Pemeliharaan Betina Dewasa, Induk Bunting dan Menyusui 1. Betina dewasa - 2 minggu sebelum dan setelah dikawinkan perlu dilakukan flushing (peningkatan kualitas pakan) - waktu yang tepat untuk mengawinkan yaitu 12 – 18 jam setelah tanda-tanda berahi pertama tampak
2. Betina Bunting - Ditempatkan dalam kandang khusus - Menjaga kebersihan kandang - 6 minggu menjelang kelahiran dan setelah kelahiran kualitaspakan harus ditingkatkan
3. Induk Menyusui - Setelah anak lahir, akan segera menyusu pada induknya, jika terjadi kesulitan maka harus dibantu - Anak yang tidak memiliki induk dapat disusukan pada induk yang lain, atau diberi susu pengganti/milk replacer - Induk yang memiliki 3 anak atau lebih dapat dibantu dengan memberikan susu buatan (pengganti)
MANAGEMEN INDUK Faktor-faktor yang sangat penting : - Laju Reproduksi induk - Laju pertumbuhan anak sampai disapih - Efisiensi pakan
Untuk mengukur tingkat laju reproduksi dapat dilihat dari : 1. Lambing Rate Jumlah anak yang lahir dari induk yang bunting dikali 100% 2. Reproductive Rate /Laju reproduksi Jumlah anak yang disapih per induk produktif per tahun
Reproductive rate dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut menurut (Gatenby, 1986) sebagai berikut : RR = S ( 1 – M) I Sedangkan untuk menentukan jumlah anak lepas sapih yang dihasilkan dari setiap ekor ternak yang dipelihara setiap tahun dapat dihitung dengan rumus : RR’ = S (1- M) P I Dimana : S = Jumlah anak sekelahiran M = Tingkat mortalitas I = Lambing Interval (dalam tahun) P = Jumlah populasi induk produktif
Reproductive rate Lamb crop/ Kid crop Contoh soal : Diketahui jumlah anak sekelahiran 1,6, tingkat mortalitas 15% pertahun, lambing interval 9 bulan, jumlah populasi betina produktif 55%. Ditanyakan berapa ekor anak lepas sapih yang dapat dihasilkan oleh seekor induk, dan berapa anak lepas sapih yang dapat dihasilkan setiap tahunnya bila populasi ternak domba yang dipelihara 3000 ekor? RR = 1,6 (1 – 0,15) 0,75
Jawaban : 1. RR = 1,6 (1 – 0,15) 0,75 = 1,8/ekor/tahun
KARTU CATATAN PRODUKSI Kartu catatan produksi yaitu kartu yang mencatat data produksi individu ternak, berisi data tanggal kawin, melahirkan , berat lahir anak, jumlah anak,jenis kelamin anak, nama induk, nama bapak, nama pejantan, pertumbuhan anak (pbb), dan sebagainya. Mencatat ciri - ciri ternak Memudahkan dalam seleksi, terutama dalam memilih bibit Memudahkan dalam manajemen reproduksi , sehingga efisiensi reproduksi dapat dicapai secara optimum Dapat mengetahui bobot badan ternak dengan mudah Dengan adanya catatan produksi memudahkan dalam melakukan culling
PEMELIHARAAN ANAK SEBELUM DISAPIH (Pre Weaning Anak dibiarkan bersama induknya sampai umur sapih (± umur 3 bulan – 5 bulan) pada periode ini dilakukan kegiatan a.l. : - penandaan (marking) - kastrasi ( umur 1 – 2 minggu) - docking ( 2 minggu) * Kastrasi dilakukan untuk : - mempercepat pertumbuhan - memperbaiki kualitas karkas ( daging menjadi lebih berlemak) - mengurangi sifat agresif dari ternak jantan * Docking bertujuan untuk menjaga kebersihan ternak terutama domba penghasil wool
Pemeliharaan Anak Lepas sapih (Growing ) - Pada saat penyapihan secara bersamaan dapat dilakukan pula seleksi dan culling - Pakan yang diberikan harus berkualitas baik agar laju pertumbuhan tinggi - Pemeliharaan pada periode ini dibagi menjadi : 1. Pemeliharaan ternak bakalan 2. Pemeliharaan ternak pengganti ( untuk pejantan dan betina)
TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN Digembalakan (grazing) Cara pengelolaan ini lebih umum dipergunakan untuk ternak domba dibandingkan kambing, karena domba mempunyai insting bergerombol yang lebih kuat. Penggembalaan terbagi menjadi P. Kontinyu dan P. Rotasi Cut and Carry Pemberian pakan dimana hijauan pakan ternak, dicari dan dibawakan oleh peternak, umumnya dilakukan pada ternak dengan sistem dikandangkan
P. KONTINYU - EKSTENSIF/PP ALAM - PASTURE TUNGGAL - TIDAK ADA lNTERVAL WAKTU - PROD. PASTURE RENDAH - PRODUKSI DAGING KURANG BAIK P. ROTASI - INTENSIF - BERPETAK-PETAK - ADA INTERVAL - ANTAR PETAK - PROD. PASTURE TINGGI - PRODUKSI DAGING BAIK
CARA PENGGEMBALAAN TERNAK DI PP EKSTENSIF, TERNAK DIGEMBALAKAN SECARA BEBAS, MEMILIH HIJAUAN YG DISUKAI TANPA ROTASI. SEMI EKSTENSIF, TERNAK DIGEMBALAKAN SECARA BEBAS PADA PASTURE YG LUAS, TELAH ADA ROTASI TAPI PEMILIHAN HIJAUAN MASIH BEBAS. INTENSIF, DIGEMBALAKAN DI DAERAH TERBATAS YG DIBAGI MENJADI PETAK2 TERBATAS, PEMILIHAN HIJAUAN TERBATAS, ROTASI DIPERKETAT, TIAP HARI ATAU BEBERAPA HARI SEKALI BERPINDAH PETAK.
Ekstensif Semi ekstensif Intensif
Catatan : Kebutuhan ransum untuk domba/kambing akan berbeda-beda tergantung bobot badan dan status produksi ternak tersebut. Untuk ternak bunting kebutuhannya akan berbeda dengan ternak yang sedang menyusui, atau dengan ternak jantan dewasa atau ternak muda Ransum yang diberikan harus mengandung nutrisi yg sesuai dengan kebutuhannya
Grafik pemberian nutrisi pada domba bunting
Grafik kebutuhan nutrisi domba menyusui
Hal-hal penting yang harus dilakukan dalam manajemen pemeliharaan, selain yang telah dikemukakan sebelumnya , yaitu : Memandikan ternak/Deeping (jika diperlukan) Memotong kuku Mencukur bulu
Contoh soal : Diketahui jumlah anak sekelahiran 1,6, lambing interval 9 bulan, jumlah populasi betina produktif 55%. Setiap bulan dapat menjual 250 ekor anak domba lepas sapih. bila populasi ternak domba yang dipelihara 3000 ekor. Berapa persen tingkat mortalitas harus ditekan?
Quiz 1. Coba jelaskan kenapa kandang dapat mempengaruhi produktivitas ternak! 2. Sebutkan Syarat-syarat mendirikan kandang! 3. Sebutkan model kandang yang saudara ketahui