Alfian Nur Rosyid MD, Pulmonologist, FAPSR Pneumotoraks Alfian Nur Rosyid MD, Pulmonologist, FAPSR Pulmonology and Respiratory Medicine Airlangga University Hospital
Daftar Isi Pendahuluan Epidemiologi Definisi & Pembagian Gejala Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
Pendahuluan Pneumotoraks = terisinya rongga pleura dengan udara. Kasus lebih banyak laki-laki dibandingkan wanita. Mortalitas bervariasi, pneumotoraks ventil >> Tuberkulosis, pneumonia, PPOK penyebab pneumotoraks spontan sekunder Terapi Dekompresi (Roberts et al., 2014) (Alsagaff and Pradjoko, 2010; Slobodan, Marko and Bojan, 2015)
Epidemiologi Insiden /100.000 = 18-28 laki-laki dan 1,2-6 perempuan Data Inggris / 100.000 penduduk: Morbiditas = 16,7 laki-laki dan 5,8 perempuan. Mortalitas = 1,26 (1991) dan 0,62 (1995). Mortalitas PSS lebih tinggi dibandingkan kasus PSP Pneumotoraks ventil = 5% trauma dan 1-3% pasien ICU, mortalitas lebih tinggi 38x (MacDuff, Arnold and Harvey, 2010) (Alsagaff and Pradjoko, 2010) (Roberts et al., 2014)
Definisi Pneumotoraks udara didalam rongga pleura Pembagian : Penyebab Lokasi Derajat kolaps Jenis fistelnya (Alsagaff and Pradjoko, 2010)
Pembagian Pneumotoraks Penyebab Artifisial Traumatik Spontan Primer Sekunder Lokasi Parietalis Medialis Basalis Luas Totalis Parsialis Fistel Terbuka Tertutup Ventil
Pembagian Pneumotoraks 1. Penyebabnya (3) yaitu 1.1 Artifisial disengaja untuk diagnosis / terapi, misalnya: lokasi tumor, stop hemoptoe, proteksi radioterapi. 1.2 Traumatik jejas dinding dada tumpul / tajam. Pneumotoraks Iatrogenik akibat prosedur medis (Alsagaff and Pradjoko, 2010)
Pembagian Pneumotoraks 1. Penyebab 1.2 Traumatik Pneumotoraks Traumatik Iatrogenik Tindakan Intervensi Ventilasi Tekanan Positif Non Iatrogenik Trauma tajam Trauma Tumpul
Pembagian Pneumotoraks 1. Penyebabnya (3) yaitu 1.3 Spontan Pneumotoraks spontan primer (PSP): tidak diketahui penyebabnya Pneumotoraks spontan sekunder (PSS): ada penyakit dasar sebagai penyebab Pneumotoraks katamenial: saat menstruasi. (Alsagaff and Pradjoko, 2010) (Jackson and Louie, 2012)
Pembagian Pneumotoraks 2. Penyebabnya (3) yaitu 1.3 Spontan b. PSS Kelompok Penyebab Peyakit Paru Obstruktif PPOK, Asma Penyakit paru Interstitial Fibrosis paru idiopatik, Pneumonitis interstitial non spesifik, Limfangioliomiomatosis, Sarcoidosis, Pneumonitis radiasi atau fibrosis Infeksi Pneumonitis carinii Pneumonia, Tuberkulosis, Coccidioidomikosis, Pneumonia bakterial akut (misal Stafilokokus) Keganasan Kanker paru primer, Metastase paru (terutama sarkoma), Komplikasi kemoterapi Penyakit jaringan ikat Artritis rematik, Ankilosing spondilitis, Sindroma Marfan, Sindroma Ehlers-Danlos, Polimiositis / Deramtomiositis, Skleroderma Lainnya Pneumotoraks Katamenial, Infark Paru, Proteinosis Alveolar Paru, Penyakit von Recklinghausen, Granulomatosis Wagener (Noppen, 2010) (Rodrigo et al., 2015)
Pembagian Pneumotoraks 3. Luas kolaps (2) yaitu Totalis Parsialis Sumber: google.com
Pembagian Pneumotoraks 3. Luas kolaps (2) yaitu Mengukur luas kolaps % pneumotoraks =100 1− 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑢 𝑘𝑜𝑙𝑎𝑝𝑠 3 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ℎ𝑒𝑚𝑖𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 3 (Rodrigo et al., 2015).
