Masquriansyah, s.Kom, M.TI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

Masquriansyah, s.Kom, M.TI PENJADWALAN PROSES Masquriansyah, s.Kom, M.TI

Deskripsi : Penjadwalan adalah suatu proses pengaturan atau penjadwalan proses-proses yang ada di dalam komputer Penjadwalan adalah kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan bertugas memutuskan : Proses yang harus berjalan Kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan

Sasaran Utama Penjadwalan: Optimasi kinerja menurut kinerja tertentu. Kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan Adil (fairness) Efisiensi Waktu tanggap (response time) Turn arround time Throughput

Kriteria Mengukur Kinerja Penjadwalan Adil (fairness) Adalah proses-proses yang diperlakukan sama, yaitu mendapat jatah waktu pemroses yang sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami kekurangan waktu. Efisiensi (eficiency) Efisiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk pemroses.

Kriteria Mengukur Kinerja Penjadwalan~2 Waktu tanggap (response time) waktu tanggap berbeda untuk : Sistem interaktif, didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar. Waktu tanggap ini disebut terminal response time. Sistem waktu nyata, didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut event response time.

Kriteria Mengukur Kinerja Penjadwalan~3 Turn Around Time Adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau job mulai masuk ke sistem sampai proses diselesaikan sistem. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dihabiskan di dalam sistem, diekspresikan sebagai penjumlah waktu eksekusi (waktu pelayanan job) dan waktu menunggu, yaitu : Turn arround time = waktu eksekusi + waktu menunggu.

Kriteria Mengukur Kinerja Penjadwalan~4 Throughput Adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara untuk mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu.

Sasaran Penjadwalan Menjamin tiap proses mendapat pelayanan dari pemroses yang adil. Menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi mencapai maksimum. Pengertian sibuk adalah pemroses tidak menganggur, termasuk waktu yang dihabiskan untuk mengeksekusi program pemakai dan sistem operasi. Meminimalkan waktu tanggap. Meminimalkan turn arround time. Memaksimalkan jumlah job yang diproses persatu interval waktu. Lebih besar angka throughput, lebih banyak kerja yang dilakukan sistem.

Algoritma Penjadwalan Terdapat dua algortima penjadwalan, yaitu : Penjadwalan Preemptive (run to completions) Penjadwalan Non Preempitve

Penjadwalan Non-Preemptive Proses diberi jatah waktu oleh pemroses, maka pemroses tidak dapat diambil alih oleh proses lain sampai proses itu selesai. penjadwalan non-preemptive sekali CPU telah dialokasikan untuk sebuah proses, maka tidak dapat di ganggu. Penjadwalan model seperti ini digunakan oleh Windows 3.X

Penjadwalan Preemptive Proses diberi jatah waktu oleh pemroses, maka pemroses dapat diambil alih proses lain, sehingga proses disela sebelum selesai dan harus dilanjutkan menunggu jatah waktu pemroses tiba kembali pada proses itu. Berguna pada sistem dimana proses-proses yang mendapat perhatian/tanggapan pemroses secara cepat, misalnya : Pada sistem real-time, kehilangan interupsi (tidak layani segera) dapat berakibat fatal. Pada sistem interaktif, agar dapat menjamin waktu tanggap yang memadai.

Penjadwalan Preemptive~2 Supaya efektif, banyak proses harus berada di memori utama sehingga proses-proses tersebut dapat segera running begitu diperlukan. Menyimpan banyak proses tak running benar-benar di memori utama merupakan suatu overhead tersendiri.

