria Penurunan total massa otot Menurunkan kadar glykogen dan ATP Meningkatkan konsentrasi asam laktat Menurunkan syntesa protein Ligamen Menurunkan elastisitas dan kepadatan Menurunkan kemampuan ligament dalam menjaga stabilitas sendi.
Dampak Immobilisasi Kartilago Mengurangi ukuran chondrocyte, mengurangi sintesis proteglycankartilago menjadi lunak Tulang Perubahan pada tulang bisa di ketahui paling cepat 2 minggu setelah immobilisasi (penurunan formasi tulang akibat peningkatan aktifitas osteoclast) Penurunan kepadatan tuang mencapai 55-60% pada immobilisasi 12 minggu Tulang rentan fraktur
Prinsip Fisioterapi pada Sport Injury
Prinsip Fisioterapi pada Sport Injury Fase Akut (1-6 hari) 0-24 jam RICE dan Lebih dari 24 jam POLICE (OL=optimal loading) Tujuan Metode terapi Kontrol Inflamasi Rest dan proteksi area cidera, kompres es, dibalut/difiksasi, area cidera di tinggikan, exercise grade I dgn bebas nyeri Meminimalisisr efek imobilisasi Pasif exercise sebatas nyeri dan toleransi pasien, Elektroterapi (Stimulasi elektrik), propriocepsi exercise Mengurangi efusi sendi Statik - aktif exercise dgn elevasi daerah yg cidera Memelihara kondisi daerah yg tdk cidera Exercise area yg tidak cidera Sumber : Kissner C, and Colby L.A. (2002)
Fase sub-akut (4 – 21 hari) Tujuan Metode terapi Lanjutan kontrol inflamasi Tingkatkan lebih banyak gerakan pada sendi dengan tetap monitoring reaksi jaringan Peningkatan pergerakan secara progres Tingkatkan dari pasive ke aktif ROM. Streching secara bertahap dengan bebas nyeri Peningkatan kekuatan otot secara progres Tingkatkan dari isometrik exercise ke aktif ROMdari tanpa tahanan ke tahanan yg optimal Memelihara kondisi area yg tdk cidera Tingkatkan latihan kekuatan dan daya tahan area yg tdk cidera Sumber : Kissner C, and Colby L.A. (2002)
Fase Kronik ( 21 hari - 12 bulan) Tujuan Metode terapi Mengurangi nyeri dari adanya perlengketan jaringan Elektroterapi, streching Meningkatkan mobilitas persendian Pasif stretcing, hold relax, gerakan sendi (manipulasi sendi) Penguatan otot (daya tahan dan daya ledak otot) Isotonik dan isokinetik exercise Propriosepsi, koordinasi dan kelincahan Latihan keseimbangan dan latihan kelincahan Sumber : Kissner C, and Colby L.A. (2002)
Sekilas…
Sekilas…
Contoh Kasus
Contoh Kasus Post operasi pada Rekonstruksi ACL dengan otot Semitendinosus ( Kevin E. Wilk, PT, DPT) Fase Pertama (0-2 Minggu) Tujuan Proteksi graft, Meminimalisir dampak immobilisasi, control inflamasi Penggunaan Knee Brace sampai minggu kedua Pembebanan (Weight-Bearing ) Toleransi pembebanan dengan 2 crutches Setelah 7 hari, penggunaan crutches boleh dihentikan dengan parameter kekuatan quadriceps optimal Therapeutic Excersices Heel slides/Wall Slides Quadriceps sets, hamstring sets (bisa menggunakan electrical stimulan jika dibutuhkan) Patellar mobilization Partial weight-bearing excercise Prone leg hangs for extnsion SLR exercise
Patellar Mobilization Weight Bearing Electrical Stimulant SLR Heel Slide Patellar Mobilization Prone Leng Hungs
Fase Kedua (2-4 Minggu) Kriteria Tujuan Therapeutic Excercises Kekuatan Quadriceps Optimal ROM knee (+-) 90 derajat Mampu Full Ekstensi Tidak ada tanda Inflamsi Tujuan Mengembalikan pola jalan, Full ROM Ekstensi, Meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan proprioceptor untuk aktifitas fungsional Therapeutic Excercises Mini-squats, 0-30 derajat Clam with band Spider Kinesio tapping (limphatic) Sepeda Statis Closed-Chain extension (0-30 derajat) Toe raises Stretching Hamstring disertai dengan strengthening gastrosoleus Lakukan prone lag hangs sampai patien mampu melakukan full ekstensi
Spider Kinesiotaping Toe Raises Prone Leng Hungs Mini Squats Sepeda Statis Stretch Hamstring Clam with hands
Fase Ketiga (Minggu ke 6 – Bulan ke 4) Kriteria Pola Jalan Normal Full ROM Kekuatan otot optimal dan propriosepsi untuk inisiasi aktifitas fungsional Tujuan Menoptimalkan fungsi Knee Meningkatkan kekuatan, daya ledak, daya tahan, dan propriosepsi Therapeutic Exercises Fleksibilitas Exercises Closed-kinetik chain strengthening (one-leg squats; leg press, 0-60 derajat) Elliptical stepper, steir stepper Resisted Lateral Walk Exc. Functional Training
Resisted Lateral Walk Exc Flexibility for knee Resisted Lateral Walk Exc Steir Stepper Foot clock drill Exc. Closed Kinetic
Fase Keempat (Bulan ke 4-5) Kriteria Full ROM (tanpa rasa sakit) Tidak ada tanda iritasi patellofemoral joint Penguatan optimal dan propriosepsi untuk meningkatkan aktifitas fungsional Closed-kinetic excercises Tujuan Mengembalikan aktifitas normal Therapeutic Exercises Functional Training sesuai dengan olahraga yang di tekuni Nordic Hamstring Optimal Plyometric Excercises
Nordic Hamstring Polyometric Exc.
Fase kelima (> 5 bulan) Kembali ke Olahraga Kriteria Tidak ada nyeri gerak Full ROM Proprioseptif Excercises 100% (kontra-lateral) Kekuatan, daya ledak, daya tahan > 90% (kontra-lateral) Tujuan Mencapai kekuatan, daya ledak, dan daya tahan maksimal Mencapai Stabilitas dan Fleksibiltas Maksimal Mencapai Maksimal Skill Training Therapeutic Excercises Testing Excercises; Horizontal Jump Vertical Jump Single Horizontal dan Vertical Hop Adapted Cross-Over Hop T-Test
Horizontal Jump Vertical Jump Jump Box
“Memberi bukti bukan janji” Basket Basket Sepakbola “Return to Sport “ “Memberi bukti bukan janji”
“Time waits for no one” “Timing is everything” Terima Kasih