ASKEP ANAK DENGAN PNEUMONIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Space Occupying Lession
Advertisements

PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MEMASANG KANUL NASAL
TB PADA ANAK KeloAmpok : 4.
BRONKIEKTASIS Arimbi, Sp.P Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK UWK Surabaya
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Paskalis Lukimon (Ners)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Asuhan Neonatus Resiko Tinggi Dengan Respirasi Distress Syndrom (RDS)
Kebutuhan Dasar Oksigenasi
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK
KESEHATAN TENTANG DIARE.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
PNEUMONIA.
PROSES PERTUKARAN GAS Internal Mitokhondria Inspirasi Ventilasi
ADVANCED PAEDIATRIC LIFE SUPPORT PENGENALAN PADA ANAK DENGA SERIUS TRAUMA.
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
Askep gangguan system kardiovaskuler Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
DIAGNOSA, INTERVENSI DAN EVALUASI PADA SISTEM RESPIRASI
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
BAHAYA MEROKOK TERHADAP TUBUH
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI (Bag.II) & FISIKA DALAM SISTEM RESPIRASI
Radiologi Abdomen.
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
MENUNTUT ILMU ADALAH TAQWA. MENYAMPAIKAN ILMU ADALAH IBADAH.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
PNEUMONIA dr. Purwanto.
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
Posisi Fowler dan Semi Fowler By : Kelompok 2 / 2A.
PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II,III SISTEM PENAFASAN Oleh: Sofianti Risa B.
Nama Kelompok Ridwan Suratman Agasti Amalia Pertiwi Trijulia Purnamasari Danang Kurniawan Sischa Pravitasari Anggi Devi Hartina Panggabean.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
Askep Atelektasis By: Sholihin.
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
Kelompok 3 PARU - PARU.
SEMINAR PUSKESMAS BUGANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.[1] Proses ini membutuhkanenergi dari.
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN
Asuhan Keperawatan Pasien dengan PPOK
ASKEP COLITIS ULSERATIF
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
NURSING CARE OF CLIENT with L U N G C A N C E R
TRAUMA ABDOMEN.
MESIN TUBUH YANG TANGGUH
K ONSEP OKSIGENASI By: Ns.Rehmaita. DEFINISI 1. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari 5 menit.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
Oleh : Yofa Anggriani Utama,S.Kep,Ners,M.Kep
Asma Bronkiale & PPOK dr. Ketut Aditya R. Puskesmas Lindi.
Human Respiratory System
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
SISTEM PERNAPASAN BY : LELY ENDAH RINI, S.Si. PENDAHULUAN Pernapasan: proses pertukaran gas dari MH dengan gas di lingkungan Respirasi: perombakan bahan.
InfeksiSaluranPernafasanAkut (ISPA). Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) Akut 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR PENYEBAB 3. KLASIFIKASI ISPA 4. FAKTOR AGEN, HOST,
ASUHAN GAWAT DARURAT SISTEM PERNAPASAN Ns. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep. CWCCA.
ARDS (ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM) By Fikri Mubarok
Transcript presentasi:

ASKEP ANAK DENGAN PNEUMONIA ANITA APRILIAWATI, Ns. Sp. Kep.An

Pneumonia Adalah suatu peradangan yang terjadi pada parenkim paru dan bisa bersifat primer atau sekunder

Penyebab Invasi Mikroorganisme: Virus, bakteri dan mikoplasma  Sebab lain: bahan kimia, /benda asing yg teraspirasi  Hipostatik :Tirah baring lama, posisi statis

Berdasarkan Struktur Pneumonia lobaris Penumonia Lobularis (Bronkopneumonia) Pneumonia interlobularis (Bronkiolitis)

Faktor Risiko Malnutrisi Usia Anak Kelengkapan Imunisasi Kepadatan Hunian Defisiensi Vit A Polusi Udara Paparan asap rokok

Faktor Predisposisi Kelainan anatomi congenital : trakeaesofagus, penyakit Jantung bawaan  Gangguan fungsi imun : penggunaan sitostatik & steroid jangka panjang, HIV  Campak Gangguan neuromuskular Aspirasi benda asing atau disfungsi silier

Pemeriksaan Penunjang Foto polos posisi anteroposterior (AP) dan lateral (L) untuk melihat luasnya lesi dan kemungkinan komplikasi Laboratorium : Leukositosis >15.000/UL Laju endap darah (LED) dan C-reaktif protein (CRP) Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) untuk melihat keadaan hipoksemia

Teraspirasi, terinhalasi atau menyebar secara hematogen Mikro Organisme Teraspirasi, terinhalasi atau menyebar secara hematogen Terjadi proses pagositosis oleh PMN yg direkrut oleh perantaraan sitokinin Respons inflamasi Terjadi gangguan pada komponen volume ventilasi karena kerusakan parenkim paru Kuman dilapisi oleh cairan edematous yg berasal dr alveolus masuk ke alveolus Kongesti vascular dan edema yg luas Volume paru menjadi berkurang Proses difusi terganggu  Hipoksia jaringan Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas Data obyektif/subyektif :Sianosis, Iritabilitas, Gelisah, Pusing Tujuan : Pertukaran gas ke jaringan adekuat Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan AGD dalam rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan partisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.  

