Modul / Tatap Muka 11 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Pendahuluan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( pnpm ) MANDIRI
Advertisements

PENGANTAR PERKOPERASIAN
Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si.
PARADIGMA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI ERA OTONOMI DAERAH
PEMBANGUNAN NASIONAL, SEKTOR DAN DAERAH
Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
DISKRIPSI PEREKONOMIAN INDONESIA
Pembangunan Koperasi antara harapan dan kenyataan
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
KOPERASI.
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
KOPERASI DI ERA GLOBAL.
Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pendekatan Pembangunan Wilayah
(Aspek Mikro) EKONOMIKA MODUL 1 PROGRAM KELAS KARYAWAN
Modul / Tatap Muka 14 KOLONIALISME IDEOLOGI EKONOMI,TEORI EKONOMI DAN
(Aspek Mikro) EKONOMIKA MODUL 1 PROGRAM KELAS KARYAWAN
XII. PERKEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA BERKEMBANG
Deputi Bidang Pengembangan Regional
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
COMMUNITY DEVELOPMENT SEBAGAI DASAR PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
DUKUNGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INDUSTRI
STRATA BANGUNAN BERTINGKAT
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
PELIBATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN
SISTEMEKONOMI INDONESIA
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
POLITIK & STRATEGI KEAMANAN NASIONAL
MODUL 6 Aspek Struktural Pelaku Ekonomi Indonesia KATA PENGANTAR
ASAS PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA
MODUL 9 Penghitungan Dan Penyusunan Pendapatan Nasional PENDAHULUAN
Modul / Tatap Muka 10 MENENGAH & KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UKM
PARADIGMA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI ERA OTONOMI DAERAH
Ella Ekaristy,S.Pd.
Teori dan Permasalahan Pembangunan Ekonomi
POLITIK & STRATEGI KEAMANAN NASIONAL
KOPERASI & kewirausahaan
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
Latihan soal Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
KOPERASI.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PESISIR (PERUBAHAN SOSIAL)
KOPERASI Oleh: Rhido Jusmadi.
PEREKONOMIAN INDONESIA
KELOMPOK 7 NURUL HIDAYATI ( ) REVANI SASMITANING ( )
PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI
PEMBANGUNAN EKONOMI MARYUNANI
Kebijakan Moneter (Monetery Policy)
Fungsi dan peranan koperasi
KERANGKA ROADMAP Pendahuluan 2. Tantangan Perekonomian Indonesia
POKOK PERMASALAHAN EKONOMI, PELAKU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI
PENGENALAN KOPERASI ITA ATHIA, S.Sos, MM PERTEMUAN 1.
PEMBANGUNAN EKONOMI MARYUNANI
ASSALAMUALAIKUM .
Fungsi Anggaran Fungsi otorisasi: Anggaran Negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan:
Pertemuan 5 pelaku ekonomi
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
KOMUNITAS DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DALAM RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS.
Tujuan Instruksional Umum Pengertian, tujuan, filosofi, dan prinsip penyuluhan pertanian Ruang lingkup dan unsur-unsur penyuluhan pertanian Landasan teknis,
DISKRIPSI PEREKONOMIAN INDONESIA
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Transcript presentasi:

Modul / Tatap Muka 11 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Pendahuluan Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial seperti diamanatkan UUD 1945, masalah keadilan harus diberi perhatian dan tekanan khusus untuk menyongsong Indonesia Baru yang kita cita-citakan. Ini merupakan titik tolak dari usaha di dalam menyelesaikan pekerjaan rumah sebagai bangsa. Tidak dapat disangkal masalah yang sangat mendasar yang terjadi selama era Orde Baru adalah kesenjangan. Di bidang ekonomi kesenjangan ini sangat terasa terutama a) kesenjangan antara daerah seperti kota-desa, jawa-luar jawa, Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Barat Indonesia; b) antara sektor pertanian dan sektor Industri/Jasa; dan c) antara golongan masyarakat seperti pribumi dan non pribumi yang melahirkan kesenjangan sosial yang sangat dalam. Masalah kesenjangan, baik antargolongan ekonomi, antarsektor, maupun antardaerah ini terutama dialami oleh perekonomian rakyat karena terbatasnya akses terhadap faktor modal, informasi, dan teknologi, baik dari sisi pemilikannya, maupun dari sisi distribusinya. Sebagai akibat terbatasnya akses ini, peningkatan fungsi dan peran serta posisi perekonomian rakyat juga sangat terbatas dibandingkan dengan perekonomian modern lainnya. Konsentrasi kegiatan perekonomian yang memperlebar jurang kesenjangan jelas tidak mencerminkan amanat para pendiri Republik yang tertuang dalam UUD/45 terutama asas Demokrasi Ekonomi, yang memaksudkan produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dan dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Di dalam Demokrasi Ekonomi, kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Oleh karena itu salah satu tantangan besar yang dihadapi perekonomian nasional dalam menyongsong Indonesia Baru adalah bagaimana agar ‘12 Perekonomian Indonesia Drs. Hasanuddin Pasiama, MS. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 1

