JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
OSILASI.
Advertisements

OSILASI Departemen Sains.
Kuliah Gelombang O S I L A S I
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
Andari Suryaningsih, S.Pd., M.M.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
15. Osilasi.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
15. Osilasi.
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-3
Berkelas.
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
KONSTRUKSI MESIN (3 SKS)
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-10
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
GERAK HARMONIK SEDERHANA
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
KONSTRUKSI MESIN (3 SKS)
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-2
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
terjadi pada ketika itu berada di dalamnya )
Berkelas.
Berkelas.
OSILASI.
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-14
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
JURUSAN TEKNIK MESIN TEKNIK PENGATURAN
Pertemuan 13 Getaran (GHS)
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-11
KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK (3 SKS)
GHS Angular Sapriesty Nainy Sari, ST., MT. Jurusan Teknik Elektro
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-13 DOSEN PENGASUH Ir. PIRNADI. T. M.Sc LOGO
JURUSAN TEKNIK MESIN TEKNIK PENGATURAN
1 Tinjauan Singkat Osilasi
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
1 f T Fk.x F m.a MODUL 10. FISIKA DASAR I
JURUSAN TEKNIK MESIN TEKNIK PENGATURAN
Sebuah contoh bandul puntir ditunjukkan oleh Gambar 6, terdiri dari
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-12
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
TEKNIK PENGATURAN JURUSAN TEKNIK MESIN
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-7 DOSEN PENGASUH Ir. PIRNADI. T. M.Sc LOGO
JURUSAN TEKNIK MESIN TEKNIK PENGATURAN
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK (3 SKS)
JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-10
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-8
GERAK SELARAS.
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
JURUSAN TEKNIK MESIN TEKNIK PENGATURAN
OSILASI.
Persamaan Gelombang pada medium padat (batang pejal)
GETARAN BEBAS TAK TEREDAM GETARAN BEBAS TEREDAM
Sebuah contoh bandul puntir ditunjukkan oleh Gambar 6, terdiri dari
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK SELARAS.
Transcript presentasi:

JURUSAN TEKNIK MESIN PENGUKURAN TEKNIK http://www.mercubuana.ac.id MODUL KE-11 Dosen Pengasuh Ir. PIRNADI. T. M.Sc LOGO UMB UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id PROGRAM KULIAH SABTU-MINGGU 2007

dilengkapi dengan suatu metode untuk mengubah-ubah panjang balok dilengkapi dengan suatu metode untuk mengubah-ubah panjang balok. Bila panjang balok diatur dengan baik, sedemikian rupa sehingga frekuensi alamiahnya sama dengan frekuensi permukaan yang bergetar, akan terjadi kondisi resonansi seperti pada Gambar 2.3. [ akan dijelaskan pada saat tatap muka] Gambar 2.2 Sistem mekanik (instrument seismic) Gambar 2.3 Frekuensi kondisi resonansi Frekuensi alamiah balok itu, ialah: E. I m.. L4  n11,0 (2.2) di mana:  n : frekuensi alamiah, Hz E : modulus Young untuk bahan balok, psi, N/m2 I : momen inersia balok terhadap sumbu sentroid pada arah defleksi, dalam in4, m4. m : massa persatuan panjang, dalam lbm/in, atau kg/m L : panjang balok, dalam in atau m. Contoh 1. Sebuah batangan baja pegas, diameter 1/16 in akan digunakan untuk pengukuiran frekuensi getaran seperti Gambar 2.1. Panjang batangan dapat diubah-ubah antara 1 dan 4 in. densitas bahan 489 lbm/ft, dan modulus elastisitas ialah 28,3 x 10 psi. Hitunglah jangkau frekuensi yang dapat diukur dengan piranti ini, dan ketakpastian yang dibolehkan untuk L pada L = 4 in agar ketakpastian frekuensi tidak lebih besar dari 1 persen. Andaikan sifat- sifat bahan diketahui dengan pasti. Jawab: Kita ketahui: E = 28,3 x 106 psi http://www.mercubuana.ac.id

Dimana diandaikan bahwa gaya peredam sebanding dengan kecepatan. Kita Pada umumnya, untuk pengukuran anjakan getaran, massa yang besar dan pegas yang kunak lebih disukai sedang untuk penunjukan percepatan digunakan massa yang kecil dengan pegas yang kaku. Hal ini akan lebih jelas dari pembahasan teoritis berikut ini: Pada Gambar 1.4 kita gambarkan lagi Gambar 2.3. Untuk nenunjukan sistem mekanik yang akan kita analisa. Dengan menggunakan hukum kedua Newton tentang gerakan, kita dapat sebagai berikut: d 2 X 2 2 d X 2 dt d X 2 dt M  c  k X 2 c  k X 2 (3.1) dt Dimana diandaikan bahwa gaya peredam sebanding dengan kecepatan. Kita andaikan bahwa pada instrument itu bekerja gerakan getar harmonis, sehingga : X 1 Xo Cos l t (3.2) Dan kita ingin mendapatkan pernyataantentang anjakan relatif X2 = X1 yang menggunakan gerakan yang diberikan ini. Anjakan relatif inilah yang dideteksi dengan transduser yang terlihat pada Gambar 11.3. Dengan menuliskan kembali persamaan (11.3) dan menyulihkan persaman (11.4) kita dapatkan: d 2 X 2 2 c d X 2 m dt   k X 2 X 2 X o ( k Coslt c m 2 l sinlt ) (3.3) dt m m Sedangkan penyelesaian persamaan (2.5), ialah: m X o l 2 Cos (lt ) [(k ml 2 ) 2 c 2l 2 ]0,5 (3.5) X2 – X1 = e - (c / 2 m)t ( A Cost B sint ) Dimana frekuensi diberikan oleh: [k / m (c / 2 m) 2 ]0,5 untuk c/cc < 1,0 dan sudut fasenya adalah: (3.4) c l k m l 2  tan1 (3.6) A dan B adalah kostanta integrasi yang ditentukan dari kondisi awal atau kondisi batas. Perhatikan bahwa persamaan (11.6), terdiri dari dua suku : 1). Suku transien yang menyangkut fungsi exponensial dan 2). Suku keadaan stedi sesuai dengan suku kedua fungsi frekuensi gerakan keadaan stedi ini sama dengan gerakan yang diberikan dan amplitudonya ialah: X o (1 / 2 ) 2 22 ( X 2 X 1 ) o http://www.mercubuana.ac.id [1 (1/ 2) ] [2 (c / cc ) (1/ 2) 2 (3.7) 0,5