`AGROTEKNOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN` (2/1 SKS) SEMESTER GENAP T. A. 2014/2015 DR. IR. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
BUDIDAYA KAKAO
PENDAHULUAN Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika Selatan (di daerah aliran sungai Amazone di pegunungan Andes) Suku Indian Maya dikenali sebagai pembudidaya kakao yang pertama kali. Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara, setelah kelapa sawit dan karet.
PENDAHULUAN (LANJUTAN) Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Kakao Indonesia tercatat di urutan ke-3 setelah Trinidad dan Ghana. Perkebunan kakao di Indonesia sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak (bulk cocoa) dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di samping itu juga diusahakan jenis kakao mulia (edel cocoa) oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
KLASIFIKASI & MORFOLOGI Phyllum : Spermatophyta Sub-phyllum : Angioospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Famili : Sterculiaceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L. Kata theobroma (bahasa Latin) mempunyai arti minuman Dewa. Oleh suku Indian minuman coklat dipersembahkan kepada Dewa dalam acara keagamaan. NOTA
KLASIFIKASI & MORFOLOGI (LANJUTAN) Kakao dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe, yakni : 1. CRIOLLO : a. Criollo Amerika tengah b. Criollo Amarika Selatan 2. FORASTERO : a. Forastero Amazone b. Trinitario (merupakan hibrid antara Criollo dan Forastero) Produk kakao dari tipe Criollo dan Trinitario digolongkan berkualitas tinggi (edel cocoa = kakao mulia). Produk kakao dari tipe Forastero digolongkan berkualitas rendah (bulk cocoa = kakao lindak)
BATANG & CABANG Tinggi tanaman umur tiga tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,50 – 7,0 meter. Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan). Setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket (jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao.
BATANG & CABANG KAKAO
DAUN Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus. Bentuk helai daun bulat memanjang, daun & pangkal daun meruncing. Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat. Warna daun Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap.
DAUN KAKAO
AKAR Kakao adalah tanaman dengan surface root feeder, artinya sebagain besar akar lateralnya (mendatar) berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada kedalaman tanah (jeluk) 0-30 cm. 56% akar lateral tumbuh pada jeluk 0-10 cm, 26% pada jeluk 11-20 cm, 14% pada jeluk 21-30 cm, dan hanya 4% tumbuh pada jeluk di atas 30 cm dari permukaan tanah. Jangkauan jelajah akar lateral dinyatakan jauh di luar proyeksi tajuk. Ujungnya membentuk cabang-cabang kecil yang susunannya ruwet (intricate).
AKAR KAKAO
BUNGA Kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkem- bang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (cushioll). Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.
BUNGA KAKAO
BUAH & BIJI Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning (Forastero). Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga/oranye (Criollo). Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, bergantung pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah.
BUAH & BIJI KAKAO
TIPOLOGI CRIOLLO Criollo merupakan tipe kakao bermutu tinggi, bijinya berwarna putih atau ungu muda, rasanya agak manis (tidak begitu pahit) dan waktu fermentasinya singkat. Kulit buah kasar dan lunak, mudah diiris dengan pisau. Pada buah terdapat 10 aluryang berselang seling (5 alur dalam & 5 alur dangkal) Ujung buah pada umumnya tumpul dan sedikit bengkok (tanpa bottle neck) Warna buah selalu merah (waktu masih muda) dan berubah menjadi orange ketika masak.
TIPOLOGI FORASTERO Criollo merupakan tipe kakao bermutu rendah, tetapi pada umumnya tanaman lebih kuat dan produktif. Bijinya berwarna ungu tua, gepeng, rasanya pahit dan waktu fermentasinya lebih lama dibanding Criollo. Kulit buah halus, alur tidak begitu dalam, dan keras. Ujung buah ada yang berbentuk bottle neck atau tanpa bottle necl. Warna buah ada yang berwarna hijau (waktu masih muda) dan berubah menjadi kuning ketika masak; tetapi ada kalanya dijumpai kulit buah yang berwarna merah (saat muda) dan berubah menjadi orange/jingga (ketika masak)
SYARAT TUMBUH Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis, daerah dengan suhu udara tahunan tinggi dan bervariasi kecil, curah hujan tahunan tinggi dengan musim kemarau pendek, kelembapan udara tinggi, dan intensitas cahaya matahari rendah (karenanya kakao perlu naungan). Curah hujan 1.500 - 2.500 mm/tahun, kelembaban yang tinggi dan konstan diatas 80% merupakan lingkungan yang dikehendaki tanaman kakao untuk bisa tumbuh dengan baik. Curah hujan yang tinggi dan sebaran yang tidak merata akan berpengaruh terhadap flush dan berakibat terhadap produksi kakao.
SYARAT TUMBUH (LANJUTAN) Lokasi penanaman yang menguntungkan di daerah yang terletak di 10o LU dan 10o LS; namun masih dapat hidup normal sampai 20o LU dan 20o LS dari garis katulistiwa. Ketinggian tempat 0-600 m dpl, lahan datar (kemiringan <15%) Angin yang bertiup kencang bisa merusak tanaman kakao (tanaman kakao tergolong jenis tanaman yang rentan terhadap terpaan angin kencang). Kakao termasuk tanaman yang tidak rewel terhadap jenis tanah tempat tumbuhnya. Sifat fisik tanah yang baik apabila mampu menahan air dan aerasi yang baik. Keasaman (pH) tanah yang baik untuk kakao adalah netral (berkisar 5,6-6,8). Kandungan BO >3%
STOP STOP STOP STOP Any Question??