Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
 Pengaruh dari fluktuasi mata uang asing di bursa umum disajikan pada 2 aspek, yaitu: 1. Translation of Foreign Exchange Financial Statement 2. Foreign.
Advertisements

“DASAR-DASAR PENGERTIAN EVALUASI PROYEK”
STUDI KELAYAKAN PROYEK
MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPREUNERSHIP)
ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Studi Kelayakan Bisnis
STUDI KELAYAKAN BISNIS
PENGANTAR ILMU EKONOMI
Studi Kelayakan Bisnis
ANALISA FINANSIAL DAN EKONOMI
Penentuan Harga Bayangan Output dan Input
ASPEK FINANCIAL DALAM KELAYAKAN USAHA
Analisis finansial dan analisis ekonomi
MANAJEMEN PEMASARAN I ( 3 SKS )
PENILAIAN INVESTASI Dosen Pengampu Rini Handayani, SE.,M.Si.
TEORI EKONOMI MAKRO Bab I Pendahuluan
EVALUASI DAN MANAJEMEN PROYEK Dosen : Ir. Dwi Dinariana,MT
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Eny Lia purwandari A
Saparila Worokinasih, S.Sos., M.Si
SHADOW PRICE (ACCOUNTING PRICE)
HARGA BAYANGAN.
BIAYA PROYEK.
ASPEK-ASPEK DALAM PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI PROYEK
ANALISIS INVESTASI PUBLIK
EVALUASI PROYEK A, 6.1 dan B. 6.2 DR. MUNAJAT, S.P., M.Si.
Studi Kelayakan Bisnis
Pertemuan Minggu Satu Manajemen Modal Kerja
Materi UAS SHADOW PRICE
Konsep Dasar Ekonomi Makro
Garapan Drs. Puji Suharjoko
PERTEMUAN KE-2 PENDAPATAN NASIONAL
ANALISIS FINANSIAL VS. ANALISIS EKONOMI
Aspek Ekonomi dan Sosial
Studi Kelayakan Bisnis
Gambaran Umum Ekonomi Internasional
IDENTIFIKASI BIAYA DAN MANFAAT
PENGANGGARAN MODAL.
Nida Nusaibatul Adawiyah
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
EKONOMI Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro.
Evaluasi Proyek Pertemuan - 1 Semester VII/Kelas A, B, C
Tahapan dan Aspek Dari Evaluasi Proyek
BAHAN AJAR EKONOMI Kelas X Semester 2.
Semester VII/Kelas A, B, C
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Penilaian Investasi Ardaniah Abbas.
AKUNTANSI.
Identifikasi Biaya-biaya
Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan
Semester VII/Kelas A, B, C
EKONOMI PERTANIAN Bahan Kuliah 3 Ekonomika Produksi dalam Pertanian
HAKEKAT ILMU EKONOMI Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan penggunaan sumberdaya yang langka.
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROYEK PERTANIAN
BAB VI MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN ASET YANG DIKELOLA
BENEFIT PROYEK.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
Studi Kelayakan Bisnis
PENDAHULUAN Definisi Proyek Tahap-tahap Siklus Proyek
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROYEK PERTANIAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
ASPEK FINANCIAL DALAM KELAYAKAN USAHA
Universitas Gunadarma Studi Kelayakan Bisnis EVALUASI PROYEK Ati Harmoni Universitas Gunadarma 2007.
EKONOMI MIKRO dan EKONOMI MAKRO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN.
STUDI KELAYAKAN PROYEK
The Gateway to entire Business
TEORI EKONOMI MAKRO Bab I Pendahuluan
EVALUASI PROYEK EKONOMI. DIFINISI PROYEK DAN PENGERTIAN.
MATERI KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN. BAB I MENCIPTAKAN NILAI MENCIPTAKAN NILAI DAN DAN KEPUASAN PELANGGAN KEPUASAN PELANGGAN.
Transcript presentasi:

Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Evaluasi Proyek Yusuf Enril Fathurrohman Agribisnis FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Kontrak Perkuliahan 1. Perkuliahan di mulai pukul WIB 2. Tugas dikumpulkan saat presentasi 3.Mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan lebih dari 30% tidak dapat mengikuti ujian. NO JenisTagihan Bobot (%) 1 Partisipasi Kuliah 10 2 Presentasi dan Diskusi 20 3 Tugas-tugas 4 Ujian Tengah Semester 25 5 UjianAkhir Semester Jumlah 100

MATERI POKOK 1 2 Aspek-aspek Persiapan Definisi, Tujuan dan Siklus Proyek Perencanaan proyek, Kerangka Proyek Analisis privat dan analisis sosial, Biaya dan benefit proyek, Pengaruh adanya inflasi terhadap benefit dan biaya 2 Aspek-aspek Persiapan Penilaian proyek secara tradisional dan modern Ekonomi Kesejahteraan Pengukuran perubahan kesejahteraan

MATERI POKOK 3 4 Teknik analisis ekonomis : Tangible dan intangible Definisi analisis ekonomis dan analisis finansial, Beberapa unsur unsur yang berbeda dalam analisis ekonomis dan analisis finansial Rekapitulasi penerimaan usaha, Contoh laporan analisis cashflow, Contoh proyeksi neraca dan rugi laba Analisis kelayakan financial. 4 Teknik analisis ekonomis : Tangible dan intangible Tradetable dan non tradetable Harga paritas utk barang dan jasa

MATERI POKOK 5 Hubungan antara biaya/manfaat dengan tujuan proyek Hubungan Jenis proyek Klasifikasi Tujuan proyek Klasifikasi biaya dan manfaat proyek Perbedaan Proyek Pemerintah dan Proyek Komersil

Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto 1 Evaluasi Proyek Yusuf Enril Fathurrohman Agribisnis FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

OR DEFINISI -KADARIAH, EVALUASI PROYEK- Proyek adalah kegiatan/aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit (manfaat). OR Suatu kegiatan denganpengeluaran biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang dan yang dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit. Aktivitas suatu proyek: - mencapai suatu tujuan (objective) - mempunyai suatu titik tolak (starting point) - mempunyai suatu titik akhir (ending point) - biaya maupun hasilnya biasanya dapat diukur.

Contoh Proyek Pertanian Lanjutan  DEFINISI Contoh Proyek Pertanian IRIGASI Kredit Pedesaan Pemukiman Tanah Mesin Pertanian Pendidikan Pertanian Peternakan

Lanjutan  DEFINISI Proyek : - Investasi baru - Perluasan - Perbaikan program yang sedang berjalan Evaluasi proyek merupakan suatu kegiatan yang menilai dan memilih berbagai investasi yang mungkin dikembangkan sesuai dengan kemampuan investasi yang dimiliki. Penilaian proyek didasarkan pada aspek ekonomi, teknis, finansial, pemasaran, organisasi, dan aspek manajemen.

TUJUAN Analisis proyek bertujuan untuk: Mengetahui tingkat kemanfaatan yang dapat dicapai. Menghindarkan terjadinya pemborosan terkait dengan penggunaan sumberdaya. Menentukan prioritas investasi Menentukan proyek yang dipilih untuk dilaksanakan. MANFAAT Manfaat proyek adalah penerimaan (revenue) yang dihasilkan suatu proyek sebelum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan. Manfaat langsung (direct benefits) Manfaat tidak langsung (indirect benefits) Manfaat tidak kentara (intangible benefits)

Lanjutan  MANFAAT Manfaat Langsung Manfaat yang diterima sebagai akibat adanya proyek, seperti naiknya nilai hasil produksi barang atau jasa, perubahan bentuk, turunnya biaya, dll. Kenaikan nilai hasil produksi dapat disebabkan karena meningkatnya jumlah produk dan kualitas dari produk sebagai akibat adanya proyek. Misal: Kenaikan produksi padi karena adanya irigasi, Turunnya biaya pengankutan karena perbaikan jalan, Membaiknya job description diantara tenaga kerja karena perbaikan cara kerja.

Lanjutan  MANFAAT 2. Manfaat Tidak Langsung Manfaat yang timbul sebagai dampak yang bersifat multiplier effects dari proyek yang dibangun terhadap kegiatan pembangunan lainnya. Contoh: perbaikan jalan menyebabkan timbulnya berbagai kegiatan masyarakat dalam memanfaatkan potensi ekonomi di sepanjang jalan yang dibangun. 3. Manfaat Tidak Kentara Manfaat dari pembangunan proyek yang sulit diukur dalam bentuk uang, seprti perubahan pola pikir masyarakat, perbaikan lingkungan, berkurangnya pengangguran, peningkatan ketahanan nasional, kemantapan tingkat harga, dll.

PENYELENGGARA WAKTU Evalusi proyek dilakukan: Swasta Proyek mikro: profitable bagi proyek itu sendiri. Menggunakan analisis finansial 2. Pemerintah Proyek makro: growth, employment, equity, devisa. Mengunakan analisis ekonomi. WAKTU Evalusi proyek dilakukan: - sebelum proyek dikerjakan - saat proyek dilakukan - ketika proyek telah selesai

PERENCANAAN Definisi perencanaan mengandung unsur-unsur (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu Perencanaan tidak lepas dari pelaksanaan (pemantauan, penilaian, dan pelaporan) Perencanaan Nasional adalah suatu proses perencanaan berskala nasional sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya nasional dan memperhatikan perkembangan internasional.

