Validitas Tes Psikologi Konsep, Pengukuran dan Interpretasi
Konsep Dasar Validitas tes menyangkut apa yang diukur dan seberapa baik tes itu bisa mengukur. Validitas tes erat kaitannya dengan manfaat yang ingin dicapai oleh alat tes. Jika alat tes tersebut benar dapat mengukur sesuai dengan apa yang hendak diukur. Selain itu juga mencakup indikator dari hal yang ingin diukur secara menyeluruh. contoh: timbangan gantung valid untuk mengetahui berat daging, tetapi mungkin tidak valid untuk mengetahui berat cincin.
Kegunaan Tes Awalnya pengetesan berguna untuk mengukur apa yang telah dipelajari individu dalam area tertentu Kemudian kegunaan tes berkembang untuk memprediksi. Bagaimana orang-orang yang berbeda memberikan respon pada situasi tertentu, sekarang atau dimasa yang akan datang. Bagaimana seseorang bereaksi dalam situasi-situasi khusus tertentu. Hal-hal yang ingin diketahui dalam suatu pengukuran disebut kriteria (sampel representatif)
Validitas Maka, suatu alat ukur disebut valid jika ia dapat memunculkan respon dari kriteria yang akan diukur. Sejauhmana kriteria tersebut dimiliki seseorang tampak dari hasil pengetesan. Jika hasil pengetesan tersebut benar memperlihatkan keadaan sesungguhnya atau memprediksi apa yang akan terjadi maka alat tersebut disebut valid.
Prosedur Prediksi – Kriteria Prosedur Validasi Prosedur Deskripsi – Isi Prosedur Prediksi – Kriteria Prosedur Identifikasi Konstruk
Prosedur Deskripsi - Isi Prosedur ini pada dasarnya melibatkan pengujian sistematik atas isi tes untuk menentukan apakah tes itu mencakup sampel representatif dari domain perilaku yang diukur. Misalnya kemampuan bahasa inggris, maka dilihat dari: penggunaan grammar yang baik, banyaknya kosa kata yang diketahui, pemahaman teks, pemahaman cerita lisan, pengucapan yang tepat dan kemampuan menggunakan penerapannya dalam percakapan
Cont… Domain perilaku yang akan dites tersebut (aspek) harus dianalisis secara sistematis untuk menentutakan bahwa semua aspek utama dicakup oleh butir soal tes dan dalam proporsi yang benar. Oleh karena itu, sebelum membuat alat tes perlu mendefinisikan apa yang akan diukur dengan baik agar mencakup sasara-sasaran utama yang ingin diketahui
Validitas Isi Dengan cara memeriksa apakah aitem-aitem yang ada di dalam alat tes benar sudah mencerminkan indikator yang terdapat dari masing-masing aspek/ domain apa yang hendak diukur. contoh: kemampuan menyetir mobil. Apabila dilakukan dengan tes mengenai rambu-rambu menggunakan bantuan komputer, alat tes ini tidak valid, karena kemampuan menyetir mobil terdiri dari aspek; pemahaman terhadap rambu lalu lintas, kecepatan merespon, analisa ruang.
Face Validity Validitas isi sering dikacaukan dengan istilah validitas muka, namun sebenarnya berbeda Validitas muka/ tampang (Face validity) dilakukan hanya dengan melihat penampilan tes, jika semakin meyakinkan maka semakin tinggi validitas mukanya. Misalnya: mengukur berat manusia dengan timbangan sayur, dikatakan tidak valid validitas ini paling mudah dilakukan, namun paling rendah tingkat akurasinya
Prosedur-Prosedur Prediksi - Kriteria Prosedur ini menujukkan efektivitas tes untuk memprediksi kinerja seseorang dalam aktivitas-aktivitas tertentu. Prosedur ini dilakukan dengan dua cara: - Validitas Kongkuren - Validitas Prediktif
Cont… Validitas Kongruen. Apabila skor tes dan skor kriteria validasinya dapat diperoleh dalam satu waktu/ beriringan. Validitas kriteria misalnya: IPK, NEM, dll Validitas Prediktif. Apabila tes dimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi performansi diwaktu yang akan datang
Prosedur Identifikasi Konstruk Validitas konstruk sebuah tes adalah lingkup sejauh mana tes bisa dikatakan mengukur suatu konstruk atau sifat teoritis. Dapat diperoleh dengan cara-cara: - korelasi dengan tes-tes lain - Analisis Faktor - Konsistensi Internal
Koefisien Validitas Koefisien validitas adalah korelasi antar skor tes dan pengukuran kriteria Didapat dengan cara korelasi, sehingga, koefisien validitas disimbolkan juga dengan r. cara yang paling sering digunakan adalah korelasi Product Moment dari Pearson.
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi Koefisien Validitas Heterogenitas sampel. Praseleksi Perubahan standar seleksi