WORKING CONDITIONS AND HUMAN FACTORS
JADWAL KERJA Normal : 8 jam/hari 5 hari/minggu Compressed Work Weeks : Jam kerja/hari ditambah tapi jumlah hari kerja/minggu dikurangi.Ex: 10 jam/hari 4 hari/minggu. Beberapa penelitian menemukan bhw jam kerja spt ini dpt menurunkan tingkat absenteeism, sedikit peningkatan dlm produktivitas, peningkatan yg cukup tinggi pd kepuasan kerja dan sedikit peningkatan pd kelelahan pekerja.
Flexible Work Hours Alasan perusahaan menggunakan jam kerja spt ini: 1. Mengakomodir tanggung jawab karyawan pd keluarganya. 2. Menarik hati pekerja bila ketersediaan tenaga kerja yg berkualitas terbatas. 3. Pelayanan 24 jam untuk kepuasan konsumen. Penelitian Estes (1990) & Baltes (1999) menemukan bhw jam kerja spt ini dpt menurunkan absenteeism, mengurangi jam lembur, meningkatkan kepuasan kerja, mengurangi konflik peran, dan meningkatkan produktivitas.
Peak-Time Pay : Beberapa karyawan dipekerjakan pd waktu tertentu di saat beban kerja memuncak dan dibayar lebih tinggi daripada waktu kerja biasa (ex: Restoran McDonald pd saat jam mkn siang/mlm)
Job Sharing : Dua orang karyawan bekerja untuk jabatan yg sama dan mereka membagi waktu kerja mereka sesuai kesepakatan (ex: dua dosen mengajar u/ 1 mata kuliah) Work at Home : Karyawan bisa mengerjakan pekerjaannya di rumah/tdk harus di kantor (Ex: Programmer komputer, designer, penulis)
Permasalahan Akibat Jam Kerja Shift Work Pekerjaan yg dilakukan pd shift sore – malam banyak membawa masalah pd kondisi fisik, mental dan aspek pekerjaan lainnya bagi karyawan (ex: melawan jam biologis, sosialisasi terhambat). - Fixed Vs Rotating Shifts Fixed vs Rotating : shift yg tetap (fixed) membuat karyawan punya kesempatan untuk beradaptasi (min dibutuhkan 2 hari untuk beradaptasi atas pergantian shift) - Individual Differences Pekerja pria lebih mudah beradaptasi dgn pekerjaan shift drpd pekerja wanita, pekerjaan shift berpengaruh pd pekerja yg lebih tua drpd pekerja yg lbh muda, orang2 yg introvert lbh menyukai kerja shift pagi drpd org2 yg extrovert.
Moonlighting Individu yg memiliki pekerjaan ganda (Ex: siang sbg operator mesin di PT X, malam sbg pegawai di toko Y) untuk menambah penghasilan dan mereka menikmati pekerjaan keduanya tsb. Pekerjaan ganda ini dilarang oleh banyak perusahaan karena dikhawatirkan mereka akan bekerja untuk kompetitor, menggunakan fasilitas perusahaan untuk pekerjaannya di luar, atau menggunakan jam kerja di perusahaan untuk mengerjakan tugas2 pekerjaan luarnya tsb.
LINGKUNGAN KERJA Noise (kebisingan) Suara bising dpt menurunkan kinerja individu tergantung pada faktor: 1. Type & difficulty of the task Pekerjaan yg sulit (yg melibatkan kognisi dan persepsi) lebih mudah terganggu oleh suara bising drpd pekerjaan yg melibatkan aktivitas fisik saja. 2. Individual differences Individu dgn kepribadian Tipe A lbh mudah terganggu drpd individu Tipe B. 3. Necessity for & familiarity of the noise Bagi pekerja pabrik, suara gelas pecah mungkin lbh mengganggu drpd suara bising mesin pabrik yg sudah biasa mereka dengar. 4. Frequency, intensity and loudness Berbagai macam suara dgn frekuensi, intensitas dan besar yg sama mungkin akan menimbulkan efek yg berbeda bagi individu (ada yg menyenangkan tapi juga ada yg mengganggu)
Music Musik diyakini dpt meningkatkan kinerja karyawan karena dpt menolong menghilangkan kejenuhan dan mencegah karyawan mengantuk saat bekerja. Penelitian Roballey & Gardner (1986) menunjukkan bhw pemutaran musik cepat (fast music) di restoran membuat customer jg makan dgn cepat. Penelitian Milliman (1986) menunjukkan bhw pemutaran musik lambat (slow music) di supermarket membuat customer membelanjakan uangnya 38% lbh banyak.
