P R O T E I N
d. sebagai sarana kontraksi (otot, flagela, cillia) PROTEIN 1. Makronutrien 2. Peran protein dalam biomolekul: a. unsur nukleoprotein b. sebagai enzim c. sebagai hormon d. sebagai sarana kontraksi (otot, flagela, cillia) e. sebagai antibodi 3. Unsur penyusun) : C = 50-55% H = 5-7% O = 20-25% S = 0,4-2,5% N = 15-18% P, Fe, Cu sedikit
(berdasarkan peranan protein dalam jasad hidup) Klasifikasi Protein (berdasarkan peranan protein dalam jasad hidup) Protein dalam plasma darah, cairan limfa, dan cairan tubuh lainnya Peran: mengatur tekana osmosa cairan tubuh, sebagai senyawa buffer, pembawa asam amino yang perlu dipindahkan dari satu organ ke organ lainnya. Contoh: enzim, antibody Protein kontraksi Contoh: miosin Protein pernafasan Peran: mengangkut oksigen dari paru-paru/insang ke jaringan lain Contoh: hemoglobin
(berdasarkan peranan protein dalam jasad hidup) Klasifikasi Protein (berdasarkan peranan protein dalam jasad hidup) Enzim Peran: mengkatalisa reaksi metabolisme jasad hidup Hormon Protein persediaan makan Terdapat dalam telur (ovopar), susu (mamalia), atau biji (tanaman) Protein inti sel (nukleoprotein) Protein yang penting dalam proses penerusan sifat-sifat keturunan yang terdapat dalam kromosom
(berdasarkan peranan protein dalam jasad hidup) Klasifikasi Protein (berdasarkan peranan protein dalam jasad hidup) Senyawa musin Protein yang sangat kental yang menyusun cairan tubuh Merupakan gabungan antara protein dan polisakarida Terdapat dalam: sekresi kelenjar ludah, cairan pencernaan, pankreas dan usus, cairan tali pusar, dll Kolagen Terdapat dalam jaringan pengikat tulang rawan, urat ligamen otot, kulit Keratin Terdapat dalam rambut, tanduk, kuku.
(berdasarkan sifat kelarutan protein) Klasifikasi Protein (berdasarkan sifat kelarutan protein) Albumin Larut dalam air Globulin Tidak larut dalam air Larut dalam larutan garam encer Prolamin Larut dalam etanol 70 – 80% Tidak larut dalam air, larutan garam, atau etanol murni
(berdasarkan sifat kelarutan protein) Klasifikasi Protein (berdasarkan sifat kelarutan protein) Glutelin Tidak larut dalam air, larutan garam atau etanol Larut dalam larutan alkali atai asam encer Scleroprotein Tidak larut dalam air, larutan garam encer dan pelarut organik Protamin dan histone Bersifat alkalis Larut dalam air dan larutan garam
Klasifikasi Protein Protein esensial arginin, histidin, Isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin Non esensial Alanin, asam aspartat, sistin, asam glutamat, prolin, Serin, tirosin, glisin, dll
Klasifikasi Protein Kompleks (berdasarkan gugus prosteik) Nukleo-protein Mengandung asam nukleat Gliko-protein Mengandung polisakarida Lipoprotein Mengandung lipida Chromoprotein Mengandung logam yang dapat berwarna misalnya besi profirin Fosfo-protein Mengandung asam fosfat
Ikatan Peptida
Struktur Protein
Sifat asam amino larut dalam air dapat membentuk kristal konstanta dielektrikum tinggi amphoter (dalam keadaan zwitter ion yang mempunyai muatan + dan – seimbang) tak berwarna tak larut dalam alkohol/eter membentuk garam kompleks dengan logam berat membentuk senyawa berwarna biru dengan ninhidrin.
Hidrolisa Protein Melepas asam-asam amino penyusun protein Cara hidrolisa protein: Menggunakan larutan HCl atau H2SO4 6-8 N selama 12 – 48 jam Hasil: asam amino bentuk L (seperti yang terdapat di alam) Kelemahan: triptofan rusak, jika terdapat karbohidrat akan terbentuk humin yang berwarna hitam Menggunakan alkali (misal: BaOH) Hasil: campuran asam amino bentuk L dan D, tidak terbentuk humin Menggunakan enzim Hasil: sifat optis aktif tidak berubah, tidak terbentuk humin. Kelemahan: proses lambat
Tujuan Analisa protein Menera jumlah kandungan protein dalam bahan makanan Menentukan tingkat kualitas protein Menelaah protein sebagai salah satu bahan kimia secara biokimiawi, fisiologis, rheologis, enzimatis. Pemecahan protein profil asam amino
Analisa Protein Uji Ninhidrin Analisa jumlah protein total: Kjeldahl Metode Lowry Metode Biuret Metode spektrofotometer UV Metode Turbidimetri Metode pengecatan Titrasi formol