Penjadwalan Preemptive~3 Memiliki keuntungan yaitu sistem lebih responsif daripada sistem yang memakai penjadwalan non-preemptive. Penjadwalan preemptive melibatkan mekanisme interupsi yang menyela proses yang sedang berjalan dan memaksa sistem untuk menentukan proses mana yang akan dieksekusi selanjutnya. Contohnya Linux 2.6, mempunyai kemampuan Preemptive terhadap system call-nya (preemptible kernel). Windows XP, Linux, Unix, AmigaOS, MacOS X, dan Windows NT

Algoritma Penjadwalan Non-preemptive, menggunakan konsep : a. FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve) b. SJF (Shortest Job First) c. HRN (Highest Ratio Next) d. MFQ (Multiple Feedback Queues) Preemptive, menggunakan konsep : a. RR (Round Robin) b. SRF (Shortest Remaining First) c. PS (Priority Schedulling) d. GS (Guaranteed Schedulling)

Penjadwalan Berdasarkan Prioritas Proses: Klasifikasi lain selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses diambil secara paksa adalah klasifikasi berdasarkan adanya prioritas di proses- proses, yaitu : Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas. Algoritma penjadwalan berprioritas, terdiri dari : berprioritas statik berprioritas dinamis

Algoritma Preemptive Algoritma Round Robin (RR) Penjadwalan yang paling tua, sederhana, adil,banyak digunakan algoritmanya dan mudah diimplementasikan. Penjadwalan ini bukan di-preempt oleh proses lain tetapi oleh penjadwal berdasarkan lama waktu berjalannya proses (preempt by time). Penjadwalan tanpa prioritas. Berasumsi bahwa semua proses memiliki kepentingan yang sama, sehingga tidak ada prioritas tertentu.

Algoritma Round Robin (RR)~2 Semua proses dianggap penting sehingga diberi sejumlah waktu oleh pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time slice dimana proses itu berjalan. Jika proses masih running sampai akhir quantum, maka CPU mempreempt proses itu dan memberikan ke proses lain. Penjadwal membutuhkannya dengan memelihara daftar proses dari runnable. Ketika quantum habis untuk satu proses tertentu, maka proses tersebut diletakkan diakhir daftar (list), seperti nampak dalam gambar berikut ini :

Gambar Diagram Round Robin

Analisis Algoritma yang digunakan Jika kwanta habis dan proses belum selesai, maka proses menjadi runnable dan pemroses dialihkan ke proses lain. Jika kwanta belum habis dan proses menunggu suatu kejadian (selesainya operasi I/O), maka proses menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain. Jika kwanta belum habis tetapi proses telah selesai, maka proses diakhiri dan pemroses dialihkan ke proses lain.

Masalah Yang Timbul Masalah yang timbul adalah menentukan besar kwanta Kwanta terlalu besar menyebabkan waktu tanggap besar dan turn arround time rendah. Kwanta terlalu kecil menyebabkan peralihan proses terlalu banyak sehingga menurunkan efisiensi proses. Switching dari satu proses ke proses lain membutuhkan kepastian waktu yang digunakan untuk administrasi, menyimpan, memanggil nilai-nilai register, pemetaan memori, memperbaiki tabel proses dan senarai dsb Mungkin proses switch ini atau konteks switch membutuhkan waktu 5 msec disamping waktu pemroses yang dibutuhkan untuk menjalankan proses tertentu.

Masalah Yang Timbul Dengan permasalahan tersebut tentunya harus ditetapkan kwanta waktu yang optimal berdasarkan kebutuhan sistem dari hasil percobaan atau data historis. Besar kwanta waktu beragam bergantung beban sistem. Apabila nilai quantum terlalu singkat akan menyebabkan terlalu banyak switch antar proses dan efisiensi CPU akan buruk, sebaliknya bila nilai quantum terlalu lama akan menyebabkan respon CPU akan lambat sehingga proses yang singkat akan menunggu lama. Sebuah quantum sebesar 100 msec merupakan nilai yang dapat diterima.

Penilaian Penjadwalan Round Robin Adil , adil bila dipandang dari persamaan pelayanan oleh pemroses. Efisiensi, cenderung efisien pada sistem interaktif. Waktu tanggap, memuaskan untuk sistem interaktif, tidak memadai untuk sistem waktu nyata. Turn around time, cukup baik. Throughtput, cukup baik.

