PENENTUAN JENIS KELAMIN Perbedaan sex (jantan-betina) dipengaruhi oleh : Lingkungan : Keadaan fisiologis: Hormon, jika hormon kelamin berubah, maka watak kelaminnya juga berubah Genetik : ditentukan oleh susunan kromosom. Penelitian tentang hubungan antara jenis kelamin dengan susunan kromosom, diadakan H. Henking (Jerman) tahun 1891. Ia menemukan adanya perbedaan nukleus spermatozoa serangga, ada yang memiliki Badan X tetapi ada yang tidak. Badan X ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin.
TIPE PENENTUAN JENIS KELAMIN : Ada beberapa Tipe : Tipe XY (lalat buah, manusia), Tipe O (belalang), ZW (kupu-kupu, Tipe ZO (unggas) Tipe XY Pada Lalat Buah (Drosophila melanogaster). Lalat buah banyak digunakan, untuk penelitian jenis kelamin, karena beberapa hal : 1. Inti sel lalat, mempunyai 8 buah kromosom, sehingga mudah diamati, terdiri dari 6 buah kromosom (3 pasang) autosom (disingkat A) dan 2 buah kromosom (sepasang) sex. Bentuk kromosom sex pada jantan dan betina berbeda.
Kromosom kelamin dibedakan atas kromosom X, bentuknya lurus, dimana lalat betina mempunyai 2 kromosom X, sedang kromosom Y bentuknya membengkok dan lebih pendek daripada kromosom X. Lalat jantan mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom Y. Formula Lalat betina : 3AAXX (3 pasang autosom + 1pasang kromosom-X) Lalat jantan : 3 AAXY (3 pasang autosom+ satu kromosom X + satu kromosom Y). Lalat betina adalah lalat homogametik, adalah lalat yang mempunyai kromosom kelamin sejenis. Lalat jantan heterogametik (mempunyai dua buah kromosom kelamin yang berbeda yaitu X dan Y)
Dalam keadaan normal lalat betina akan menghasilkan satu jenis sel telur yang bersifat haploid (3AX), sedang lalat jantan akan menghasilkan dua macam spermatozoa yaitu 3AX dan 3 AY. Apabila terjadi pembuahan, maka terbentuklah lalat 3AAXX (betina) dan lalat 3AAXY (jantan). Kadang-kadang pada saat pembentukan gamet (meiosis) sepasang kromosom kelamin tidak dapat memisahkan diri, sehingga tetap berkumpul “Peristiwa nondisjunction”. Pada lalat betina akibat nondisjunction, terbentuk dua macam ovum yaitu 3AXX dan 3AO
1. Apabila sel telur (3AXX) dibuahi oleh spermatozoa (3AX), terbentuklah lalat 3AAXXX: lalat betina super, hidupnya tidak karena ada kelainan pada beberapa organ tubuh 2. Apabila sel telur (3AO), dibuahi oleh spermatzoa (3AX), terbentuk lalat 3AAXO. Lalat ini jantan, steril 3. Apabila sel telur (3AXX) dibuahi oleh spermatozoa (3AY), terntuk lalat 3AAXXY , adalah lalat betina, normal dan fertil. 4. Apabila sel telur (3AO) dibuahi oleh spermatozoa (3AY) terbentuk lalat 3AAYO, letal, sehingga tidak pernah ada.
Kelainan Pada lalat Buah Lalat ginandromorf, adalah lalat yang separoh tubuhnya terdiri dari jaringan lalat jantan dan separuh lalat betina. Batas bagian jantan dan betina jelas. Formula kromosom tidak ada Lalat intersex : Lalat dengan jaringan tubuh campuran jantan dan betina, membentuk mosaik yaitu capuran tidak teratur. Formulanya 3 AAAXX, lalat intersex dan steril Lalat jantan super, akan menjadi jantan tetapi triploid. Formulanya 3 AAAXY. Steril dan hidup tidak lama.