Perencanaan yang Realistik Lanjutan  Perencanaan Setiap negara berkembang mempunyai suatu perencanaan nasional yang terperinci secara sistematis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan selanjutnya untuk mencapai tujuan-tujuan sosial Investasi Potensial Perencanaan yang baik Informasi Pengaruh thd Pertumb. Nasional Pengaruh thd Tujuan Nasional Perencanaan yang Realistik Proyek Dipilih Alat Analisa Proyek Give Information Penggunaan SD Jumlah Pengeluaran Setiap Tahun Pendapatan SD yg dibutuhkan utk setiap jenis Investasi Pemilihan Proyek sebagian didasarkan kepada indikator-indikator nilai-nilai biaya dan hasil-hasilnya

KERANGKA PROYEK Kerangka proyek memberikan informasi secara terpadu dan disusun agar supaya banyak orang dapat berpartisipasi dalam menyediakan informasi, menentukan asumsi-asumsi, dan mengevaluasi ketepatan kerangka proyek tersebut Kerangka proyek memberikan suatu gambaran mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan tiap-tiap tahun sehingga mereka yang bertanggung jawab dalam penyediaan sumber-sumber daya yang dibutuhkan dapat melakukan perencanaan mereka sendiri Analisa Proyek memberikan gambaran mengenai pengaruh-pengaruh investasi yang diusulkan terhadap para peserta dalam proyek tsb. Dengan memperhatikan pengaruh-pengaruh tersebut pada peserta secara individual, maka kita akan dapat memberikan insentif dan memutuskan apakah peserta secara individu dapat ikut berpartisipasi

BENEFIT Perhitungan Benefit Benefit/manfaat berdasarkan evaluasi proyek lebih bersifat social benefit daripada financial benefit. Sedangkan pada perhitungan kelayakan proyek lebih menitikberatkan pada financial benefit. Penilaian benefit pada evaluasi proyek menyangkut manfaat langsung yang diterima dari proyek dan penilaian secara kualitatif terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan (sebagai multiplier effect). Besar kecilnya dampak proyek terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan berkaitan dengan jumlah investasi yang ditanam dalam sebuah proyek.

BIAYA Jenis Biaya Biaya Langsung: biaya yang berhubungan langsung dengan kepentingan proyek, seperti biaya investasi (biaya pembangunan konstruksi, biaya peralatan), biaya operasi, dan biaya pemeliharaan proyek (biaya penyusutan, bunga bank, tanah, modal kerja, biaya lain). Biaya Tidak Langsung: biaya yang perlu diperhitungkan dalam menganalisis proyek (biaya polusi udara, biaya penanganan pencemaran, bising, dll).

PENGARUH INFLASI Inflasi mempengaruhi tingkat harga. Bila benefit dan biaya dinyatakan dalam satuan mata uang menurut harga yang berlaku keduanya akan terpengaruh oleh laju inflasi. Umumnya biaya proyek dikeluarkan diawal proyek (biaya investasi) dan benefit proyek diperoleh diakhir tahun proyek, sehingga efek laju inflasi terhadap benefit berdasarkan harga yang berlaku lebih besar daripada efek inflasi terhadap besarnya biaya. Penggunaan harga berlaku (harga pasar) akan menimbulkan kekeliruan dalam membandingkan benefit dan biaya. Kekeliruan ini dapat dihindari dengan menggunakan harga konstan( yaitu harga berlaku dalam satu tahun tertentu) sebagai patokan atau tahun dasar.

Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2 Evaluasi Proyek Yusuf Enril Fathurrohman Agribisnis FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Tahapan Siklus Proyek Identifikasi Evaluasi Operasi Penilaian Dimulai dengan gagasan suatu proyek Identifikasi Evaluasi Formulasi (persiapan) dan Analisis (Appraisal) Operasi Penilaian Impelemntasi/Pelaksanaan

GAGASAN Siklus proyek dimulai dari munculnya gagasan pengusulan proyek. Sumber gagasan bersumber dari: Pemimpin mayarakat Tenaga teknis Perintis pembangunan Lembaga pemerintah dan atau swasta Usulan yang telah ada

JENIS GAGASAN Gagasan yang motivasinya untuk mendapatkan keuntungan dan suatu investasi bagi investor Gagasan yang motivasinya untuk manfaat atau kegunaan bagi masyarakat, seperti tersedianya lapangan kerja, perbaikan kesehatan dan peningkatan kecerdasan 6

IDENTIFIKASI Yaitu menentukann calon-calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan Mengacu pada beberpa pertanyaan sbb: Apakah proyek merupakan sektor yang diprioritaskan? Apakah proyek secara garis besar akan menguntungkan? Apakah terdapat bantuan dari pemerintah bagi jenis peroyek tsb? 7

FORMULASI Yaitu penyusunan atau persiapan dengan melakukan prastudi kelayakan dengan meneliti sejauh mana calon-calon proyek tsb dapat dilaksanakan menurut aspek teknis, administratif atau manajerial, organisasi, komersial, finansial dan ekonomi. Studi kelayakan proyek yang ideal akan mencakup: ringkasan proyek; studi teknis; studi pemasaran; studi manajemen/ organisasi; studi finansial; studi sosial ekonomi 8

ANALISIS Yaitu mengadakan penilaian atau evaluasi (appraisal) terhadap laporan studi kelayakan yang ada. Dilakukan untuk memilih yang terbaik diantara beberapa alternatif proyek berdasar ukuran tertentu 9

PENILAIAN Setelah Proyek dipersiapkan, biasanya dilakukan suatu pengkajian/penilaian Penilaian memberikan kesempatan untuk memeriksa kembali tiap aspek dari rencana suatu proyek (akan melibatkan informasi baru bila diperlukan) Apabila proyek masuk akan  Investasi diteruskan Apabila tidak  analis merubah rencana proyek/mengembangkan proyek baru 9

IMPLEMENTASI Merupakan tahap pelaksanaan proyek Pada tahap ini, tanggung jawab para perencana serta penilai proyek adalah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar sesuai dengan final designnya 10

OPERASI Tahap ini dipertimbangkan penggunaan metode-metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. Laporan tersebut diperlukan untuk kelanjutan peroyek berikutnya 11

EVALUASI HASIL Tahap ini membandingkan antara yang direncanakan dengan hasil yang dicapai. Hasil penilaian selanjutnya digunakan untuk perbaikan bagi proyek berikutnya dan mengembangkan gagasan baru dalam memilih proyek-proyek baru 12

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek persiapan perencanaan proyek yang harus diperhatikan serta dipertimbangkan pada setiap proyek yaitu : Aspek Teknis Aspek Manajerial dan Administrasi Aspek Organisasi Aspek Sosial Aspek Komersial Aspek Finansial Aspek Analisis Ekonomi

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek Analisis Teknis yakni berkaitan dengan masalah input barang-barang dan jasa atau menyangkut masalah penyediaan dan ketersediaan sumber daya proyek, meliputi analisis tentang input dan output yang diperlukan dan dihasilkan oleh proyek Pada hakikatnya analisis ini merupakan analisis agronomis atau mekanis walaupun semua aspek dari teknologi yang digunakan pada proyek bersangkutan juga harus diperhitungkan

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek Manajerial dan Administrasi Yakni suatu aspek yang cukup sulit untuk dinilai, walaupun demikian dua aspek ini mungkin sebagai kunci berhasil atau gagalnya suatu proyek. Aspek ini menyangkut kemampuan staf atau sumber daya manusia yang berada dalam/terkait dalam proyek untuk menjalankan administrasi kegiatan dalam ukuran besar (large scale activities). Adapun keahlian manajemen hanya dapat dievaluasi secara subyektif. Apabila hal ini tidak mendapat perhatian yang khusus, dikhawatirkan akan terjadi pengambilan keputusan yang kurang baik dalam suatu proyek yang direncanakan itu.

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek Organisasi Berbeda dengan aspek manajerial, dalam aspek organisasi perlu diperhatikan hubungan antara organisasi proyek dengan unsur-unsur pemerintah. Antara lain mencakup : Apakah wewenang dan tanggung jawab cukup jelas mata rantainya. Bagaimana dengan persiapan-persiapan training. Dapatkah pengeluaran-pengeluaran dilakukan dengan cepat. hubungan administrasi proyek dengan administasi di luar proyek, sejauh mana regulasi/deregulasi menjadi penghambat atau pendukung proyek Reaksi berbagai elemen masyarakat berkaitan dengan keberadaan proyek

Aspek Persiapan Analisa Proyek ASPEK SOSIAL menggambarkan tujuan-tujuan proyek yang sifatnya khusus bersifat sosial, Misalnya Dampak proyek thd penyediaan kesempatan kerja, Bagaimana pengaruh proyek terhadap pemerataan distribusi pendapatan Pengaruh proyek terhadap penyerapan tenaga kerja Pengaruh dan dampaknya terhadap lingkungan Perubahan kualitas hidup masyarakat

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek Komersial Dalam suatu proyek termasuk usaha-usaha mengenai pemasaran dari hasil-hasil proyek yang bersangkutan dan survai bahan-bahan baku serta jasa-jasa yang dibutuhkan dan melaksanakan proyek. Menganalisis penawaran input yang dibutuhkan proyek selama proses pelaksanaan Kondisi-kondisi pasar harus diperhatikan dalam memutuskan mengenai jadi tidaknya suatu proyek. Bagaimana rencana pemasaran outputnya dan rencana penyediaan input demi kelangsungan hidup proyek Produk untuk kepentingan domestik atau ekspor

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek Finansial Di sini berkaitan dengan rasio antara pengeluaran dan penerimaan (cost dan revenue earnings) yang diperoleh dari suatu proyek. Hal ini berkaitan dengan masalah apakah proyek yang bersangkutan sanggup menjamin dana yang dibutuhkan dan apakah sanggup membayar kembali serta apakah proyek tersebut bisa menjamin kelangsungan hidupnya secara finansial.

