Education-Job Mismatch

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

Education-Job Mismatch Abdul Malik Anggota Lembaga Pengkajian MPR-RI

Background Trend peningkatan mismatch antara pendidikan dan pekerjaan secara global: vertical, horizontal, (skill-academia); Trend pekerjaan masa depan membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi; Pekermbangan teknologi terjadi dengan kecepatan makin lama makin tinggi  teknologi dan keterampilan di tempat kerja selalu berubah; Banyak lulusan kesulitan mencari pekerjaan, pada saat yang sama perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja yang dibutuhkan; Pasar Bersama ASEAN  mobilitas tenaga kerja antar negara anggota, kompetisi makin tajam; Implikasi “supply side” akan makin menonjol  sistem pendidikan dan pelatihan harus makin responsive terhadap dinamika “demand side”.

Issues Fenomena mismatch merupakan demand side as much as supply side issues; Demand side: growth dan employment creation juga crucial menentukan mismatch – struktur industri berkembang mengabaikan kondisi ketenaga-kerjaan; Supply side: terlalu banyak/sedikit tenaga kerja dengan jenis keterampilan tertentu (horizontal mismatch); Fokus pada supply-side: Kuantitas Level kompetensi/kualifikasi Responsiveness.

Survey Perusahaan (ACDP, 2016) …(1) Kebanyakan perusahaan, lebih dari 50%, berpendapat pekerja tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan utk bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Survey Perusahaan (ACDP, 2016) …(2) Sekitar 50% perusahaan berpendat skill shortage mengganggu operasional, dan 30% berpendapat akan menganggu perluasan operasional masa depan.

Survey Perusahaan (ACDP, 2016) …(3) Lebih dari 17% perusahaan membiarkan posisi kosong ketika ketika menghadapi skill shortage; Sekitar 21% mengatasi persoalan dengan meminta karyawan kerja lembur.

Survey Perusahaan (ACDP, 2016) …(4) Mayoritas perusahaan memberikan pelatihan tambahan rata-rata 3 (tiga) bulan kepada karyawan baru.

Mismatch vertical atau horizontal? Tentu keduanya, tetapi mana lebih krusial masalahnya dan harus mendapat perhatian dari supply side? Perluasan pendidikan secara umum menjembatani mismatch vertical (assuming undereducation, sebagaimana umumnya developing countries); Mismatch horizontal: Kecenderungan angka pengangguran meningkat dengan jenjang pendidikan; Penganguran tinggi di jenjang menengah, utamanya kejuruan Waktu tunggu untuk lulusan PT mendapatkan first job; Proporsi STEM – Social Sciences and Humanities dan akademik – vokasi di jenjang pendidikan tinggi

Angka Pengangguran Menurut Pendidikan No Pendidikan Tertinggi 2010 2015 2016 2017 Februari Agustus 1 Tidak pernah sekolah 1.02 2.95 2.46 1.25 2.15 1.46 2.21 2 Tidak lulus Sekolah Dasar 2.92 3.23 3.22 2.42 3.44 2.65 3.06 3 Sekolah Dasar 4.63 4.29 4.02 3.09 3.62 3.15 3.98 4 SMP 7.55 7.45 7.14 6.22 5.76 5.71 5.36 5 SMA 11.90 8.17 10.32 6.96 8.72 7.03 6 SMK 13.81 11.87 9.05 12.65 9.82 11.11 9.27 7 Akademi/Diploma 15.71 12.78 7.49 7.54 7.22 6.04 6.35 8 Universitas 14.24 11.92 5.34 6.40 4.87 4.98   Total 7.41 5.81 6.18 5.50 5.61 5.33 Sumber: BPS (Juni, 2017)

Jenjang pendidikan menengah Kondisi sistem saat ini: Enrollment SMK ~ 50% dari keseluruhan pendidikan menengah; Terdapat sekitar 13 ribu SMK, kira2 10%-nya dipersepsikan baik; Labor market performance SMK kurang bagus, angka pengangguran tertinggi antar jenjang dan jalur; Effek akselerasi perluasan sejak 2009? Karakteristik demografis lulusan? Methodologi pembelajaran, kurang praktek? Survey ACDP (2016) persepsi perusahaan terhadap lulusan SMK: Sekitar 75% perusahaan puas dengan lulusan SMK yang mereka pekerjakan; Sekitar 50% lulusan SMK tidak menemukan pekerjaan di sector formal; Permasalahan quality assurance.

Jenjang Pendidikan tinggi Survey ACDP (2016) secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan tidak puas dengan skill levels karyawan baru lulusan perguruan tinggi, baik universitas maupun politeknik; Keluhan utama perusahaan meliputi kurangnya pelatihan teknis, Bahasa Inggris kurang memadai, lemahnya softskills termasuk di dalamnya kemampuan bekerja dalam team, critical thinking, dan kemampuan innovative; Dunia usaha umumnya kurang peduli membantu perguruan tinggi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut – linkage dunia usaha-Pendidikan tinggi lemah; Hanya sedikit dari perusahaan yang memberi masukan pada perbaikan kurikulum, dan kurang dari separuh memberikan kesempatan magang bagi pada calon lulusan; Perlu linkage lebih kuat antara perguruan tinggi dengan dunia usaha.

Which way to go – Implikasi kebijakan Kebutuhan tenaga kerja: Right qualification – jenjang pendidikan yang tepat – vertically match; Jenis keterampilan yang tepat  horizontally match; Kompetensi cukup – professionally certified; Adaptable dan responsive terhadap dinamika kebutuhan keterampilan di tempat kerja, terutama perubahan teknologi  high trainability. Balanced akademik – vokasi: Common agreement tentang pentingnya vokasi  practical skill improvement; Perdebatan tentang cara paling efektif dan efisien mewujudkannya Pada jenjang menengah  perdebatan antara jalur umum vs kejuruan

Which way to go – Implikasi …(2) Revitalisasi Pendidikan Menengah Kejuruan: Sistem yang ada cukup besar, secara historis di luar kapasitas fiskal untuk memperkuat secara cepat  berhenti ekspansi; Kekurangan guru produktif dan peralatan praktek memerlukan waktu lama dan biaya besar untuk menyediakan; Otonomi lebih besar pada tingkat pemerintah daerah/sekolah untuk melakukan penataan jurusan (reengineering) untuk menyiasati matching lebih baik; Insentif fiskal untuk perusahaan yang berpartisipasi dalam program pemagangan calon lulusan. Pendidikan Vokasi pada jenjang pendidikan tinggi Peningkatan resources, SDM dan peralatan di politeknik dan pendidikan tinggi vokasi lainnya; Restrukturisasi program pembelajaran dengan menekankan praktek di industry sebagai bagian utama pendidikan, setidaknya 1/3 waktu total study.

Which way to go – Implikasi …(3) Memperkuat Quality Assurance System: Memperluas fungsi BNSP: lembaga sertifikasi profesi, ditambah dengan fungsi baru sebagai Badan Ketrampilan/Skill Nasional (National Skill Council) yang tugasnya adalah menyusun SKKNI. Memastikan bahwa setiap LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) memiliki assesor yang sudah memilki kompetensi dalam melaksanakan asesmen kinerja, sesuai dengan standar global/internasional. School to work transition: Memperbaiki employability dalam jangka pendek dan menengah dengan melibatkan dunia usaha; Memberikan insentif fiskal untuk hiring new graduates – subsidized inhouse training oleh perusahaan; School to work transitition program berlaku untuk hiring new graduates dari semua jalur dan jenjang pendidikan.

Terimakasih