Lalat dengan kromosom X yang melekat, dengan formula 3AA XX Y adalah lalat betina. Teori perimbangan dalam penentuan jenis kelamin Pada lalat buah , walaupun lalat XX adalah betina dan lalat XY adalah jantan, tetapi adanya nondisjunction, kromosom Y pada lalt buah tidak mempengaruhi jenis kelamin. Lalat 3AAXXY adalah betina, walaupun mempunyai Y Lalat 3AAXO , tidak memiliki Y, tetapi lalat jantan Penelitian C.B Bridges, pada lalat buah faktor penentu betina ada pada kromosom X sedang faktor penentu jantan terdapat pada Autosom. Bridges membuat teori perimbangan untuk menentukan jenis kelamin yang disebut dengan indeks kelamin
Indeks kelamin= Banyak kromosom X Banyak stel autosom atau X/A Lalat betina (3AAXX), indeks kelamin =X/A= 1 Lalat jantan (3AAXY), indeks kelamin=X/A=1/2 Lalat >1= betina super, lalat ½-1: intersex, lalat<1/2: lalat jantan super Peranan kromosom X dan Y pada lalat Buah Kromosom X pada lalat buah menentukan sifat betina dan kehidupan, sehingga lalat yang tidak mempunyai X akan letal (YO) Kromosom Y tidak menentukan jenis kelamin, tetapi menentukan kesuburan (ferilitas)
Susunan kromosom Indeks (X/A) Kelamin AAXXX 1,5 AAAXXXX 1,33 AAXX 1 AAAAXXXX AAAXXX AAAAXXX 0,75 AAAXX 0,67 AAXY 1/2 AAAAXXY AAAXY 0,333
2. Manusia Inti sel tubuh manusia mempunyai 46 buah kromosom, terdiri dari 44 (22 pasang) autosom dan 2 buah (1pasang) kromosom kelamin. Wanita mempunyai formula 22AAXX, sedang laki-laki : 22 AAXY. Wanita akan menghasilkan satu macam ovum mengandung 22 autosom dan satu kromosom X (22AX). Laki-laki menghasilkan dua macam spermatosoa yaitu 22AX dan 22AY. Spermatozoa yang mengandung X (22AX) disebut ginospermium, sedang spermatozoa yang mengandung Y disebut androspermium (22AY). Androspermium lebih kecil dari ginospermium.
Seks kromatin (kromatin kelamin) ML Barr dan Bertram (1940), menemukan adanya badan kromatin dalam sel saraf kucing betina, sedang yang jantan tidak ada. Penelitian dilanjutkan pada manusia. Pada sel epitel tunika mukosa mulut perempuan ditemukan juga kromatin, letaknya dekat dinding inti, berbentuk bulat, sedang pada laki-laki tidak ada. Badan kromatin juga ditemukan pada leukosit wanita, dengan bentuk drumbstick. Berdasarkan hal itu badan kromatin digunakan untuk identifikasi kelamin= kromatin kelamin=sex kromatin Wanit bersifat positip sexkromatin, sedang laki-laki negatif kromatin. Banyaknya kromatin kelamin yang dapat dijumpai adalah banyaknya kromosom X yang dimiliki oleh individu tersebut dikurangi satu (1).
