Perkembangan Psikososial Usia 1-3 Tahun

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkembangan Psikososial Tiga Tahun Pertama
Advertisements

Perkembangan sosial pada anak-anak tengah
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Perkembangan Psikososial Masa Kanak-kanak Awal (3-6 tahun)
Vygotsky dan Erikson Pertemuan 3.
Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
KONSEP DIRI.
PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PERIODE INFANCY (MASA BAYI)
Perkembangan Psikososial
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
MASALAH PADA ANAK-ANAK DAN PENYELESAIANNYA
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PERKEMBANGAN ASPEK EMOSI
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
Menghilangkan Rasa Takut pada Anak
Psychosocial Development During the 1’st Three Years
Materi Pelatihan Attachment Parenting
KEPRIBADIAN.
Perkembangan Psikososial Tiga Tahun Pertama
Komunikasi Antarpribadi (2)
Perkembangan psikososial masa kanak-kanak madya
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Perkembangan psikososial anak-anak awal
PERIODE INFANCY (MASA BAYI)
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
Perkembangan Sosial (Erick Erikson)
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Perkembangan psikososial masa kanak-kanak awal (3-6 tahun)
Peran Orangtua dalam Kehidupan Anak Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
TEORI IDENTITAS EGO (ERIKSON)
Persepsi tentang orang dan atribusi
Psikologi Perkembangan 1 Unita Werdi Rahajeng
Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi
Prof. DR. Fawzia Aswin Hadis
Keluarga dengan Anak yang Baru lahir dan Anak Usia 0-3 tahun
Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Pemberdayaan Diri Suksma Ratri.
Pengasuhan Bayi Hingga Usia 2 Tahun PERTEMUAN 6
Proses Pembentukan Keluarga Psikologi Pendidikan Keluarga
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Kepribadian Dan Pembelajaran
KEBUTUHAN PSIKOLOGI IBU HAMIL T I, TII, TIII
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
Pengaruh Budaya terhadap Pengasuhan Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
KOMUNIKASI PADA ANAK DAN KELUARGA
Keterampilan Dasar Mengajar
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Pengasuhan dan Pekerjaan PERTEMUAN 12
Mengenal Diri Sendiri:
SIKAP DAN PERILAKU.
Tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangan
Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah
Perkembangan Anak Usia Sekolah (Bag 2) Perkembangan Psikososial
Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi Psikologi Desain
Kata remaja disebutkan sebagai masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada juga istilah asing yang menunjukan masa remaja, antara lain: puberty.
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
RESPONS AYAH DAN KELUARGA TERHADAP BAYI
KEPRIBADIAN.
Konsep diri.
BIMBINGAN ANTISIPASI. Anticipatory Guidance  Bimbingan kepada orangtua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan.
Komunikasi dalam Keluarga
Transcript presentasi:

Perkembangan Psikososial Usia 1-3 Tahun Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi

Apakah yang dimaksud Perkembangan Psikososial?  suatu perkembangan yang melibatkan kepribadian individu dan hubungan sosial  Karakteristik perasaan, pemikiran, dan perilaku, yang mempengaruhi cara anak berespon dengan dengan orang lain serta cara beradaptasinya dengan dunianya. Kepribadian: Percampuran yang konsisten antara perasaan, temperamen, pemikiran, dan perilaku yang menyebabkan keunikan pada diri setiap manusia.

Perasaan  adalah reaksi subyektif terhadap pengalaman yang terkait dengan perubahan fisik dan perilaku  Pola karakteristik emosi mulai berkembang sejak individu bayi dan perasaan merupakan elemen dasar kepribadian  Dapat dipengaruhi oleh peristiwa, budaya (contoh budaya Cina dan Amerika yang berbeda dalam pengekspresian perasaan marah)  ekspresi perasaan tidak senang adalah yang pertama kali tampak pada bayi yang baru lahir, yaitu melalui tangisan, menendang dan menggerakan tangan dan kaki, serta mengakukan tubuhnya  menangis adalah cara paling efektif bayi mengkomunikasikan kebutuhannya