Contoh Perhitungan Round Robin Nama Proses Saat Tiba Lama Eksekusi A 7 B 5 C 8 D 2 E 6 Kuantum (Q) = 3 Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 7 26 B 5 3 19 8 C 6 28 14 D 2 9 11 E 25 17 Jumlah TA = 57 Rata-rata TA = 57/5 = 11,4

Contoh Perhitungan Round Robin Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 7 0,1,2(4) 14,15,16(1) 25(0) 26 B 5 3 3,4,5(2) 17,18(0) 19 8 C 6 6,7,8(5) 19,20,21(2) 26,27(0) 28 14 D 2 9 9,10(0) 11 E 11,12,13(3) 22,23,24(0) 25 17 Jumlah TA = 57 Kuantum (Q) = 3 Rata-rata TA = 57/5 = 11,4

Contoh Perhitungan Round Robin Nama Proses Saat Tiba Lama Eksekusi A 8 B 3 C 6 D 7 E 2 Kuantum (Q) = 3 Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 8 B 3 C 6 D 7 E 2 Jumlah TA = ... Rata-rata TA = .../5

Contoh Perhitungan Round Robin Nama Proses Saat Tiba Lama Eksekusi A 8 B 3 C 6 D 7 E 2 Kuantum (Q) = 3 Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 8 25 B 3 6 C 20 12 D 7 9 26 16 E 2 14 Jumlah TA = 56 Rata-rata TA = 56/5 = 11,2

Contoh Perhitungan Round Robin Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eks. Selesai Eksekusi WT A 8 0,1,2(5) 14,15,16(2) 23,24(0) 25 B 3 3,4,5(0) 6 C 6,7,8(3) 17,18,19(0) 20 12 D 7 9 9,10,11(4) 20,21,22(1) 25(0) 26 16 E 2 12,13(0) 14 Jumlah TA = 56 = 56 Kuantum (Q) = 3 Rata-rata TA = 56/5 = 11,2

Contoh~2 Perhitungan Round Robin Dengan Waktu Kedatangan Nama Proses Saat Tiba Lama Eksekusi A 5 B 1 3 C 7 D 6 E Kuantum (Q) = 2 Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 5 13 8 B 1 3 2 7 C 22 10 D 6 9 E 21 Jumlah TA = 31 Rata-rata TA = 31/5 = 6,2

Contoh~2 Perhitungan Round Robin Dengan Waktu Kedatangan Nama Proses Wkt Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 5 0,1(3) 4,5(1) 12(0) 13 8 B 1 3 2 2,3(1) 6(0) 7 C 7,8(5) 13,14(3) 17,18(1) 21(0) 22 10 D 6 9 9(0) E 10,11(4) 15,16(2) 19,20(0) 21 Jumlah TA = 32 = 32 Kuantum (Q) = 2 Rata-rata TA = 32/5 = 6,4

Contoh~2 Perhitungan Round Robin Dengan Waktu Kedatangan Nama Proses Saat Tiba Lama Eksekusi A 7 B 6 4 C 5 D 9 2 E 12 8 Kuantum (Q) = 2 Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 7 B 6 4 C 5 D 9 2 E 12 8 Jumlah TA = .... Rata-rata TA = ..../5

Contoh~2 Perhitungan Round Robin Dengan Waktu Kedatangan Nama Proses Saat Tiba Lama Eksekusi A 7 B 6 4 C 5 D 9 2 E 12 8 Kuantum (Q) = 2 Nama Proses Waktu Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 7 13 B 6 4 15 C 5 8 21 D 9 2 10 12 3 E 18 27 14 Jumlah TA = 34 Rata-rata TA = 34/5 = 6,8