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek Finansial Analisis ini hampir sama dengan analisis pihak bank bila akan memberikan pinjaman pada perusahaan yang hendak mendirikan proyek baru. Misalnya yang berkenaan dengan biaya-biaya apa saja yang diperkirakan akan muncul berdasarkan analisis teknis. Bagaimana dengan perkiraan pendapatan yang akan diperoleh dari hasil penjualan yang berdasarkan analisis komersial. Dengan anggapan adanya kemampuan manajerial yang tetap, bagaimana kemungkinannya untuk memperoleh laba. Ada dua pertimbangan khusus yang harus diperhatikan pada masa analisis finansial. Yang harus dititik beratkan yakni : Pertama, harus dilihat pengaruh finansial terhadap usaha Kedua, analisis finansial harus dihubungkan dengan hasil yang diperoleh untuk kepentingan umum ataupun organisasi-organisasi komersial seperti koperasi, bank ataupun penyalur-penyalur (distributor) swasta.

Aspek Persiapan Analisa Proyek Aspek Analisis Ekonomi Dalam aspek ini perlu dipertimbangkan apakah proyek tersebut akan banyak membantu dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Apakah kontribusinya cukup besar hingga penggunaan sumber-sumber produksi langka yang dibutuhkannya bisa dibenarkan. Adapun penyusutan analisis ekonomi dimulai dengan analisis finansial mengenai perkiraan laba yang mungkin akan diperoleh. Setelah itu baru membuat beberapa penyesuaian untuk menyesuaikan hasilnya menjadi suatu perhitungan sosial (social accounting) untuk perekonomian secara keseluruhan.

Ekonomi Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut. Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat.

Definisi ekonomi kesejahteraan Ekonomi kesejahteraan merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari keinginan (desirability), efisiensi dan pemilihan berbagai penggunaan sumberdaya oleh masyarakat

Efisiensi Pareto Masalah dalam ekonomi adalah keterbatasan sumber daya (scarcity). Dengan asumsi bahwa sumber daya terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas maka ilmu ekonomi mempelajari alokasi sumber daya agar efisien. Dalam ilmu ekonomi dipelajari bagaimana keputusan ekonomi diambil oleh para pelaku ekonomi yang memaksimalkan tujuan melalui kompetisi di pasar, sehingga sumber daya dialokasikan secara efisien Konsep efisiensi dalam literatur ekonomi, biasanya mengacu pada sebuah konsep yang disebut dengan efisiensi pareto (pareto efficiency) atau pareto optimal

Efisiensi Pareto Pareto optimal didefinisikan sebagai sebuah kondisi di mana sudah tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi (better off) tanpa mengorbankan pelaku ekonomi yang lain (worse off).  Model ini menjelaskan proses tercapainya keseimbangan (harga dan kuantitas) di seluruh pasar atau industri secara simultan

Efisiensi pertukaran (eficiency in exchange) Efisiensi pertukaran fokus pada distribusi barang, diasumsikan semua barang telah terdistribusi, sehingga dalam efisiensi pertukaran tidak ada pelaku ekonomi yang menjadi lebih baik (better off) tanpa mengorbankan pelaku ekonomi lainnya (worse off). Efisiensi pertukaran juga berarti tidak ada cakupan untuk perdagangan atau bisa dikatakan pertukaran tersebut saling menguntungkan.

Efisiensi pertukaran (eficiency in exchange) Efisiensi pertukaran diilustrasikan dengan Gambar Kurva dibawah atau yang biasa disebut Edgeworth Bowley diasumsikan bahwa OA dan OB merupakan konsumsi pelaku X dengan dua barang. Sedangkan OA’ dan OB’ merupakan konsumsi pelaku Y dengan dua barang. Pareto efisiensi merupakan tangen dari kurva indiferen (E) di mana marginal rate of substitution (MRS) dari kedua barang A atau B sama. Tingkat substitusi marginal (MRS) adalah besarnya pengorbanan/pengurangan jumlah konsumsi barang yang satu untuk menaikkan konsumsi satu satuanbarang lainnya, dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasannya.

Efisiensi Produksi Efisiensi produksi adalah efisiensi menyangkut biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output tertentu. Jika produsen tidak efisien secara produktif berarti dapat memproduksi barang lebih banyak tanpa mengurangi produksi dari barang yang lain. Dikatakan efisien semua unit kegiatan ekonomi (UKE) yang beroperasi sepanjang kurva batas produksi (production frontier). Selain dengan pendekatan Production Possibility Frontier (PPF), efisiensi produksi juga melalui pendekatan kendala anggaran (budget constraint) di mana terdapat isocost line yang memberikan kombinasi input dari biaya Gambar Kurva isquants & isocost menjelaskan kombinasi 2 input yaitu X (tenaga kerja) dan Y (tanah) yang memproduksi input yang sama.

Efisiensi Pareto Efisiensi Produksi dan Production Possibility Frontier Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers) merupakan grafik yang memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam yang dapat dihasilkan suatu perekonomian dengan ketersediaan faktor-faktor produksi dan teknologi produksi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk merubah faktor-faktor produksi menjadi hasil-hasil produksi.

Efisiensi Pareto Isoquants dan Isocost isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu.  MRTS adalah suatu tingkatan dimana tenaga kerja (labour) dapat disubstiutsikan dengan modal (capital) sementara output tetap konstan di sepanjang isoquant.  Ex :MRTS = 4 berarti apabila terjadi penambahan satu unit nilai tertentu suatu modal, maka harus terjadi penambahan empat (4) tenaga kerja Kurva Q1 memproduksi output yang lebih tinggi daripada Q2. Slope dari kurva isoquant disebut marginal rate of technical substitution (MRTS). Kurva isocost merupakan kombinasi input di mana biaya untuk memproduksi barang dengan jumlah yang sama. Slope dari kurva isocost merepresentasikan harga relatif dari dua input. Suatu UKE memaksimisasi jumlah output yang diproduksi, dengan memberikan tingkat pengeluaran dari input di mana isoquant merupakan tangen dari isocost sehingga MRS sama untuk harga relatif. Dalam ekonomi persaingan, semua UKE menunjukkan harga yang sama karena UKE dalam menggunakan input tenaga kerja dan tanah mengatur agar MRTS sama untuk harga yang relatif.

Efisiensi Pareto Efisiensi Produksi Pada Gambar Kurva disamping atau yang disebut kotak Edgeworth Bowley dengan garis horisontal adalah penggunaan input tenaga kerja, sedangkan garis vertikal adalah penggunaan input tanah.

Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto 3 Evaluasi Proyek Yusuf Enril Fathurrohman Agribisnis FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ANALISA FINANCIAL Di dalam analisis finansial proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Di dalam analisis ini yang perlu diperhatikan ialah hasil dari modal saham (equity capital) yang ditanam di dalam suatu proyek. Adapun hasil dari finansial ini biasanya dikenal dengan istilah "private returns". Analisis Financial ini penting artinya dalam memperhitungkan rangsanagan (incentive) bagi mereka yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek dan perlu “memperhatikan waktu didapatkan hasil”.

Analisa Ekonomi Di dalam analisis ekonomi, suatu proyek dilihat dari sudut pandang perekonomian sebagai keseluruhan. Yang harus diperhatikan di dalam analisis ekonomi yakni hasil total, yang digunakan dalam suatu proyek untuk kepentingan masyarakat atau perekonomian sebagai suatu keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan tanpa melihat siapa-siapa di dalam masyarakat yang akan menerima hasil-hasil dari proyek tersebut. Hasil ini biasa dikenal dengan istilah "the social return" atau "the economic return" bagi proyek.

Perbedaan Penilaian antara Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi HARGA Di dalam analisis ekonomi selalu digunakan harga bayangan (shadow prices) atau accounting prices) yakni harga yang menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomi yang sesungguhnya bagi unsur-unsur biaya maupun hasil, sedangkan didalam analisis finansial selalu menggunakan harga pasar. BIAYA Di dalam analisis ekonomi biaya bagi input suatu proyek adalah manfaat yang hilang (the benefitforegone) bagi perekonomian karena input itu digunakan dalam proyek, atau "the opportunity cost" bagi input.

Perbedaan Penilaian antara Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi PEMBAYARAN TRANSFER Pajak Di dalam analisis ekonomi pembayaran pajak tidak dikurangi/dikeluarkan dari manfaat proyek. Pajak adalah bagian dari hasil neto proyek yang diserahkan kepada pemerintah untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan. Oleh karena itu pajak tidak dianggap sebagai biaya.

