TEKNIK ANALISIS KORELASIONAL
Pengertian Correlation Hubungan Saling Berhubungan Hubungan Timbal-balik Hubungan antardua variabel atau lebih Hubungan antardua variabel: bivariate correlation Hubungan antarlebih dari dua variabel: Multivariate correlation Variabel yang dipengaruhi dependent Variable (Y) Variabel bebas atau Independent Variable (X)
Arah Korelasi Hubungan Satu Arah: diberi nama korelasi positif Hubungan Berlawanan Arah: disebut korelasi negatif X Y X Y X Y X Y
Peta Korelasi Dalam peta korelasi dapat dilihat pencaran titik dari variabel yang sedang kita cari korelasinya. Peta itu disebut Scatter Diagram Ciri dalam peta korelasi: Jika korelasi antara variabel X dan Y adalah korelasi positif Maksimal, atau Tertinggi atau Sempurna, maka pencaran titik akan membentuk garis lurus yang condong ke arah kanan Jika korelasi antara variabel X dan Y adalah korelasi Negatif Maksimal, atau Tertinggi atau Sempurna, maka pencaran titik akan membentuk garis lurus yang condong ke arah kiri Jika korelasi antara variabel X dan Y adalah korelasi positif yang Tinggi dan Kuat, maka pencaran titik mulai menjauhi garis linier, yaitu titik terpencar berada di sekitar garis lurus yang condong ke arah kanan Jika korelasi antara variabel X dan Y adalah korelasi Negatif yang Tinggi dan Kuat, maka pencaran titik mulai menjauhi garis linier, yaitu titik terpencar berada di sekitar garis lurus yang condong ke arah kiri Jika korelasi antara variabel X dan Y adalah korelasi positif yang Sedang atau Cukup, maka pencaran titik lebih menjauhi garis linier
Angka Korelasi Pengertian: Tinggi-rendah, kuat-lemah, atau besar-kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat besar-kecilnya angka (koefisien) yang disebut Angka Indeks Koefisien atai Coeficient Correlation Lambangnya: sebagai lambang koefisien korelasi teknik korelasi Product Moment (baca: Rho) sebbagai lambang koefisien korelasi Tata Jenjang (Baca: Phi) sebagai lambang korelasi pada teknik Phi C atau KK yaitu teknik kontingensi
Besarnya Angka korelasi berkisar antara 0 – 1,00, artinya bahwa angka korelasi itu paling tinggi adalah 1,00 dan paling rendah adalah 0 Tandanya Korelasi antara var X dan var Y disebut korelasi positif, maka r bertanda positif (+) dan sebaliknya Sifatnya Angka indeks bersifat relatif bukan eksak yang standar
Tujuan Teknis Analisis Korelasi Ingin mencari bukti, apakah memang benar antara variabel yang satu dengan variabel yang lain terdapat hubungan atau korelasi Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu (jika memang ada hubungannya), termasuk hubungan yang kuat, cukup atau lemah Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematik) apakah hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikan), ataukah hubungan yang tidak berarti atau tidak meyakinkan
Teknik Korelasi Product Moment Koefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan Penggunaannya: Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau data kontinyu Sampel homogen atau mendekati homogen Regresinya regresi linear
Interpretasi Angka Korelasi Besar Y Product Moment (r) Interpretasi 0,00 – 0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi tetapi sangat lemah sehingga dapat diabaikan 0,20 – 0,40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 – 0,70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup 0,70-0,90 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90 – 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Menghitung dan Interpretasi Angka Indeks “r” Product Moment Pertama, mencari Standar Deviasi (SD)
Menghitung dan Interpretasi Angka Indeks “r” Product Moment Kedua, menghitung angka indeks korelasi antara variabel X dan Y, dengan rumus:
Menghitung dan Interpretasi Angka Indeks “r” Product Moment Ketiga, membuat Tabel kerja Resp X Y SDx SDy SDxy X2 Y2 1 2 3 - N ∑X ∑Y ∑x ∑y ∑SDxy ∑X2 ∑Y2
Menghitung dan Interpretasi Angka Indeks “r” Product Moment Tanpa Standar Deviasi