Teori Pemprosesan Informasi Kelompok 8 : Adhelina Candra I. (1102412003) Yuli Patmawati (1102412012) Mutia Nurotul B. (1102412022) Dyah Noviati K. (1102412031)
Latar Belakang Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi eksternal individu.
Informasi itu sendiri adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi. Dalam beberapa hal pengetahuan tentang situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejan dan didapatkan dari berita, juga disebut informasi.
Teori Pemrosesan Informasi Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
Teori informasi memberikan persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa siasat untuk memecahkan masalah. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Istilah “pemrosesan/pengolahan informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu ke arah studi individu. Pusat perhatian pokok studi adalah bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Model pemrosesan informasi yang mempengaruhi belajar dan model memori dimulai dengan material semua pengalaman belajar yang masih mentah yaitu input sensoris. Sistem sensoris manusia (penglihatan, pendengaran, pembau, perasa, dan sentuhan) bersifat sensitif terhadap beragam perangsang yang berlimpah.
Pendekatan Pemrosesan Informasi Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di mana anak mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir . Menurut pendekatan ini, anak secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara bertahap pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Menurut Robert S. Siegler ada tiga karakteristik utama pendekatan pemrosesan informasi, yaitu : 1. Proses Berpikir Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pemrosesan informasi dengan penjelasan ketika anak merasakan, kemudian melakukan penyandian, merepresentasikan, dan menyimpan informasi, maka proses inilah yang disebut dengan proses berpikir. 2.Mekanisme Pengubah Siegler berpendapat dalam pemrosesan infromasi fokus utamanya adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan.
Ada empat mekanisme yang bekerja untuk menciptakan perubahan dalam ketrampilan kognitif anak : Encoding (penyandian) Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Memori adalah rentensi informasi. Ada enam konsep yang dikenal dalam encoding, yaitu : 1) Atensi. 2) Pengulangan 3) Pemrosesan mendalam 4) Elaborasi 5) Mengkonstruksi citra 6) Penataan
Pada proses penyimpanan ada tiga simpanan utama yang erat kaitannya dengan tiga kerangka waktu yang berbeda, yaitu : 1)Memori sensoris Memori sensori berfungsi mempertahankan informasi dari dunia, dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama ketimbang waktu murid menerima sensasi visual, suara, dan sensasi lainnya. 2)Memori jangka pendek (working memory) Memori jangka pendek adalah system memori berkapasitas terbatas dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulang atau diproses lebih lanjut 3)Memori jangka panjang Memori jangka panjang adalah tipe memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relative permanen. Kapasitas yang dimiliki memori ini menurut ilmuan computer Jhon Von Neumann tidak terbatas.
b. Otomatisasi Otomatisasi adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Peristiwa ini terjadi karena pertambahan usia dan pengalaman individu sehingga otomatis dalam memproses informasi, yaitu cepat dalam mendeteksi kaitan atau hubungan dari peristiwa-peristiwa yang baru dengan peristiwa yang sudah tersimpan pada memori dan akhirnya akan menemukan ide atau pengetahuan baru dari setiap kejadian. c. Konstruksi Strategi Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan mengkoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah.
Generalisasi Pada proses generalisasi, yaitu kemampuan anak dalam mengaplikasikan konstruksi strategi pada permasalahan lain. Pengaplikasian itu melalui proses transfer, yaitu suatu proses pada saat anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang baru.
3. Modifikasi Diri Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau kognisi atau mengetahui tentang mengetahui, yang di dalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif dengan aktivitas kognitif.
Penerapan Teori Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran Pada hakikatnya model pembelajaran dengan pemprosesan/pengolahan informasi didasarkan pada teori belajar kognitif. Model tersebut berkenan dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum.
Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut : 1.Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai informasi. 2.Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang. 3.Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu : 1) Motivasi 2) Pemahaman 3) Pemerolehan 4) Penyimpanan 5) Ingatan kembali 6) Generalisasi 7) Perlakuan 8) Umpan balik
TERIMA KASIH