Sustainable Development

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

Sustainable Development Doris Febriyanti, M.Si febriyantidoris@yahoo.com 08127860271

Tujuan dan Sasaran pengelolaan lingkungan hidup, (Berdasarkan UU No.32/2009 Pasal 4) Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup; Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana; Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup

rumusan rencana tindak Sementara rumusan rencana tindak meliputi, pertama, penurunan tingkat kemiskinan; kedua, kepemerintahan yang baik (good governance) dan masyarakat madani; ketiga, pendidikan; keempat, tata ruang; kelima, sumber daya air; keenam, energi dan sumber daya mineral; ketujuh, kesehatan; kedelapan, pertanian; kesembilan, keaneragaman hayati; kesepuluh, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; kesebelas, pola produksi dan konsumsi, dan keduabelas, pendanaan dan kelembagaan.

Kendati demikian, kesepakatan nasional dan rencana tindak pembangunan berkelanjutan dalam tataran implementasi mengalami sejumlah masalah, yakni pertama, pendekatan pembangunan yang dilakukan selama ini amat pragmatis, terlalu berorientasi pada pembangunan ekonomi, padahal persoalan pembangunan ekonomi tidak lepas dari pembangunan sosial dan lingkungan hidup. Kedua, telah terjadi penggunaan sumber daya alam yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan produk untuk memasok kebutuhaan pasar, sehingga timbul eksploitasi sumber daya alam tak terkendali. Ketiga, terdapat pemisahan yang amat kentara dalam pengambilan keputusan kebijakan pembangunan di bidang investasi, keuangan, perdagangan dan teknologi dengan lingkungan hidup, sehingga kondisi lingkungan hidup kian bertambah parah. Menurut Emil Salim penjabaran dan implementasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia ditujukan pada beberapa sasaran, yakni pertama, membina hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungannya. Kedua, melestarikan sumber daya alam agar bisa dimanfaatkan secara terus menerus oleh generasi demi generasi sampai generasi tak terhingga. Ketiga, mencegah kemerosotan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan sehingga dapat menaikan kualitas hidup manusia Indonesia. Keempat, membimbing manusia dari posisi purusak lingkungan menjadi pembina lingkungan.

Menurut Garbarino pemanfaatan yang harmonis dari kekuatan manusia (masyarakat) dan potensi sumber daya alam akan menciptakan masyarakat yang berkelanjutan. Gerakan ke arah masyarakat berkelanjutan akan memperkuat landasan dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial. Bertolak dari sumber-sumber masalah pencemaran dan kelestarian lingkungan terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan terwujudnya masyarakat berkelanjutan (sustainable society), yakni pertama, koreksi terhadap pola kependudukan yang mendukung. Kedua, inovasi teknologi diarahkan untuk mengurangi faktor pembatas sumber daya alam dengan cara menciptakan subsitusi yang melimpah dari sumber daya alam yang langka. Ketiga, gaya hidup masyarakat industrial disesuaikan guna pengembangan masyarakat dalam jangka panjang. Keempat, situasi yang menawarkan prospek jangka panjang bagi terciptanya keadilan.

LEMBAGA PENYANGGA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Melalui berkelanjutan sosial potensi dan kekuatan masyarakat akan dapat dikembangkan. Dalam kondisi seperti itu masyarakat juga akan memperoleh saluran untuk mengemukakan aspirasi maupun potensinya sehingga akan dapat memberikan motivasi yang lebih besar untuk melakukan perbaikan. Oleh karena itu, menurut Honadalean Van Sant, lembaga penyangga yang berkaitan dengan upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dituntut untuk memenuhi beberapa persyaratan, pertama, mampu mewujudkan arus informasi dua arah; kedua, mampu mereduksi faktor resiko seminimal mungkin dalam melaksanakan ide baru, menyesuaikan proyek pembangunan dari luar dengan kondisi masyarakat; ketiga, mampu mengatur dan mengelola sumber daya alam secara arif dan bijaksana, keempat meningkatkan kemandirian politik dan ekonomi, dan kelima, mampu mendistribusikan manfaat hasil pembangunan.

Kesimpulan Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, pertama, pembangunan berkelanjutan harus diletakkan sebagai kebutuhan dan aspirasi manusia kini dan masa depan. Dalam hal ini, hak-hak asasi manusia seperti hak-hak ekonomi, sosial, budaya, dan hak atas pembangunan dapat membantu memperjelas arah dan orientasi perumusan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Basis utama konsep pembangunan berkelanjutan, masyarakat dapat menentukan dirinya sendiri dan berpartisipasi dan mensyaratkan adanya good governance, yakni adanya institusi-institusi yang demokratis dan sistem hukum yang independen, termasuk di dalamnya partisipasi masyarakat Kedua, kesepakatan nasional dan rencana tindak pembangunan berkelanjutan dalam tataran implementasi di Indonesia mengalami sejumlah masalah, berupa pendekatan pembangunan yang dilakukan amat pragmatis, terlalu berorientasi pada pembangunan ekonomi sehingga mendorong timbulnya eksploitasi sumber daya alam tak terkendali. Di samping itu terdapat pemisahan yang amat kentara dalam pengambilan keputusan kebijakan pembangunan dengan lingkungan hidup, sehingga kondisi lingkungan hidup kian bertambah parah. Ketiga, pemerintah Indonesia perlu memikirkan kembali untuk memformat ulang keberadaan dan kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup yang mempunyai keleluasaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Kementerian Lingkungan Hidup perlu didorong pada keberanian untuk memasukan dimensi lingkungan dalam kebijakan pembangunan nasional yang konsekuensinya harus dijalankan dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.