Pembagian Pneumotoraks 3. Luas kolaps (2) yaitu Mengukur luas kolaps 30 cm A b 12 cm % pneumotoraks = (A x B) – (a x b) x 100% (A x B) 20 cm a Ringan : <20 % Sedang : 20 – 60 % Berat : >60 % % pneumotoraks = (30 x 15) – (20 x 12) x 100% = 51 % (30 x 15) B 15 cm
Pembagian Pneumotoraks 4. Fistel (3) yaitu Pneumothorax Closed pneumothorax Open Tension
Gejala Keluhan Utama 95%: Nyeri dada pleuritik, akut dan terlokalisir sisi sakit Sesak napas tergantung luas kolaps Penyerta lain : batuk, batuk darah, sesak bila berbaring. Sindroma Horner (kadang) Beberapa pasien tidak bergejala atau hanya lemah badan (Jain, Gosavi and Jain, 2008) (Rodrigo et al., 2015)
Pemeriksaan Fisik takikardi (nadi >140x/menit), hipotensi, sianosis, deviasi trakea ke sisi sehat Inspeksi Palpasi gerak napas yang tertinggal, fremitus raba menghilang Perkusi hipersonor Auskultasi suara napas yang menghilang atau berkurang (Rodrigo et al., 2015)
Pemeriksaan Penunjang Foto Rongsen Dada Kondisi klinis dan pemeriksaan fisik cukup menjadi dasar penegakan diagnosis pneumotoraks ventil (Roberts et al., 2014)
Pemeriksaan Penunjang CT Scan Toraks USG Toraks Normal Pneumotoraks Gold Standar (Kline et al., 2013)
Tatalaksana Prinsip tatalaksana pneumotoraks adalah mengeluarkan udara dari rongga pleura mengembangkan paru kolaps menutup kebocoran mencegah pneumotoraks berulang. (K. Jackson and E. Louie, 2012) (Rodrigo et al., 2015).
Tatalaksana Pemilihan jenis terapi pneumotoraks dipengaruhi: klinis pasien penyebab pneumotoraks penyakit penyerta riwayat pneumotoraks sebelumnya risiko berulang pengalaman dokter yang menangani pasien (K. Jackson and E. Louie, 2012; Rodrigo et al., 2015). (K. Jackson and E. Louie, 2012) (Rodrigo et al., 2015).
Tatalaksana Tipe Pneumotoraks Tujuan tatalaksana Tatalaksana yang disarankan Pneumotoraks tension Memperbaiki disfungsi pernapasan akut Aspirasi untuk diagnosis dan dilanjutkan pemasangan selang dada Pneumotoraks bilateral Selang dada minimal satu sisi pneumotoraks Pneumotoraks dengan penyakit paru yang berat Selang dada atau aspirasi berulang Pneumotoraks dengan kecurigaan kebocoran udara Mencegah disfungsi pernapasan akut Pneumotoraks dengan kolaps paru total Pneumotoraks simptomatis Mencegah disfungsi pernapasan akut dan memperbaiki gejala Aspirasi berulang lebih disukai dari pemasangan selang dada Diharapkan tidak ada kebocoran udara Menjaga tidak terjadinya kebocoran udara Observasi
Tatalaksana Terapi Observasi Bila <20% Dekompresi Jarum Kontraventil Aspirasi Jarum Infus Selang Dada + WSD Operasi Torakoskopi Torakotomi
jarum / abbocath kontraventil Jarum atau abbocath ditusukkan pada dinding dada pada sela iga sampai menembus pleura parietalis dan masuk ke dalam rongga pleura. Ujung jarum atau abbocath dibiarkan terbuka Lokasi kontraventil sela iga kedua midklavikula depan / sela iga empat atau lima garis aksila anterior
triangle of safety
Aspirasi dengan selang infus Jarum / abbocath yang telah ditusukkan ke dalam rongga pleura disambungkan ke selang infus. Pipa plastik penetes dipotong dan dimasukkan ke dalam botol berisi air sedalam kurang lebih 2 cm Tingkat keberhasilan tindakan ini berbeda tiap orang.
Pemasangan Selang dada (Chest Tube) Dibuat insisi kulit di sela iga keempat pada garis aksila tengah atau belakang atau sela iga kedua di garis klavikula tengah. Selang dada steril dimasukkan ke dalam rongga pleura dengan perantara trokar atau pean / klem penjepit. Ujung selang dada tersebut disambungkan ke botol WSD
Thorax Drain
Botol WSD Selang dalam botol WSD berada di bawah air sedalam 2 cm. Hal ini untuk mempermudah gelembung udara keluar dari rongga pleura ke luar dan tidak dapat kembali lagi ke dalam rongga pleura.
pompa continous suction Pada kondisi pneumotoraks tidak dapat mengembang atau terjadi emfisema subkutis, dapat dilakukan penyambungan botol WSD dengan pompa continous suction dengan tekanan negatif 10-40 cm H2O. Penghisapan dilakukan agar udara dalam rongga pleura segera dapat dikeluarkan
Terimakasih