ANALISIS STRUKTUR MODAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
PENGUJIAN HIPOTESIS.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
Transcript presentasi:

ANALISIS STRUKTUR MODAL By Imr@n

DEFINISI STRUKTUR MODAL Menurut Joel G. siegel dan jae K. Shim mengatakan “Struktur Modal adl komposisi saham biasa, saham preferen dan berbagai kelas spt itu, laba yg ditahan dan hutang jangka panjang yg dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Struktur modal adal gambaran dari bentuk proporsi finanasial perusahaan yaitu antara yang dimiliki yg bersumber dari utang jangka panjang (Long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders equity) yg menjadi sumber pembiayaan suatu perushaan.

PEMBAGIAN & KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL Pembagian struktur modal dibedakan menjadi 2 (Martin, Petty et.al.,: 1992) Simple Capital Structure, yaitu jika perush hanya menggunakan modal sendiri saja dalam structure modalnya. Complex Capital Structure, yaitu jika perush tidak hanya menggunakan modal sendiri tetapi juga menggunakan modal pinjaman dalam struktur modalnya. Mnurut Subramanyam dan john J. Wild menegaskan bahwa “Untuk perusahaan dg struktur modal sederhana, diwajibkan satu penyajian laba per lembar saham yg dihitung sbb : 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟= 𝑙𝑎𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ −𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Faktor-Faktor yg mmpengaruhi struktur modal perush : Bentuk atau karakteristik bisnis yg dijalankan. Ruang lingkup aktivitas operasi bisnis yg dijalankan. Karakteristik manajemen yg diterapkan di organisasi bisnis tersebut. Karakteristik, kebijakan dan keinginan pemilik. Kondisi mikro dan makro ekonomi yg berlaku di dalam negeri & luar negeri yg turut mepengaruhi pengambilan keputusan perusahaan.

RASIO STRUKTUR MODAL Mnurut George Foster Dan Smith, Skousen, Stice Longterm debt to equity = 𝐿𝑜𝑛𝑔−𝑇𝑒𝑟𝑚 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒 𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠+𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒 𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 Debt to Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒 𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Number of times interest is earned (jumlah bunga yang diperoleh) Keterangan : Number of times interest is earned (jumlah bunga yang diperoleh) Number of share of common stock outstanding (Jumlah saham biasa yang beredar) 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑖𝑚𝑒𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑖𝑠 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠 𝑎𝑛𝑑 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐿𝑜𝑛𝑔𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 = 𝐶𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒 𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔

KONSEP LEVERAGE Arti leverage secara harfiah (literal) adalah pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, leverage juga mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Dilihat dari income statement (full costing) Sales Revenue XXX Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage Gross profit XX (Degree of operating Operating expenses XX Levrage= DOL) EBIT XX _________________________________ Ineterst XX Financial Leverage EBT XX (Degree of financial Tax rate XX Leverage = DFL) EAT XX  

Laporan Laba/rugi (pendekatan margin kontribusi) Penjualan xx HPP – variabel xx Beban operasional variabel xx Margin kontribusi xx Beban – produksi tetap xx Beban – operasional tetap xx EBIT xx Beban bunga xx EBT xx Tax (pajak) xx EAT xx

1. Operating Leverage Operating leverage bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Beban tetap operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji bulanan karyawan). Sebagai kebalikannya adalah beban (biaya) variabel operasional. Komposisi biaya tetap/variabel yang berbeda mempunyai implikasi yang berbeda terhadap risiko dan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. Komposisi biaya tetap/variabel yang berbeda mempunyai implikasi yang berbeda terhadap risiko dan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.

Perusahaan yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating leverage yang tinggi. Dengan kata lain, degree of operating leverage (DOL) untuk perusahaan tersebut tinggi. Perubahan penjualan yang kecil akan mengakibatkan perubahan pendapatan yang tinggi (lebih sensitif). Jika perusahaan mempunyai degree of operating leverage (DOL) yang tinggi, tingkat penjualan yang tinggi akan menghasilkan pendapatan yang tinggi. Tetapi sebaliknya, jika tingkat penjualan turun secara signifikan, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian DOL seperti pisau dengan dua mata: bisa membawa manfaat, sebaliknya bisa merugikan.

