MAPPING STUDY REPORT Athik Hidayatul Ummah Disampaikan dalam COVER MAPPING STUDY REPORT Disampaikan dalam LOKAKARYA NASIONAL Belajar dari Pengalaman Memperkuat Kewirausahaan Petani Kecil melalui Pengetahuan dan Inovasi Athik Hidayatul Ummah
Mapping/scoping study Tersedianya informasi dan pengalaman belajar bagi organisasi-organisasi petani tentang berbagai model dan strategi untuk meningkatkan pelayanan kewirausahaan kepada anggotanya
BINA DESA Layanan pengembangan usaha / kemandirian ekonomi Pemetaan / identifikasi potensi lokal & basis mata pencaharian Capacity building (pendidikan analisis usaha & pemasaran, pertanian alami, pelatihan membuat produk kemasan, dll) Asistensi, motivasi Membantu pemasaran & Koperasi Karya Insa BINA DESA
MODEL-MODEL KONSELING Lesson Learnt Membangun kesadaran kritis kepada petani akan kemampuan dan SDA yang dapat dikelola. Tidak membatasi kerjasama komunitas Kegiatan produksi sebagai kegiatan sosial (tidak hanya money oriented) Nilai kebersamaan dan kolektif (tidak induvidualis)
Challanges Program pinjaman/kredit bebas bunga ditiadakan Petani kurang percaya diri jika tidak memiliki modal besar Eksternal (kapitalisasi, globalisasi, dll)
Key of Success Potensi alam Berfokus pada pasar lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal Kemudahan akses pasar (termasuk hubungan dengan kelompok konsumen perkotaan)
Aliansi Organis Indonesia Revolving Fund; memfasilitasi dukungan keuangan bagi petani kecil untuk mencapai dan mengembangkan pasar produk. Capacity building (pelatihan bisnis komunitas) Outlite AOI Even / Pameran Produk
Challanges Pengembalian dana bergulir tidak lancar Masalah internal petani Pengorganisiran kelompok yg lemah
Key of Success Organisasi petani bagus Pendamping rutin melakukan pendampingan
Lesson Learnt Kelompok tani yang paling berhasil adalah di Marsudi Mulyo (Gapoktan) dan Istiqomah; mengembalikan dana bergulir sesuai dengan MoU. Hal itu karena pengoragnisasiannya kuat. Dana harus dikelola secara professional. Karena selama ini dana bergulir belum dilaksanakan dengan profesional, masih ada proses negosiasi ketika kelompok tani tidak mengembalikan dana tepat waktu. Komunikasi intensif terkait dengan laporan tentang pengembangan dan penyelesaian.
WAMTI (WAHANA MASYARAKAT TANI & NELAYAN INDONESIA) agar dipedesaan berkembang usaha bersama warga desa dalam mengolah hasil produksi pedesaannya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat desa terutama rumah tangga petani kecil. UPED USAHA PEDESAAN
Challenges Petani sulit bergerak menggunakan metode atau pendekatan baru sebelum melihat hasilnya. Pembentukan kelompok pada masyarakat yang individualistik
Key of Success Kelompok tani memiliki keinginan untuk mengetahui dan menerapkan apa yg dipelajari Soliditas kelompok
Lesson Learnt Pemberdayaan petani dapat dilakukan dengan memperkuat organisasi petani untuk membangun usaha pedesaan. Pemerintah dapat menjadi mitra. Kegiatan bersama dalam kelompok masih belum dianggap penting oleh beberapa anggota. Mereka hanya sekedar melihat bagaimana budidaya berhasil, mendapatkan modal, dan memasarkannya.
SPI Serikat Petani Indonesia Kebun Kolektif (lahan organisasi yang dikelola bersama) Pendidikan dan pelatihan Pertanian berkelanjutan berbasis keluarga Koperasi Serikat Petani Indonesia Badan Usaha Milik Organisasi (di tingkat pusat)
Challenges Kesadaran dan kesabaran anggota untuk membangun bisnis ekonomi kurang, karena perputaran bisnis cukup cepat. Modal. sementara ini anggota hanya mengandalkan iuran dan simpanan anggota, sehingga yang diperoleh tidak besar. Modal dari luar hanya bersifat membantu dan menambah modal. Asistensi yang kurang intens
Key of Success Petani yang berhasil melakukan usahanya adalah mereka yang intens melakukan komunikasi dan kordinasi. Rapat dilakukan secara intens, pendidikan & pelatihan juga berjalan. Adanya iuran yang rutin sebagai penambahan modal. Asistensi berjalan dengan baik.
LESSON LEARNT Kebersamaan dibangun untuk melawan sistem/kebijakan yang tidak memihak. Anggota SPI berasal dari petani kecil atau tidak punya tanah. Jadi, perjuangannya adalah reklaming, melakukan tata kelola lahan pertanian yang baik dan membangun koperasi. Hasil koperasi masih hanya cukup untuk jalannya organisasi di tingkat basis. Hasil produk anggota dipasarkan ke pasar lokal maupun pasar induk.
API ALIANSI PETANI INDONESIA Program manajemen produksi dan pemasaran bersama (kolektif) Penguatan Organisasi Petani lokal Peningkatan akses pasar dan posisi tawar petani
Challanges Terbatasnya kapasitas petani untuk mengelola bisnis. Pemuda tidak lagi tertarik untuk bekerja di sektor pertanian. Konsep petani tentang koperasi adalah untuk mendapatkan bantuan keuangan. Koperasi memiliki sejarah negatif di masa lalu.
Key of Success Dengan praktek pertanian alami, petani dapat membuat pupuk mereka kapan saja sendiri yg mereka butuhkan. Mereka tidak lagi harus membayar untuk pupuk & bergantung pasokan. Dengan pemasaran kolektif dan koperasi, petani dapat menarik lebih banyak pembeli untuk bermitra dengan mereka, & mendapatkan informasi harga yg lebih transparan.
LESSON LEARNT Strategi yang telah terbukti berhasil adalah menghubungkan organisasi petani lokal dengan perusahaan swasta. Dengan sekolah lapangan dan kegiatan penyuluhan, petani bisa mendapatkan pengetahuan dan langsung praktek di lapangan. Belajar dari petani ke petani.
Conclusion Setiap Organisasi Petani mempunyai program untuk mensupport petani dalam bisnis pertanian (Jasa Pelayanan Bisnis) Upaya untuk memperkuat organisasi petani di tingkat basis Kemandirian petani dan akses modal Akses pasar dan jaringan