UU NO 11/2014 TENTANG KEINSINYURAN 2016

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN MENTERI ESDM No. 38 TAHUN 2013
Advertisements

PERMOHONAN HAK UJI MATERI PP 04 TAHUN 2010
Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NO
Sosialisasi EQA BAN-PT – Dikti, Juli-Agustus 2009.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 Tentang PERAN GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN GURU KETERAMPILAN.
UU Nomor 18 Tahun 2009 Tentang PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN
KETENTUAN PIDANA DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN
UU No.12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA
UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN.
UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT tgl
UU No. 23 TAHUN 2014 IMPLIKASINYA TERHADAP SDM KESEHATAN
KURIKULUM INTI TEKNIK SIPIL BMPTTSSI draft-Februari 2015
Sistem Standardisasi Nasional dan PP No
Insinyur menurut PII: Insinyur dari Wikipedia:
Anggota Kelompok : Andika Riau Nanda - Frenki -
Draft RUU Kebidanan (Midwifery)
Penyusunan STATUTA PTS Jakarta, 4 – 5 November 2015
LATAR BELAKANG Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya (fundamental human rights). Membangun.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2014
DRAFT Review UU Pemerintahan Daerah (UU 23/2014) dari Perspektif Penataan Ruang: POTENSI PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN KLARIFIKASI Sekretariat BKPRN.
PENTINGNYA EVALUASI PROGRAM STUDI BERBEASIS EVALUASI DIRI
PENDAHULUAN. MENYONGSONG DISYAHKANNYA UNDANG-UNDANG KEBIDANAN : KESIAPAN BIDAN RUNJATI, M.MID.
PEMAHAMAN DOKUMEN LINGKUNGAN (AMDAL, UKL/UPL dan SPPL)
Universitas Padjadjaran
SOSIALISASI KEBIJAKAN DAN PROGRAM NASIONAL BIDANG PERUMAHAN (Dalam Rangka Dekonsentrasi Perencanaan Bidang Perumahan Tahun 2015) Peraturan Pemerintah No.
UU NO 11/2014 TENTANG KEINSINYURAN JUNI PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
Rancangan Undang-Undang Tentang Perguruan Tinggi
ORGANISASI & TATA KELOLA dalam PENYUSUNAN STATUTA PTS
SISTEM INOVASI DAERAH DALAM RPP TENTANG INOVASI DAERAH
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN
ASPEK-ASPEK KETENAGAKERJAAN
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PERAN PENGAWASAN KFN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU PRAKTIK APOTEKER
RUU KEINSINYURAN Rabu, 12 September 2012.
UU REPUBLIK INDONESIA NO
PENGAMBILAN SUMPAH PROFESI PERAWAT DARI PERSEPSI HUKUM
PERAN PENGAWASAN KEMENTERIAN PANRB TERKAIT AMANAT
UU Praktik Kedokteran no 29 tahun 2004
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Permenkes Tentang Registrasi dan Praktek Kebidanan (Midwifery) OLEH : ERWANI SKM.M.Kes.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JASA KONSTRUKSI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG
Peraturan Perundang-Undangan (Analisis Implementasi UUD 1945)
Peraturan Perundang-Undangan
Kelompok 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja.
Peraturan Pemerintah Republik INDONESIA Nomor 1 tahun 1970
Ayo Sukseskan KIS Pengawasan dan Kepatuhan Dalam Jaminan Sosial
UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002
Organisasi dan Kode Etik Profesi
PERMENKES NO.900/VII/2002 TENTANG REGISTRASI & PRAKTEK BIDAN
Program Penyehatan Makanan
SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS PEGAWAI.
UU No.12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA
ARAH KEBIJAKAN KEMENDIKBUD DALAM PENDIDIKAN INFORMAL (SEKOLAHRUMAH)
Draft RUU Kebidanan (Midwifery)
KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
UNDANG UNDANG KESEHATAN
Biro Hukum dan Organisasi
PENDIDIKAN KEPERAWATAN (Profesi ners) DI INDONESIA
Bintek STRUKTUR RANCANGAN PERATURAN YAYASAN TENTANG STATUTA
Draft RUU Kebidanan (Midwifery)
Kebijakan pengaturan kelembagaan jasa konstruksi
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA IMPROVING GOVERNANCE WORK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN.
Legal Aspek Tenaga Kesehatan
Perlindungan Hukum Terhadap Profesi Guru
UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT.
Transcript presentasi:

