PRODUKSI PERUMAHAN : FAKTOR DAN PROSES PRODUKSI Budi Sulistyo

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA
Advertisements

disampaikan pada acara DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Pada bulan September tahun 2000, perwakilan-perwakilan dari 189 negara menandantangani Millennium Declaration, yang mengandung 8 butir capaian. Delapan.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
Disampaikan oleh: Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas
AKSESIBILITAS DAN KEAMANAN PANGAN
KEMISKINAN, KEBIJAKAN PUBLIK dan KONFLIK
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 2012
Tabel Sandingan Agenda Pembangunan Nasional - Arah Kebijakan Strategis
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Sistem Perumahan Permasalahan umum dan isu-isu terkait pembangunan perumahan di Indonesia.
MEMBANGUN DATA PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERPIHAK KEPADA MASYARAKAT MISKIN MELALUI FORUM DATA INDIKATOR MDGs KABUPATEN GRESIK PAPARAN KEPALA BAPPEDA.
NEEDS AND DEMANDS Budi Sulistyo (Diambil dari Haryo Winarso ITB)
PEMAPARAN PEMBERDAYAAN GENDER DAN ENERGI
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
REDISTRIBUSI TANAH ... ?.
Z “PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH (KOTAKU)” BERBASIS OUTPUT & OUTCOME SERTA KOLABORASI Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.
TUJUAN DAN EKSES PEMBANGUNAN EKONOMI
DASAR-DASAR PENGELOLAAN SAMPAH
KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN LITERASI
PROGRAM PAMSIMAS III Menuju Pencapaian Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Berkelanjutan.
Pembangunan Infrastruktur dan Sinergi Pusat-Daerah
STRATA BANGUNAN BERTINGKAT
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( SAKIP)
Kawasan Permukiman Kumuh
KONSEP PENANGANAN KUMUH
PERMUKIMAN.
PERAN KORKOT.
PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
PROGRAM KELUARGA HARAPAN MEMPERCEPAT PENANGGULANGAN KELUARGA MISKIN
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
MATERI SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN MENTERI
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN KEMISKINAN`
PEREKONOMIAN INDONESIA
KEMITRAAN DALAM PEMBANGUNAN SANITASI
Pemerintah Kabupaten Grobogan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN DRAINASE LINGKUNGAN
LAPORAN KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA
KONDISI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN.
Mobil Hijau SIKIB Wilayah Kab. Kulon Progo
Bahan tayang 3-4 Mei.
TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (SDGs)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
JENIS DAN PROGRAM KESEHATAN DI INDONESIA
ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
POVERTY AND NUTRITIONAL STATUS
PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL
DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 1.
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Materi-2 MATA KULIAH SIMKES S1-KESMAS-AKK
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Kementerian PPN/ Bappenas
IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT OLEH:TUTIK KUSUMA WADHANI,SE,MM,M.Kes.
Diambil dari Buku “Panggilan Keberpihakan”
STRATEGI MENUJU KABUPATEN LAYAK ANAK
Sustainable Development Goals (SDGs)
I. Rencana Perkuliahan. Penilaian Akhir 1. Kehadiran: 10 % 2. Tugas kecil/diskusi/presentasi: 10 % 3. UTS: 25 % 4. Tugas Besar: 30 % 5. UAS: 25 %
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
Transcript presentasi:

PRODUKSI PERUMAHAN : FAKTOR DAN PROSES PRODUKSI Budi Sulistyo (Diambil dari Haryo Winarso. Cs, ITB)

Outline 1 Kuliah minggu lalu Faktor Produksi Proses produksi Summary Tanah Tenaga Kerja Modal Bahan Bangunan Teknologi Institusi Proses produksi Formal Informal Summary 1

Kuliah minggu lalu Konsep Need & Demand Menghitung need 2

Minggu lalu penjelasan mengenai Need vs Demand Tayangan berikut menunjukkan housing need di Indonesia (tayangan dari Iskandar Saleh, Sesmen Kemetrian Perumahan)