penyempurnaan terus-menerus keseluruhan program pembangunan seyogyanya mengacu pada paradigma pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community- based development) atau pembangunan yang berpusat pada manusia (people-centered development). Konsep pelaksanaan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat tersebut antara lain berlandaskan azas-azas: (a) komitmen penuh pemerintah dengan keterlibatan minimal (fully committed with less involvement),pemerintah berintervensi hanya apabila terjadi distorsi pasar dengan cara selektif dan bijaksana (smart intervention); (b) peran-serta aktif (participatory process) dari seluruh komponen masyarakat madani (civil society); (c) keberlanjutan (sustainability); serta (d) pendanaan bertumpu pada prinsip-prinsip: efisiensi, efektivitas , transparansi, dan accountability serta dapat langsung diterima oleh masyarakat yang betul-betul memerlukan (intended beneficiaries). Sebagai konsekuensinya semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) atau semua unsure masyarakat madani (pemerintah, pengusaha, perguruan tinggi serta masyarakat dan/atau LSM) haruslah dilibatkan di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi pembangunan, baik di tingkat pusat maupun daerah/lokal. Upaya menegakkan kemandirian nasional dalam rangka mengurangi/ menghapuskan beban hutang dan ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri serta upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional harus dibangun melalui penggalian dan mobilisasi dana masyarakat serta peningkatan partisipasi segenap unsur masyarakat madani (Indonesia Incorporated) dalam proses pembangunan berlandaskan paradigma pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community-based development). Dengan demikian pengembangan investasi akan berlangsung secara berkelanjutan dan berakar dari kemampuan sumberdaya nasional dengan partisipasi luas masyarakat dan dunia usaha, terutama UKM dan Koperasi sebagai komponen terbesar usaha nasional, sehingga terbentuk keandalan daya saing investasi nasional. Pembangunan investasi bagi perkuatan usaha nasional, perlu lebih didorong untuk memperluas pemerataan kesempatan berusaha bagi seluruh pelaku ekonomi dalam rangka memperkuat basis perekonomian nasional yang tangguh dan mandiri serta untuk mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan. ‘12 Perekonomian Indonesia Drs. Hasanuddin Pasiama, MS. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 3

terdidik dan terampil, serta peran tenaga profesional, mantap; (c) lembaga-lembaga ekonomi yang makin berfungsi dengan mantap dan bekerja dengan efisien; dan (d) produktivitas SDM meningkat, angkatan kerja makin terdidik dan terampil, serta peran tenaga profesional, teknisi dan manajemen meningkat seiring berkembangnya spesialisasi. Selanjutnya pada sepuluh atau duapuluh tahun yang akan datang diharapkan telah dicapai kemandirian dalam pembiayaan pembangunan Indonesia. Artinya, pada saat itu sumber utama investasi ekonomi telah bertumpu pada pemupukan, akumulasi serta mobilisasi aliran modal (dana) dari dalam negeri. Ini tidak berarti bahwa tidak ada aliran modal dari luar negeri, termasuk yang berupa pinjaman dalam dunia usaha. Namun pinjaman luar negeri tidak menjadi faktor yang terlalu menentukan kesehatan perekonomian nasional. Dengan demikian pengembangan investasi akan berlangsung secara berkelanjutan dan berakar dari kemampuan sumberdaya nasional dengan partisipasi luas masyarakat dan dunia usaha, terutama UKM dan Koperasi, sehingga terbentuk ketahanan ekonomi dan keandalan daya saing nasional. Pengembangan UKM dan Koperasi sebagai pilar utama sistem ekonomi kerakyatan Keberadaan UKM dan Koperasi sebagai bagian terbesar dari seluruh entitas usaha nasional merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Posisi seperti itu seharusnya menempatkan peran UKM dan Koperasi sebagai salah satu pilar utama dalam mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan, namun hingga kini perkembangannya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pelaku ekonomi yang lain. Oleh karena itu pengembangan UKM dan Koperasi harus menjadi salah satu strategi utama pembangunan nasional yang pelaksanaannya diwujudkan secara sungguh-sungguh dengan komitmen bersama yang kuat serta didukung oleh upaya-upaya sistematis dan konseptual secara konsisten dan terus -menerus dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat di tingkat nasional, regional, maupun lokal). Barang tentu hal ini juga harus dibarengi dengan strategi pengembangan usaha besar dalam kerangka sistem ekonomi kerakyatan. ‘12 Perekonomian Indonesia Drs. Hasanuddin Pasiama, MS. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 5