Perbedaan Penilaian antara Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi Subsidi Subsidi menimbulkan persoalan di dalam perhitungan biaya suatu proyek. Subsidi ini sesungguhnya sebagai suatu pembayaran transfer dari masyarakat kepada proyek, Sehingga : Dalam Analisis Finansial subsidi mengurangi (menurunkan) biaya proyek, jadi berarti menambah manfaat proyek Dalam analisis ekonomi harga pasar harus disesuaikan (adjusted) untuk menghilangkan pengaruh subsidi. Jika subsidi ini menurunkan harga barang­barang input, maka besarnya subsidi harus ditambahkan ke harga pasar barang-barang input tersebut.

Perbedaan Penilaian antara Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi Bunga Dalam analisis ekonomi bunga modal tidak dipisahkan atau dikurangi dari hasil bruto. Untuk masalah bunga terdapat perbedaan dalam analisis finansial, perbedaan tersebut antara lain: Bunga yang dibayarkan kepada orang-orang dari luar yang meminjamkan uangnya kepada pmyek. Bunga ini dianggap sebagai biaya (cost) sedangkan pembayaran kembali utang dari luar proyek dikurangi dari hasil bruto sebelum arus manfaat diperoleh. Bunga atas modal proyek (inputed or paid to the entry) tidak dianggap sebagai biaya (cost), karena bunga merupakan bagian dari "financial returns" yang diterima oleh modal proyek.

Perbedaan Penilaian antara Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi Analisa Financial Analisa Ekonomi Dilihat dr sudut investor, pemilik proyek, perusahaan, lembaga, badan yg memp. Kepentingan langsung Dilihat dari sudut pemerintah, perekonomian scr keseluruhan Biaya dan manfaat individu Biaya dan manfaat sosial (masyarakat scr keseluruhan) Harga : harga pasar Harga bayangan (shadow price/ accounting price) Pajak dihitung sbg biaya proyek, mengurangi benefit Pajak tidak dikurangkan dlm benefit Subsidi : mengurangi biaya Ditambahkan pd harga pasar, tidak mengurangi biaya Biaya investasi saat permulaan mrp biaya modal sendiri Biaya investasi baik dr modal sendiri/ pinjaman dihitung saat dikeluarkan

Perbedaan Penilaian antara Analisa Finansial dan Analisa Ekonomi Analisa Financial Analisa Ekonomi Investasi dr pinjaman saat permulaan tdk dihitung, yg dihitung arus pelunasan pinjaman + bunga pd saat produksi berjalan Pelunasan pinjaman diabaikan dlm biaya ekonomi kec bl investasi dr pinjaman hanya utk proyek tsb, arus pelunasan + bunga dihitung pd tahap produksi berjalan

Biaya Finansial Proyek yang Tidak Dihitung sebagai Biaya dalam Analisis Ekonomi Sunk Cost Yakni biaya yang telah dikeluarkan pada waktu lampau untuk suatu proyek, atau biaya yang telah dikeluarkan sebelum diambil keputusan untuk melaksanakan proyek. Biaya ini tidak dihitung di dalam analisis ekonomi proyek dan tidak berpengaruh terhadap pilihan proyek. Yang dihitung sebagai pengeluaran proyek hanya biaya-biaya dalam waktu yang akan datang (future costs) yang akan mendatangkan manfaat di dalam jangka waktu yang akan datang (future benefits).

Biaya Finansial Proyek yang Tidak Dihitung sebagai Biaya dalam Analisis Ekonomi Penyusutan Sesungguhnya penyusutan/depresiasi hanya merupakan pengalokasian biaya investasi setiap tahun sepanjang umur ekonomik proyek untuk menjamin bahwa biaya modal itu diperhitungkan di dalam laporan/neraca rugi-laba tahunan (profit and loss statement). Walau sesungguhnya penyusutan itu bukan merupakan pengeluaran biaya riil, karena yang betul-betul sebagai pengeluaran biaya yakni investasi semula. Atau apabila investasi proyek itu dibiayai dengan pinjaman terikat, maka yang dianggap sebagai biaya yakni arus pelunasan kredit atau angsurannya beserta bunganya pada waktu kedua arus itu benar-benar dilaksanakan.

Pelunasan Hutang Beserta Bunganya Biaya Finansial Proyek yang Tidak Dihitung sebagai Biaya dalam Analisis Ekonomi Pelunasan Hutang Beserta Bunganya Apakah pelunasan utang (angsuran) dan bunganya itu dihitung sebagai biaya ekonomik atau bukan, hal itu tergantung pada apakah pelunasan itu merupakan beban sosial atau bukan. Dalam hal "pinjaman untuk investasi" ada pengeluaran yang dihitung sebagai biaya (cost) yakni : Pada Waktu Diadakan Investasi Yakni jika pinjaman itu tidak terikat pada suatu proyek tertentu, maka dana itu sesungguhnya dapat digunakan untuk melaksanakan berbagai macam proyek. Ini berarti, jika dana itu digunakan untuk investasi dalam suatu proyek. Misalnya proyek irigasi, di mana pada waktu pengeluaran untuk investasi tersebut perekonomian kehilangan kesempatan untuk menggunakan dana tersebut untuk proyek-proyek lain misalnya sehaiusnya dana itu bisa digunakan untuk proyek jembatan, jalan dan sebagainya, yang dapat memberi manfaat pada perekonomian. Artinya, pada waktu penggunaan pinjaman tersebut untuk proyek irigasi, terdapat manfaat yang hilang (benefit foregone)

Pada Waktu Pelunasan Hutang Beserta Bunganya Biaya Finansial Proyek yang Tidak Dihitung sebagai Biaya dalam Analisis Ekonomi Pada Waktu Pelunasan Hutang Beserta Bunganya Jika suatu proyek dibiayai dad pinjaman/kredit terikat, maka pinjaman/kredit itu hanya diberikan untuk pelaksanaan/suatu proyek tertentu. Misalnya untuk proyek rumah sakit. Artinya jika rumah sakit itu tidak jadi dilaksanakan, pinjaman itu akan batal dan tidak dapat digunakan untuk proyek lain. Hal ini berarti bahwa pada waktu dana/sumber itu diinvestasikan pada proyek rumah sakit tersebut, bagi perekonomian tidak ada proyek lain yang dikorbankan (tidak ada "benefitforegone" ), sehingga investasi pada proyek rumah sakit itu dilihat dari sudut perekonomian/masyarakat bukan merupakan pengorbanan (cost). Untuk proyek-proyek seperti ini beban sosial/ekonomi baru terasa pada waktu pelunasan pinjaman dan bunganya di kemudian hari dan bukan pada waktu investasi.

Studi Teknis dan Studi Kelayakan Biaya Finansial Proyek yang Tidak Dihitung sebagai Biaya dalam Analisis Ekonomi Studi Teknis dan Studi Kelayakan Studi kelayakan dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek akan dilaksanakan atau tidak, artinya, pengeluaran untuk studi kelayakan diadakan sebelum ada keputusan (decision making) tentang pelaksanaan proyek. Sehubungan dengan itu, maka bagi proyek biaya tersebut dianggap sebagai "sunk cost", karena yang dianggap biaya proyek yakni biaya-biaya yang dikeluarkan sesudah pengambilan keputusan. Studi teknis (engineering studies) mencakup: *Desain pendahuluan (preliminary) yang dibuat pada waktu mengadakan studi kelayakan. Karenanya tidak dimasukkan dalam biaya investasi proyek. Sebaliknya: *Desain akhir (final design) dibuat sesudah ada keputusan bahwa proyek akan dilaksanakan. Karenanya biaya untuk membuat desain akhir dimasukkan dalam biaya investasi proyek. Kecuali kalau desain akhir itu dibiayai dengan kredit terikat, maka berlaku peraturan seperti poin 3

Alat perhitungan arus dana (cash flow): Perhitungan rugi – laba Neraca Laporan Perubahan Modal

Perhitungan rugi - laba Perhitungan arus dana sebagai hasil investasi Menggambarkan semua penerimaan & pengeluaran dlm jangka waktu tertentu Laporan keuangan yg meringkas penerimaan & pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi

Neraca Perhitungan sumber dan arus dana melalui perubahan dana pada neraca Menggambarkan kekayaan perusahaan pd tahun tertentu Terdiri atas aktiva (kekayaan perusahaan) dan pasiva (hutang, equity pemegang saham, modal yg ditanam & laba yg ditahan) Perubahan nilai kekayaan perusahaan dlm neraca dr tahun ke tahun perubahan sumber dan penggunaan

Perubahan Modal Perkiraan sumber dan penggunaan dana Perkiraan rugi laba, neraca dan arus dana Arus masuk mrp sumber dana Arus keluar mrp penggunaan dana Penyeimbang mrp kas bank akhir tahun analisa & tahun sebelumnya Sisa dana tahun lalu + arus masuk – arus keluar tahun ini mrp sisa dana akhir tahun ini

Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto 4 Evaluasi Proyek Yusuf Enril Fathurrohman Agribisnis FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Berbagai Biaya dalam Proyek Di samping biaya-biaya yang disebut sebelumnya masih ada biaya-biaya lainnya yang termasuk di dalam terbiaya ekonomik. Di antaranya ada yang termasuk di dalam biaya finansial, ada juga yang tidak termasuk. Untuk itu misalnya, jika sebidang tanah milik negara digunakan dalam suatu proyek, maka untuk peng­gunaan tanah itu biasanya tidak ada biaya finansial, tetapi harus diperhitungkan suatu "opportunity cost" sebagai biaya ekonomik. Karena dengan digunakan­nya tanah dalam proyek, perekonomian/masyarakat kehilangan kesempatan untuk menggunakan tanah tersebut untuk proyek lain. Artinya ada manfaat yang hilang (benefit foregone) atau ada "opportunity cost-nya".

