Evaluasi Finansial Dengan Balance Scorecard Oleh : Yusuf Nurrachman, ST., MMSI
Balance Scorecard Merupakan kerangka kerja evaluasi yang menekankan pada 4 perspektif yaitu : Financial Customer Internal Process Learning and Innovation BSC memiliki sasaran utama berupa transformasi konsisten antara visi menjadi strategi.
Perspektif Evaluasi Berdasarkan Balanced Scorecard Customer Perspektif Does the ERP-Software support efficiently the individual user needs?
Indikator Pengukuran Indikator pengukuran digunakan untuk mengukur kriteria dari masing – masing perspektif pada Balanced Scorecard. Dalam mendefinisikan pengukuran spesifik , terdapat 2 pendekatan yaitu top-down dan bottom up Pendekatan top down dimulai dengan menentukan pengukuran yang berdasarkan pencapaian sasaran ERP. Pendekatan ini digunakan untuk menjamin bahwa proses berlangsung tanpa menyimpang dari tujuan dan tidak ada sumber daya yang terbuang percuma. Pendekatan bottom up akan mengidentifikasi hambatan (bottleneck) pada sistem ERP yang dapat dijadikan pengukuran atas efisiensi dan efektifitas sistem ERP.
Perspektif Keuangan Investasi software ERP (pengeluaran dan pemasukan) Adanya ketidak sesuaian dengan anggaran yang ditetapkan. Meningkatnya biaya konsultasi eksternal menunjukkan adanya defisiensi kompetensi staff pelatihan internal Tabel Kriteria Pengukuran dari perspektif Finansial
Perspektif Customer Pada konteks ERP , customer sistem dapat berupa pengguna langsung misalnya karyawan internal yang menggunakan sistem ataupun yang tidak langsung misalnya para mitra kerja seperti supplier, subkontraktor, customer perusahaan di luar perusahaan. Dalam BSC yang dimaksud dengan customer adalah karyawan internal yang menggunakan sistem. Pendekatan Top down digunakan untuk mengukur keberhasilan ERP berdasarkan perspektif customer, yaitu bahwa ERP dapat membantu fungsionalitas proses bisnis perusahaan. Berikut 2 aspek pendekatan top down : Ukuran 1 adalah berapa banyak proses bisnis yang dapat dicakup oleh sistem ERP, dibandingkan dengan proses bisnis seluruhnya. Ukuran berikutnya adalah jumlah transaksi total yang dapat ditangani oleh sistem dibandingkan dengan performa transaksi di luar sistem. Pendekatan Bottom Up menggunakan ukuran untuk mengidentifikasi hambatan terhadap sistem (bottleneck), misalnya transaksi bisnis yang tidak selesai pada waktunya atau jumlah order yang dibatalkan karena respond time system yang tidak kompetitif.
Perspektif Customer Tabel Kriteria Pengukuran dari Perspektif Customer Cakupan Proses Bisnis Mengurangi bottleneck
Perspektif Proses Internal Perspektif ini berfokus pada ekspektasi customer. Kondisi ini dapat dikelompokkan menjadi 2 sudut pandang yaitu dari segi operasional dan perbaikan kapabilitas sistem. Selama sistem ERP beroperasi dari hari ke hari , salah satu cara untuk mengukur dan mengevaluasi proses internal adalah jumlah dan tipe tren komplain dari user. Analisis ukuran ini akan mengarah pada penyusunan peringkat kegagalan sistem berdasarkan keluhan user.
Perspektif Proses Internal Sudut Pandang Pengembangan Pada sudut pandang pengembangan , maka proses internal dapat diukur dengan mempertimbangkan waktu antara pengenalan filtur baru dan mulainya filtur tersebut digunakan secara produktif di perusahaan. Indikator lainnya adalah jumlah fitur/perbaikan/perubahan yang belum/tidak jadi dijalankan. Bottleneck pada pengembangan sistem biasanya disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja , karena bebean kerja yang berat dapat mempengaruhi kualitas pengembangan. Indikator utama untuk mengukur ketersediaan sumber daya secara kuantitatif adalh rata – rata jumlah jam kerja per karyawan , dengan memperhitungkan juga waktu libur atau sakit. Aspek kualitatif bottleneck dapat dianalisis dengan melihat sejauh mana pengetahuan staff TI terhadap fungsi – fungsi utama sistem ERP.
Perspektif Inovasi dan Pembelajaran Aspek Inovasi dan Pembelajaran digunakan untuk menilai sejauh apa sistem ERP dapat digunakan sebagai nilai tambah pengetahuan bagi perusahaan dan memfasilitasi perubahan yang positif bagi perusahaan di waktu mendatang. Perspektif ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan memanfaatkan fungsi – fungsi sistem ERP secara efektif , serta kemampuan meningkatkan sistem tersebut. Kemampuan ini bergantung pada kemampuan karyawan. Dimana hal ini diukur melalui biaya serta lama waktu training yang dilakukan. Kebergantungan pada konsultan luar Hal ini membuat beban bagi perusahaan. Diharapkan adanya transfer knowledege lebih cepat
Kerangka BSC Kerangka Evaluasi Sistem ERP berdasarkan Balance Scorecard