Minggu ke 10 – Dyah Anggraini – PTLF* ASPEK FINANSIAL Minggu ke 10 – Dyah Anggraini – PTLF*
Latihan Jelaskan yang anda ketahui mengenai aspek finansial ? Sebutkan kelebihan dari Net Present Value (NPV) ? Jelaskan apa yang dimaksud dengan IRR (Internal Rate of Return) ? Jelaskan pengertian dari Break Even point (BEP) ? Tuliskan rumus dari Break Even point (BEP) ?
Tujuan Mengetahui kebutuhan investasi awal dari pendirian perusahaan baru. Mengetahui kebutuhan modal kerja tambahan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Menentukan ongkos produksi harga pokok dan harga jual. Mengetahui pola pengembalian pinjaman. Mengetahui perkiraan rugi laba dan melakukan analisa terhadap kelayakan investasi, serta break event point.
Aspek Finansial Perhitungan biaya yang harus dilakukan pertama kali adalah perhitungan biaya investasi awal. Biaya investasi awal merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pembelian tanah, mesin-mesin dan peralatan fasilitas pabrik lainnya yang menjadi aset bagi perusahaan dalam melakukan kegiatannya. Aspek finansial memperlihatkan aliran keluar masuknya kas perusahaan, jadi dapat dipakai sebagai ukuran keberhasilan perusahaan tersebut. Selain itu juga digunakan sebagai pengambilan keputusan investasi dan memperlihatkan sejauh mana usaha perusahaan di dalam mengembalikan modal kerja yang telah dikeluarkan.
Biaya Investasi Awal
Biaya Modal Kerja Biaya modal kerja adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal untuk melakukan kegiatan produksi, merupakan pemasukan yang lain selain dari investasi awal pemilik perusahaan. Besarnya biaya modal kerja dipengaruhi oleh biaya tetap dan biaya variabel.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Harga pokok penjualan merupakan acuan dari hasil penjualan yang harus diperoleh selama kurun waktu satu tahun.
Perhitungan Angsuran Pokok dan Bunga Bank Modal yang dikeluarkan tidak sepenuhnya berasal dari perusahaan, 25% modal yang harus dikeluarkan perusahaan berasal dari pinjaman bank.
Perhitungan Rugi Laba Setelah biaya investasi serta modal kerja ditentukan, maka selanjutnya adalah melakukan perhitungan rugi laba. Perhitungan rugi laba ini menggambarkan perkiraan keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh atau diderita oleh proyek tersebut untuk jangka waktu tertentu.
Perhitungan Analisis Kas (Cash Flow) Cash flow merupakan suatu bentuk penyajian yang sistematis tentang penerimaan dan pengeluaran kas, selama periode operasi tertentu serta menggambarkan penentuan saldo kas akhir pada laporan neraca. Proyeksi aliran dana disusun dengan menggunakan hasil perhitungan laba-rugi dan dengan menambahkan semua pemasukan dan pengeluaran yang tidak termasuk dalam perhitungan laba-rugi.
Initial Cash Flow (ICF) Initial Cash Flow merupakan jumlah dari kas yang harus dikeluarkan sebagai modal awal untuk melakukan produksi. Berikut ini adalah rumusan serta perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui besarnya Initial Cash Flow. 𝐼𝐶𝐹=𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙+𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 (𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 1+𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2)
Proceeds Operational Cash Flow (POCF) Proceeds Operational Cash Flow adalah suatu bentuk penyajian yang sistematis mengenai penerimaan dan pemasukan kas selama periode-periode operasi tertentu. 𝑃𝑂𝐶𝐹=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘+𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛+𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 1 −10% Hasil perhitungan proceed ini digunakan untuk mencari payback period. Berikut adalah rumusan yang digunakan dalam perhitungan POCF serta contoh perhitungan pada tahun ke-1.
