MODUL 4 PENGENDALIAN PERSEDIAN BARANG UMUM A. TUJUAN INTRUKSIONAL Mampu menjelaskan dan memilah persediaan barang B. MATERI PEMBAHASAN Pengendalian persedian barang umum ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 1
b. Metode buku (Perpectual) mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Persediaan barang awal Pembelian Netto Tersedia untuk dijual Persediaan barang akhir Harga pokok penjualan Rp. xxx xxx(+) xxx(-) xxx b. Metode buku (Perpectual) Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan, maka setiap terjadi pembelian barang maka selalu diikuti dengan mutasi persediaan. HARGA POKOK PERSEDIAAN Harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual. POTONGAN PEMBELIAN Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga pokok yaitu: a. Pembelian dicatat dengan harga bruto b. Pembelian dicatat dengan harga netto Misalnya pada tanggal 1 Desember 2001 dibeli barang dengan harga faktur Rp. 500.00 syarat pembayaran 2/10, n/30. Pembayaran uang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2001 sehingga diperoleh potongan pembelian sebesar 2%. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut diatas adalah sebagai berikut: Tanggal 1 Desember 2001: Pembelian persediaan barang Utang Rp. 500.000 ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 3
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG Terdapat beberapa metode penilaian persediaan barang yang sering digunakan sering digunakan yaitu: 1. Harga perolehan rata-rata (Average) Metode ini di dasarkan pada anggapan bahwa barang yang tersedia untuk dijual seolah-olah homogen. Misalnya terdapat data transaksi sebagai berikut : Keterangan Unit Harga/Unit Total HargaPerolehan 1/1 14/1 15/1 Persediaanawal Pembelian 80 90 120 Rp 15 Rp 20 Rp 22 Rp 1,200 Rp 1,800 Rp 2,640 290 Rp 5,640 Dalam metode Rata-Rata (Average), nilai rata-rata yang didapat adalah Rp 19,45 yang di dapat dari perhitungan Rp 5,640/290 unit. Jika misalnya ada 200 unit yang terjual, maka nilai persediaan akhir dari metode Rata-Rata (Average) adalah: Barang tersedia untuk dijual (290 unit) Harga Pokok barang yang dijual (200xRp.19,45) PersediaanAkhir = Rp. 5,640 = Rp. 3,890- = Rp. 1,750 2. FIFO (First In First Out) Metode ini menganggap barang yang dibeli pertama kali dijual terlebih dahulu. Hal ini berarti harga perolehan barang yang dijual adalah harga perolehan yang pertama dibeli. Misalnya, barang yang tersedia untuk dijual sebanyak 290 unit, akan dijual sebanyak 200 unit, maka nilai persediaan akhir adalah: Tanggal 1/1 14/1 15/1 Unit 80 90 30 200 Harga Pokok/Unit Rp 15 Rp 20 Rp 22 Total HargaPokok Rp 1,200 Rp 1,800 Rp 660 Rp 3,660 Maka nilai persediaan akhir dari metode FIFO (First In First Out) adalah: Barang tersedia untuk dijual Harga Pokok Penjualan = Rp. 5,640 = Rp. 3,660- Manajemen Inventori dan Logistik Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id ‘12 5