ERYANTI NOVITA, S.Psi, M.Psi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEMBELAJARAN DI KELAS, LAB & LAPANGAN
Advertisements

INDIVIDUAL AND GROUP DIFFERENCES
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
LANDASAN FILOSOFIS DAN ALTERNATIF
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Nanda Surya Setiawan Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Kecerdasan Majemuk Menggunakan Metode Fuzzy Expert System.
Keterampilan Dasar Mengajar
BAB III PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU
OLEH: ANGGIT LIPURING ARDIKORO SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PACTAN CLICK HERE TO BEGIN.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Bakat, Kecerdasan dan kreativitas Peserta Didik
MULTIPLE INTELLIGENCE
KECERDASAN MAJEMUK (Multiple Intelligent)
HUBUNGAN KEPRIBADIAN DAN KARIR
Perbedaan Siswa Dalam Kecerdasan Dan Gaya Belajar
STKIP-PGRI Banjarmasin
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSI
Sowanya Ardi Prahara, MA. Fakultas Psikologi UMBY 2014
Tes Psikologi.
PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI
INTELIGENSI.
KRITERIA KOMPETENSI / MATERI PENTING
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
Teori Pemprosesan Informasi
Multiple Intelligence
KESUKARAN BELAJAR PART III
Pertemuan II Psikologi Perkembangan Anak
Tes Inteligensi Stanford-Binet
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Intelegensi dan Kreativitas
Tes E E E N I L G S I T N Anak NAFEESA, S.Psi, M.Psi.
KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENT)
7 Materi Psikologi Anna. Psi – KesMasy 2015
Kesukaran Belajar Part II
Kesulitan Belajar Matematika NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
1 3 2 Are you ready?.
Teori Belajar Humanistik
PERTEMUAN 2 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MULTIPLE INTELEGENSI (KECERDASAN MAJEMUK)
INTELIGENSI.
KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
BIMBINGAN KONSELING.
INTELIGENSI.
MENGENAL 8 KECERDASAN MANUSIA
Keterampilan Dasar Mengajar
Pengertian Strategi Pembelajaran pkn Dick dan carey mengatakan “strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu materi pembelajaran yang akan digunakan.
3 Keterampilan Dasar Bertanya
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN BAHASA.
KOMUNIKASI PADA ANAK DAN KELUARGA
Teknik memahami perkembangan siswa SD
WECHSLER ADULT INTELLIGENCE SCALE (WAIS) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
Keterampilan Dasar Mengajar
WISC (WECHSLER INTELLIGENCE SCALE FOR CHILDREN) PERTEMUAN 12
INTELEGENSI.
Konsep ini mengangkat prinsip: SETIAP INDIVIDU ADALAH UNIK
Perbedaan Individu Berbagai Kemampuan dan Cara Mengukur
PROPOSAL PENELITIAN SEMINAR BK AGUS MUHAMMAD IQRO
ABRIANSYAH PUTRA DEVITA ANGGRIANI LINDA RATNA NUR FAZRI ROBBY WAHYUDI YOSI SEPTIANA
Perkembangan Intelek dan Bahasa Anak
PERKEMBANGAN ANAK USIA 4 -6 TAHUN
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
Bab VI Bakat Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd Tahun 2013 Oleh : 1.Ghossi Fafengki.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Kecerdasan Majemuk.
Tes I Q (Intelligence Quotient)
SPM (Standart Progressive Matrics)
MINAT DAN BAKAT.
Transcript presentasi:

ERYANTI NOVITA, S.Psi, M.Psi Tes Intelegensi Untuk Anak ERYANTI NOVITA, S.Psi, M.Psi

ERYANTI NOVITA, S.Psi, M.Psi Tes Intelegensi Untuk Anak ERYANTI NOVITA, S.Psi, M.Psi

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang berbicara mengenai intelegensi sebagai faktor yang menentukan berhasil tidaknya siswa di sekolah. Pengetahuan mengenai kemampuan intelektual atau intelegensi siswa akan membantu pengajar menentukan apakah siswa mampu mengikuti pelajaran yang diberikan serta meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan bila telah mengikuti pengajaran yang diberikan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa prestasi siswa tidak semata-mata ditentukan oleh tingkatan kemampuan intelektualnya.

Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.

Pengertian intelegensi bermacam-macam dapat diartikan 1. Kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir 2. Kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru 3. Kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu Intelegensi tidak sama dengan IQ IQ → hanya ratio yang diperoleh dengan menggunakan tes tertentu yang belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih kompleks. Para ahli merumuskan definisi intelegensi umum sebagai berikut : a)   Hebbinghaus (1897) memberi definsi intelegensi sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi b) Terman (1921) memberi definisi intelegensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak c) Thorndike memberi definisi sebagai hal yang dapat dinilai dengan taraf ketidaklengkapan daripada kemungkinan-kemungkinan dalam perjuangan hidup individu. d)   Vernon (1960) merumuskan intelegensi sebagai kemampuan untuk melihat hubungan yang relevan diantara objek-objek atau gagasan-gagasan, serta kemampuan untuk menerapkan hubungan-hubungan ini kedalam situasi- situasi yang serupa. e)    Alfred Binet mengungkapkan bahwa intelegensi yaitu memahami, berpendapat, mengontrol dan mengkritik, intelegensi memuat empat perkataan ini.

Istilah Intelegensi yang padanan katanya “kecerdasan”, walaupun sepintas lalu kelihatan jelas, rupanya tidak mudah dirumuskan, karena tidak semua orang atau bahkan setiap ahli menyatakan hal yang sama untuk istilah tersebut. Banyak ahli yang berbeda persepsi untuk mendefinisikan istilah inteligensi.Intelegensi merupakan salah satu konsep yang di pelajari dalam psikologi. Pada hakekatnya, semua orang sudah merasa memahami makna intelegensi. Sebagian orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Dalam mengartikan intelegensi (kecerdasan) ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Deskripsi perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai studi pengukuran dengan menggunakan tes inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakukan secara longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ketingkatan usia tertentu secara test-retest yang alat ukurnya disusun secara sekuensial (Standfort revision benet test).

Bloom (1964) melukiskan berdasarkan hasil studi longitudinal, bahwa dengan berpatokan kepada hasil test IQ dari masa-masa sebelumnya yang di tempuh oleh subyek yang sama, kita akan dapat melihat perkembangan prosentase taraf kematangan dan kemamppuannya sebagai berikut : a. Usia 1 tahun berkembang sampai sekitar 20%-nya b. Usia 4 tahun sekitar 50%-nya c. Usia 8 tahun sekitar 80%-nya d. Usia 13 tahun sekitar 92%-nya Hasil studi Bloom ini tampaknya juga menugaskan bahwa laju perkembangan IQ itu bersifat proposional. Ada pentingnya untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang dengan tingkat perkembangannya yang lambat, normal, atau cepat. Skala pengukuran prilaku Neonatal Brazelton, yang secara luas digunakan untuk mengevaluasi bayi-bayi yang baru lahir. Para ahli perkembangan juga ingin mengetahui bagaimana perkembangan berawal selama rangkaian masa bayi itu. Kalau seorang bayi berkembang pada tingkat lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Akan tetapi, bila seorang bayi berkembang pada suatu tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati untuk memberi mainan yang lebih ”sulit” guna merangsang pertumbuhan kognitif mereka. Gerakan mengadakan test kepada balita muncul sebagai akibatdari adanya pelaksanaan test IQ pada anak-anak yang lebih besar. Akan tetapi, ukuran-ukuran yang mengukur bayi pada dasarnya kurang verbal dibandingkan dengan test IQ yang mengukur inteligensi anak-anak yang lebih tua. Skala perkembangan bayi lebih banyak item yang berkaitan dengan perkembangan persepsi motorik. Skala ini mengukur interaksi soaial.