Derajat leverage operasi (Degree of Operating Leverage) bisa diartikan sebagai efek perubahan penjualan terhadap pendapatan (profit). Secara formal, degree of operating leverage (DOL) bisa dituliskan sebagai berikut ini.   Persentase perubahan laba (EBIT) DOL = ------------------------------------------------ Persentase perubahan unit yang terjual Atau Q (P – V) S – VC C.Q DOL = ----------------- = -------------- = -------- Q (P – V) – F S – VC – F EBIT

2. Leverage Keuangan (Financial Leverage) Leverage keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan (finansial) yang digunakan oleh perusahaan. Beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk hutang yang digunakan oleh perusahaan. Karena itu pembicaraan leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga) yang tinggi berarti menggunakan hutang yang tinggi. Perusahaan tersebut dikatakan mempunyai leverage keuangan yang tinggi, yang berarti degree of financial leverage (DFL) untuk perusahaan tersebut juga tinggi.

Degree of financial leverage mempunyai implikasi terhadap earning per-share perusahaan. Untuk perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Sama seperti degree of operating leverage (DOL), DFL seperti pisau bermata dua: jika EBIT meningkat, EPS akan meningkat secara signifikan, sebaliknya, jika EBIT turun, EPS juga akan turun secara signifikan.

Derajat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage) bisa diartikan sebagai efek perubahan EBIT terhadap pendapatan (profit). Secara formal, degree of financial leverage (DFL) bisa dituliskan sebagai berikut. 𝐷𝐹𝐿= Persentase perubahan laba bersih setelah pajak Persentase perubahan EBIT …..(2) atau 𝐷𝐹𝐿= EBIT EBIT − 𝐼 = 𝑄 𝑃−𝑉 −𝐹 Q(P−V)−F−I Dimana: Q= jumlah unit produk P= harga jual per unit V= biaya variabel per unit T= biaya tetap I= biaya bunga

Semakin tinggi hutang yang dipakai, semakin tinggi Degree of financial leverage. Penggunaan leverage keuangan yang besar mempunyai implikasi yang sama dengan penggunaan leverage operasi yang besar, yaitu meningkatkan ‘leverage’. Dengan menggunakan leverage yang tinggi, perubahan EBIT yang sedikit akan meningkatkan EAT lebih besar.

3. Kombinasi Leverage Operasi dengan Leverage Keuangan Leverage operasi berkaitan dengan efek perubahan penjualan terhadap EBIT (laba sebelum bunga dan pajak). Sementara leverage keuangan berkaitan dengan efek perubahan EBIT terhadap EAT (laba setelah pajak). Perusahaan bisa mengkombinasikan keduanya untuk memperoleh leverage gabungan.

Derajat leverage gabungan (DCL atau Degree of Combined Leverage) bisa dihitung sebagai berikut ini. 𝐷𝐶𝐿= % perubahan EBIT % perubahan penj X % perubahan laba bersih % perubahan EBIT ……(3) = % perubahan laba bersih % perubahan penjualan DCL = DOL × DFL = (C.Q / EBIT) X (EBIT/EBIT-I) = c.Q / (EBIT– I)

STRUKTUR MODAL & KEBIJKAN PERUSAHAAN Secara umum sumber modal ada 2 yaitu Modal sendiri dan modal eksternal spt pinjaman/utang. Pendanaan dengan modal sendiri dpt dilakukan dengan menerbitkan saham (Stock), sedngakan pendanaan dengan utang (debt) dpt dilakukan dengan menerbitkan obligasi (bonds), right issue atau berutang ke bank dan mitra bisnis.

