Program Ruang Kawasan dan Zonasi
ANALISIS PROGRAM RUANG Kondisi alami tapak dan tujuan pengembangan kegiatan adalah dua aspek penting yang saling berkaitan. Kondisi tapak dianalisis untuk disesuaikan dengan tujuan pengembangan kegiatan. Pengembangan kegiatan mempertimbangkan batasan-batasan yang ada pada tapak, serta dampaknya terhadap komponen lain, seperti perubahan komunitas tanaman dan binatang, atau kondisi air dan udara. Berkaitan dengan hal tersebut, analisis tapak memiliki 2 cabang: analisis yang berorientasi pada kegiatan, dan analisis yang berorientasi pada kondisi tapak itu sendiri.
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG Analisis kebutuhan ruang ditujukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan klien tetapi juga menyesuaikannya dengan kondisi dan kemampuan tapak. Analisis kebutuhan ruang dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan: 1. analisis jenis ruang/kegiatan, 2. identifikasi persyaratan ruang/kegiatan, 3. identifikasi fasilitas penunjang atau ruang tambahan dalam tapak 4. analisis hubungan antar ruang.
1. Area untuk fungsi tertentu dapat digambarkan dengan suatu bentuk gelembung. Dimensinya harus mendekati skala dan proporsi sebenarnya. Karenanya sebelum dilakukan perlu di buat grid-grid pembantu. 2. Bentukan gelembung harus mudah ditangkap mata dan memberi peluang pengembangan berbagai bentuk. 12 6 3. Garis sederhana dapat menyimbulkan koridor/arah pergerakan. Garis dpt dibedakan skala atau bentuknya untuk membedakan alur utama (mayor) atau minor. 4. Bintang atau bentuk cross dapat mereprsentasikan focal point, simpulan aktivitas, lokasi potensial konflik/crowded, atau kasus lain yang memiliki signifikansi tinggi. 5. Garis-garis artikulatif dapat menggambarkan elemen vertikal linear seperti tembok, screen, barrier, atau tanggul.
TRANSFORMASI BUBBLE DIAGRAM KE BENTUK GEOMETRIS Buble diagram yang telah dibuat pada tahap sebelumnya baru menunjukkan posisi dan skala besaran kasar, tetapi belum menunjukkan bentukan rancangan fisik. Namun demikian bila bubble diagram yang dibuat dengan baik (sesuai dengan kaidah-kaidah di atas) akan sangat membantu dalam penciptaan bentukan fisik tersebut. Beberapa contoh tema bentukan adalah: Bujur sangkar dan persegi dengan sudut 90 derajat Tema angular 45/90 derajat Tema angular 30/60 derajat Tema sirkular Tema radial
MATRIK USULAN KEGIATAN/FASILITAS Digunakan untuk memilih jenis kegiatan yang cocok dikembangkan pada tapak KRITERIA EVALUASI KECOCOKAN DENGAN LAHAN RASIO PERSEDIAAN & PERMINTAAN TINGKAT KEINGINAN KOMUNITAS BIAYA RELATIF UNTUK IMPLEMENTASI BIAYA RELATIF UNTUK PERAWATAN POTENSI PENINGKATAN PEMASUKAN NILAI KESELURUHAN KEGUNAAN/FASILITAS TERPILIH KEGUNAAN/FASILITAS YANG DIUSULKAN DIISI DENGAN ANGKA PENILAIAN
MATRIK IDENTIFIKASI PERSYARATAN RUANG/KEGIATAN JENIS KEGIATAN/RUANG Persyaratan Pencapaian Privasi Keamanan Pemandangan Kebutuhan Sinar Ventilasi Lain-lain DIISI DENGAN SKALA (misalnya 1 hingga 5) MATRIK ORGANISASI/HUBUNGAN ANTAR RUANG/FASILITAS Diisi dengan tanda untuk mengindikasikan tingkat hubungan: langsung, tidak langsung, atau harus dipisahkan NO JENIS KEGIATAN/RUANG
Klasifikasi Tapak dan Zonasi Dalam analisis kondisi tapak, seringkali perencana harus melalui tahapan: Interpretasi dan penyimpulan parsial Penyimpulan/klasifikasi terpadu Interpretasi dilakukan terhadap suatu data tapak untuk mendapatkan jenis informasi yang lain, misalnya dari peta kontur menjadi peta ketinggian, kemiringan, atau peta aliran air. Dari peta sebaran vegetasi, menjadi peta habitat binatang.
Hasil dari interpretasi berupa pemintakatan lahan yang dapat menggambarkan antara lain: area yang stabil dan kurang stabil untuk konstruksi: hasil analisis geologi; area bising dan tenang: dihasilkan dari analisis kegiatan/guna lahan sekitar; area datar, landai, miring dan terjal: dihasilkan dari interpretasi kontur; area rawan genangan: dihasilkan minimal dari interpretasi kontur, analisis permeabilitas tanah, dan kedalaman air tanah; area mudah dan sulit dicapai (aksesibilitas): dihasilkan dari analisis jaringan jalan, trasnportasi, dan guna lahan sekitar; area yang memiliki atau tidak memiliki privasi: di hasilkan minimal dari analisis guna lahan sekitar; area rawan erosi: dihasilkan minimal dari interpretasi peta kontur, analisis geologi; area berpandangan bagus atau bagus sebagai obyek pandang; dihasilkan dari analisis guna lahan; pola aliran air: dihasilkan minimal dari interpretasi peta kontur; pola aliran angin: dihasilkan minimal dari analisis posisi geografis, interpretasi peta kontur, sebaran vegetasi, dan guna lahan sekitar. area penyinaran matahari pagi, area silau, area kurang penyinaran: dihasilkan minimal dari analsis posisi geografis, interpretasi peta kontur, sebaran vegetasi, dan guna lahan sekitar; area bervegetasi bagus, area konservasi, area gersang: dihasilkan dari interprestasi peta sebaran vegetasi, kontur dan kondisi tanah.