Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2) FAKULTAS KEHUTANAN UGM (S1) MATA KULIAH PENGELOLAAN LANSKAP Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2) Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., M.Agr., PhD.

PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36) Perubahan Lanskap pada Lingkungan Binaan Ketidakharmonisan Bentang Alam Pemanasan Global Pencemaran Gas Pencemaran Bising Pencemaran Debu

PERMASALAHAN PADA LANSKAP Perubahan Lanskap pada Lingkungan Binaan Lingkungan binaan (built enviroment) : Kota dan sekitarnya. Besarnya urbanisasi Menurunnya kualitas lingkungan Perlunya Ruang Hijau yang mampu mengendalikan kualitas lingkungan dan meningkatkan kenyamanan. Untuk menentukan kenyamanan digunakan THI (Temperature-Humidity Index) cocok untuk daerah-daerah subtropis (4 musim)

SOLUSI Ruang Hijau dan Hutan kota Masalah lanskap pada lingkungan binaan (kota)

PERMASALAHAN PADA LANSKAP 2. Ketidakharmonisan Bentang Alam Secara alam akan terjadi bentukan alam yang serasi / harmonis sehingga akan membentuk keindahan dan keseimbangan fungsi-fungsinya. Keterlibatan manusia dalam pembangunan / pemanfaatan alam mendorong terjadi penyimpangan/kerusakan alam yang mengakibatkan ketidakharmonisan bentang alam. Faktor pendorong ketidakharmonisan bentang alam: perkembangan sosial budaya masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ekonomi, dan kelangkaan suatu sumber daya alam dalam suatu lanskap Ketidakharmonisan tsb yang berkelanjutan akan menyebabkan bencana, kerusakan ekosistem dalam jangka pendek dan jangka panjang,

Ketidakharmonisan Bentang Alam Penambangan yang tidak berwawasan lingkungan Illegal logging yang merusak lingkungan/hutan Pembangunan perkotaan Ketidakharmonisan Bentang Alam

PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36) 3. Pemanasan Global Berasal dari kegiatasn manusia: industri, transportasi, pembangkitan energi dari bahan fosil, kebakaran hutan, Meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir. Gas rumah kaca: CFC, metan, Ox, COx, NOx, SOx, dalam konsentrasi tinggi berpotensi bereaksi dengan lapisan ozon sehingga lapisan ini berlubang dan berbahaya bagi kehidupan manusia.

Global warming

PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36) 4. Pencemaran Gas (Polusi udara) Sumber terbesar dari alat transportasi dan mesin industri. Kondisi lingkungan sangat tergantung pada ada tidaknya vegetasi, kekuatan dan kecepatan angin, arah angin. Sumber polusi udara sangan besar kontribusinya dalam penurunan kualitas lingkungan. Pohon dan hutan kota sangat penting dan besar perannya dalam menyerap dan meredan polusi

Sumber polusi dapat dikendalikan dengan Perencanaan dan pengelolaan lanskap Dengan ruang hijau dan hutan kota

PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36) 5. Pencemaran Bising (Polusi suara) Pencemaran lingkungan akibat bising dapat digambarkan dengan noise countour yang merupakan titik-titik dengan tingkat kebisingan sama. Sumber kebisingan: bersifat statik, tidak bergerak (dari pabrik, pemukiman) dan dinamik, bergerak (dari kendaraan, aktivitas manusia). Penambangan dengan peledakkan dengan teknik blasting, suara mesin pesawat di sekitar bandara (tidak kontinu/discontinue). Sumber suara dari mesin pabrik, kendaraan merupakan sumber suara menerus (continue) Polusi suara memberi ketidaknyamanan baik pada manusia maupun satwa di sekitar sumber suara. Polusi suara dapat mengganggu kesehatan jika di atas 50 db (lihat tabel 1.5 hal 28)

Sumber suara: aktivitas manusia, Kendaraan bermotor, Pabrik pemukiman Pohon dan hutan kota berperan Meredam suara

PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36) 6. Pencemaran Debu (Polusi udara) Debu yang melampaui ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor (batas maksimal zat atau bahan pencemar yang yang boleh dikeluarkan kendaraan bermotor) dapat membahayakan dikontrol sesuati dengan SK Meneg LH: Kep-35/Men. KLH/10/1993 (baca hal 30). Debu merupakan problem serius, dapat menyebabkan kanker paru-paru (silikosis) dan dapat menurunkan estetika kota. Berbagai upaya penanaman pohon dengan kerapatan tajuk tinggi (berdaun lebat) dan penanaman rapat dapat meredam dan menyerap debu.