PENGERTIAN SAHAM OBLIGASI RIGHT ISSUE suatu tanda bukti yg diberikan sbg penyertaan kepemilikan modal/dana pd suatu perusahaan, atau suatu kertas yang tercantum dg jelas nilai nominal, nama perush dan diikuti dg hak dan kewajiban yg dijelaskan kpd setiap pemegang saham. Suatu surat berharga yg dijual kpd public dimana tercantum berbagai ketentuan yg menjelaskan berbagai hal spt nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit, & beberapa ketentuan lainnya yg dijelaskan dlm UU yg disahkan oleh lembaga terkait. Pemberian hak pemegang saham lama untuk memesan terlebih dahulu saham emiten yg akan dijual dg harga nominal tertentu.

Struktur modal bertujuan memadukan sumber dana permanen yg selanjutnya digunakan perusahaan dg cara yg diharapkan mampu memaksimumkan nilai perush. Turunnya nilai perushaan bisa mempengaruhi pd turunnya nilai saham perushaaan tersebut. Nilai perush diperoleh dari hasil kinerja keuangan perusahaan (financial performance)

KOMPOSISI NERACA PERUSAHAAN Aktiva 100 % Utang 40 % Ekuitas 60 %

TEORI STRUKTUR MODAL Balancing Theories Merup suatu kebijakan yg ditempuh oleh perusahaan utk mencari dana tambahan dg cara mencari pinjaman baik ke perbankan atau juga dg menerbitkan obligasi (bonds). Ada beberapa bentuk risiko yg hrs ditanggung perush jika menerapkan kebijakan ini : Jika perush meminjam dana ke bank, maka dibuthkan jaminan/agunan. Jika terlambat membayar angsuran kredit maka bank akan menyita agunan dan kemudian di lelang. Shg perush kehilangan asset yg diagunkan. Jika kebutuhan dana dg cara menjual obligasi. Maka risiko yg dihadapi adl jika tdk sanggup membayar bunga obligasi dari waktu yg telah ditentukan mk perush melakukan berbagai kebijakan termasuk mengkonversi pemegang obligasi mjd pemegang saham. Risiko turunnya nilai perush di mata public, Karena public menilai kinerja keuangan perush tidak baik khususnya dlm kemampuan manajemen struktur modal

Pecking Order Theory Merup suatu kebijakan yg ditempuh oleh perusahaan utk mencari tambahan dana dg cara menjual asset yg dimilikinya spt menual gedung, tanah, peralatan dan asset2 lainnya termasuk dg menerbitkan dan menjual saham di pasar modal dan dana yg berasal dari laba ditahan (retained earnings). Pada kebijakan ini perusahaan melakukan pengurangan kepemilikan asset yang dimilkinya dg kebijakan penjualan. Solusi untuk memperkecil risiko yg timbul krn diterapkannya kebijkan ini adl ; Melakukan kebijakan penjualan asset berdasarkan skal prioritas dan kebutuhan. Menerapkan kbijakan prudencial principle (prinsip kehatian-hatian) sebelm keputusan tersebut dibuat. Artinya keputusan yg dibuat berdasarkan perhitungan yg matang baik dr segi matematis dan analisis kualitatifnya. Menerapkan kebijakan yg bersifat control keras (hard control) thd keputusan yg sdh diambil. Artinya setelah keputusan tsb diambil mk dilaksanakan scr betul2 penuh dg pengawasan yg ketat & maksimal.

KONDISI DITERAPKANNYA Balancing Theories & Pecking Order Theory Kondisi perekonomian cenderung dalam keadaan stabil artinya inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi berada dlm kondisi yg diharapkan. Kondisi grafik penjualan perush berada dlm peningkatan. Cadangan perushaan (company reserve) berada dlm keadaan yg maksimal. Kondisi social politik dalam & Luar negeri diperkirakan cenderung dlm keadaan baik & stabil secara jangka panjang.