Gangguan pertukaran gas Intervensi: Kaji status respirasi minimum tiap 2– 4 jam Pantau setiap perubahan yang terjadi pada cardiorespirasi monitor dan pulse oximetri. Berikan oksigen sesuai kebutuhan Pantau AGD setiap 24 jam Pantau adanya cyanosis dan perubahan status mental anak.

Mikroorganisme Virus menginvasi saluran nafas kecil dan alveoli dan mengenai banyak lobus Respons inflamasi awal : terjadi infiltrasi sel-sel mononuclear ke dalam submukosa dan perivaskuler Akumulasi debris, mucus dan sel-sel inflamasi pada saluran nafas kecil dan alveoli Terjadi obstruksi baik parsial maupun total pada sal nafas dan alveoli Respons inflamasi diperberat dengan adanya edema submukosa yg bisa meluas ke dinding alveoli Terjadi denudasi (pengelupasan ) epitel dan akan terbentuk eksudat hemoragik Eksudat Menumpuk di jalan nafas dan menghalangi jalan nafas Obstruksi jalan nafas Inefektif bersihan jalan nafas

Inefektif bersihan jalan nafas Data subyektif/obyektif : Batuk produktif, Pernafasan cuping hidung, Nafas cepat dan dangkal, Auskultasi : ronchi basah, wheezing, Stridor Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif Kriteria hasil : Frekuensi nafas normal Tidak mengalami aspirasi Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru. Suara nafas bersih

Inefektif bersihan jalan nafas Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, mis., krekels, megi. atur posisi semi fowler dengan bahu relaks dan kaki ditekuk  Bantu pasien untuk batuk efektif (sesuai kemampuan anak) Penghisapan sesuai indikasi.

` gangguan pada komponen volume ventilasi karena kerusakan parenkim paru Rasio optimal antara ventilasi perfusi tidak tercapai Tubuh mengkompensasi dengan cara menaikan volume tidal dan frekuensi nafas Usaha nafas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak Inefektif pola nafas

Inefektif pola nafas Intervensi : Pantau adanya pucat atau sianosis Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi Perhatikan pergerakan dada, kesimetrisannya, penggunaan otot bantu serta retraksi otot supraklavikular dan inter kostal Pantau pola pernapasan: bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernapasan Kussmaul, pernapasan Cheyne-Stokes Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan sampai tidak adanya bunyi napas atau bunyi napas tambahan Pantau kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal Catat perubahan pada saturasi oksigen dan nilai gas darah arteri Berikan oksigen sesuai program atau protokol

Evaluasi kebutuhan cairan intravena Intervensi:   Evaluasi kebutuhan cairan intravena Pantau secara ketat intake dan output cairan setiap 8 jam Lakukan pengukuran BB setiap hari dengan timbangan yang sama. Evaluasi turgor kulit Kaji mukosa membran. Libatkan keluarga dalam pemberian minum.   Pelepasan zat pirogen Respon inflamasi Meningktkan set poin hipothalamys Peningkatan Suhu tubuh IWL meningkat  risiko defisit volume cairan

` Usaha nafas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak Perangsangan saraf simpatis Mual, muntah Asupan nutrisi tidak edekuat Nutrisi kurang dari kebutuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat. Konsulkan pada ahli gizi. Timbang berat badan setiap hari, pantau hasil pemeriksaan laboratorium Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah mengunyah. Tawarkan makan porsi kecil tapi sering untuk mengurangi perasaan tegang pada lambung Sajikan makanan saat hangat dengan penyajian yang menarik Dorong keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam memotivasi peningkatan asupan nutrisi anak, misalnya dengan memberikan makanan kesukaan anak

Usaha nafas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak ` Usaha nafas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak Energi yg diperlukan meningkat Ketidakseimbangan supply and demand Klien menjadi lemah dan lelah Aktifitas intoleran

Usaha nafas berlebihan Cemas orang tua Takut pada anak Prosedur invasive Usaha nafas berlebihan Lingkungan asing Dorong orang tua untuk mengekspresikan perasaannya , diskusikan tentang prosedur dan perubahan kondisi anak. Libatkan orang tua dalam perawatan anak Jelaskan tentang gejala bronkhiolitis, tindakan dan perawatan di rumah