(Grinding Process) Mahfudz Al Huda Mei 2007 Referensi: Proses Gerinda 1 (Grinding Process) Mahfudz Al Huda Mei 2007 Referensi: ·Manufacturing Processes for Engineering Materials, Fourth Edition, Serope Kalpakjian and Steven R. Schmid, Prentice Hall, New Jersey, 2003. ·Fundamentals of Modern Manufacturing – Materials, Processes, and Systems, Second Edition, Mikell P. Groover, John Wiley & Sons, 2002. Mahfudz Al Huda http://www.mercubuana.ac.id Proses Produksi BAB10 1
Grinding · Grinding adl proses pemesinan dimana partikel abrasive terikat dalam batu gerinda yg diputar pada kecepatan permukaan sangat tinggi. Batu gerinda biasanya berbentuk pring (disk), dan dibuat dg kesetimbangan yg baik karena kecepatan putar tinggi. Grinding mirip dg proses milling, dimana pemotongan terjadi pada permukaan keliling luar batu gerinda serupa dg proses peripheral dan face milling. Peripheral grinding lebih banyak digunakan dibanding face grinding. Dalam sebuah batu gerinda yg berputar terdapat banyak sekali ujung potong (partikel abrasive), dan benda kerja diumpankan relative thd batu gerinda sehingga terjadi proses pemotongan. Disamping beberapa kemiripan tadi, terdapat perbedaan besar antara grinding dan milling, yaitu: 1. Butiran partikel abrasive pada batu gerinda jauh lebih kecil dan berjumlah banyak dibandingkan gigi-gigi potong pada pahat milling. 2. Kecepatan potong pada grinding jauh lebih tinggi dibanding milling. 3. Partikel abrasive pada batu gerinda tersebar secara random (acak) dan menonjol keluar dg rata-rata sudut rake negatif besar. 4. Batu gerinda memiliki sifat mampu menjadi tajam sendiri, yaitu jika partikel abrasive terluar mengalami aus partikel akan menjadi tumpul dan pecah membentuk ujung potong baru yg tajam atau terlepas dari batu gerinda sehingga akan muncul partikel berikutnya yg masih tajam. Mahfudz Al Huda http://www.mercubuana.ac.id Proses Produksi BAB10 3
Abrasive Materials ·Pemilihan bahan abrasive (abrasive materials) harus disesuaikan dg bahan benda kerja. Karakter umum bahan abrasive yg digunakan utk batu gerinda adl: kekerasan tinggi, tahan aus, kuat/ulet (toughness), dan friability. Friability adl kemampuan bahan abrasive utk patah ketika ujung potong partikel menjadi tumpul, sehingga menampilkan ujung yg tajam. ·Beberapa bahan abrasive yg penting adalah: Aluminum oxide (Al2O3). Merupakan bahan abrasive yg paling banyak dipakai. Digunakan utk menggerinda baja dan besi paduan berkekuatan tinggi. Kekerasan mencapai 2100 HK. Silicon carbide (SiC). SiC lebih keras dibanding Al2O3, tetapi kurang kuat/ulet. Digunakan utk menggerinda logam ulet (ductile) seperti aluminium, kuningan, dan baja stainless, juga logam getas (brittle) seperti besi cor dan keramik. Kurang baik untuk menggerinda baja karena unsur karbon pada SiC memiliki afinitas yg kuat thd unsur Fe pada baja. Kekerasan sekitar 2500 HK. Cubic boron nitride (CBN). Batu gerinda CBN digunakan untuk menggerinda bahan keras seperti baja perkakas yg dikeraskan dan paduan aerospace. Kekerasannya mencapai 5000 HK. Diamond. Diamond dihasilkan secara alami maupun dibuat secara sintetis. Batu gerinda diamond biasanya digunakan untuk menggerinda bahan yg keras dan abrasive, seperti keramik, cemented carbide, dan kaca (glass). Kekerasannya mencapai 7000 HK. ·Ukuran partikel abrasive (grain size) merupakan parameter penting yg menentukan kehalusan penyelesaian permukaan (surface finish) dan besar material removal rate (MRR). Ukuran partikel yg kecil menghasilkan permukaan yg halus, sebaliknya ukuran besar meningkatkan efektivitas pemesinan. Penentuan besar partikel juga mempertimbangkan jenis bahan yg digerinda. Semakin keras bahan memerlukan ukuran pertikel kecil untuk dapat memotong secara efektif, sebaliknya untuk bahan yg relatif lunak lebih efektif memakai partikel besar. Mahfudz Al Huda http://www.mercubuana.ac.id Proses Produksi BAB10 5