Perhitungan Pendapatan Nasional Pengantar Ekonomi 2 ATA 2016/2017 Univeritas Gunadarma
Pendahuluan Setiap negara akan selalu menghitung pendapatan nasionalnya yaitu nilai produksi dalam perekonomian, untuk mengetahui nilai output yang diciptakan dalam negara itu pada suatu tahun tertentu. Pendapatan Nasional merupakan suatu ukuran penting untuk menentukan sejauh mana tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara.
Peranan Pendapatan Nasional: Menggambarkan tingkat kegiatan ekonomi yang ingin dicapai Perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun Menilai prestasi pertumbuhan ekonomi Menentukan tingkat kemakmuran masyarakat
Mengukur Prestasi Kegiatan Ekonomi Produk Nasional dibagi menjadi 2 golongan : Produk Domestic Bruto (PDB/GDP) Produk Nasional Bruto (PNB/GNP) Tiga cara dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, yaitu : Pengeluaran Produk Neto Pendapatan
5 Gross Domestic Product (GDP) vs Gross National Product (GNP) GNP GDP Indonesia Malaysia GNP Warga Negara Indonesia Warga Negara Indonesia Warga Negara Asing Warga Negara Malaysia GDP 5
Beberapa Istilah Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap Harga Berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut Harga Tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.
Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor Sesuatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila perhitungan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar pembeli Contoh : konsumen membayar baju dan sepatu di toko Rp 40.000 dan Rp 60.000, nilai ini lah yang disumbangan kepada pendapatan nasional. Sedangkan harga faktor sumbangan kepada pendapatan nasional berdasarkan pendapatan faktor-faktor produksi untuk mendapatan baju dan sepatu masing- masing Rp 30.000 dan Rp 50.000, maka nilai inilah yang disumbangkan dalam perhitungan pendapatan nasional. Hubungan harga pasar dan harga faktor yaitu : Harga Pasar = Harga Faktor + Pajak tak langsung - subsidi
Pendapatan Nasional Bruto dan Neto Dalam setiap harga pasar suatu barang termasuk nilai penyusutan (depresiasi) Nilai barang-barang modal (mesin, peralatan produksi, perabotan kantor) akan semakin susut dari satu periode ke periode yang lain Dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional Pendapatan nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan pendapatan nasional bruto Dengan demikian Produk Nasional Neto adalah Produk Nasional Bruto dikurangi Depresiasi
I. Cara Pengeluaran Komponen Pengeluran Dalam Perekonomian Konsumsi Rumah Tangga : Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu. Contoh = Membayar biaya sekolah anak, membeli pakaian, membayar jasa angkutan, membeli kendaraan Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan sebagai konsumsi rumah tangga. Contohnya : mengirim uang ke anak yang sedang bersekolah, membayar asuransi.
I. Cara Pengeluaran (lanjutan) 2. Pengeluaran Pemerintah Konsumsi pemerintah : pembelian ke atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan, seperti membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alat tulis dan kertas, membeli bensin untuk kendaraan pemerintah Investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah, rumah sakit dan irigasi.
I. Cara Pengeluaran (lanjutan) 3. Pembentukan Modal Tetap Sektor Swasta (Investasi) : pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Contoh seperti membangun gedung perkantoran, mendirikan bangunan industri, membeli alat-alat memproduksi. 4. Ekspor Neto (ekspor dikurangi impor) : Nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama. Contoh : Sepatu yang dihasilkan di Bandung, menggunakan kulit yang diimpor dari India. Nilai kulit yang diimpor tersebut tidak termasuk dalam pendapatan nasional.
