LIKUIDASI RETNOSARI,S.Pd.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERTEMUAN-3 PARTNERSHIP: LIKUIDASI
Advertisements

Akuntansi keuangan lanjutan 1
PERSEKUTUAN FIRMA.
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Persekutuan Likuidasi
PERTEMUAN 13 MERGER DAN AKUISISI.
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
Akuntansi keuangan lanjutan 1
Akuntansi keuangan lanjutan 2
d. Ownership Of An Interest In A Partnership
Created by : Raisa Pratiwi
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
Created by : Raisa Pratiwi
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
LABA TIDAK DIBAGI Laba yang tidak dibagi merupakan elemen modal perusahaan. Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dari dalam perusahaan yaitu.
Akuntansi keuangan lanjutan 1 Pembentukan persekutuan
Likuidasi Bertahap Dalam Persekutuan
AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
Nugrahini Kusumawati.,SE.,M.Ak
Laporan Keuangan.
DISOLUSI DAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
( Business Combination )
AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN ANGSURAN
Laporan Keuangan Konsolidasi
Akuntansi keuangan lanjutan 1
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
AKUNTANSI PERUSHAAN JASA
PENGAKUAN PENDAPATAN Penjualan Tunai Penjualan Kredit
MODUL I PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN Pengertian persekutuan (Patnership) :
PERSEKUTUAN ( LIKUIDASI )
MODUL 2 Pembagian Rugi/Laba Persekutuan Contoh :
MODUL I PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN Pengertian persekutuan (Patnership) :
Pembagian Laba atau Rugi Persekutuan
Bab 20 Kegagalan Perusahaan dan Reorganisasi
PERSEKUTUAN FIRMA.
Akuntansi Keuangan Lanjutan-1 PERSEKUTUAN PEMBENTUKAN
PERUBAHAN PEMILIKAN PERSEKUTUAN
Piutang Dagang dan Piutang Wesel
Likuidasi Persekutuan
PERTEMUAN 3 LIKUIDASI PERSEKUTUAN.
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
Persekutuan.
PEMBAGIAN LABA DAN PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
PERSEKUTUAN FORMASI DAN OPERASI
PERTEMUAN-4 PARTNERSHIP LIKUIDASI BERANGSUR
BANK SYARIAH.
BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN
PERSEKUTUAN FORMASI DAN OPERASI
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 (PERSEKUTUAN LIQUIDASI)
AKUNTANSI FIRMA Mei, 2017 Prodi Manajemen Pengantar Akuntansi II
Investasi Sementara dan Investasi Jangka Panjang
Latihan Soal: Pengaruh Transaksi terhadap Laporan Keuangan
MODAL SAHAM & LABA DITAHAN
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
Persekutuan Likuidasi
Prepared By : Virgylia Chandra Kirana Luh Komang Suryani
Oleh: Dwi Sahrul Maghfiroh 19 Maret 2017 /
PERSEKUTUAN USAHA PEMBENTUKAN DAN OPERASI
Sesi : 3.
ASSETS = LIABILITIES + OWNER EQUITY
MATERI 1 FIRMA (PARTNERSHIP)
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Laporan Keuangan Konsolidasi
PERUBAHAN KEPEMILIKAN PERSEKUTUAN_2
Likuidasi Berangsur dalam Persekutuan
PERSEKUTUAN OLEH Drs. Ec. I Wyn Karman, M. Acc. Ak, CA.
3. LIKUIDASI PERSEKUTUAN 3. LIKUIDASI PERSEKUTUAN.
( Business Combination )
Transcript presentasi:

LIKUIDASI RETNOSARI,S.Pd

Kepailitan Kepailitan merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya

Merger penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

Akuisisi pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598)

LIKUIDASI semua sekutu mengundurkan diri sehingga baik persekutuan maupun perusahaan bubar. Dalam likuidasi ini perusahaan hanya berjalan beberapa saat guna menyelesaikan proses likuidasi.

4 tahap Proses likuidasi , yaitu : Menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi. Pembagian laba ini dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba. Tahap ini diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir tahun.

Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas. Tahap yang kedua ini yang sering di sebut dengan istilah realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva tersebut tidak sama (berbeda) dengan nilai bukunya, maka selisihnya diakui sebagai laba atau rugi realisasi. Laba atau rugi realisasi ini dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan ratio (metode) pembagian laba yang dipakai.