Berbagai Biaya dalam Proyek Di dalam suatu proyek sudah pasti membutuhkan antara lain tanah, tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk konstruksi, bunga pinjaman selama konstruksi, biaya operasi dan pemeliharaan (O&P) atau biaya operating and maintenance (O&M); biaya pengganti (replacement cost).

Berbagai Biaya dalam Proyek 1. Tanah Yang dihitung sebagai biaya tanah yakni produksi yang dikorbankan (production foregone) karena tanah digunakan dalam proyek. Artinya kalau tanah yang digunakan dalam proyek itu sebelumnya sudah menghasilkan, maka yang dihitung sebagai biaya tanah adalah nilai sekarang neto (the net present value/NPV) bagi produksi yang dikorbankan itu berdasarkan harga pasar yang merupakan the opportunity cost bagi tanah. Adapun the opportunity cost dapat berupa : Nilai Neto Produksi yang Hilang (The Net Value of Production Foregone) Nilai Sewa Tanah (The Rental Value of The Land) Estimasi Langsung tentang Kemampuan Tanah untuk Berproduksi (The Productive Capability of The Land)

Berbagai Biaya dalam Proyek Nilai Neto Produksi yang Hilang (The Net Value of Production Foregone) a. Nilai Neto Produksi yang Hilang dipakai jika tanah yang digunakan dalam proyek itu adalah tanah yang sebelumnya sudah menghasilkan. b. Di beberapa negara tanah jarang dijual, tetapi ada pasaran yang luas untuk penyewaan tanah. Sewa tanah ini dianggap sebagai ukuran yang baik bagi nilai neto produksi tanah. Dengan demikian juga bagi the opportunity cost jika penggunaan tanah berubah. N'ilai sewa tanah ini dapat di-capitalized dengan cara membagi sewa (financial) dengan the economics rate of return atau the opportunity cost of capital (OCC). Jika OCC-nya 15% dan sewa tanah yang berlaku Rp 52,500 per hektar per tahun, maka nilai kapital satu hektar tanah sebesar Rp 52,500 dibagi 0,15 sama dengan Rp 350.000,.

Berbagai Biaya dalam Proyek c. Adakalanya baik harga pembelian (the purchase price) maupun nilai sewa bukan merupakan suatu perkiraan/estimasi yang baik. Dalam hal ini harus dibuat suatu estimasi langsung mengenai kemampuan tanah untuk ber-operasi (the productive capability of the land). Estimasi langsung semacam itu tidak sukar jika umpamanya ada tanah kosong akan digunakan untuk proyek pemukiman (a settlement project). Tanpa adanya proyek tersebut tanah itu sama sekali tidak akan menghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai ekonomik, sehingga nilai neto produksi yang hilang (net value of production foregone) sama dengan Nol. Dengan demikian dalam perhitungan ekonomik tidak dimasukkan atau diperhitungkan nilai bagi tanah.

Berbagai Biaya dalam Proyek 2. Tenaga Kerja Dalam menentukan biaya tenaga kerja harus dibedakan antara yang terdidik/terlatih (skilled labour) dan tenaga kerja tak terlatih (unskilled labour). Karena tenaga kerja yang tidak terlatih dinilai dengan tingkat upah bayangan (shadow wage rate). Penilaian Tenaga Kerja yang tidak terlatih jika terdapat persaingan bebas sempurna (perfect competition), maka harga/upah buruh ditentukan oleh nilai produk marginaklproduktivitas marginal tenaga kerja. nilai produk marginak/produktivitas marginal tenaga kerja adalah nilai produk tambahan yang dihasilkan dengan bertambahnya satu orang tenaga kerja. Jika Tenaga Kerja merupakan faktor produksi langka

Berbagai Biaya dalam Proyek 2. Tenaga Kerja Dalam menentukan biaya tenaga kerja harus dibedakan antara yang terdidik/terlatih (skilled labour) dan tenaga kerja tak terlatih (unskilled labour). Karena tenaga kerja yang tidak terlatih dinilai dengan tingkat upah bayangan (shadow wage rate). Penilaian Tenaga Kerja yang tidak terlatih jika terdapat persaingan bebas sempurna (perfect competition), maka harga/upah buruh ditentukan oleh nilai produk marginaklproduktivitas marginal tenaga kerja. nilai produk marginak/produktivitas marginal tenaga kerja adalah nilai produk tambahan yang dihasilkan dengan bertambahnya satu orang tenaga kerja. Dalam Neraca Ekonomi Nilai Produk Marginal = Opportunity Cost Jika Tenaga Kerja merupakan faktor produksi langka

Berbagai Biaya dalam Proyek Misalnya jika upah buruh di daerah pedesaan pada musim sibuk sebesar Rp 1.000; per had, biasanya bekerja pada masa itu selama 90 hari dengan upah bayangan tahunannya menjadi 90 x Rp 1.000 sama dengan Rp 90.000,-, upah bayangan menggambarkan nilai ekonomik penghasilan tahunan buruh tanpa proyek. Perlu diingat bahwa upah yang betul-betul diterima buruh yang dimasukkan dalam biaya finansial adalah jauh lebih besar daripada jumlah tersebut. Tingkat upah bayangan tidak berlaku secara nasional. Meskipun Tingkat Upah Bayangan Mungkin Tidak Setinggi pada Peak Season NAMUN tingkatnya juga tidak serendah di daerah OFF Season

Berbagai Biaya dalam Proyek 3. Biaya Peralatan dan Bahan-Bahan untuk Kontruksi Dalam hal ini perlu dilihat apakah ada yang merupakan barang yang diper­dagangkan (traded goods). Jika bahan-bahan tersebut merupakan barang yang diperdagangkan (traded goods), maka yang harus diperhitungkan sebagai biaya yakni harga perbatasan (borderprices) bahan-bahan tersebut. Artinya harga c.i.f (cost insurance and freight) untuk bahan-bahan yang diimpor atau harga f.o.b. (free on board) untuk bahan-bahan yang diekspor. Dalam perhitungan harus diingat apakah biaya ini harus dibebankan pada waktu dikeluarkan sebagai investasi atau pada waktu pembayaran kembali angsuran pinj aman beserta bunganya. Yang penting ialah jangan sampai terjadi perhitungan ganda (double counting) dalam biaya proyek

Berbagai Biaya dalam Proyek Nilai salvage (salvage value). Di dalam menghitung biaya investasi perlu diperhatikan apakah pada akhir umur proyek akan ada nilai salvage yakni suatu nilai sisa (residual) berupa barang modal yang tak habis digunakan. Nilai salvage ini dapat menambah manfaat pada tahun terakhir umur proyek beroperasi. Walaupun jumlah nilai salvage­nya tidak besar tetapi dapat mempengaruhi hasil penilaian proyek yakni : jika periode analisis waktunya pendek jika nilai capital item itu sangat besar dibandingkan dengan arus manfaat.

Berbagai Biaya dalam Proyek 4. Bunga Selama Masa Kontruksi Sama halnya dengan bunga pada umumnya, maka untuk biaya investasi dibebankan pada waktu diadakan investasi: Bunga selama masa konstruksi tidak dihitung sebagai biaya ekonomik (bunga modal itu termasuk dalam discount rate yang digunakan untuk mendiskonto semua biaya dan manfaat sehingga menjadi nilai sekarang/the present value. Tetapi kalau biaya investasi diperhitungkan pada waktu pelunasan pinjaman dan bunga cicilan, maka pembayaran bunga selama konstruksi perlu diperhitungkan dalam biaya ekonomik.

Berbagai Biaya dalam Proyek 5. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O & P) Sesudah masa konstruksi ada biaya tahunan untuk kebutuhan rutin selama umur ekonomik proyek yakni biaya operasi dan pemeliharaan (operating and maintenance cost). 6. Biaya Pengganti (Replacement Cost) Banyak proyek membutuhkan investasi dengan panjang umur yang berbeda-beda. Misalnya investasi pertama (initial investment) yang besar tahan untuk 40 tahun, tetapi ada bagian-bagian yang perlu diganti (replaced) tiap sepuluh tahun sekali.

Berbagai Biaya dalam Proyek Misalnya investasi semula memerlukan waktu dua tahun sebesar Rp. 400 juta dan Rp. 600 juta berturut-turut dan sesudah itu tiap 10 tahun sekali harus diadakan penggantian (replacement) sebesar Rp. 150 juta. Biaya operasi dan pemeliharaan adalah sebesar Rp. 100 juta setahun dan pada tahun terakhir umur ekonomik proyek itu mendatangkan hasil/pendapatan total (total revenue). Sebesar Rp. 350 juta per tahun, dan umur ekonomik proyek mulai berproduksi adalah 40 tahun.