Contoh~2 Perhitungan Round Robin Dengan Waktu Kedatangan Nama Proses Wkt Tiba Lama Eksekusi Mulai Eksekusi Selesai Eksekusi WT A 7 B 6 4 C 5 D 9 2 E 12 8 Jumlah TA = .... = .... Kuantum (Q) = 2 Rata-rata TA = ..../5 =

Metode Shortest Remaining First (SRF) Penjadwalan berdasarkan sisa waktu terpendek, dan berprioritas dinamis (dynamic priorities) Melengkapi Shortest Job First (SJF) yang merupakan penjadwalan nonpreemptive sedang SRF adalah preemptive untuk timesharing. Pada SRF, proses dengan sisa waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses-proses yang baru tiba. Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai. Pada SRF proses yang sedang berjalan (running) dapat diambil alih proses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.

Metode Shortest Remaining First (SRF)~2 Penjadwalan berdasarkan sisa waktu terpendek. Jenis penjadwalan preemptive, dan berprioritas dinamis (dynamic priorities) Melengkapi SJF: Pada SRF,  proses dengan sisa waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses-proses yang baru tiba.Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai.Pada SRF, proses yang sedang berjalan (running) dapat diambil alihproses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.

Metode Shortest Remaining First (SRF)~3 Langkah Pengerjaan : Perhatikan setiap waktu proses tiba dan pada saat proses selesai dieksekusi Hitung lama sisa proses dari semua proses yang ada pada saat itu. Jika ada proses dengan sisa proses yang lebih pendek dari sisa proses yang dikerjakan, maka proses yang di kerjakan dimundurkan (Pre-Emptive)

Kelemahan Metode SRF Mempunyai overhead lebih besar dibanding SJF. SRF perlu penyimpanan waktu layanan yang telah dihabiskan job dan kadang-kadang harus menangani peralihan. Tibanya proses-proses kecil akan segera dijalankan. Job-job lebih lama berarti dengan lama dan variasi waktu tunggu lebih lama dibanding pada SJF. SRF perlu menyimpan waktu layanan yang telah dihabiskan , menambah overhead. Secara teoritis, SRF memberi waktu tunggu minimum tetapi karena overhead peralihan, maka pada situasi tertentu SFJ bisa memberi kinerja lebih baik dibanding SRF.

Algoritma Priority Schedulling (PS): Tiap proses diberi prioritas dan proses yang berprioritas tertinggi mendapat jatah waktu lebih dulu (running). Berasumsi bahwa masing-masing proses memiliki prioritas tertentu, sehingga akan dilaksanakan berdasar prioritas yang dimilikinya.

Pemberian prioritas Pemberian Prioritas diberikan secara: Static (static priorities) berarti prioritas tidak berubah. Keunggulan : Mudah diimplementasikan. Mempunyai overhead relatif kecil. Kelemahan : Tidak tanggap terhadap perubahan lingkungan yang mungkin menghendaki penyesuaian prioritas.

Pemberian prioritas~2 Dynamic (dynamic priorities) Merupakan mekanisme untuk menanggapi perubahan lingkungan sistem operasi. Prioritas awal yang diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek setelah disesuaikan ke nilai yang lebih tepat sesuai lingkungan. Kelemahan : Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompleks dan mempunyai overhead lebih besar. Overhead ini diimbangi dengan peningkatan daya tanggap sistem.

Algoritma Guaranteed Schedulling (GS): Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses yang sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai, sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU. Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama pemakai sedang login.

Algoritma Guaranteed Schedulling (GS)~2: Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi dengan n, sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu pemroses tiap pemakai dapat diketahui, dapat dihitung rasio antara waktu pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya dan waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu. Rasio 0,5 berarti sebuah proses hanya punya 0,5 dari apa yang waktu CPU miliki dan rasio 2,0 berarti sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu CPU miliki. Algoritma akan menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga naik ketingkat lebih tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat diimplementasikan ke sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas dinamis.