3 faktor mencakup kemampuan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi Keturunan, studi korelasi nilai-nilai test intelegensi diantara anak dan orang tua atau dengan kakek neneknya, menunjukkan adanya pengaruh faktor keturunan terhadap tingkat kemampuan mental seseorang sampai kepada tingkat tertentu. Latar belakang sosial ekonomi ; pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua dan faktor-faktor sosial ekonomi lainnya, berkorelasi positif dan cukup tinggi dengan taraf kecerdasan individu mulai usia 3 tahun sampai remaja. Lingkungan hidup : lingkungan yang baik akan menghasilkan intelegensi yang baik, sedang lingkungan yang kurang baik akan menghasilkan intelegensi yang kurang baik pula. Kondisi fisik : keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat, menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah Iklim emosi dimana individu dibesarkan mempengaruhi perkembangan mental individu yang bersangkutan. Disisi lain, faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi lainnya digambarkan oleh Spearman sebagai berikut : a) Faktor umum / general faktor b) Faktor-faktor khusus / spesial faktor Kemudian, oleh Burt ditambah satu faktor lagi yang menurut pendiriannya faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap intelegensi individu yaitu, faktor grup / kelompok

Ciri-Ciri Kedelapan Intelegensi Anak Ada beberapa ciri-ciri tingkah laku anak yang dapat menunjukkan intelegensi yang dimiliki oleh anak tersebut, berikut penjelasannya. Anak yang Memiliki Intelegensi Linguistik, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan berpikir dalam kata-kata; (2) suka membaca dan manulis; (3) menyukai cerita; (4) suka bermain permainan kata; (5) punya memori bagus untuk nama, tempat, tanggal, puisi, lirik dan hal kecil; (6) mengetahui mengeja itu mudah; (7) punya kosa kata yang berkembang baik. B. Intelegensi Logika dan Matematika, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan mudah melihat pola; (2) suka ide-ide abstrak; (3) suka permainan strategi dan teka-teki logika; (4) menjumlah dengan mudah di luar kepala, mengajukan pertanyaan yang besar, misalnya “dimana alam semesta berakhir”; (5) menggunakan computer; (6) membuat alat untuk menguji benda yang tidak Anda mengerti; (7) berpikir dalam kategori melihat hubungan antar ide.

C. Intelegensi Spasial, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan berpikir dalam Imagedan gambar; (2) mudah mengingat dimana benda telah diletakkan; (3) suka menggambar, merancang, membangun, melamun; (4) membaca peta dan diagram dengan mudah; (5) mengerjakan teka-teki jigsaw dengan mudah; (6) terpesona oleh mesin; (7) meniru gambar dengan akurat. D. Intelegensi Musikal, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan sering bernyanyi, bersenandung atau bersiul sendiri; (2) ingat melode; (3) punya indera yang baik untuk ritme; (4) memainkan sebuah instrument; (5) sensitif terhadap suara di lingkungan; (6) perlu musik sewaktu belajar. E. Intelegensi Fisik/Kinestetik, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan mengingat melalui sensasi fisik; (2) sulit duduk diam yang lama; (3) punya intuisi tentang jawaban ujian; (4) bagus dalam olahraga dan tari atau acting atau mime; (5) punya koordinasi yang sangat bagus; (6) berkomunikasi dengan baik melalui isyarat; (7) belajar paling baik melalui aktivitas fisik; (8) simulasi dan role play; (9) meniru orang dengan mudah.

F. Intelegensi Interpersonal, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan (1) memahami orang dengan baik; (2) belajar paling baik dengan berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain; (3) bagus dalam memimpin dan mengorganisir; (4) mengerti perasaan orang lain; (5) penengah di antara orang-orang; (6) suka bermain permainan sosial; (7) mendengarkan orang lain dengan baik. G. Intelegensi Intrapersonal, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan suka bekerja sendiri; (2) memotivasi dirinya sendiri; (3) intuitif; (4) mempunyai perasaan sendiri; (5) berkemauan kuat dan punya pendapat personal yang kuat; (6) menentukan tujuan sendiri; (7) percaya diri; (8) reflektif; (9) sadar akan kekuatan dan kelemahan pribadinya sendiri. H. Intelegensi Naturalistik, biasanya memiliki ciri-ciri kebiasaan mengenali flora dan fauna; (2) membedakan dan mengenali pila di alam; (3) menggunakan hal-hal umum dan khas untuk mengkategori dan mengolompokkan fenomena; menggunakan kriteria secara konsisten; (4) menggunakan kemampuannya ini secara produktif, misalnya bertani, memelihara binatang, perlindungan.