Pada malam hari banyak kendaraan polusi tinggi, Penanaman pohon di tas gedung (roof garden) Manjadi solusi Lokasi Namba park, Osaka Jepang Perencananaan lanskap hutan kota dan pengelolaannya Sangat efektif untuk mengendalikan polusi udara, suara dan debu Urban forestry in USA

1. PENDEKATAN PROSES ALAM Pada masyarakat tradisional dengan kearifan lokalnya mereka memanfaatkan alam dengan arif. Setiap pemanfaatan lanskap dikontrol dan dievaluasi perubahan dan kerusakan yang terjadi. Gunung meletus, kebakaran hutan, gempa bumi, tsunami, kebakaran PLTNuklir merupakan proses alam yang mengakibatkan perubahan lanskap. Bisa mengakibatkan kerusakan atau bisa memberi hikmah secara jangka pendek dan jangka panjang.

Letusan Gn Merapi

Perubahan Alam akibat bencana Gempa, Tsunami, Ledakan PLT Nuklir Jepang, 11 Mar 2011

Perubahan Lanskap berdasar Proses Alam (gempa, tsunami Jpg 11 Mar 2011)

2. PENATAGUNAAN LAHAN Merupakan peruntukan lahan dialokasikan berdasar atas potensi dan kesesuaiannya. Penataan lahan (land use) merupakan pengaturan penggunaan lahan untuk suatu fungsi tertentu dan besarnya volume kegiatan yang diizinkan di atas suatu lahan. Akan berbeda-beda pada setiap lahan berdasar karakteristik kegiatan dan masalah terkait. Misalnya kawasan preservasi budaya, industri, komersial, permukiman, area hijau, dll. Penggunaan Lahan secara Mikro Pengaturan intensitas bangunan Cara dan tujuan mewujudkan zonasi Penggunaan lahan dalam kota LIHAT GB 2.1 Hal 40

3. KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN Penggunaan yang sesuai dengan potensi lanskap Baca H. 50 Mempertimbangkan penggunaan lahan tidak menimbulkan masalah Kualitas lanskap tetap terjaga dengan mempertimbangkan 2 faktor: 1. Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensinya (on site). 2. Pemanfaatan lahan yang tidak mempengaruhi peluang pemanfaatan di luarnya (off site) Pengembangan lanskap dengan memperhatikan potensi utama dan peluang potensi lain. Lihat Gb 2.4 dan 2.5 H 52

Lanskap Kota dengan Maksimal Pohon di Ruang Hijau Hutan dalam Kota tetap dipertanahkan untuk aktifitas dan keindahan kota

3. KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN 2. Penggunaan Menyimpang dari Potensi Lanskap Perkombangan perkotaan tidak terkendali dengan bertambahnya urbanisasi. Mengakibatkan degradasi ekosistem kota Ada nya banjir, polusi, alih fungsi lahan hijau menjadi infrastruktur dan bangunan. Potensi lanskap tidak mempertimbangkan ekologi kota dianggap menyimpang dari potensi lanskap. Penyimpangan mengakibatkan ketidaknyamanan dan pada akhirnya bisa berakibat bencana. Pembangunan di hutan Indonesia tidak ditunjang dengan organisasi yang baik di lap menyebabkan tidak terkendalinya deforestasi dan degradasi hutan.

Banjir Wasior Diduga Akibat Pembalakan Liar Tempo Interaktif Kamis, 07 Oktober 2010 | 19:58 WIB

BERBAGAI KONSEP DALAM PENGELOLAAN LANSKAP Baca hal:37-79 Pendekatan Proses Alam Penatagunaan lahan Kesesuaian penggunaan lahan Kesesuaian lanskap u pariwisataan alam Komponen produk dalam suatu unit lahan untuk wisata Daya dukung Lingkungan Pariwisata Perencanaan Area pariwisata alam Perencananaan Kebutuhan Akomodasi di Kawasan wisata Baca SELANJUTNYA di buku “Mengkonservasi Lanskap” (Chafid Fandeli)