Berbagai Biaya dalam Proyek Tahun Biaya Investasi (Rp. Juta) Biaya O & P (Rp. Juta) Hasil Total (Rp. Juta) 1 400 - 2 600 3-11 100 350 12 150 13-21 22 23-31 32 33-41 42 350 + 50 Nilai Salvage

Berbagai Biaya dalam Proyek 7. Biaya Tidak Terduga (Contingencies) Karena semua biaya dihitung/diperkirakan jauh sebelum waktu dikeluarkan, biasanya selalu ada kemungkinan terdapat kesalahan dalam perhitungan. Untuk itu butuh diadakannya tambahan suatu jumlah pada biaya konstruksi. Biaya-biaya dapat lebih besar daripada yang diperkirakan semula. Misalnya karena pekerjaan temyata lebih sulit, atau membutuhkan waktu yang lebih lama daripada yang diduga semula.

Berbagai Biaya dalam Proyek Biaya yang Tidak Dapat Dinayatakan dengan Jelas (Intangible Cost) Selain biaya-biaya tersebut di atas juga sering dijumpai biaya yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas (intangible) misalnya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran suara/bising, kerusakan pemandangan karena adanya jaringan listrik dan sebagainya. Biaya ini memang riil, tetapi sulit dihitung di dalam ukuran uang.

MANFAAT PROYEK Manfaat proyek dapat dibagi tiga yakni pertama, manfaat langsung, kedua, manfaat tidak langsung. ketiga, manfaat yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas (intangible).

MANFAAT PROYEK 1. Manfaat Langsung Manfaat ini dapat berupa kenaikan dalam nilai hasil/output dan penurunan biaya. Kenaikan dalam Nilai Hasil/Output dapat disebabkan Oleh : Kenaikan dalam produk fisik, Perbaikan mutu produk (quality improvement), Perubahan dalam lokasi dan waktu penjualan Perubahan dalam bentuk grading and processing

MANFAAT PROYEK Kenaikan dalam Produk Fisik Dalam hal ini diadakan asumsi bahwa permintaan adalah elastis artinya dengan turunnya harga hasil produksi jumlah yang di minta naik sedemikian rupa sehingga hasil permintaan total naik. Kalau Proyek tidak terlalu Besar untuk dapat mempengaruhi harga pasar, maka harga produk akan tetap; tetapu kalau proyek relatif besar dibandingkan dengan pasar yang dihadapi atau jumlah produk yang ditawarkan itu bertambah dengan pesat maka ada kemungkinan harga produk akan turun. Dalam menghitung manfaat tidak boleh dilupakan produk yang dikonsumsi sendiri (home-consumed product), terutama pada produk bahan makanan.

MANFAAT PROYEK Perbaikan Mutu Produk Dalam hal ini jumlah produk dapat tetap, tetapi kualitasnya lebih bagus, sehingga nilainya (harga rata-rata) naik, dan dengan demikian jumlah penerimaan total juga naik. Perubahan dalam Lokasi dan Waktu Penjualan Proyek pemasaran atau pengangkutan (marketing or transport projects )dapat mengadakan perbaikan pemasaran hasil produksi dengan cara mengubah lokasi dan waktu penjualan produk. Perubahan dalam Bentuk Grading and Processing Proyek – proyek seperti penggilingan padi, pengalengan sayur-sayuran dan buah-buahan, penggergajian kayu, dapat mengubah bentuk produk dan dengan demikian menaikkan nilai produk dan mempermudah pengangkutan dan penyimpanan.

MANFAAT PROYEK Penurunan Biaya dapat Berupa : Keuntungan dari mekanisasi, Penurunan Biaya Pengangkutan, Penurunan atau Penghindaran Kerugian Keuntungan dari Mekanisasi Seperti: Penggunaan pompa listrik untuk mengairi sawah sebagai pengganti sumur timba, penggilingan padi untuk mengganti proses penumbukan padi dengan tangan, penggunaan traktor untuk mengganti tenaga kerbau. Semuanya dapat menyebabkan turunnya biaya per unit produk.

MANFAAT PROYEK Penurunan Biaya Pengangkutan Karena adanya alat pengangkutan yang lebih baik untuk mengangkut produk dari daerah produksi ke daerah pasar. Penurunan atau Penghindaran Kerugian Seperti proyek pengawetan tanah untuk menghindari erosi tanah ; proyek penyimpanan atau pergudangan ( storage projects ) untuk menghindari kerusakan barang.

MANFAAT PROYEK Ada tiga macam manfaat tidak langsung/sekunder yakni : 2. Manfaat Tidak Langsung/Manfaat Sekunder Proyek Manfaat yang timbul atau dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi suatu proyek. Ada tiga macam manfaat tidak langsung/sekunder yakni : Manfaat yang disebabkan (induced) oleh adanya proyek yang biasa disebut efek multiplier dari proyek, dan Manfaat yang disebabkan oleh adanya keunggulan skala besar (economies of scale), serta Manfaat yang muncul karena adanya pengaruh sekunder dinamik (dynamic secondary effects), misalnya berupa perubahan di dalam produktivitas tenaga kerja yang disebabkan oleh adanya perbaikan kesehatan atau pendidikan (health and education).

MANFAAT PROYEK Manfaat suatu Proyek yang sulit dinilai dengan uang 3. Manfaat yang Tidak Dapat Dinayatakan dengan Jelas (Intangible Benefits) Manfaat suatu Proyek yang sulit dinilai dengan uang Contoh Intangible Benefits dari suatu Proyek seperti : Perbaikan lingkungan hidup, Perbaikan pemandangan karena adanya tanaman-tanaman dan taman yang indah, Adanya perbaikan distribusi pendapatan, Integrasi nasional serta pertahanan nasional dan sebagainya.

INFLASI Manfaat dan biaya proyek dinyatakan di dalam ukuran uang. sar. Kalau terjadi inflasi, biasanya diikuti kenaikan harga input/biaya, sehingga inflasi menyebabkan manfaat neto proyek nampaknya makin besar jika diukur atas dasar harga yang berlaku. Oleh karena itu di dalam analisis proyek baik arus manfaat maupun arus biaya harus diukur berdasarkan harga konstan pada tahun pengambilan keputusan tentang dilaksanakan atau tidaknya suatu proyek. Hanya apabila diperkirakan ada unsur manfaat atau biaya yang perkembangan harganya akan menyimpang dari laju perkembangan harga pada umumnya, maka hal ini perlu diperhitungkan.

Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto 5 Evaluasi Proyek Yusuf Enril Fathurrohman Agribisnis FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BARANG YANG DIPERDAGANGKAN, YANG TIDAK DIPERDAGANGKAN, DAN NILAI TUKAR BAYANGAN BAGI VALUTA ASING

Barang-Barang yang Diperdagangkan Jika bahan-bahan atau peralatan yang dipakai dalam proyek merupakan barang yang diperdagangkan (traded goods), maka yang harus diperhitungkan sebagai biaya adalah harga diperbatasan (the border price) daripada bahan/peralatan tersebut. Artinya harga c.i.f untuk barang-barang yang diimpor atau harga f.o.b untuk barang yang dapat diekspor

Barang-Barang yang Diperdagangkan Perincian Unsur-Unsur Cost.Insurance.Freight -Biaya F.O.B pada saat Ekspor -Biaya Pengangkutan ke tempat impor -Biaya Asuransi -Biaya Bongkar dari Kapal ke Dermaga Pelabuhan Tidak Termasuk : -Pajak Impor dan Subsidi -Biaya masuk pelabuhan impor seperti : pajak, pengangkutan lokal, penggudangan, biaya agen, dan semacamnya Free on Board -Semua Biaya untuk Mendapatkan Barang yang akan diekspor-tetapi masih di pelabuhan negara pengekspor -Biaya Pemasaran dan Pengangkutan Lokal -Biaya di pelabuhan lokal seperti : pajak, peyimpanan, pengangkutan ke kapal, fumigasi, keagenan dan biaya semacamnya. -Pajak dan Subsidi Ekspor -Harga di lingkungan Proyek/harga perbatsan proyek -Harga di Tempat Usaha/harga perbatasan tanah pertanian

Barang-Barang yang Diperdagangkan Yang dimaksud barantg yang diperdagangkan (Traded Goods) Pada Barang Ekspor : Jika Harga f.o.b lebih tinggi dari biaya produksi di dalam negeri Barang ekspor dengan campur tangan pemerintah dengan mendapat subsidi ekspor dan semacamnya Pada Barang Impor : Jika Biaya Produksi dalam negeri lebih tinggi daripada harga c.i.f

Barang-Barang yang Tidak Diperdagangkan Yang dimaksud barantg yang TIdak diperdagangkan (Non-Traded Goods) a. Dengan harga c.i.f lebih tinggi daripada biaya produksi dalam negeri dam biaya produksi dalam negeri lebih tinggi daripada harga f.o.b b. Yang tidak diperdagangkan karena adanya campur tangan pemerintah berupa larangan impor, kuota dan semacamnya. Ex : barang ‘bulky’ seperti batu bata dsb (lebih murah diproduksi dalam negeri drpd impor tetapi harga ekspornya lebih murah daripada biaya produksi dalam negeri)

Barang-Barang yang Tidak Diperdagangkan Pembatasan Kuota Impor Barang yang Tidak Diperdagangkan dapat berupa barang yang lekas busuk (higly perishable) seperti sayuran segar untuk dikonsumsi. Biasanya barang-barang yang tidak diperdagangkan dihasilkan dalam suasana persaingan bebas oleh pengusaha/petani kecil/ oleh pengusaha dalam industri yang mudah dimasuki pengusaha baru sehingga harga produk tidak dapat naik jauh di atas harga kompetitif. Pembatasan Kuota Impor

Barang-Barang yang Diperdagangkan Secara Tidak Langsung (Indirectly Traded Goods) Barang yang tidak diperdagangkan dengan penggunaan sejumlah bahan yang impor. Barang tersebut disebut barang yang diperdagangkan secara tidak langsung.