Packing Order Theory Kondisi ekonomi berada dlm keadaan yg cenderung tidak begitu menguntungkan atau instabilitas. Aset perush berada dlm keadaan yg cukup utk dijual & penjualan itu tidak mempengaruhi kondisi keuangan perush secara jangka pendek. Perush menjual dan menerbitkan right issue berdasarkan besarnya kebutuhan saja. Dlm kondisi penerapan kebijakan ini maka perush boleh menjual obligasi dan saham artinya obligasi dan saham dlm jumlah nominal yg realistis dan feasible (layak) secara ukuran keuangan.

SUMBER-SUMBER DANA Sumber dana untuk pengeluaran jangka pendek (Short-term expenditures) Pinjaman perbankan yg bersifat jangka pendek Utang dagang Factoring, merup suatu kondisi dimana suatu perush membutuhkan dana & memiliki piutang perush, dimana piutang perush dijual dijual kpd suatu lembaga yg siap menampung & mau menerima utk membayarnya. Letter of credit, merup janji tertulis dari bank bagi pihak pembeli utk membayar sejumlah uang kpd perush yg dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah dipenuhi. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yitu kredit rekening Koran & kredit rekening korang yg diperpanjang. Pinjaman ini bisa diperoleh jika perush memilki dana dlm jumlah yg besar / mencukupi yg disimpan di suatu perbankan. Sumber dana untuk pengeluaran jangka panjang (Long-term expenditures) Penjualan obligasi Utang perbankan yg bersifat jangka panjang.

RISIKO BERUTANG DLM MATA UANG ASING Situasi pinjaman dlm mata uang asing mjd bertambah parah jika pinjaman tersebut dipakai untuk bisnis dlm negeri dan pangsa pasarnya pun berada di dalam negeri. Jika nilai tukar mata uang mengalami fluktuasi (rendahnya mata uang domestic dibandingkan mata uang asing) maka perusahaan harus mengembalikan pinjaman dg situasi yg rugi dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan perush tersebut bangkrut (bankruptcy).

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI STRUKTUR FINANCIAL Tingkat pertumbuhan di masa datang, apabila tingkat pertumbuhannya tinggi, leverage lebih besar sebaliknya bila tingkat pertumbuhan penjualan rendah. Stabilitas keuangan di masa datang. Jika stabilitas lebih tinggi maka leverage lebih besar begitu pula sebaliknya. Struktur modal dlm industry, sebagai jaminan atas penggunaan utang, selain itu kondisi persaingan dalam industry. Posisi control dan sikap pemilik serta manajemen terhadap resiko, apabila pemilik sebagian besar bersikap risk averter (menjauh dari risiko) maka utang akan lebih sediikit sebaliknya sikap pemilik adalah risk seeker (menyukai risiko) maka utang akan lebih besar.

Contoh 1 Pada awal bulan maret 2012 manajer keuangan PT. XYZ sedang melakukan kajian untuk melihat ROE (return on equity) perush. Informasi dari manajer pemasaran menyebutkan bhwa penjualan akan terjadi kenaikan sebesar Rp. 8 milyar . Dengan asumsi perush akan melakukan ekspansi pembukaan kantor pemasaran ke Sumatera dan Sulawesi serta ke Malaysia. Adapun beberapa informasi lainnya : Posisi rasio utang adalah 46% Nilai aktiva tetap sebesar Rp. 3,5 milyar Komposisi EBIT (earning before interest and tax) adalah 9,5% Komposisi Biaya bunga (interest cost) adalah 10% Komposisi tax (pajak) adalah 35% Ada 3 kondisi dan situasi ekonomi yg harus dianalisis Kondisi ekonomi menurun dg estimasi (perkiraan) current asset adalah 53% dari penjualan. Kondisi ekonomi stabil dg estimasi (perkiraan) ) current asset adalah 48% dari penjualan. Kondisi ekonomi berkembang dg estimasi (perkiraan) ) current asset adalah 30% dari penjualan. Manajer keuanga meminta kepada anda untuk menghitung berapakah ROE (return on equity) yg paling layak untuk diterima.

𝑅𝑂𝐸= 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝑇) 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒 𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 penyelesaian 𝑅𝑂𝐸= 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥 (𝐸𝐴𝑇) 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒 𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