UU NO 11/2014 TENTANG KEINSINYURAN 2016 TIM PSIP

DAFTAR ISI Landasan Pola Pikir Undang-undang No 11/2014 Tentang Keinsinyuran Pengaturan dalam UU 11/2011 Penyelarasan Keprofesian Insinyur (UU Keinsinyuran, UU Sisdiknas, UU Dikti dan Perpres KKNI) Pengaturan setiap BAB TIM PSIP

Landasan Pola Pikir Undang-Undang 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran TIM PSIP

MENGAPA PERLU UU KEINSINYURAN ? Untuk melindungi masyarakat dan sekaligus untuk melindungi para insinyur\ Untuk payung hukum perjanjian keinsinyuran internasional (mutual recognation agrrement) Untuk menegaskan peran insinyur dan iklim keinsinyuran untuk kepentingan profesi, masyarakat dan negara UU N0 11/2014 KEINSINYURAN Untuk memudahkan jaminan profesi “professional indemnity insurance” agar setara daya saing internasional Untuk ketahanan nasional, menambah jumlah insinyur yang sejajar dengan negara teknologi maju TIM PSIP

(Pertimbangan & Penjelasan Umum UU 11/2014) 8. Daya saing global 1. Memajukan peradaban & kesejahteraan 7. Kepastian hukum untuk insinyur dan masyarakat 2. Keinsinyuran yg andal & profesional SEMANGAT UU KEINSINYURAN (Pertimbangan & Penjelasan Umum UU 11/2014) 6. Mengelola Insinyur Asing 3. K3L & keberlanjutan lingkungan 5. Meningkatkan minat ke pendidikan Ir 4. Keberlanjutan iptek, riset & peran Ir di Industri TIM PSIP

DAFTAR ISI UU No 11/2014 tentang Keinsinyuran 15 BAB 56 PASAL BAB VI (8 pasal) REGISTRASI INSINYUR Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 BAB VII (5 pasal) INSINYUR ASING Pasal 18,19,20,21,22 BAB VIII (1 pasal) PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pasal 23 BAB IX (6 pasal) HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 24,25,26,27,28, 29 Bagian Kesatu Hak dan Kewajiban Insinyur Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pemanfaat Keinsinyuran Bagian Ketiga Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran BAB X (6 pasal) DEWAN INSINYUR INDONESIA Pasal 30,31,32,33,34,35 BAB XI (9 pasal) PERSATUAN INSINYUR INDONESIA Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44 BAB XII (5 pasal) PEMBINAAN KEINSINYURAN Pasal 45,46,47,48,49 BAB XIII (2 pasal) KETENTUAN PIDANA Pasal 50,51 BAB XIV (2 pasal) KETENTUAN PERALIHAN Pasal 52,53 BAB XV (3 pasal) KETENTUAN PENUTUP Pasal 54,55,56 BAB I (1 pasal) KETENTUAN UMUM Pasal 1 BAB II (3 pasal) ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP Pasal 2,3,4 BAB III (1 pasal) CAKUPAN KEINSINYURAN Pasal 5 BAB IV (1 pasal) STANDAR KEINSINYURAN Pasal 6 BAB V (3 pasal) PROGRAM PROFESI INSINYUR Pasal 7,8,9 TIM PSIP

PENGATURAN DALAM UU No 11/2014 KEINSINYURAN

KKNI – KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Penyelarasan Keprofesian Insinyur (UU Keinsinyuran, UU Sisdiknas, UU Dikti dan Perpres KKNI) KKNI – KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA IPU IPM IPP PROFESI: SERTIFIKAT PROFESI PENDIDIKAN IJAZAH AKADEMIS INDUSTRI SERTIFIKAT JABATAN KERJA OTODIDAK PENGAKUAN PENGALAMAN KEAHLIAN KHUSUS Sertifikasi KOMPETENSI STRI: SERTIFIKAT KOMPETENSI IR PPI TIM PSIP