Pelaku Ekonomi Pengeluaran Konsumen Produsen Pemerintah Sektor Luar Negeri Konsumsi (C) Investasi (I) Pengeluaran Pemerintah (G) Ekspor – Impor (X)
Perhitungan Pendapatan Nasional Indonesia 2002 (Triliun Rupiah) Jenis Pengeluaran Menurut Harga Berlaku Menurut Harga Tetap 1993 Nilai Persentasi 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1138,3 70,7 302,1 2. Pengeluaran konsumsi pemerintah 132,1 8,2 35,3 3. Pembentukan modal tetap domestik bruto 325,3 26,2 96,1 4. Perubahan stok -96,0 -6,0 -25,7 5. Ekspor barang dan jasa 569,9 35,4 116,9 6. Dikurangi : Impor barang dan jasa 459,6 28,5 98,0 PRODUK DOMESTIK BRUTO 1610,0 106,0 426,7 7. Pendapatan neto faktor dari luar negeri -77,8 -4,8 -22,2 PRODUK NASIONAL BRUTO 1532,2 101,2 404,5 Dikurangi : Pajak Tak Langsung 71,2 4,4 18,9 Dikurangi : Depresiasi 80,5 5,0 21,3 PENDAPATAN NASIONAL 1380,5 91,8 364,3 Sumber : BPS, 2002
II. Cara Perhitungan Produk Neto Dalam perhitungan GNP yang dihitung adalah seluruh nilai dari barang dan jasa akhir (final product). Sedangkan barang antara (intermediate goods) tidak diikutsertakan. Contoh : GNP akan memasukkan roti, tetapi tidak memasukkan gandum. GNP akan memasukkan mobil, tetapi tidak memasukkan baja. Dalam pendekatan arus penghasilan, masalah penghitungan ganda diselesaikan dengan metode nilai tambah. Nilai tambah (value added) merupakan nilai selisih antara nilai penjualan perusahaan dengan nilai pembelian bahan mentah serta jasa dari perusahaan lain.
Produk neto artinya nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan diberbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Menghitung Nilai Tambah
II. Cara Perhitungan Produk Neto (lanjutan) 2. PNB Menurut Lapangan Usaha Sektor-sektor ekonomi yang mewujudkan pendapatan nasional dibedakan menjadi 9 sektor yaitu : Listrik, gas dan air Pertanian, kehutanan, dan perikanan Pengangkutan Pertambangan Perdagangan Industri pengolahan Keuangan dan real estate Pembangunan (konstruksi) Jasa pemerintah, dan Jasa lain
9 Sektor ekonomi tsb dikelompokkan menjadi 3 kelompok Sektor primer: Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan Pertambangan dan penggalian Sektor sekunder: Industri pengolahan (manufactur) Listrik, air dan gas Bangunan Sektor tersier: Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan telekomunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa lain-lain.
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2002 (Triliun Rupiah) Menurut Harga Berlaku Nilai % 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, perikanan 281,3 17,8 2. Pertambangan dan Penggalian 191,8 11,9 3. Industri Pengolahan 402,6 25,0 4. Listrik, Gas dan Air 29,1 1,7 5. Bangunan 92,4 5,6 6. Perdagangan, hotel dan restoran 258,9 16,1 7. Pengangkutan dan komunikasi 97,3 6,0 8. Keuangan, sewa dan jasa perusahaan 105,6 6,5 9. Jasa-jasa lain (termasuk pemerintahan) 151 9,4 Produk Domestik Bruto 1.610,0 100,0
III. Cara Perhitungan Pendapatan Penggolongan Pendapatan Faktor Produksi : pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing faktor produksi pada tahun tertentu. Faktor Produksi Pendapatan Tenaga kerja Modal Tanah Keahlian upah/gaji Bunga Sewa Laba PNB = Upah + Bunga + Sewa + Laba GNP = W (wages) + I (interest) + r (rent) + p (profit)
Pendapatan Nasional Amerika Serikat, 1997 (Milyar dolar Amerika) Jenis Kegiatan Nilai (Milyar) Presentasi 1. Ganjaran untuk pekerja 4.703 70,7 2. Pendapatan usaha perseorangan 545 8,2 3. Pendapatan dari sewa 148 2,2 4. Keuntungan perusahaan perseorangan 804 12,1 5. Bunga bersih neto 450 6,8 Pendapatan Nasional 6.650 100
Hubungan diantara GNP dan NI Perhubungan di antara GNP dan NI di Amerika Serikat,1997 Jenis Pendapatan Nilai (US $ milyar) Produk Nasional Bruto 8.063 Kurang: Depresiasi 868 Produk Nasional Neto 7.195 Kurang: Pajak tak langsung setelah dikurangi subsisi 545 PENDAPATAN NASIONAL 6.650
Pertumbuhan Pendapatan Nasional Dalam mengukur pertumbuhan pendapatan nasional digunakan Pendapatan Nasional Riil Pendapatan Nasional Riil dihitung dengan mendeflasikan Pendapatan Nasional Nominal Cara mendeflasikan yaitu dengan menilai berdasarkan nilai tahun dasar (base year). Pendapatan Nasional Nominal = Pendapatan Nasional menurut harga yang berlaku. Pendapatan Nasional Riil = Pendapatan Nasional menurut harga konstan.
