Clipping 2 Dimensi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

Clipping 2 Dimensi

Tampilan 2 Dimensi Menampilkan gambar 2 dimensi ke output device (misal : monitor) Sistem koordinat (misal : sistem koordinat cartesian) dapat digunakan untuk mendefinisikan sebuah gambar Pada gambar 2 dimensi, tampilan dipilih dengan cara menentukan sebuah sub area dari total area gambar Bagian gambar di dalam suatu area yang ditentukan kemudian dipetakan pada sistem koordinat

The Viewing Pipeline Window Area koordinat dunia (world-coordinate) yang dipilih untuk ditampilkan mendefinisikan apa yang ditampilkan Viewport Area dari display device (misal:monitor) dimana window dipetakan. Mendefinisikan dimana harus ditampilkan Viewing transformation Pemetaan bagian dari koordinat dunia ke koordinat device.

Penggambaran 2 Dimensi

Clipping 2 Dimensi Tidak semua garis harus digambar di area gambar karena garis-garis yang tidak terlihat di area gambar seharusnya tidak perlu digambar. Metode untuk menentukan bagian garis yang perlu digambar atau tidak perlu digambar disebut clipping. Clipping juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk memotong suatu objek dengan bentuk tertentu.

Ketampakan Garis Posisi ketampakan garis terhadap area gambar (viewport) : Garis yang terlihat seluruhnya (fully visible) : garis tidak perlu dipotong Garis yang hanya terlihat sebagian (partially visible) : garis yang perlu dipotong Garis yang tidak terlihat sama sekali (fully invisible) : garis tidak perlu digambar

Ketampakan Garis

ALGORITMA COHEN-SUTHERLAND Algoritma Cohen-Sutherland merupakan metode untuk menentukan apakah sebuah garis perlu dipotong atau tidak dan menentukan titik potong garis. Area gambar didefinisikan sebagai sebuah area segiempat yang dibatasi oleh xmin dan xmax,ymin dan ymax.

ALGORITMA COHEN-SUTHERLAND

ALGORITMA COHEN-SUTHERLAND Setiap ujung garis diberi kode 4 bit dan disebut sebagai region code. Region code ditentukan berdasarkan area dimana ujung garis tersebut berada. Susunan region code :

ALGORITMA COHEN-SUTHERLAND

Contoh Jika diketahui area gambar ditentukan dengan xmin=1, ymin = 1 dan xmax=4, ymax=5 dan 2 garis : P (–1, –2) – (5,6) Q (–1,5) – (6,7)

Contoh maka untuk menentukan region code dari masing-masing garis tersebut adalah : Garis P Ujung garis P (–1, –2) L = 1, karena x < xmin yaitu –1 < 1 R = 0 , karena x < xmax yaitu –1 < 4 B = 1 , karena y < ymin yaitu –2 < 1 T = 0 , karena y < ymax yaitu –2 < 5 sehingga region code untuk ujung P (–1, –2) adalah 0101 Ujung garis P (5, 6) L = 0 , karena x > xmin yaitu 5 > 1 R = 1 , karena x > xmax yaitu 5 > 4 B = 0 , karena y > ymin yaitu 6 > 1 T = 1 , karena y > ymax yaitu 6 > 5 sehingga region code untuk ujung P (5, 6) adalah 1010 Karena region code kedua ujung garis tidak 0000 maka garis P kemungkinan bersifat partialy invisible dan perlu dipotong.

Contoh Garis Q Ujung garis Q (–1, 5) L = 1 , karena x < xmin yaitu –1 < 1 R = 0 , karena x < xmax yaitu –1 < 4 B = 0 , karena y > ymin yaitu 5 > 1 T = 0 , karena y = ymax yaitu 5 = 5 sehingga region code untuk ujung Q (–1, –2) adalah 0001 Ujung garis Q (6, 7) L = 0 , karena x > xmin yaitu 6 > 1 R = 1 , karena x > xmax yaitu 6 > 4 B = 0 , karena y > ymin yaitu 7 > 1 T = 1 , karena y > ymax yaitu 7 > 5 sehingga region code untuk ujung Q (5, 6) adalah 1010 Karena region code kedua ujung garis tidak 0000 maka garis Q kemungkinan bersifat partialy invisible dan perlu dipotong.

Menentukan Titik Potong Langkah berikutnya menentukan lokasi titik potong antara garis tersebut dengan batas area gambar. Titik potong dihitung berdasarkan bit=1 dari region code dengan menggunakan panduan tabel berikut :

Menentukan Titik Potong dengan xp1,xp2,yp1, dan yp2 dihitung menggunakan persamaan berikut ini :

Menentukan Titik Potong Bergantung pada lokasi ujung garis maka akan diperoleh 2,3,atau 4 titik potong seperti gambar berikut: Bila ditemukan titik potong lebih dari 2 pada 1 ujung maka pilih titik potong yang ada di dalam area gambar.

Contoh Untuk contoh sebelumnya titik potong pada garis P adalah : Region Bit B = 1 titik (1.25 , 1) Region Bit R = 1 titik (4, 4.7)

Contoh Cara mencari : Titik potong garis P (-1,-2) – (5,6)

Contoh Region code 0101 di titik (-1,-2) : L = 1 → yp1 = y1 + m * (xmin – x1) = -2 + (8/6) * (1-(-1)) yp1 = 0,67 Titik potongnya adalah (xmin,yp1) = (1, 0.67)

Contoh Titik potongnya adalah (xp1,ymin) = (1.25, 1)

Contoh Region code 1010 di titik (5,6) : R = 1 → yp2 = y1 + m * (xmax – x1) = 6 + (8/6) * (4-5) yp2 = 4,7 Titik potongnya adalah (xmax,yp2) = (4, 4.7)

Contoh Titik potongnya adalah (xp2,ymax) = (4.25, 5)

Contoh Ada 4 titik potong pada garis P yaitu (1, 0.67), (1.25,1), (4, 4.7), (4.25, 5). Pilih titik potong yang terdapat dalam viewport yaitu (1.25,1) dan (4, 4.7).