Barang-Barang yang dapat Diperdagangkan tetapi tidak diperdagangkan (Tradable but nontraded goods) Dikarenakan adanya peraturan pemerintah karena adanya kuota impor atau adanya larangan impor terhadapnya.

Nilai Tukar Bayangan Bagi Valuta Asing Penentuan Premium Bagi Valuta Asing Penyesuaian neraca Financial menjadi neraca Ekonomik menyangkut penentuan premium yang tepat bagi valuta asing. Keperluan untuk menentukan premium valuta asing ini timbul karena di banyak negara sebagai akibat adanya kebijaksanaan perdagangan – termasuk tarif atas barang impor dan subsidi atas ekspor – orang harus membayar premium untuk barang yang diperdagangkan.

Nilai Tukar Bayangan Bagi Valuta Asing Jika barang yang diperdagangkan dihitung berdasarkan perkalian harga-harga perbatasan (border prices) dengan nilai tukar resmi tanpa penyesuaian premium valuta asing, maka barang impor akan kelihatan terlalu murah. Sedang barang domestik kelihatan terlalu mahal. Hal ini akan mendorong investasi yang berlebihan dalam proyek yang menggunakan barang impor. Ada 2 Cara yang sebanding (ekuivalen) untuk memperhitungkan premium bagi valuta asing dalam analisa ekonomik Nilai Tukar Bayangan Valuta Asing (Shadow Rate of Foreign Exchange) Trade Goods Faktor Konversi (Conversion Factor) Non Trade goods

Nilai Tukar Bayangan Bagi Valuta Asing Nilai Tukar Resmi (The Official of Exchange Rate) = OER Premium Valuta Asing (The Foreign Exchange Premium) = FX Premium Nilai Tukar Bayangan (The Shadow Exchange Rate) = SER Faktor Konversi Baku (The Standard Conversion Factor) = SCF 𝟏 𝟏+𝑭𝑿 𝑷𝒓𝒆𝒎𝒊𝒖𝒎 =𝑺𝑪𝑭 OER x (1 + FX Premium) = SER Menurut Squire & v.d Tak : 𝑶𝑬𝑹 𝑺𝑪𝑭 =𝑺𝑬𝑹 𝑶𝑬𝑹 𝑺𝑬𝑹 =𝑺𝑪𝑭

Nilai Tukar Bayangan Bagi Valuta Asing Jika nilai tukar resmi (OER) = Rp. 1.600 = $ 1,00 FX Premium = 8% Maka Nilai Tukar Bayangan (SER) = Rp. 1.600 x (1 + 0.08) = Rp. 1.728 per $ 1,00 Penerapan SER pada barang yang diperdagangkan ini ditujukan untuk membuat semua barang yang diperdagangkan relatif lebih mahal daripada barang yang tidak diperdagangkan atau membuat barang yang tidak diperdagangkan relatif lebih murah daripada barang yang diperdagangkan dalam neraca ekonomik. Tujuan yang sama juga dapat dicapai bukan dengan menaikan nilai relatif barang yang diperdagangkan melainkan menurunkan nilai semua barang yang tidak diperdagangkan yang terdapat dalam neraca financial, sehingga neraca ekonomik mereka secara relatif menjadi 8% lebih murah. Dihitung menggunakan rumus SCF= (1/1,08= 0,926). Untuk memperoleh nilai ekonomik, semua harga finansial barang yang tidak diperdagangkan dikalikan dengan faktor konversi baku ini.

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversikan harga finansial menjadi nilai ekonomi dibagi dalam 3 langkah : Penyesuaian Pembayaran Transfer Langsung Penyesuaian Ketimpangan harga barang-barang yang diperdagangkan Penyesuaian ketimpangan harga barang yang tidak diperdagangkan Pada barang yang diperdagangkan secara tidak langsung seperti barang-barang yang di produksi dalam negeri yang menggunakan bagian besar input yg impor/ekspor maka langkah 2&3 dikerjakan pada waktu yang sama.

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis 1. Penyesuaian Pembayaran Transfer Langsung Langkah pertama dengan menghilangkan pembayaran-pembayaran transfer langung (pengeluaran yang bukan untuk penggunaan sumber riil melainkan hanya berupa transfer tuntutan (claim) terhadap sumber-sumber riil dari seseorang dalam masyarakat kepada orang lain). Pembayaran transfer yg paling umum adalah pajak, subsidi langsung, transfer kredit (pinjaman, penerimaan, angsuran pinjaman pokok dan pembataran bunga). Selain itu ada dua transaksi kredit (jumlah yg masih harus dibayar/accounts payable dan jumlah yang masih harus diterima/accounts receivable). Semua masukan ini harus dikeluarkan sebelum neraca finansial disesuaikan untuk mencerminkan nilai-nilai ekonomisnya.

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis 2. Penyesuaian Ketimpangan harga barang-barang yang diperdagangkan Pertama-tama ditentukan besarnya harga perbatasan (border prices). Bagi barang impor biasanya harga c.i.f, bagi barang ekspor biasanya harga f.o.b. Kemudian harga perbatasan ini disesuaikan dengan memasukkan biaya pengangkutan domestik dan biaya pemasaran antara tempat pelabuhan impor atau ekspor dan letak proyek. EX : Alat Pertanian Impor dengan harga c..i.f sebesar $ 45.000 Dalam neraca Finansial harga ini dikonversikan ke dalam mata uang domsetik dengan menggunakan nilai tukar resmi (Rp. 1.600 =$1), Rp.1.600 x $ 45.000 = Rp. 72.000.000 (harga c.i.f dalam mata uang domestik ) Bea Masuk (10%) 0,1 x Rp. 72.000.000 = Rp. 7.200.000 Sehingga alat pertanian dalam neraca finansial menjadi : Rp. 72.000.000 + Rp. 7.200.000 = Rp. 79.200.000

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Dalam Neraca Ekonomi : Jika menggunakan pendekatan faktor konversi untuk memperhitungkan premium valuta asing : $ 45.000 x Rp. 1.600 = Rp. 72.000.000 (Jumlah ini tidak ditambah pajak impor yg merupakan pembayaran transfer). Jika menggunakan pendekatan nilai tukar bayangan (shadow exchange rate approach) : Misalkan premium valuta asing = 8%; maka nilai tukar bayangan menjadi 1,08 x Rp. 1.600 = Rp. 1.728 per dollar. Dengan demikian harga alat pertanian yang diimpor menjadi : $ 45.000 x Rp. 1.728 = Rp. 77.760.000 ATAU cara (2) : 1,08 x Rp. 72.000.000 = Rp. 77.760.000

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis 3. Penyesuaian Ketimpangan harga barang-barang yang tidak diperdagangkan TANAH 1. Jika Sewa Tanah yang berlaku adalah Rp. 52.500 per hektar per tahun dan ‘the opportunity cost of capital’ (=OCC) adalah 15%, maka nilai modal (the capital value) dari satu hektar tanah adalah (Rp. 52.500/0k,15) Rp. 350.000. Jumlah ini yang dianggap sebagai nilai ekonomis tanah dalam proyek jika dipakai cara pendekatan (the shadow exchange rate approach). 2. Jika dipakai pendekatan ‘faktor konversi’, maka nilai modal (capital value) kemudian dikalikan dengan suatu faktor konversi. Misalkan faktor konversi baku adalah 0,926 (=1/1,08), maka tanah itu mempunyai nilai ekonomik sebesar Rp. 350.000 x 0,926 = Rp. 324.100.

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Tenaga Kerja Jika Upah Buruh Tani pada musim panen/tanam adalah Rp. 750 per hari dan selama musim sibuk kebanyakan tenaga kerja di daerah pedesaaan dapat memperoleh pekerjaan selama 90 hari, maka : 1. Jika dipakai cara pendekatan nilai tukar bayangan, maka upah bayangan tahunan buruh tersebut adalah sebesar 90 x Rp. 750 = Rp. 67.500 2. Jika dipakai pendekatan ‘faktor konversi’, maka upah bayangan tahunan buruh tersebut adalah sebesar 0,926 x Rp. 67.500 = Rp 62.505 (atau Rp. 67.500 : 1,08 = Rp 62.500)

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Barang yang Diperdagangkan Secara Tidak Langsung Dalam analisa ekonomi barang yang diimpor secara tidak langsung dipecah menjadi bagian yang diproduksi di dalam negeri dan bagian yang diimpor dan masing-masing dinilai secara terpisah. Misalkan, traktr buatan dalam negeri. Harga pasar : Rp. 6.500.000 (30% komponen lokal; 70% komponen impor dengan bea masuk 15%. Maka : Komponen Lokal =0,3 x Rp. 6.500.000 = Rp. 1.950.000 Komponen Impor (termasuk bea masuk) = 0,7 x Rp. 6.500.000 = Rp. 4.550.000 Untuk menentukan nilai ekonomis komponen-komponen traktor, maka pertama harus dikeluarkan bea masuk dengan membagi nilai komponen impor termasuk bea masuk dengan 1 + presentase bea masuk sehingga menjadi nilai komponen impor tanpa bea masuk yaitu Rp. 4.550.000/1,15 = Rp. 3.956.522. Jumlah ini adalah harga c.i.f yang dikonversikan berdasarkan nilai tukar resmi (The official exchange rate).

