EKONOMIKA 2 Berbagai Pengertian dalam Ekonomi Makro ANGGIA PARAMITA PUTI KENCANA UNIVERSITAS GUNADARMA
Teori Ekonomi Klasik Dasar filsafat; perekonomian yang didasarkan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) adalah self- regulating, artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam perekonomian. Di Pasar Barang sifat self-regulating ini dicerminkan oleh adanya proses yang otomatis membawa kembali ke posisi GDP yang menjamin full-employment, apabila karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dari keyakinan ini adalah; Berlakunya hukum Say yang menyatakan bahwa “Supply creates its own demand,” Anggapan bahwa semua harga fleksibel
Teori Klasik ... W1 W2 NU NF S D1 D2 MS = MD = kP.Q MS = Penawaran Uang (Kebijakan Moneter) MD = Permintaan Uang K = Konstanta P = Harga Umum Q = GDP Di Pasar Tenaga Kerja, dalam jangka pendek hanya ada pengangguran sukarela. Tetapi pengangguran inipun hanya bersifat sementara, karena apabila harga- harga turun (termasuk upah), maka konsumsi dan produksi akan kembali lagi ke tingkat semua (yaitu full employment). Di Pasar Uang, terdapat teori kuantitas yang menyatakan bahwa permintaan akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan masyarakat. Di Pasar ini ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang yang beredar (penawaran akan uang) naik maka tingkat hargapun naik.
Teori Klasik.. Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat. Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui: Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas. Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.
Teori Keynes Keynes berpendapat bahwa sistem Leissez Faire murni tidak bisa dipertahankan. Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah posisi “Full Employment”-nya, sebab mekanisme otomatis ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. Menurut Keynes, pengeluaran Agregat, yaitu perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara Situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama.
Teori Keynes.. Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi “kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama. Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi makro), agar mendekati posisi “Full Employment”-nya.
Teori Keynes Permintaan Agregat” adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun. Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat terdiri dari 3 unsur: Pengeluaran Konsumsi oleh Rumah Tangga (C) Pengeluaran Investasi oleh Perusahaan (I) Pengeluaran Pemerintah (G), Pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung terhadap pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi. Y = C + I + G
Proses Produksi dan Pendapatan Masyarakat Penghasilan Rumah tangga (Y) Ditabung (S) Dibelanjakan di Pasar Barang (C) Supply Barang & Jasa (Q) Produsen Melihat situasi pasar Pasar Barang M e r e n c a n a k a n P r o d u k s i Y = Q ; Y = C + S ; Q > C
Konsumsi dan Menabung 3 poin hubungan pendapatan, Konsumsi dan tabungan : Pada saat pendapatan rendah, rumah tangga mengorek tabungan untuk melakukan konsumsi Kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi. Pendapatan yang tinggi membuat rumah tangga menabung.
Konsumsi dan Menabung Kecondongan Mengkonsumsi : Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal (Marginal Propensity to Consume – MPC); adalah perbandingan antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔY) yang diperoleh. MPC = ΔC / ΔY
Kecondongan Menabung : 2. Kencondongan mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume – APC); perbandingan diantara konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). APC = C / Yd Kecondongan Menabung : Kecondongan Menabung Marjinal (Marjinal Propensity to Save – MPS); adalah perbandingan diantara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd). MPS = ΔS/ ΔYd
2. Kecondongan Menabung Rata-rata (Average Propensity to Save – APS); adalah perbandingan diantara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd). APS = S / Yd
Bentuk umum fungsi konsumsi; C = besarnya konsumsi a = konstanta MPC = hasrat konsumsi (∆C/∆Y) Y = Pendapatan Fungsi saving diperoleh; Y = C + S S = Y – C = Y – (a + MPC.Y) S = besarnya saving MPS = hasrat saving (∆S/∆Y) 1 – MPC C = a + MPC.Y S = -a + (1 – MPC).Y C, S Y a } -a } MPC = ∆C/∆Y MPC = Marginal Propincity to Consume MPS = Marginal Propincity to Save
Investasi Definisi Investasi : Pengeluaran atau pengeluaran penanam modal atau perusahaaan untukk membeli barang- barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian
Investasi.. Barang Modal : Barang-barang yang harus melalui proses produksi lebih lanjut untuk menjadi barang jadi atau barang yang siap dikonsimsi Barang Konsumsi : Barang-barang yang siap dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan tidak memberikan pendapatan bagi yang mengkonsumsi.