(Tanpa memperhitungkan BACKLOG KEBUTUHAN RUMAH TAHUN 2009 =  RT – ( Bangunan Eksisting –  Rumah Rusak Berat dengan faktor koreksi extended family 20%) Milik Kontrak Sewa dll. 7,4 Juta Unit VISI Termasuk komponen untuk mengurangi backlog Asumsi Backlog yang akan ditangani sebesar 25% (2010-2014) = 1.842.994 unit Rata-Rata Pertambahan RT Baru (2010-2014) = 710.000/tahun Kelemahan: Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT), bukan jumlah Kepala Keluarga (KK). Data jumlah bangunan eksisting merupakan hasil proyeksi (tidak ada data yang update). Kelebihan: Memperhitungkan jumlah fisik bangunan rumah yang ada. MENGHUNI Kebutuhan Total Penanganan (2010-2014) = 5.392.994 unit Fasilitasi Pemerintah : 2.070.000 unit Potensi Swadaya Masyarakat : 3.322.994 unit Perspektif Backlog (Tanpa memperhitungkan Extended Family) 12,3 Juta Unit (2007) 13,5 Juta Unit (2009) Kelemahan: Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT), bukan jumlah Kepala Keluarga (KK). Tidak memperhitungkan jumlah fisik bangunan rumah. Komponen sewa seperti Rusunawa tidak diperhitungkan untuk mengurangi backlog. 28,8% anggaran Kemenpera 2010-2014 dialokasikan untuk pembangunan 70.000 unit Rusunawa. Kelebihan: Data yang digunakan dapat di update dari hasil Susenas yang dilaksanakan setiap 3 tahun. MEMILIKI 80 % (Memperhitungkan Extended Family) 10,8 Juta Unit

3 Type of intervention Full control Provision Subsidy Regulation none In Inputs Land Complete Public Ownership Provision of public land for low-income housing Subsidy on land for low-income housing Land registration:; Taxation of vacant land Building Materials (BM) State control on BM production Gov’t owned BM industries Subsidy on BM for low-income housing Lower building standards for low income housing Labour Building brigades Low-interest credit for construction sector Use informal sector in Government projects Finance Gov’t budget allocation for housing Gov’t housing grants or low-interest loan Subsidy on housing loans Mandatory saving schemes to mobilise housing funds In Production Enterprise State Enterprise for all houses construction National Housing Agencies Subsidies on low-income housing Laws to ensure production of low-income houses 3

Faktor Produksi 4 Tanah Special nature of land Masukan utama produksi perumahan Tidak bisa dipindahkan Tidak homogen Supply terbatas Tidak mengalami kerusakan bahkan harga dapat meningkat 4

5 Pasar Lahan Pasar: Pasar lahan Pasar Lahan dapat berupa Tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dan mendapatkan kesepakatan harga jual/beli suatu barang Pasar lahan Tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transakasi dan mendapatkan kesepakatan harga jual/beli lahan. Pasar Lahan dapat berupa Pasar Formal: melalui tender yang diumumkan luas Pasar informal: melalui kesepakatan terbatas antara penjual dan pembeli Pasar tanah 5

6

7 Pasar lahan dan orang miskin Pasar formal menyebabkan lahan teralokasi pada “the highest bidder” Masyarakat miskin tidak mampu membeli Selalu di pasar informal tidak mempunyai akses ke lahan Mencari lokasi marginal Lokasi marginal menjadi “matang” menyebabkan masyarakat miskin tergusur Proses “gentrification” akan menggusur masyarakat miskin 7

8

9

10 Tenaga Kerja Modal Tenaga sendiri (self help) Tenaga kontrak Kemampuan tenaga kerja Modal Pemerintah Masyarakat Biaya sendiri Biaya sendiri dan pinjaman Pemerintah dan Masyarakat Swasta 10

Bahan Bangunan Teknologi 11 Pilihan bahan bangunan Masalah-masalah penggunaan bahan bangunan Teknologi Teknologi bahan Teknologi pengerjaan Terkait dengan tenaga kerja dan biaya 11

Institusi 12 Pemerintah Masyarakat NGO Swasta Pemerintah dan masyarakat 12

13

14 Type of intervention Full control Provision Subsidy Regulation none In Inputs Land Complete Public Ownership Provision of public land for low-income housing Subsidy on land for low-income housing Land registration:; Taxation of vacant land Building Materials (BM) State control on BM production Gov’t owned BM industries Subsidy on BM for low-income housing Lower building standards for low income housing Labour Building brigades Low-interest credit for construction sector Use informal sector in Government projects Finance Gov’t budget allocation for housing Gov’t housing grants or low-interest loan Subsidy on housing loans Mandatory saving schemes to mobilise housing funds In Production Enterprise State Enterprise for all houses construction National Housing Agencies Subsidies on low-income housing Laws to ensure production of low-income houses 14