Terminal Cash Flow (TCF) Terminal Cash Flow merupakan suatu bentuk penyajian dari modal akhir yang nantinya masih menjadi aset dari perusahaan jika masanya telah habis. Berikut adalah rumusan serta perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui Terminal Cash Flow. 𝑇𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤=𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎
Proyeksi Penilaian Investasi Investasi yang dilakukan dalam pendirian perusahaan dapat diukur nilai kelayakannya. Hal tersebut merupakan langkah antisipasi terhadap kerugian yang mungkin saja terjadi, jika investasi yang dilakukan tidak layak. Penghitungan proyeksi penilaian investasi dilakukan menggunakan perhitungan Payback Period, Net Present Value serta Internal Rate of Return.
Payback Period (PP) Perhitungan payback period ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pada periode berapa, modal yang dikeluarkan akan kembali lagi. Jika proses pengembalian modal melebihi dari jangka waktu yang tertera pada payback period, maka suatu investasi belum dapat dikatakan layak. Berikut ini adalah rumus serta perhitungan Payback Period: 𝑃𝑃= 𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠
Net Present Value (NPV) Net Present Value merupakan suatu bentuk sistematis yang menunjukkan selisih antara pengeluaran pada saat ini dengan pemasukan yang diperoleh pada saat ini. Jika nilai pemasukan lebih besar daripada nilai pengeluaran, maka dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan merupakan investasi yang layak, demikian juga berlaku untuk kondisi yang sebaliknya. Berikut ini adalah rumus serta perhitungan NPV: 𝑁𝑃𝑉= −𝐼𝑛𝑣+ 𝐶𝑓𝑜2 (1+𝑟) + 𝐶𝑓𝑜2 (1+𝑟) 𝑛+1 + …+ 𝐶𝑓𝑜𝑛+𝑇𝑐𝑓 (1+𝑟) 𝑛+𝑛 Jika nilai NPV yang diperoleh hasilnya positif, maka dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan untuk mendirikan perusahaan adalah layak. Sebaliknya, jika nilai yang diperoleh negatif, maka investasi yang dilakukan untuk mendirikan perusahaan adalah tidak layak.
Internal Rate of Return (IRR) IRR merupakan suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow sesudah di present valuekan sama jumlahnya dengan investment cost. Pada perhitungan IRR ini, dapat dikatakan bahwa jika nilai suku bunga yang diperoleh lebih rendah dari suku bunga yang ada, maka dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan tidak layak. Berikut ini adalah rumus serta perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat suku bunga (IRR). 𝐼𝑛𝑣 = 𝐶𝑓𝑜2 (1+𝑟) + 𝐶𝑓𝑜2 (1+𝑟) 𝑛+1 + …+ 𝐶𝑓𝑜𝑛+𝑇𝑐𝑓 (1+𝑟) 𝑛+𝑛 Apabila nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari MARR, maka dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan merupakan investasi yang layak.
Perhitungan Break Even Point (BEP) Perhitungan Break Even Point bertujuan untuk mengetahui pada level penjualan berapa unit atau pada pemasukan kas berapa, maka seluruh keuangan yang telah dikeluarkan perusahaan mengalami keseimbangan. Perhitungan nilai BEP digunakan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan terletak pada level berapa. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi hasil perhitungan nilai BEP adalah biaya variabel dan juga biaya tetap. Perhitungan BEP, dilakukan untuk 5 tahun periode, dan perhitungan dilakukan untuk satuan unit produk (kuantitas) dan tingkatan harga. Berikut ini adalah rumus yang digunakan serta perhitungannya.
Perhitungan Break Even Point (BEP) 𝐵𝐸𝑃 𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝐹𝐶 𝑃 −𝑉𝐶/𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑝 = 𝐹𝐶 1 − 𝑉𝐶 𝑃 𝑈𝑛𝑖𝑡 Keterangan: FC = Fixed Cost. P = Price (Harga) produk / unit. VC = Variabel Cost per unit produk. Keterangan: FC = Fixed Cost. P = Price (Harga) produk / unit. VC = Variabel Cost per unit produk.