Algoritma Non-Preemptive Algoritma First In First Out (FIFO) Merupakan : Penjadwalan tidak berprioritas. FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu : Proses-proses diberi jatah waktu pemroses berdasarkan waktu kedatangan. Pada saat proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai.

Algoritma First In First Out (FIFO)~2: Penilaian penjadwalan ini berdasarkan kriteria optimasi : Adil: Adil dalam arti resmi (proses yang datang duluan akan dilayani lebih dulu), tapi dinyatakan tidak adil karena job-job yang perlu waktu lama membuat job-job pendek menunggu. Job-job yang tidak penting dapat membuat job-job penting menunggu lam. Efisiensi: Sangat efisien. Waktu tanggap: Sangat jelek, tidak cocok untuk sistem interaktif apalagi untuk sistem waktu nyata. Turn around time: Jelek. Throughtput: Jelek.

Algoritma First In First Out (FIFO)~3: FIFO jarang digunakan secara mandiri, tetapi dikombinasikan dengan skema lain, misalnya : Keputusan berdasarkan prioritas proses. Untuk proses-pross berprioritas sama diputuskan berdasarkan FIFO. Penjadwalan ini : Baik untuk sistem batch yang sangat jarang berinteraksi dengan pemakai. Contoh : aplikasi analisis numerik, maupun pembuatan tabel. Sangat tidak baik (tidak berguna) untuk sistem interaktif, karena tidak memberi waktu tanggap yang baik. Tidak dapat digunakan untuk sistem waktu nyata (real-time applications).

Algoritma Shortest Job First (SJF): Penjadwalan ini mengasumsikan waktu jalan proses sampai selesai diketahui sebelumnya. Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang tinggi dan turn around time rendah dan penjadwalannya tak berprioritas.

Algoritma Shortest Job First (SJF)~2: Contoh : Terdapat empat proses (job) yaitu A, B, C, D dengan waktu jalannya masing-masing adalah 8, 4, 4 dan 4 menit. Apabila proses-proses tersebut dijalankan, maka turn around time untuk A adalah 8 menit, untuk B adalah 12, untuk C adalah 16 dan untuk D adalah 20. Untuk menghitung rata-rata turn around time seluruh proses adalah dengan menggunakan rumus : ( 4a + 3b + 2c + 1d ) / 4 Dengan menggunakan rumus, maka dapat dihitung turn around time-nya sebagai berikut (belum memperhatikan shortest job first, lihat gambar a) : = ( 4a + 3b + 2c + 1d ) / 4 = ( 4x8 + 3x4 + 2x4 + 1x4 ) / 4 = ( 32 + 12 + 8 + 4 ) / 4 = 56 / 4 = 14 menit

Algoritma Shortest Job First (SJF)~2: Contoh : Dengan menggunakan rumus, maka dapat dihitung turn around time-nya sebagai berikut (belum memperhatikan shortest job first, lihat gambar berikut ini: = ( 4a + 3b + 2c + 1d )/4 = ( 4x8 + 3x4 + 2x4 + 1x4 )/4 = ( 32 + 12 + 8 + 4 )/4 = 56/4 = 14 menit

Algoritma Shortest Job First (SJF)~3: Apabila keempat proses tersebut menggunakan penjadwalan shortest job fisrt, maka turn around time untuk B adalah 4, untuk C adalah 8, untuk D adalah 12 dan untuk A adalah 20, sehingga rata-rata turn around timenya adalah sebagai berikut : = ( 4a + 3b + 2c + 1d )/4 = ( 4x4 + 3x4 + 2x4 + 1x8 )/4 = ( 16 + 12 + 8 + 8 )/4 = 44/4 = 11 menit