Lanjutan Orangtua yang tanggap dan peka terhadap tangisan bayi menyebabkan bayi bertumbuh menjadi pribadi yang memiliki kompetensi sosial dan penyesuaian diri yang positif. Senyum tampak sejak bayi lahir. Senyum yang tidak bertujuan ini tampil saat bayi tidur Pada usia 2 bulan, pengenalan visual bayi sudah berkembang, sehingga bayi dapat tersenyum lebih pada stimulus visual, misal: wajah yang dikenalnya. Senyum sosial: terjadi saat bayi yang baru lahir melihat orangtuanya dan tersenyum Bayi mulai tertawa pada usia 4-12 bulan. Pada usia 6 bulan, bayi sudah bisa tersenyum untuk merefleksikan pertukaran emosi dengan seseorang. Misal: bayi tersenyum saat diajak bermain cilukba seprai dengan mamanya. Usia 8-10 bulan: anticipatory smiling( bayi tersenyum thd benda, lalu terhadap orang lain) Usia 12-15 bulan: senyum bertujuan untuk berkomunikasi dengan orang lain mengenai suatu benda

Temperamen Adalah kecenderungan biologis yang konsisten, yang tampil sejak bayi lahir, untuk berespon terhadap lingkungannya, dan dapat diperkirakan Mempengaruhi bagaimana anak mendekati dan bereaksi terhadap dunia di luar dirinya, seperti bagaimana mereka mengatur fungsi mental, perasaan, dan perilakunya 3 pola temperamen: 1. easy child: senang, fungsi biologisnya teratur, dan mudah menerima pengalaman baru 2. difficul child: mudah terganggu dan sulit merasa senang, memiliki pola biologis yang tidak teratur, dan lebih sering mengekspresikan perasaan 3. slow-to-warm-up child: (agak) lambat beradaptasi dengan lingkungan dan orang baru. Dapat juga terjadi variasi dari ketiga pola temperamen di atas

Peran Orangtua Anak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar mereka dapat bertumbuh normal Salah satu kebutuhannya adalah seorang ibu yang dapat berespon hangat dan menguatkan bayi. Jadi peran ibu bukan semata sebagai pemberi makan, tetapi juga termasuk kontak fisik dengan bayi. Seiring dengan perkembangan zaman, peran ayah bukan semata pencari nafkah dan penegak disiplin untuk anak, tetapi juga ayah juga semakin memiliki kedekatan hubungan dengan anak, terutama dengan anak laki-laki Peran ayah terhadap anak, juga tergantung pada faktor budaya

Gender Merupakan identifikasi perempuan atau laki-laki berdasarkan penampilan, cara menggerakan tubuh, cara bekerja, berpakaian, dan bermain Mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir mengenai dirinya dan bagaimana orang lain berpikir mengenai dirinya Mulai tampak saat anak berusia 1-2 tahun, melalui pemilihan permainan, aktivitas bermain, dan teman bermain dari jenis kelamin yang sama. Anak laki-laki berusia 17 bulan umumnya bermain lebih agresif dibanding anak perempuan Pada usia 2-3 tahun umumnya anak mengucapkan lebih banyak kata-kata yang mengarah pada identitas gendernya (misal: anak laki-laki lebih banyak mengucapkan traktor, perempuan: kalung). Penemuan psikologi: bayi usia 6 bulan berespon berbeda terhadap suara laki-laki dan perempuan, 9-12 bulan: dapat identifikasi wajah perempuan dan laki-laki berdasarkan rambut dan cara berpakaian

Perkembangan pada Masa Bayi (0-18 bulan) Teori Erik Erikson (1950): basic trust vs basic mistrust (tahap perkembangan psikososial ke-1) Jika berhasil, anak akan merasa percaya pada manusia dan obyek di dunia, merasa aman dan dicintai  modal dasar membentuk hubungan dekat dengan lingkungan, anak dapat mengembangkan harapan dan yakin bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencapai keinginannya Jika tidak berhasil, anak akan merasa tidak percaya , dan merasa bahwa lingkungannya tidak dapat diandalkan saat ia memerlukan bantuan  anak akan selalu melindungi dirinya sendiri, memandang dunia tidak bersahabat, dan umumnya memiliki masalah dalam menjalin hubungan yang berkualitas Elemen penting: pengasuhan yang peka, cepat tanggap, dan konsisten Sudah dimulai saat pemberian makan saat bayi