Proses Produksi Formal Pemerintah Swasta NGO Informal Masyarakat 15

16

Pada Dasarnya ada 3 System Penyediaan Perumahan bagi GMBR, yaitu dilakukan oleh : 1. Pemerintah 2. Swasta 3. Masyarakat 17

Bila ingin efektif HDS yang dilakukan oleh pemerintah perlu didukung oleh sumber dana yang kuat, kemajuan manajerial dan teknis, komitmen dari para penguasa 18

Dibantu oleh pihak swasta dalam pengadaan dana dan bantuan teknis dan manajemen dengan dorongan dan dukungan pemerintah. 19

HDS yang dilakukan oleh masyarakat biasanya dilakukan secara sederhana dan lebih efektif tanpa bantuan pihak pemerintah dan swasta. 20

Autonomous and Heteronomous Housing System 21

22 Dua sistem yang berlaku dalam pembagunan perumahan Autonomous housing system, pembangunan yg dilakukan oleh masyarakat sendiri. Heteronomous housing system, pembangunan yg dilakukan secara sentralistik. 22

Proses produksi Formal Proses Pengembangan Concept and initial Motivation Profit Lain-lain Land Searching Calo tanah Langsung Lobbying for Development Proposal Perubahan rencana tata runag Konsultansi KKN Site planning and Design Planning and Design Strategy: leapfrog development Economies of Scale 23

24 Contract and Construction Funding Management Asset Management Dikerjakan sendiri Di dikerjakan pihak lain Funding Management Direct Selling Pre-selling Internal Marketing Asset Management 24

Pembangunan oleh Masyarakat Need and Priority Location: Proximity to unskilled jobs Tenure : Security of tenure: Freehold ownership (kepemilikan dan harga) Amenities: Modern standard shelters (kenyamanan) Kelompok yang terjadi (Turner Bridge header: Tinggal dekat tempat bekerja Consolidator: mengkonsolidasikan kemampuannya. Status seeker: meningkatkan satus 25

Kampung: Indonesia Barios: Mexico 26

Proses NGO 27 Menggunakan Development Consultant Posisi DC/LSM DC membantu pemerintah DC membantu masyarakat DC membantu sektor swasta Posisi DC/LSM Intermediaries Mengorganisasikan masyarakat Orientasi pada implementasi rencana 27

KEMITRAAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DALAM RANGKA PENERAPAN STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINANN DI PERKOTAAN Kemiskinan : kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat ( right-based approach, Draft SNPK, Bappenas-KPK) Kemiskinan bukan lagi dipandang sebagai suatu ketidak- mampuan ekonomis akan tetapi juga sebagai suatu kondisi tidak terpenuhinya hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan (unequal treatment) bagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. 28

PENGERTIAN DASAR Seseorang atau sekelompok orang dikategorikan miskin bila mereka hidup dengan pengeluaran sebulan lebih rendah dari garis kemiskinan, yaitu jumlah rupiah yang diperlukan untuk membayar harga makanan setara dengan 2.100 kkal sehari dan pengeluaran minimal untuk perumahan, pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan transportasi. Bank Dunia menggunakan kriteria kemiskinan dengan tingkat pengeluaran kurang dari US $ 2 per orang per hari. Masalah kemiskinan juga ditandai dengan rendahnya mutu kehidupan masyarakat yang dilihat dari rendahnya Index Pembangunan Manusia (HDI). Kemiskinan juga dilihat dari ketertinggalan pembangunan wilayah dan ditandainya dengan adanya ketimpangan pertumbuhan antar wilayah. Penanggulangan kemiskinan difokuskan untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan masyarakat miskin dan mengurangi beban-beban pengeluarannya untuk mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan pemenuhan hak-hak dasarnya selaku anggota masyarakat / warga negara. 29

KEMISKINAN DI PERKOTAAN Selain kriteria dasar, kemiskinan di perkotaan ditandai dengan : Terbatasnya hak atau akses pada pemilikan dan pemanfaatan ruang dan lahan untuk tinggal dan berusaha. Terbatasnya terhadap sumber-sumber pendapatan dan modal. Terbatasnya akses pada pelayanan prasarana dan sarana /infrastruktur permukiman ( perumahan, air bersih, sanitasi,jalan dan energi) Terbatasnya akses pada pendidikan. Terbatasnya akses pada kesehatan Terbatasnya akses pada keamanan Terbatasnya akses pada lapangan kerja. 30