Ciri –ciri anak memiliki inteligensi tinggi dan rendah 1.Memiliki kemampuan verbal yang baik 2.Memiliki pengetahuan umum yang luas 3.Memiliki pemahaman yang tinggi akan teks 4.Memiliki kemampuan aritmatik yang baik 5.Memiliki kemampuan pengabstraksian fikiran yang baik. 6.Memiliki kemampuan mengingat yang tinggi. 7.Memiliki banyak kosa kata 8.Memiliki kemampuan visual motorik yang terkoordinasi baik. 9.Menyukai akan detail 10.Memiliki kemampuan perencanaan yang baik 11.Memiliki kemampuan alasan non verbal 12.Memiliki kemampuan analisis hubungan dari bagian- bagian dari suatu yang berhubungan satu sama lain.

Ciri –ciri anak memiliki inteligensi tinggi dan rendah Ciri –ciri anak memiliki inteligensi Rendah 1. Berfungsinya kemampuan kognisi, namun di bawah rata-rata. Kondisi ini membuatnya mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir. 2. Rata-rata prestasi belajarnya kurang dari 6. 3. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat. 4. Pernah tidak naik kelas. 5. Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman seusianya. 6. Cenderung kesulitan dalam mengikuti petunjuk yang memiliki banyak langkah/kompleks. 7. Memiliki self image yang buruk. Misalnya pemalu, pendiam, kurang percaya diri, menarik diri dari lingkungan sosial dan sebagainya. Sehingga anak akan mengalami kesulitan berteman. 8. Memiliki daya ingat yang memadai, namun lambat dalam mengingat. 9. Menguasai suatu ketrampilan dengan lambat, dan untuk beberapa kemampuan bahkan tak dapat dikuasai. 10. Terbatasnya kemampuan koordinasi.

Test IQ (Inteligent Quotient) Fungsi dari Test IQ (Inteligent Quotient) adalah psikotes yang bertujuan untuk memperoleh nilai yang dapat mencerminkan tingkat kecerdasan individu yang melakukan Test IQ tersebut.  Test IQ sendiri ada beberapa macam, ada yang berupa pertanyaan tertulis dan ada juga  pertanyaan berupa gambar. Kata“kecerdasan” sendiri merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk menjelaskan sejumlah kemampuan, seperti menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Adapun manfaat dan fungsi dari Tes IQ anak adalah : 1.Untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. 2.Untuk melihat sejauh mana potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal. 3.Untuk mengkreasikan antara tingkat kecerdasan dengan hasil belajar yang selama ini dicapai (apabila IQ tinggi seharusnya berbanding lurus dengan prestasi belajar) Untuk mendeteksi kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor kemampuan atau faktor yang lain seperti kemalasan dan sebagainya. 4.Dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan jenjang pendek/panjang.

Untuk skor tes IQ yang dihasilkan berkisar 70 – 169 dengan pengelompokan sebagai berikut : 140 – 169 : Very superior (sangat pandai) 120 – 139 : Superior (pandai) 110 – 119 : High Average (diatas rata-rata) 90 – 109 : Average (rata-rata) 80 – 89 : Low average (dibawah rata-rata) 70 – 79 : Barderline (lambat belajar) Dengan mengetahui manfaat dan fungsi dari Test IQ tersebut maka dapat dijadikan dasar untuk membantu mengarahkan, membimbing dan mendidik anak atau siswa kita sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka masing-masing.

LATIHAN. Berapakah titik hitam ?

LATIHAN. Itu gunung atau beruang ?

LATIHAN. Ada berapa wajah yang bisa Anda liat?