Algoritma Shortest Job First (SJF)~4: Jelas bahwa a memberikan nilai kontribusi yang besar, kemudian b, c dan d. Karena SJF selalu memperhatikan rata-rata waktu respon terkecil, maka sangat baik untuk proses interaktif. Umumnya proses interaktif memiliki pola, yaitu menunggu perintah, menjalankan perintah, menunggu perintah dan menjalankan perintah, begitu seterusnya. Tidak memperhatikan SJF Memperhatikan SJF Posisi a b c d Priority 4 3 2 1 Job A B C D 8

Algoritma Shortest Job First (SJF)~5: Masalah yang muncul adalah : Tidak mengetahui ukuran job saat job masuk. Untuk mengetahui ukuran job adalah dengan membuat estimasi berdasarkan kelakukan sebelumnya. Proses yang tidak datang bersamaan, sehingga penetapannya harus dinamis. Penjadwalan ini jarang digunakan, karena merupakan kajian teoritis untuk pembandingan turn around time.

Algoritma Highest Ratio Next (HRN) : Merupakan penjadwalan berprioritas dinamis. Penjadwalan untuk mengoreksi kelemahan SJF. Adalah strategi penjadwalan dengan prioritas proses tidak hanya merupakan fungsi waktu layanan tetapi juga jumlah waktu tunggu proses. Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses berjalan sampai selesai

Algoritma Highest Ratio Next (HRN)~2 : Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus : Prioritas = (waktu tunggu + waktu layanan)/waktu layanan Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi, maka job lebih pendek berprioritas lebih baik, karena waktu tunggu sebagai pembilang maka proses yang telah menunggu lebih lama juga mempunyai kesempatan lebih bagus. Disebut HRN, karena waktu tunggu ditambah waktu layanan adalah waktu tanggap, yang berarti waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani.

Multiple Feedback Queues(MFQ) Salah Satu Algoritma Yang Berdasar Pada Algoritma Multilevel Queue. Parameter nya: jumlah antrian Algoritma internal tiap queue Aturan sebuah proses naik ke antrian yang lebih tinggi Aturan sebuah proses turun ke antrian lebih rendah Antrian yang akan dimasuki tiap proses yang baru datang.

latihan 1. Terdapat 5 job yang datang hampir pada saat yang bersamaan. Estimasi waktu eksekusi(brust time) masing masing 10,6,2,4,dan 8 dengan prioritas masing masing 3,5,2,1, dan 4 dimana 5 merupakan prioritas tertinggi tentukan rata rata waktu turn around untuk penjadwalan CPU dengan menggunakan algoritma: FCFS/FIF SJF 2. DIK Q=5 dengan menggunakan algoritma RR carilah AWT dan TA jika terdapat proses SBB: Nama Proses Saat tiba Lama Proses A 5 B 2 3 C 7 8 D 11 E 14 6

Tugas PENJADWALAN   Nama Mata Kuliah : Sistem Operasi SKS : 4 Program Studi : Informatika Pertemuan ke : Fakultas : Ilmu Komputer Tujuan tugas: Mahasiswa mengetahui jenis-jenis penjadwalan Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu algoritma penjadwalan Mahasiswa mampu memecahkan masalah penjadwalan Softskill: kerjasama, kemampuan menyampaikan pendapat Uraian Tugas: Obyek garapan: Penjadwalan Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Mahasiswa mencari kasus penjadwalan nyata di OS. Mahasiswa mendeskrisikan masalah/kasus dengan jelas Mahasiswa menjelaskan algoritma penjadwalan (bagaimana algoritma penjadwalan dapat menyelesaikan masalah) Mahasiswa melakukan analisis (kelebihan dan kekurangan, kebenaran algoritma, efisiensi, dll) Kesimpulan Metode/cara pengerjaan tugas: masing-masing kelompok mencari contoh kasus penjadwalan OS kemudian menjelaskan di depan kelas Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan: tulisan/makalah dan presentasi 1 kelompok terdiri dari 3 kelompok Kriteria Penilaian: Presentasi 40% slide penyampaian Makalah 40% kelengkapan materi kebenaran analisis Kerjasama tim 20%