GAMBARAN KEMISKINAN DI INDONESIA Tahun 2003, BPS memperkirakan sekitar 37,2 juta jiwa atau sekitar 17,4 % dari jumlah penduduk nasional. Susenas 2003: jumlah penduduk miskin di perdesaan diperkirakan sekitar 67 % dan sebagian besar (57%) adalah petani dengan jumlah penguasaan lahan kurang dari 0,5 Ha. Jumlah Penduduk miskin di perkotaan mencapai 25 juta jiwa. Bila dilihat dari kriteria pememnuhan akses terhadap lapangan kerja, keamanan ds., maka diperkirakan jumlah penduduk miskin di perkotaan melebih jumlah tersebut. 190 Kabupaten termasuk kategori tertinggal dan sebagian besar (60%) berada di KTI ( Kementerian PDT, 2004). Komunitas adat terpencil sebanyak 205.029 KK atau sekitar 1,1 juta jiwa yang tersebar di 2.328 desa, 807 kecamatan, 211 kabupaten di 27 provinsi (Depsos, 2004). 31

LANDASAN KONSTITUSI DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Undang-undang Dasar 1945 : pasal 27 ayat(2), Pasal 28 H ayat (1), (2), (3), dan (4), Pasal 31 ayat(1), Pasal 34 ayat (1),(2),(3). 32

LANDASAN KOMITMEN GLOBAL PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM (MDGs) : TPM/MDG adalah kesepakatan global untuk mengurangi kemiskinan secara ekstrim dan terukur dalam berbagai dimensinya- kemiskinan dalam pendapatan, kelaparan, wabah penyakit, keterbatasan terhadap perumahan, dan mendorong kesetaraan gender, pendidikan serta pembangunan yang berkelanjutan. TPM/MDG juga mendorong pemenuhan hak-hak dasar manusia. 33

Millennium Development Goals (2015) Eradicate Extreme Poverty and Hunger Achieve Universal Primary Education Promote Gender Equality and Empower Women Reduce Child Mortality Improve Maternal Health Combat HIV/AIDS, Malaria, and other Diseases Ensure Environmental Sustainability A Global Partnership for Development Setiap negara sudah harus mempunyai PSRP atau SNPK yang berlaku selambat-lambatnya tahun 2006. 34

SASARAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERDASARKAN AMANAT KONSTITUSI DAN PEMENUHAN TARGET DALAM TPM/MDG (2005– 2009) Menurunnya jumlah penduduk miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin, yang meliputi : Menurunnya persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan secara bertahap menjadi 8,2 % tahun 2009, Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau, serta meningkatnya status gizi masyarakat miskin, terutama ibu, bayi dan anak balita, Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu, Tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan tanpa diskriminasi gender Terbukanya kebutuhan perumahan yang layak. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dan aman, serta sanitasi yang baik, Terjaminnya dan terlindunginya hak perorangan dan hak komunal atas tanah Terbukanya akses masyarakat miskin dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan terjaganya kualitas lingkungan hidup. Terjaminnya rasa aman dari gangguan keamanan, tindakan kekerasan, dan konflik Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin dalam keseluruhan proses pembangunan 35

AGENDA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN Perbaikan Database dan mapping tentang kemiskinan termasuk kemiskinan di perkotaan Peningkatan kualitas kebijakan pembangunan perkotaan yang berpihak pada masyarakat miskin, penyelesaian SPKD. Perbaikan keamanan terhadap hak-hak masyarakat miskin atas tanah di perkotaan Peningkatan kualitas kawasan kumuh dan kawasan yang dihuni oleh masyarakat miskin Perluasan infrastruktur dan fasilitas perkotaan Perluasan lapangan kerja pengembangan kapasitas kelembagaan pemerintah kota pengembangan partisipasi dan keterlibatan masyarakat madani. Perbaikan kualitas lingkungan hidup perkotaan Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan di perkotaan. 36

KEMITRAAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN. Penyelesaian Kebijakan dan Rencana Aksi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang berpihak pada masyarakat miskin sebagai instrumen kebijakan yang menjadi”common platform” bagi semua pihak Penguatan forum-forum lintas pelaku sebagai bagian dari mekanisme pengambilan keputusan Koordinasi antar wilayah, antar sektor, antar pelaku, antar lembaga, dan antar sumber pendanaan dalam rangka pengarus-utamaan penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kemitraan 37

38 Pelaku Pengembangan Kemitraan Pelaku Pelaku Forum Lintas Pelaku Landasan Kebijakan GOALS 38

Summary 39 Faktor Produksi Proses produksi Tanah Tenaga Kerja Modal Bahan Bangunan Teknologi Institusi Proses produksi Formal Informal 39