Temperature Suhu udara berpengaruh pada kinerja karyawan dari segi kognitif, fisik dan perseptual. Karyawan yg bekerja 7 jam pd suhu 35° C dgn kelembaban 88% membuat kesalahan 2x lbh banyak drpd karyawan yg bekerja 7 jam pd suhu 25° C dgn kelembaban 25% (Fine and Kobrick, 1978)
DESAIN TEMPAT KERJA Perabotan dan tata letak ruang kerja cukup penting bagi penciptaan kesan (impresi) orang-orang pada sebuah perusahaan/organisasi. Joiner (1971) mengamati bahwa pekerja kantor dgn status yg tinggi lebih menyukai tata letak meja kerja: Closed Desk Arrangement (Meja berada diantara customer dan petugas) dari pada Open Desk Arrangement (Meja menghadap ke dinding). Penelitian menunjukkan bahwa ruangan yang didekorasi lebih menimbulkan perasaan nyaman dari pada ruangan tanpa dekorasi (Campbell,1979) Lingkungan kerja yg menyenangkan akan menimbulkan Good Mood dan meningkatkan keinginan orang-orang u/ saling tolong menolong (Sherrod et al, 1977)
Assigned Workspace: Penugasan seseorang pada suatu area atau mesin yg spesifik (Sundstrom, 1986) Jika seseorang ditugaskan untuk menjaga /menangani satu mesin tertentu (fixed workspace) maka ia akan merawatnya lebih baik dari pada semua orang boleh menangani semua mesin yg ada secara berpindah-pindah.
Sundstrom (1986) menyatakan bahwa memperlakukan tempat kerja sebagai suatu teritori akan menimbulkan perasaan sayang pada tempat kerjanya, menjaganya, dan merasa bertanggung jawab atasnya (rasa kepemilikan yg tinggi) Sebuah teritori di tempat kerja akan menjadi simbol status bagi para pekerjanya. (Cth: fasilitas ruang kerja lengkap / tidak? Semakin lengkap dan semakin mahal perabotannya berarti semakin tinggi statusnya)
Prinsip Alur Kerja (The Principle of Workflow): Layout di tempat kerja sebisa mungkin ditata agar memberikan jarak terpendek antar beberapa workstations (unit kerja) dalam satu aktivitas kerja (Hicks,1977) Beberapa kantor yg memiliki hubungan kerja terkait haruslah berdekatan (Mis: berada dalam satu lantai, bersebelahan)
Open Office VS Private Office - Open Office : Ruang kantor yg cukup luas (Large Room) dimana dapat memuat banyak pekerja sekaligus dan tanpa ada dinding pembatas antara meja pekerja satu dgn meja pekerja lainnya. Biasanya u/ pekerja administratif atau clerical. - Private Office : Ruang Kantor berupa kamar / ruang khusus (Small Room) u/ satu orang dan sifatnya lebih pribadi (tidak semua orang bisa masuk). Biasanya u/ pekerja level manager.
Keuntungan VS Kerugian Open Office - Alur kerja dan komunikasi berjalan lebih efisien - Hemat biaya krn tdk perlu membangun dinding pemisah, lampu dan koridor dpt dipakai bersama, pembersihan area kerja lbh mudah & cepat. - tata letak meja dpt segera diubah bila ada penambahan atau pengurangan pegawai. - Supervisor dpt mengawasi bawahannya sekaligus - Terjadi fasilitasi sosial Kerugian: - Timbul Kebisingan (Mis: perbincangan telp, suara mesin tik, dll) - Terjadi gangguan yg bisa memecah konsentrasi kerja (Mis: orang mondar-mandir) - Kurangnya Privacy (Mis: percakapan antara supervisor & bawahannya mnjadi tdk bisa dirahasiakan, percakapan telp dgn klrga terdengar oleh rekan kerja lainnya,dll)