Fungsi sex kromatin untuk identifikasi jenis kelamin baik bagi orang yang menderita kelainan atau deteksi jenis kelamin janin, melalui cairan amnion. Manusia XY, XO, XYY = sex kromatinnya nol XX, XXY = sex kromatinnya satu XXX = sex`kromatinnya dua XXXX = Sex kromatinnya tiga Peranan kromosom X dan Y pada manusia : Kromosom X pada manusia membawa gen penentu sifat perempuan, sedang Y penentu sifat laki-laki. Berapapun jumlah X pada manusia asalkan mempunyai Y, orang tersebut adalah laki-laki
Kelainan pada kromosom kelamin 1 Kelainan pada kromosom kelamin 1. Sindrom Turner Sindrom: digunakan apabila ada kelainan pada kromosom Sifat penderita: 1. Penderita perempuan, ia kehilangan satu kromosom X, sehingga hanya mempunyai 45 kromosom, dengan formula 22AAXO. Disebut wanita XO, seperti wanita normal. 2. Tubuh pendek (120-130 cm), leher pendek, samping leher terdapat lipatan kulit yang mudah ditarik kesamping. Rambut ditengkuk meruncing ke bawah 3. Dada lebar, pinggul sempit 4. Sifat kelamin sekunder tidak tumbuhsempurna (payudara tidak tumbuh)
e. Tidak haid, karena steril f. Intelegensia kurang, inisiatip rendah g. Tidak memiliki kromatin kelamin h. Terjadi karena nondisjunction dalam pembentukan gamet. 2. Sindrom Klinefelter a.Penderita laki-laki, ia kelebihan sebuah kromosom X, sehingga mempunyai 47 kromosom. Formulanya 22AAXXY b. Waktu kecil kelihatan normal c. Kaki dan lengan kelihatan panjang, sehingga tubuh kelihatan panjang d. Setelah dewasa: payudara membesar, tetapi testis mengecil e. Dada sempit,, pinggul melebar f. Steril g. Intelegentia rendah h. Mempunyai satu sex kromatin i. Karena non disjucntion pada pembentukan gamet
Wanita super adalah wanita yang kelebihan satu kromosom X, sehingga mempunyai 47 kromosom. Formulanya 22 AAXXX atau wanita XXX. Hidup tidak lama, karena alat tubuh tidak sempurna perkembangannya. Terjadi Nondisjucntion pada pembentukan sel telur. Pria XYY Jacobs (1965) mengadakan penelitian susunan kromosom di populasi 400 orang di Inggris, ia menemukan ada satu orang XYY. Pria XYY bersifat agresip, sehingga sering bersifat psikopat, intelegensianya normal. Laki-laki XYY mempunyai 47 kromosom, terjadi karena ND pad meiose II sehingga menghasilkan spermatozoa YY.
II. Pada Hewan menyusui penentuan jenis kelamin menggunakan sistim XY, jantan (XY) dan betina (XX). Pada belalang (Ordo Orthoptera dan heteroptera) menggunakan sistem XO karena tidak mempunyai kromosom Y, dan hanya memiliki kromosom X saja. Belalang jantan XO , adalah jantan dan fertil, tetapi pada lalat buah jantan dan mandul. Belalang XX adalah betina III. Tipe ZW Pada kupu, reptilia menggunakan sistim ZW, individu jantan ZZ, sedang betina ZW. Tipe ZO Pada unggas, individu betina adalah ZO, sedang jantan ZZ
Kelainan Pada Autosom Penderita dapat laki-laki atau perempuan Kelainan Pada Autosom Penderita dapat laki-laki atau perempuan. Sindrom down, ditemukan oleh Langdon Down (1866) dan dikenal juga dengan Mongolisme. Sifat-sifat : Kelainan pada autosom, sehingga diderita laki-laki atau perempuan Tubuh kelihatan pendek dan puntung Muka cenderung bulat Kelopak mata yang atas mempunyai lipatan epikantus Iris mata kadang-kadang berbintik-bintik Mulut selalu terbuka, ujung lidah membesar dan keluar dari lubang mulut Hidung lebar dan merata Garis tangan hanya terdapat satu garis horizontal Ibu jari dan jari kedua dari kaki tidak rapat IQ rendah Wajah selalu gembira Menderita penyakit jantung dan mudah kena penyakit Penderita kelebihan satu kromosom pada kromosom nomor 21 Biasanya terjadi pada anak terakhir dari keluarga besar atau melahirkan pada usia tua.
Seks yang membalik. Crew (1923) menemukan jenis kelamin betina dewasa berubah menjadi jantan. Ayam betina tersebut : tumbuh bulu ekor, taji, berkokok seerti ayam jantan. Ayam betina yang membalik seknya disebabkan karena ovariumnya rusak atau karena ovarium kena penyakit. Ayam mempunyai dua buah gonad, tetapi yang berkembang hanya kiri, sedang yang kanan atrophi. Karena penyakit (TBC) gonade kanan berkembang menjadi testis. Ayam tersebut kromosomnya tetap ZO.