Menganalisis butir soal
4 cara menilai tes Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun Mengadakan analisis soal (item analysis) Mengadakan checking validitas Mengadakan checking reliabilitas
1. Meneliti secara jujur soal yg sudah disusun a. Apakah banyaknya soal untuk tiap topik sudah seimbang? b. Apakah semua soal menanyakan bahan yang telah diajarkan? c. Apakah soal yang kita susun tidak merupakan pertanyaan yang membingungkan (dapat disalahtafsirkan)? d. Apakah soal itu tidak sukar untuk dimengerti? e. Apakah soal itu dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa?
2. ANALISIS SOAL Suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi khusus terhadap butir tes yang kita susun.
Analisis soal Manfaatnya : 1. Membantu kita mengidentifikasi soal-soal yang jelek 2. Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut 3. Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita susun.
3. Checking validitas Validitas Kurikuler (content validity) Merumuskan tujuan setiap bagian pelajaran secara khusus sehingga setiap soal dapat dijodohkan dengan setiap tujuan khusus tersebut. Tes yg tidak punya validitas kurikuler / kecil validitas JIKA salah satu/banyak tujuan khusus yg tidak dicantumkan.
4. CHECKING RELIABILITAS Reliabilitas tinggi = soal punya daya pembeda yang tinggi
ANALISIS BUTIR SOAL (ITEM ANALISIS)
TARAF KESUKARAN Soal yang baik : tidak terlalu mudah / tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal : indeks kesukaran (P = Proporsi) 0,0 1,0 sukar mudah Contoh : soal dengan P = 0,70 lebih mudah P = 0,20 soal dengan P = 0,30 lebih sukar P = 0,80
P = B/JS RUMUS P= indeks kesukaran B= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS= Jumlah seluruh siswa peserta tes P = B/JS Soal dengan P 0,00 – 0,30 = soal sukar Soal dengan P 0,30 – 0,70 = soal sedang Soal dengan P 0,70 – 1,00 = soal mudah
Misalnya jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas ada 40 orang Misalnya jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas ada 40 orang. Dari 40 orang siswa tersebut 12 orang yang dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan betul. Maka indeks kesukarannya adalah : P = B/JS = 12/40 = 0,30
Latihan soal : Ada 5 orang dengan nama kode A s. d Latihan soal : Ada 5 orang dengan nama kode A s.d. E yang diajarkan tes terdiri dari 8 soal. Jawaban tesnya dianalisis dan jawaban tertera seperti berikut ini. (1 = jawaban betul ; 0 = jawaban salah) siswa Nomor Soal Skor siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 A B C D E Jumlah
Daya Pembeda Adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yg berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda = D - 1,00 0,00 1,00 D negatif D rendah D tinggi
Cara Menentukan daya pembeda (D) Perlu dibedakan dua kelompok kecil (kurang dari 100) Contoh : SISWA SKOR A 9 B 8 C 7 D E 6 F 5 G H 4 I J 3 KELOMPOK ATAS (JA) KELOMPOK BAWAH (JB)
Untuk kelompok besar ( >100 ) Diambil kedua kutub 27% skor teratas (JA) dan 27% skor terbawah (JB)
RUMUS D = BA/JA – BB/JB = PA - PB Keterangan : J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya kelompok atas yg menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = BA/JA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = BB/JB = Proporsi peserta kelompok bawah yang D = 0,00 – 0,20 ; JELEK D = 0,20 – 0,40 ; CUKUP D = 0,40 -0,70 ;BAIK D = 0,70 – 1,00 ; BAIK SEKALI D = NEGATIF ; SEMUA TIDAK BAIK