Harga dan Kuantitas Tahun Harga Hotdog Kuantitas Hotdog Harga Hamburger Kuantitas Hamburger 2001 2002 2003 $ 1 2 3 100 150 200 $ 2 4 50 Tahun Perhitungan GDP Nominal 2001 2002 2003 ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($2 per hotdog x 150 hotdog) + ($3 per humburger x 100 humburger) = $ 600 ($3 per hotdog x 200 hotdog) + ($4 per humburger x 150 humburger) = $ 1.200 Tahun Perhitungan GDP Riil (tahun dasar 2001) 2001 2002 2003 ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($1 per hotdog x 150 hotdog) + ($2 per humburger x 100 humburger) = $ 350 ($1 per hotdog x 200 hotdog) + ($2 per humburger x 150 humburger) = $ 500 Tahun Perhitungan Deflator GDP 2001 2002 2003 ( $200/$200 ) x 100 = 100 ( $600/$350 ) x 100 = 171 ( $1.200/$500 ) x 100 = 240
Deflator GDP GDP Nominal X 100 Deflator GDP = GDP Riil Deflator GDP adalah rasio antara GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP mencerminkan tingkat harga saat ini relatif terhadap tingkat harga di tahun dasar. Deflator GDP = GDP Nominal GDP Riil X 100
Kesimpulan GDP nominal merefleksikan baik harga barang dan jasa maupun kuantitas barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. GDP Riil hanya merefleksikan kuantitas yang diproduksi. Deplator GDP, merefleksikan harga barang dan jasa, bukan kuantitas yang diproduksi. Pertumbuhan ekonomi: Gt Gt = pertumbuhan ekonomi tahun ke t Yrt = pendapatan nasional riil tahun ke-t Yrt-1 = pendapatan nasional riil tahun ke-t-1
GDP Nominal Indonesia
GDP Riil Indonesia No Sektor Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 1 Pertanian, Peternakan, dan Perikanan 216.831,3 225.685,6 232.973,4 243.076,0 252.954,0 2 Pertambangan dan Penggalian 167.692,1 168.244,3 169.932,0 168.426,8 160.655,3 3 Industri Pengolahan 385.598,0 398.323,8 419.388,0 441.754,7 469.118,2 4 Listrik, gas, dan air bersih 8.393,7 9.058,3 9.868,2 10.448,0 11.066,1 5 Bangunan 76.573,3 80.080,4 84.469,8 90.103,4 97.466,6 6 Perdagangan, hotel, dan restoran 224.451,9 234.273,1 243.409,3 256.299,6 271.176,7 7 Pengangkutan dan komunikasi 65.012,2 70.276,1 76.173,1 84.979,1 95.772,1 8 Keuangan , persewaan, dan jasa perusahaan 115.463,1 123.085,5 130.928,1 139.117,3 150.935,9 9 Jasa-jasa lain 129.753,8 133.957,4 138.962,3 144.354,2 151.435,2 Total 1.389.769,4 1.442.984,5 1.506.104,2 1.578.559,1 1.660.580,1 dikutip dari: "Prinsip-prinsip Ekonomi Makro", Bramantyo Djohanputra, MBA,Ph.D., hal:64.
Sumber : bps.go.id
SEKIAN TERIMA KASIH