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Jika dipakai cara pendekatan nilai tukar bayangan, maka diambil harga c.i.f yang di konversikan dengan nilai tukar resmi dan kemudian jumlah ii dikalikan dengan (1 + premium valuta asing). Jika Nilai Tukar Resmi = Rp. 1.600 = $1,00 FX Premium = 8% Maka nilai komponen impor dalam traktor Rp. 3.956.522 x 1,08 = Rp. 4.273.044 Sehingga harga bayangan traktor adalah sebesar harga bayangan komponne impor + harga pasar komponen domsetik. = Rp. 4.273.044 + Rp. 1.950.000 = Rp. 6.223.044

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis 2. Jika dipakaicara pendekatan faktor konversi, maka nilai ekonomik komponen impor adalah sebesar harga c.i.f yang dikonversikan berdasarkan nilai tukar resmi sesudah dikeluarkan bea masuk adalah Rp. 3.956.522. Untuk mendapatkan nilai ekonomik komponen domestik maka jumlahnya harus dikalikan dengan faktor konversi . Untuk harga efisiensi dipakai faktor konversi baku sebesar 1/1.08 = 0,926, sehingga komponen domsetik trakroe menjadi Rp. 1.950.000 x 0,926 = Rp. 1.805.700. Dengan demikian maka harga bayangan traktor menjadi Rp. 3.956.522 + Rp. 1.805.700 = Rp. 5.762.222

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Faktor Konversi Khusus (Specific Conversion Factor) Jika Barang yang diperdagangkan secara tidak langsung yang sering dipakai dalam berbagai proyek maka akan lebih mudah kalau ada suatu faktor konversi khusus yang sudah satu kali hitung dapat terus dipakai/diterapkan pada barang-barang yang diperdagangkan secara tidak langsung. Misalkan direncanakan sejumlah proyek-proyek yang akan menggunakan jasa traktor yang diimpor dan diperlukan suatu faktor konversi khusus untuk jasa-jasa traktor tersebut. Sekali diperoleh faktor konversi maka harga pasar domestik jasa tersebut di dalam tiap proyek dikalikan dengan faktor konversi khusus tersebut untuk memperoleh nilai ekonomisnya. Nilai Tukar Resmi =Rp. 1.600 = $ 1,00 Premium Valuta Asing = 8% Nilai Tukar Bayangan = Rp. 1.728 = $ 1,00 Faktor Konversi Baku 1/1,08 = 0,926 Tingkat upah bayangan = 50% dari tingkat upah yang berlaku.

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Nilai Finansial Nilai Ekonomis Rp $ Nilai Tukar Bayangan Faktor Konversi RP a. Nilai Bruto produk (substitusi impor) 168.000 105 181.440 b. Biaya (Input) -TK tidak trampil -Input yang diimpor -jasa traktor 75% komponen impor 25% komponen domestik 60.000 32.000 14.400 4.800 37,5 20 9 3 30.000 34.560 15.552 27.780 31.000 4.444 Biaya Total 19.200 12 20.352 18.844 c. Manfaat Neto 56.800 35,5 96.528 89.376 d. Rasio Manfaat/Biaya 1,51 2,14

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Dalam perhitungan berdasarkan faktor konversi baku dinyatakan nilai komponen impor bagi jasa faktor adalah sebesar Rp. 14.400 yang dikonversikan dengan nilai tukar resmi. Komponen domestik dikonversikan dengan faktor konversi baku menjadi nilai ekonomik sebesar Rp. 4.444. Jika jumlah ini diterima sebagai estimasi yang baik bagi nilai komponen domestik, maka jumlah nilai kedua komponen tersebut = Rp. 14.400 + Rp. 4.444 = Rp. 18.844, dianggap sebagai nilai ekonomis dari jasa traktor. Jika nilai ekonomis ini dibagi dengan harganya di dalam negeri diperoleh suatu faktor konversi khusus (Specific Conversion Factor) sebesar Rp. 18.844/Rp. 19.200 = 0,981 Ketika sudah diperoleh faktor konversi khusus ini maka harga pasar jasa traktor dapat dikalikan dengan angka tersebut unutk mendapatkan nilai ekonomisnya secara langsung

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Economic Export Parity Value Hasil ekonomik barang yang diekspor sampai di perbatasan tanah pertanian (farm gate) atau di perbatasan proyek (project boundary) Economic Import Parity Value Nilai ekonomik barang yang diimpor sampai di perbatasan tanah pertanian (farm gate) atau di perbatasan proyek (project boundary) Cara untuk mendapatkan import parity value dan export parity value adalah sejajar (pararel). Disini akan ditunjukan cara memperoleh import parity value sebagai contoh’ karena lebih sukar daripada export parity value.

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Untuk barang yang diimpor oleh proyek. Pada neraca FINANSIAL harga c.i.f = $ 45.000 (Rp. 1.600 = $ 1,00) Ditambah 10% pajak impor Biaya penanganan dan pemasaran = Rp. 150.000 Biaya pengangkutan dalam negeri sampai ke letak proyek = Rp. 225.000 Sehingga the import parity value sampai ke perbatasan tanah pertanian (farm gate) = (45.000 x 1.600) + (45.000 x 1.6000 x 0,1) + 150.000 + 225.000 = Rp. 79.575.000 Mendapatkan import parity value pada perbatasan tanah pertanian atau perbatasan protek dengan pendekatan nilai tukar bayangan (shadow exchange rate approach) : Premium valuta asing = 8% Nilai tukar bayangan = Rp. 1.728 per $ 1,00 Semua biaya penanganan, pemasaran, dan pengangkutan barang sampai ke letak proyek merupakan unsur yang tidak diperdagangkan maka the economic import parity value nya : (45.000 x 1.728) + 150.000 + 225.000 = Rp. 78.135.000

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Jika dipakai cara pendekatak Faktor Konversi maka the economic import parity value nya : (45.000 X 1.600) + (150.000 x 0,926) + (225.000 x 0,926) = Rp. 72.347.250 Dalam kedua perhitungan tersebut, pajak impor dikeluarkan dari perhitungan karena merupakan transfer Kadang-kadang yang diketahui adalah : Nilai barang impor sampai di letak proyek dalam ukuran mata uang lokal Tingkat Pajak Impor Biaya Penanganan, pemasaran, pengangkutan darii pelabuhan sampai ke letak proyek Dalam hal ini maka untuk menentukan nilai ekonomik barang tersebut diperlukan : Perhitungan harga c.i.f nya Pengeluaran pajak impor Perhitungan biaya penanganan, pemasaran, pengangkutan domestik.

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Misalkan diketahui : Harga barang sampai di letak proyyek Rp. 79.575.000 (Finansial) Pajak Impor 10% Biaya penanganan, pemasaran, pengangkutan dalam negeri dari pelabuhan sampai ke letak proyek = Rp. 375.000 Nilai Tukar Resmi = Rp. 1.600 = $ 1,00 Premium Valuta Asing = 8% maka : Nilai Tukar Bayangan (Rp. 1.728 per $ 1,00) dan Ffaktor konversi baku = 0,926 Untuk memperoleh nilai FINANSIAL di pelabuhan (at the poit entry) : harus dikeluarkan biaya lokal untuk pengangkutan, penanganan, pemasaran (79.575.000 – Rp. 375.000 = Rp. 79.200.000) Kemudian dihilangkan pajak impor 10% (Rp. 79.200.000/1,1 = Rp. 72.000.000) Nilai Rp. 72.000.000 atau $ 45.000 merupakan harga c.i.f

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Pendekatan Nilai Tukar Bayangan : Harga c.i.f x nilai tukar bayangan = $ 45.000 x Rp. 1.728 = Rp. 77.760.000 Biaya pengangkutan dan lain-lain dalam negeri sampai perbatasan tanah pertanian atau letak proyek = Rp. 375.000 Import parity Value sampai perbatasan tanah pertanian/letak proyek = Rp. 77.760.000 + Rp. 375.000 = Rp. 78.135.000 Pendekatan Faktor Konversi : Harga c.i.f x nilai tukar resmi = Rp. 72.000.000 Biaya lokal x konversi baku = Rp. 375.000 x 0,926 = Rp. 347.250 Import parity Value sampai perbatasan tanah pertanian/letak proyek = Rp. 72.347.250

Penyesuaian Harga-Harga Finansial dengan nilai-nilai Ekonomis Untuk mendapatkan the import parity value dan export parity value dalam analisa ekonomi harus : Dihilangkan pembayaran-pembayaran transfer Diperhitungkan premium valuta asing Dipakai harga bayangan bagi barang dan jasa domestik yang harganya tidak menunjukkan indikator yang baik bagi opportunity cost