Investasi.. Pengertian investasi mengandung arti : Menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah/ menciptakan nilai hidup (penghasilan atau kekayaan) di masa mendatang. Mengelola sumber daya (faktor produksi) yang ada sekarang untuk diperoleh manfaat dimasa yang akan datang
Investasi.. 3 komponen utama dalam pengeluaran investasi : Investasi Tetap Perusahaan Perubahan pada Persediaan Investasi fisik Bangunan Motivasi para penanam modal melakukan investasi adalah untuk mencari keuntungan
Investasi... Faktor-faktor utama penentu tingkat invetasi : Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh (rate of return) Suku bunga Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa datang Kemajuan teknologi Tingkat pendapatan nasional dan perubahan- perubahannya Keuntungan yang diperoleh perusahaan- perusahaan
Invetasi... Dari seluruh faktor penentu investasi hanya dua faktor yang paling penting yaitu : tingkat keuntungan yang diramalkan (rate of return - rr) dan tingkat bunga (i). Tingkat bunga (i) biaya dari capital Rate of return (rr) adalah tingkat pendapatan dari modal yang telah diinvestasikan oleh investor
Tingkat Bunga Salah satu sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai pengeluaran investasinya adalah pinjaman kepada Bank ( Lembaga Keuangan). Biaya atas pinjaman kepada Bank ini dinilai dan diukur dari besarnya suku bunga yang harus dibayarkan olehperusahaan kepada Bank setiap bulannya (bisa satu bulan, tiga bulan, enam bulan atau satu tahun tergantung perjanjian )
Hubungan antara Investasi dan suku bunga Pada saat suku bunga sebesar r1, maka konsumsi adalah I1, kemudian pada saat suku bunga naik (r2) maka pengeluaran untuk investasi akan turun. Tingi rendahnya suku bunga bank disuatu negara merupakan cerminan baiknya sistem perbankan di negara yang bersangkutan. Dengan asumsi, makin rendah suku bunga bank disuatu negara maka dapat digambarkan bahwa iklim investasi makin menarik. A B I1 I2 r1 r2
(1+R)1 (1+R)2 (1+R)3 (1+R)n (1+Rn ) Rate of Return Rate of Return (R) adalah tingkat pengembalian dari suatu proyek investasi. Angka R ini adalah tingkat pengembalian modal yang dinyatakan dalam persentase dan menggambarkan tingkat keuntungan rata-rata per tahun dari modal yang diinvestasikan, formulanya sbb: M = pengeluaran untuk memperoleh investasi hingga siap pakai Y1,Y2,Y3 = penerimaan yang diperkirakan dari Investasi 1.2.3 = periode waktu dari masing-masing penerimaan S = nilai residu R = internal rate of return Y1 + Y2 + Y3 …+ Yn + S (1+R)1 (1+R)2 (1+R)3 (1+R)n (1+Rn ) = M
Bila R > i = maka proyek dijalankan ; R = i proyek dijalankan atau tidak tergantung dari pemberi keputusan dan jika R< i proyek tidak dijalankan
Marginal Efficiency of Capital MEC dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukan hubungan diantara tingkat pengembalian modal (R) dan jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Keseimbangan Pendapatan Nasional Suatu keadaan dalam perekonomian di masa pengeluaran agregat (keinginan masyarakat untuk berbelanja) adalah sama dengan penawaran agregat (keinginan perusahaan-perusahaan dalam perekonomian untuk mengeluarkan barang). Pengeluaran (perbelanjaan) agregat Perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun) pada berbagai tingkat pendapatan negara. Permintaan agregat Perbelanjaan yang akan dilakukan dalam suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu, misalnya satu tahun, pada berbagai tingkat harga.
Analisa kesimbangan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan menggunakan 3 cara: Cara Tabular (tabel kerangka); contoh angka yang menunjukkan data pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, investasi dan pengeluaran agregat. Keseimbangan pendapatan nasional ditentukan dengan menggunakan syarat keseimbangan dalam perekonomian 2 sektor Cara Grafik; keseimbangan dicapai pada keadaan dimana garis AE = C + I memotong garis 45 derajat dan dari perpotongan fungsi investasi (I) dan fungsi tabungan (S). Cara Algebra; keseimbangan dapat di tentukan dengan menyelesaiokan persamaan Y = C+I atau S = I
Angka Keseimbangan Pendapatan Nasional (triliun rupiah) Pendapatan Nasional(Y) (1) Konsumsi (C) (2) Tabungan (S) (3) Investasi (I) (4) Pengeluaran Agregat(AE) (5) Keadaan Perekonomian (6) 90 -90 120 210 180 -60 300 240 270 -30 390 360 480 EKSPANSI 450 30 570 600 540 60 660 720 630 750 840 SEIMBANG 960 810 150 930 1080 900 1020 KONTRAKSI 1200 990 1110
Dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perekonomian negara tercapai apabila : Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sam dengan konsumsi tambah investasi, dalam kondisi pengeluaran agregat (C + I) sama dengan penawaran agregat (Y) I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan
Keseimbangan pendapatan nasional dengan penawaran agregat – pengeluaran agregat Y = AE AE = C + I C = 90 + 0,75Y E 210 90 360 840 Pendapatan nasional 45o I =120
Algebra untuk keseimbangan pendapatan nasional Dengan menggunakan persamaan : Y = C + I Fungsi konsumsi RT adalah C = 90 + 0,75Y, fungsi Investasinya I = 120. maka pendapatan nasional pada kesimbangan adalah : Y= C+I Y= 90 + 0,75Y + 120 Y – 0,75Y = 210 0,25Y= 210 Y= 210/ 0,25 Y= 840
Algebra untuk keseimbangan pendapatan nasional Dengan persamaan S = I, tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan adalah : S = I -90 + 0,25Y = 120 0,25Y = 210 Y = 210/0,25 Y = 840
Pendekatan Suntikan – Bocoran Tabungan dan investasi Pendapatan nasional -90 120 E S I 360 840
Keseimbangan dengan Multiplier Analisi Multiplier ini menerangkan sejauh mana pendapatan nasional akan mengalami perubahan (ΔY) sebagai efek dari perubahan pengeluaran agregat (ΔAE)
Multiplier dalam grafik AE=Y AE=C+Io Yo Ea AE1=C+I1 A A1 E1 Y1 E2 Y2 A2 Eb Yb Pengeluaran agregat Pendapatan nasional
Formula Multiplier ΔZ = perubahan pendapatan nasional MPC = Kecondongan konsumsi ΔI = perubahan investasi