Attachment (Kelekatan) Adalah ikatan perasaan antara bayi dan pengasuh yang timbal balik, yang berkontribusi terhadap kualitas hubungan mereka. Teori evolusioner: Kelekatan memiliki nilai adaptif untuk bayi untuk memastikan kebutuhan psikososialnya terpenuhi seperti kebutuhan fisiknya. Teori etologis: bayi dan orangtua memang seharusnya saling lekat satu sama lain, dan kelekatan ini mendukung terbentuknya kemampuan bayi untuk bertahan dalam situasi sulit. 4 macam kelekatan: Secure attachment: bayi fleksibel dan jarang stres Avoidant attachement: kurang peduli saat caregiver pergi meninggalkannya Ambivalent/ resistant attachment: mudah merasa cemas, bahkan saat caregiver belum pergi meninggalkannya, dan menempel pada caregiver saat bertemu orang yang baru dikenal Disorganized-disoriented attachment: bingung cara menghadapi situasi yang dirasakan aneh

Lanjutan Stranger anxiety: anak merasa cemas terhadap orang yang dirasanya asing untuk dirinya. Umumnya mulai terjadi saat bayi berusia 8-9 bulan Separation anxiety: anak merasa cemas ketika caregiver meninggalkannya. Dimulai saat bayi berusia sekitar 9 bulan Apabila bayi merasakan kelekatan yang aman dengan caregiver-nya, umumnya bayi akan membentuk hubungan baik dengan orang lain Pada usia 3-5 tahun, anak yang ‘aman’ akan lebih tumbuh perasaan ingin tahunya, kompeten, dapat berempati, percaya diri, lebih mudah bergaul dengan teman sebaya dan menjalin hubungan dekat Anak yang ‘tidak aman’ akan merasakan lebih banyak hambatan dan perasaan negatif saat usia anak, merasakan kemarahan pada usia 5 tahun, dan ketergantungan pada usia sekolah

Perkembangan Sosial Usia 2-3 Tahun

Toddlerhood Dimulai sejak anak berusia 2 tahun Perkembangan fisik dan kognitif sudah lebih kelihatan, seperti berjalan dan berbicara, dan anak juga sudah dapat mengemukakan kepribadiannya dan berinteraksi dengan orang lain. Konsep diri anak sudah bertumbuh Konsep diri: gambaran mengenai diri seseorang, gambaran utuh mengenai kemampuan dan sifat kita. Perasaan dan pengetahuan mengenai diri kita memandu perilaku kita. Pembentukan konsep diri sudah dimulai saat bayi lahir (masa menyusui) Pada bayi berusia 15-18 bulan conceptual self awareness (pengetahuan yang disadari oleh diri seseorang sebagai sesuatu yang terpisah, makhluk yang dapat diidentifikasi, dan membedakan diri sendiri dengan orang lain) sudah berkembang

Perkembangan Otonomy (18 bln-3 thn) Erikson (1950): autonomy vs shame and doubt Ditandai dengan perubahan kontrol, yaitu dari yang semula berasal dari luar diri menjadi kontrol dari dalam diri Nilai-nilai yang berkembang dalam diri anak: keinginan Contoh aktivitas yang berkembang: toilet training dan bahasa Pada masa ini, toddler sudah memiliki keinginan dari dalam dirinya, tetapi mereka memerlukan orang dewasa untuk menetapkan batasan yang diperlukan, dan perasaan malu serta ragu-ragu menolong anak untuk menyadari kebutuhan akan batasan tersebut

Perkembangan Moral Sosialisasi: proses anak mengembangkan kebiasaan, keterampilan, nilai-nilai, dan tujuan, yang dapat membentuk mereka menjadi anggota masyarakat yang tanggung jawab dan produktif. Proses sosialisasi tergantung pada internalisasi. Anak yang sudah sukses dalam proses sosialisasi tidak lagi memerlukan pengarahan untuk menghindari hukuman, karena standard perilakunya sudah berasal dari dalam dirinya sendiri Pada usia sekitar 2 tahun anak sudah dapat melakukan self regulation (mengatur perilaku agar sesuai dengan harapan dan permintaan caregiver, meskipun caregiver tidak ada bersama anak Self regulation adalah dasar sosialisasi, dan menghubungkan semua area perkembangan yaitu perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sosialisasi: cara orangtua menerapkan sosialisasi dan kualitas hubungan orangtua-anak Kelekatan yang aman, respon timbal balik yang setara, hubungan anak-orangtua yang positif akan memperkuat perkembangan kesadaran dan hati nurani anak