PENJELASAN UU KEINSINYURAN (UMUM, alinea ke 11) Dengan UU ini diharapkan Keinsinyuran dapat meningkatkan daya saing bangsa dan negara dalam menggali dan memberikan nilai tambah atas berbagai potensi yang dimiliki tanah air, menjawab kebutuhan mengatasi segala kendala dan masalah dari perubahan global yang dihadapi dan selanjutnya dapat menyumbang banyak bagi kemajuan dan kemandirian bangsa. PENGATURAN DALAM UU No 11/2014 KEINSINYURAN (iklim) KEINSINYURAN INSINYUR TIM PSIP

PENGATURAN DALAM UU KEINSINYURAN BAB III.CAKUPAN KEINSINYURAN BAB V. PROGRAM PROFESI INSINYUR BAB VIII. PENGEMBANGAN KEPROFESIANI BERKELANJUTAN BAB IX. HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR KESELAMATAN KEAMANAN MASYARAKAT KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN BAB VI. REGISTRASI INSINYUR BAB IV .STANDAR KEINSINYURAN BAB VII. INSINYUR ASING BAB XII. PEMBINAAN MAJU MANDIRI PEMIHAKAN PADA SDM KEINSINYURAN NASIONAL, LEMBAGA KERJA KEINSINYURAN NASIONAL, dan PRODUK HASIL KEINSINYURAN NASIONAL; INOVASI DAN NILAI TAMBAH SECARA BERKESINAMBUNGAN INSINYUR (iklim) KEINSINYURAN BAB XI. ORGANISASI INSINYUR: PII BAB X. DEWAN INSINYUR INDONESIA

SIAPA SAJA YANG TERCAKUP (Pasal 5) BAB III CAKUPAN KEINSINYURAN BIDANG a b c d e f g pendidikan dan pelatihan teknik /teknologi; penelitian, pengembangan,pengka-jian, dan ko-mersialisasi; konsultansi, rancang bangun, dan konstruksi, teknik dan manajemen industri, manu-faktur, pengo-lahan, dan proses produk; ekplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral penggalian, penanaman, peningkatan, dan pemulia-an sumber daya alami pembangunan, pembentukan, pengoperasian, dan pemeliharaan aset. 1 kebumian dan energi; 2 rekayasa sipil dan lingkungan terbangun; 3 industri; 4 konservasi dan pengelolaan sumber daya alam; 5 pertanian dan hasil pertanian; 6 teknologi kelautan dan perkapalan; 7 aeronotika dan astronotika typo,. (rumpun) keilmuan DISIPLIN TEKNIK

SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR PERJALANAN INSINYUR DAN STANDAR KEINSINYURAN BAB IV STANDAR KEINSINYURAN 1 2 3 4 TANGGUNG JAWAB PUBLIK PKB c. Standar Program Profesi Insinyur ditetapkan oleh Menteri yang disusun atas usul perguruan tinggi penyelenggara Program Profesi Insinyur bersama dengan menteri yang membina bidang Keinsinyuran dan Dewan Insinyur Indonesia. b. Standar kompetensi Insinyur ditetapkan oleh Dewan Insinyur Indonesia bersama menteri yang membina bidang Keinsinyuran. a. Standar layanan Insinyur ditetapkan oleh menteri yang membina bidang Keinsinyuran atas usul PII. STRI SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR Ir. Asing (PE) UJI KOMPETENSI SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR PPI INSINYUR PT STr ST SPdT/ SSi PENDIDIKAN MAHASISWA TEKNIK TIM PSIP

(Program Profesi Insinyur) BERPROFESI INSINYUR Bekerja memupuk kompetensi 1 BAB V PROGRAM PROFESI INSINYUR Pasal 8 (1) Penyelenggara PPI: Perti bekerja sama dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan industri.. Pasal 7 (3) Program Profesi Insinyur dapat diselenggarakan melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau. Pengalaman praktik keinsinyuran: PSPPI (Program Profesi Insinyur) ST / STr (Gelar Akademis) Gelar Profesi INSINYUR 1 DICATAT oleh PII Pengalaman di bekerja di Keinsinyuran: Rekognisi pembelajaran lampau (RPL) 3 Pengalaman bekerja di Keinsinyuran Program PENYETARAAN Rekognisi pembelajaran lampau (RPL) Pendidikan Tinggi non ST: Ssi / SPdT 2 Pengalaman praktik keinsinyuran: Program PENYETARAAN Cukup jelas Pendidikan Tinggi Teknik TIM PSIP

TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL 2 BAB VI REGISTRASI INSINYUR SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR UJI KOMPETENSI Praktik kensinyuran: memikul tanggung jawab Keselamatan/ Keamanan Masyarakat dan Keberlanjutan Lingkungan Sertifikat Kompetensi Insinyur Bekerja memupuk kompetensi Pasal 14 d) pencabutan Surat Tanda Registrasi Insinyur oleh PII atas malapraktik atau pelanggaran kode etik Keinsinyuran Pasal 10 (1) Setiap insinyur yang akan melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur. (2) Surat Tanda Registrasi Insinyur dikeluarkan oleh PII *sistem registrasi Insinyur oleh DII *standar kompetensi Insinyur dan sistem uji kompetensi oleh DII LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI Pasal 11 (2) Sertifikat Kompetensi Insinyur diperoleh setelah lulus uji kompetensi. (3) Uji kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penjelasan perlu dimasukkan INSINYUR TIM PSIP

PROSES IJIN KERJA INSINYUR ASING 3 BAB VII INSINYUR ASING Pasal 18 (1) Insinyur Asing hanya dapat melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. . Pasal 18 (2) Insinyur Asing yang melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki surat izin kerja tenaga kerja asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dibutuhkan Pembangunan Nasional PEMERINTAH Melakukan alih teknologi, diawasi DII Memiliki surat tanda registrasi atau sertifikat kompetensi Insinyur me-nurut hukum negaranya. INSINYUR ASING IJIN KERJA SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR (STRI) PE Pasal 18 (3) Untuk mendapat surat izin kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) insinyur asing harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur dari PII berdasarkan surat tanda registrasi atau sertifikat kompetensi Insinyur menurut hukum negaranya. Pasal 18 (4) Dalam hal Insinyur Asing tidak memiliki surat tanda registrasi atau sertifikat kompetensi Insinyur menurut hukum negaranya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Insinyur Asing harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. TIM PSIP

4 PKB MEMELIHARA KOMPETENSI PROFESIONAL BAB VIII PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN * Standar Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan disusun dan ditetapkan oleh Dewan Insinyur Indonesia sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan : memelihara kompetensi dan profesionalitas; dan tanggung jawab sosial pada masyarakat di sekitarnya (termasuk bakti masyarakat) Praktik Insinyur memikul tanggung jawab Keselamatan/ Keamanan Masyarakat dan Keberlanjutan Lingkungan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan: Perpanjangan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan: PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR (STRI) berlaku 5 tahun Pasal 13 (4) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan syarat untuk perpanjangan Surat Tanda Registrasi Insinyur.. Pasal 13 (2) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diselenggarakan oleh PII dan dapat bekerja sama dengan lembaga pelatihan dan pengembangan profesi. TIM PSIP

PEMERINTAH: PEMBINA DAN PENGATUR IKLIM PERKEMBANGAN KEINSINYURAN PERAN KELEMBAGAAN DALAM MEMBANGUN KEBERLANJUTAN IKLIM KEINSINYURAN DI INDONESIA PERSATUAN INSINYUR INDONESIA (PII): PELAKSANA KEBIJAKAN DAN PELAYANAN DEWAN INSINYUR INDONESIA (DII): PERUMUS KEBIJAKAN TIM PSIP

KELEMBAGAAN: DEWAN INSINYUR INDONESIA BAB X DEWAN INSINYUR INDONESIA Dewan Insinyur Indonesia bertugas Merumuskan kebijakan: sistem registrasi Insinyur, usul standar Program Profesi Insinyur, standar Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, pengawasan pelaksanaan Praktik Keinsinyuran oleh PII, sistem Uji Kompetensi, standar kompetensi Insinyur dan Menjalin perjanjian kerja sama Keinsinyuran internasional Mengawasi alih teknologi oleh insinyur asing PRESIDEN DEWAN INSINYUR INDONESIA UNSUR PEMERINTAH INDUSTRI PERGURUAN TINGGI PII Pemanfaat Keinsinyuran Dewan Insinyur Indonesia adalah lembaga yang beranggotakan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan Keinsinyuran yang berwenang membuat kebijakan penyelenggaraan Keinsinyuran dan pengawasan pelaksanaannya. TIM PSIP

