Muhammad Rosyidul ‘Ibad, M.Kep

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONSEP DIRI BY S. PARDOSI.
Advertisements

A. Pengertian 1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : Onsetnya akut ( 2 minggu) Sindrom polimorfik Ada stresor.
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
Fakultas Ilmu Kesehatan Unmuh Jember Halusinasi Gangguan Proses Pikir: Team Keperawatan Jiwa Supported by Mad Zaini.
Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
ASKEP WAHAM.
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI
Praktikum Jiwa 2 Modul Saraf Jiwa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA
PENGKAJIAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
SP JIWA Oleh kelompok 2.
DALAM KEPERAWATAN JIWA
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
Syaifurrahman Hidayat, S.Kep., Ns
1. Tahap Prainteraksi  2 kegiatan ; internal & eksternal A. internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri : orientasi tugas, peningkatan kesadaran.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM
Resiko bunuh diri & defisit perawatan diri
ASUHAN KEBIDANAN IV.
Gangguan Proses Pikir:
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
HUBUNGAN TERAPEUTIK Sri Warsini.
Gangguan Hubungan Sosial: MENARIK DIRI
Menyampaikan Berita Duka
GANGGUAN KONSEP DIRI istichomah
SKIZOFRENIA.
Gangguan Psikologis.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Oleh : Ners Anang Satrianto
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
Gangguan psikosos akut
PENATALAKSANAAN KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR: WAHAM OLEH: NI MADE CANDRA YUNDARINI ( ) MULAI.
Perilaku Kekerasan Program Studi Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
PASIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
KONSEP DIRI BY TUKATMAN.
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
Oleh : Anang Satrianto, S.Kep, Ns
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
GANGGUAN ALAM PERASAAN
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HALUSINASI
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
Soal kasus 1.Perawat ingin melakukan anamnesis pada pasiennya. Pada saat perawat datang ke tempat tidur pasien. Pasien terlihat sedang sendiri di sudut.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI
WAHAM Oleh Kelompok 10: Wiwike Yanti Elfisa Mardhiya Nola Asril
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH.
ASKEP ISOLASI SOSIAL Diar Finelsa Rasyidah Febriana syafira Latifaturrahma.
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
GELANDANGAN PSIKOTIK.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
Konsep diri.
Transcript presentasi:

Muhammad Rosyidul ‘Ibad, M.Kep Gangguan orientasi realita : Waham Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Muhammad Rosyidul ‘Ibad, M.Kep

Pokok bahasan Gangguan Orientasi Realita : Waham Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Faktor predisposisi dan presipitasi Tanda dan gejala Jenis halusinasi dan waham SPTK pasien dengan gangguan orientasi realita : halusinasi dan waham Nursing Collaboration

Rentang Respon Neurobiologis Respon Adaptif Respon maladaptif Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten Perilaku sesuai Mampu berhubungan sosial Pikiran sesekali terdistorsi Reaksi emosional berlebih / tdk bereaksi Perilaku aneh Gangguan orientasi realita : waham Gangguan persepsi sensori : halusinasi

Gangguan Orientasi Realita : Waham

Gangguan Orientasi Realita : Waham Waham adalah merupakan keyakinan tentang isi pikir yang tidak sesuai / salah dari realitas eksternal (Stuart, 2013). Waham adalah suatu keyakinan yang salah, dipertahankan secara kuat / terus menerus, namun tidak sesuai dengan kenyataan, dan dipertahankan. Waham muncul dari fisiologi di dalam otak seseorang, rangsangan lingkungan saat ini, dan kerangka acuan seseorang seseorang mengenai dunia (Stuart, 2013).

Masalah orientasi realita pada waham Orang (dirinya dan atau orang lain) Tempat/lingkungan Situasi Waktu

Faktor Predisposisi Faktor biologis Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif. Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic Neurotransmitter ; abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat. Virus paparan virus influensa pada trimester III Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal neonatus dan kanak-kanak Faktor psikologis Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien Penolakan yang dirasakan dari pengasuh, ibu, atau teman yang bersifat dingin cemas, tidak sensitif, atau bahkan terlalu melindungi Pola asuh masa kanak-kanak tidak adekuat misalnya, tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan, ada kekosongan emosi Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua, aniaya dan kekerasan rumah tangga) Faktor Sosial Budaya Kemiskinan Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk

Faktor Presipitasi Kemiskinan Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk

Tanda dan gejala Klien berbicara kacau/inkoheren Mudah tersinggung Mudah curiga Sukar berkonsentrasi Tidak merasa dirinya sakit Kontak mata kurang Pemalu Tidak kooperatif/sukar bekerja sama Aktivitas meningkat Mengatakan sedih, putus asa disertai perilaku apatis Bicara berbelit-belit Penampilan tidak sesuai dan berubah dari biasanya Apatis Menolak makan Cemburu berlebihan Merasa dirinya pandai, kaya, penguasa Curiga atau klien yakin bahwa segala sesutu yang terjadi di lingkungannya mempunyai arti khusus bagi dirinya Pikiran yang aneh-aneh pada dirinya

Jenis-jenis waham WAHAM AGAMA WAHAM SOMATIK/ HIPOKONDRIK WAHAM KEBESARAN WAHAM CURIGA/ KEJARAN WAHAM NIHILISTIK WAHAM DOSA WAHAM YANG BIZAR : WAHAM SISIP PIKIR WAHAM SIAR PIKIR WAHAM KONTROL PIKIR

JENIS - JENIS WAHAM WAHAM AGAMA: keyakinan klien yang bertema agama/kepercayaan yang berlebihan. WAHAM SOMATIK/HIPOKONDRIK: keyakinan klien terhadap tubuhnya ada sesuatu yg tidak beres seperti ususnya busuk, otaknya mencair, di perut ada kudanya. WAHAM KEBESARAN: keyakinan klien ter hadap suatu kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaan atau kekuatan yang luar biasa.

JENIS-JENIS WAHAM …….. WAHAM CURIGA: keyakinan klien terhadap seseorang/kelompok secara berlebihan yg berusaha merugikan mencederai, menganggu, mengancam, me mata-matai & membicarakan kejelekan dirinya. WAHAM NIHILISTIK: keyakinan klien terhadap dirinya/ orang lain/ dunia sudah hancur & sesuatunya tidak ada lagi. WAHAM DOSA: keyakinan klien terhadap dirinya telah/ selalu salah/ berbuat dosa & tidak dpt diampuni lagi.

JENIS-JENIS WAHAM ……….. WAHAM YANG BIZAR : WAHAM SISIP PIKIR: keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain disisipkan ke dalam pikirannya. WAHAM SIAR PIKIR/BROADCASTING: keyakinan klien bahwa idenya dipakai oleh/ disampaikan pd orang lain, ia mengetahui apa yg ia pikirkan meski ia tidak pernah secara nyata mengatakan pd orang WAHAM KONTROL PIKIR/PENGARUH: keyakinan klien bahwa pikiran, emosi & perbuatan dikontrol/dipengaruhi kekuatan luar.

Pengkajian pada Proses Pikir Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara Arus pikir Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan baik Inkoheren : kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan Asosiasi longgar: pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba berhenti tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema secara berlebihan Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain), motorik (tidak bisa atau sukar berbicara)

Pengkajian pada isi pikir Data didapatkan melalui wawancara Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha menghilangkannya Phobia : ketakutan yang phatalogis / tidak logis terhadap obyek / situasi tertentu Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang diinginkan Bunuh diri : ide bunuh diri Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu kejadian yang dihubungkan dengan dirinya. Pikiran Magis: keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal- hal yang mustahil / diluar kemampuannya Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukan Pesimisme : mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam hidupnya

Pengkajian pada bentuk pikir Realistik : cara berpikir sesuai kenyataan / realita yang ada Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan kenyataan Autistik : cara berpikir berdasarkan lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya sendiri Dereistik : cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya dengan kenyataan, logika, atau pengalaman.

Komunikasi pada waham Tidak menolak dan tidak mendukung terhadap wahamnya Lakukan orientasi realita -> bawa ke situasi yg lebih realistis saat ini

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Waham Pasien Kelurga 1 Latih orientasi realita panggil nama, orientasi waktu, orang, tempat dan lingkungan Mengenal masalah waham Mengenal cara merawat waham 2 Latih mengontrol waham dengan minum obat (benar : jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara, kontinyuitas benar : jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara, kontinyuitas) Diskusi manfaat manfaat minum obat dan kerugian jika tidak minum obat Melatih cara merawat waham Bantu orientasi realita Minum obat Memfasilitasi kebutuhan yang tak terpenuhi Latih kemampuan positif 3 Latih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat wahamnya Identifikasi Kekambuhan Follow up ke Fasilitas Kesehatan 4 Gali kemampuan positif yang dimiliki (buat daftar) Diskusikan kemampuan positif yang dimiliki Melatih kemampuan positif yang dipilih (dari tabel tsb)

Tahapan Komunikasi Prainteraksi Orientasi Kerja Terminasi Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan perawat. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat. Mengumpulkan data tentang klien. Prainteraksi BHSP Evaluasi dan Validasi Kontrak (Topik, Waktu,Tempat) Orientasi Tahapan Komunikasi Kerja Penerapan SP (Strategi Pelaksanaan) Beri kesempatan klien bertanya Beri penjelasan dan praktikkan jika mengajarkan tindakan Terminasi Evaluasi Objektif &Subjektif pasien Rencana tindak lanjut Kontrak selanjutnya (Topik, Waktu, Tempat)

Any Question??