PERSATUAN INSINYUR INDONESIA PERSATUAN INSINYUR INDONESIA BAB XI PERSATUAN INSINYUR INDONESIA pelayanan keinsinyuran; Program Profesi Insinyur bersama dengan perguruan tinggi; Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; pengawasan kewajiban insinyur; registrasi Insinyur; PII bertugas melaksanaan kebijakan Dewan Insinyur Indonesia dalam: menetapkan, menerapkan, dan menegakkan kode etik Insinyur; kerja sama Keinsinyuran internasional dengan pengesahan DII memberikan advokasi bagi insinyur memberikan akreditasi keprofesian pada himpunan keahlian keinsinyuran (HKK) PII bertugas : DEWAN INSINYUR INDONESIA AKREDITASI Sistem Uji Kompetensi PERSATUAN INSINYUR INDONESIA Kode etik Insinyur Wadah berhimpun Insinyur Indonesia HKK Pasal 41 Untuk menjamin kelayakan dan kepatutan Insinyur dalam melaksanakan Praktik Keinsinyuran, ditetapkan kode etik Insinyur sebagai pedoman tata laku profesi. Kode etik Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh PII. (3) Seseorang yang akan menjadi Insinyur wajib menyatakan kesanggupan untuk mematuhi kode etik Insinyur.

PEMERINTAH: MENTERI TERKAIT BIDANG PENDIDIKAN TINGGI PEMBINAAN BAB XII PEMBINAAN KEINSINYURAN Pemerintah bertanggung jawab : Menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas Keinsinyuran Meningkatkan kegiatan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan; Mendorong industri melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan nilai tambah; Mendorong Insinyur kreatif dan inovatif untuk menciptakan nilai tambah; Mendorong peningkatan produksi dalam negeri yang berdaya saing dari jasa Keinsinyuran; Meningkatkan peran Insinyur dalam pembangunan nasional Remunerasi tarif jasa Keinsinyuran yang setara dan berkeadilan; Melakukan sosialisasi guna menarik minat generasi muda untuk menjadi Insinyur Melakukan audit kinerja keinsinyuran. PEMERINTAH: MENTERI TERKAIT KEM PERTAHANAN KEM PERINDUSTRIAN KEM PU KEM PERHUBUNGAN KEM ESDM KEMLH KEHUT KEM RISTEKDIKTI KEM PERTANIAN KEMENTERIAN BIDANG PENDIDIKAN TINGGI KEMRISTEKDIKTI Pasal 47 (1) Pemerintah menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk Praktik Keinsinyuran. (2) Norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk dapat memenuhi syarat pemerolehan asuransi profesi bagi Insinyur. TIM PSIP

SANKSI DAN PERALIHAN

BAB XIII KETENTUAN PIDANA Bagi bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai Insinyur Bagi Insinyur atau Insinyur Asing yang dalam melaksanakan tugasnya tidak memenuhi standar Keinsinyuran sehingga mengakibatkan kecelakaan, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda Pidana penjara paling lama dua tahun dan/ atau denda paling banyak dua ratus juta rupiah Bagi bukan Insinyur yang bertindak sebagai insinyur sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda Pidana penjara paling lama lima tahun dan/ atau denda paling banyak satu miliar rupiah Pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/ atau denda paling banyak satu miliar rupiah TIM PSIP

BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: a. Yang telah bergelar Insinyur tetap berhak menggunakan gelarnya. Ir Ir STr Ir ST SKI STRI b. Insinyur, ST, STr yang telah tersertifikasi dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun. IPP IPM IPU Ir Sudah Praktik Keinsinyuran Memiliki IJIN KERJA STRI c. Insinyur yang telah Praktik Keinsinyuran dengan izin kerja, dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun. TIM PSIP

TERIMA KASIH SELAMAT BERKARYA