Gangguan Sensory Persepsi : Halusinasi

Persepsi Merupakan identifikasi dan interpretasi stimulus berdasarkan pada informasi yang diterima melalui panca indera (Pengelihatan, Pendengaran, Pengecapan, Penciuman, dan Perabaan)

Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi Distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon neurobiologis maladaptif. Klien sebenarnya mengalami distorsi sensori sebagai hal yang nyata dan meresponnya. (Stuart, 2013) Pada halusinasi tidak ada stimulus eksternal atau internal yang diidentifikasi. Halusinasi dapat muncul dari salah satu panca indera.

Jenis Halusinasi Halusinasi pendengaran (70%) Halusinasi penglihatan (20%) Halusinasi penghidu Halusinasi pengecapan Halusinasi perabaan (10%) Halusinasi kinestetik

Faktor Predisposisi a.Biologis: Herediter atau genetika, riwayat penyakit, trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA. b. Psikologis Kegagalan berulang, korban kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif. c. Sosiobudaya dan lingkungan Penolakan yang berulang, sosial ekonomi rendah, perceraian, perpisahan, terisolasi oleh lingkungan, dan tidak bekerja

Faktor Presipitasi Riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak Kekerasan dalam keluarga Kegagalan-kegagalan dalam hidup Kemiskinan Adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien Konflik antar masyarakat.

Fase Halusinasi Fase Situasi Menyenangkan Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik Menjijikkan Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Halusinasi menguasai Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan dengan orang lain Rumit Terjadi pada panik, pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien tidak mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi (gelisah), dan menarik diri Stuart, 2013

Pengkajian Pasien Halusinasi Data penting yang perlu didapat: 1.Jenis halusinasi 2. Isi halusinasi 3.Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi 4. Respon pasien terhadap halusinasi

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Halusinasi Pasien Kelurga 1 Mengidentifikasi jenis, isi, waktu, frekwensi, situasi dan respon halusinasi pasien Mengajarkan pasien menghardik halusinasi Mengenal masalah halusinasi Mengenal cara merawat halusinasi 2 Latih mengontrol halusinasi dengan obat (6 benar : jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara, kontinyuitas) Diskusi manfaat manfaat minum obat dan kerugian jika tidak minum obat Melatih cara merawat halusinasi Menghardik Obat Bercakap cakap Melakukan kegiatan terjadwal 3 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain Identifikasi Kekambuhan Follow up ke Fasilitas Kesehatan 4 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (2 kegiatan yang biasa dilakukan pasien)

Tahapan Komunikasi Prainteraksi Orientasi Kerja Terminasi Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan perawat. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat. Mengumpulkan data tentang klien. Prainteraksi BHSP Evaluasi dan Validasi Kontrak (Topik, Waktu,Tempat) Orientasi Tahapan Komunikasi Kerja Penerapan SP (Strategi Pelaksanaan) Beri kesempatan klien bertanya Beri penjelasan dan praktikkan jika mengajarkan tindakan Terminasi Evaluasi Objektif &Subjektif pasien Rencana tindak lanjut Kontrak selanjutnya (Topik, Waktu, Tempat)

Nursing Collaboration in psychopharmaca Sindrom Psikosis terjadi berkaitan dengan aktifitas neurotransmitter Peningkatan Dopamine. (Hiperaktifitas Dopaminergik sentral ) Mekanisme kerja Obat antipsikotik tipikal adalah memblokade Dopamine pada reseptor pasca – sinaptik neuron di otak, khususnya di sistim limbic dan sistim ekstra pyramidal ( Dopamin D2 Receptor antagonists ) sehingga efektif untuk gejala POSITIF. Sedangkan obat antipsikotik baru ( Atypikal) disamping berafinitas terhadap “ Dopamin D2 Receptors” juga terhadap “ Serotonin 5 HT2 Receptors” ( Serotonin – Dopamin antagonists ), sehingga efektif juga untuk gejala NEGATIF

Any Question??

Selamat belajar