Melunasi semua utang kepada pihak ketiga. Setelah tersedia kas maka kas tersebut pertama-tama dipakai untuk melunasi utang

Membagi sisa kas yang masih ada kepada sekutu. Setelah semua utang kepada pihak ketiga di lunasi sisa kas yang akan dibagi kepada para sekutu, sesuai dengan isi perjanjian persekutuan.

Penggolongan Likuidasi Berdasarkan saat dan frekuensi pembagian kas dilaksanakan, maka likuidasi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : Likuidasi sederhana ( simple liquidation ) Likuidasi berangsur ( installment liquidation )

LIKUIDASI SEKALIGUS Likuidasi sederhana sering juga disebut likuidasi tunggal/likuidasi sekaligus/likuidasi serentak. Dalam likuidasi sekaligus ini pembagian kas hanya dilakukan sekali saja, yaitu setelah semua aktiva non kas berhasil direalisir dan semua utang kepada pihak ketiga dilunasi.

Modal bersih masing-masing sekutu ada kemungkinan : Semua Sekutu Modalnya Bersaldo Positif Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif Ada Sekutu Yang Modalnya Negatif dan tidak dapat ditutup Ada sekutu yang harus menyetor modal dalam keadaan tidak mampu Kas yang tersedia tidak cukup untuk melunasi utang kepada pihak ke tiga

Semua Sekutu Modalnya Bersaldo Positif Apabila setelah rugi realisasi saldo modal semua sekutu adalah positif maka semua sekutu akan menerima bagian kas . Persekutuan ABCD dengan para sekutu A,B,C dan D membagi laba/rugi dengan ratio 15 : 20 : 35 : 30. Pada awal tahun 2014 persekutuan tersebut sepakat untuk likuidasi. Neraca persekutuan per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :

Persekutuan ABCD N E R A C A Per 31 Desember 2013 AKTIVA Kas……………………………………….. Rp. 25.000.000 - Piutang dagang……………………….. Rp. 90.000.000 - Persediaan ……………………………. Rp. 100.000.000 - Aktiva Tetap …………………………... Rp. 85.000.000 + Total Aktiva ……………………………... Rp. 300.000.000 PASIVA Utang Dagang ………………………….. Rp. 90.000.000 Utang A …………………………………. Rp. 13.000.000 Modal A …………………………………. Rp. 20.000.000 Modal B …………………………………. Rp. 32.000.000 Modal C …………………………………. Rp. 70.000.000 Modal D …………………………………. Rp. 75.000.000 + Total Pasiva …………………………….. Rp. 300.000.000 Dalam likuidasi tersebut semua aktiva non kas dapat direalisasi bersih sebesar Rp. 235.000.000.

Laporan likuidasi sebagai berikut : Persekutuan ABCD Laporan Likuidasi (dalam 000 rupiah) Ket aktiva Pasiva kas Non Kas UD Utng A Modal A (15%) Modal B (20%) Modal C (35%) Modal D (30%) Seb Rel 25.000 275.000 90.000 13.000 20.000 32.000 70.000 75.000 Real 235.000 (275.000) - (6.000) (8.000) (14.000) (12.000) S st real 260.000 14.000 24.000 56.000 63.000 P Hutang (90.000) Sal s p htg 170.000 Pemb kas (170.000) (13.000) (24.000) (56.000) (63.000) Sel pemb

seluruh aktiva non-kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 135.000.000 Ada Sekutu Yang Modalnya Negatif Akan Tetapi Dapat Di tutup dengan Utang kepada Sekutu yang bersangkutan. Kadang-kadang rugi realisasi demikian besarnya,sehingga ada sekutu yang modalnya defisit (minus). Apabila persekutuan mempunyai utang kepada sekutu yang bersangkutan (sekutu yang modalnya defisit mempunyai piutang kepada persekutuan) maka modal yang defisit tersebut akan ditutup (diperhitungkan) dengan utang kepada sekutu. seluruh aktiva non-kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 135.000.000

Laporan likuidasi sebagai berikut : Persekutuan ABCD Laporan Likuidasi (dalam 000 rupiah) Ket aktiva Pasiva kas Non Kas UD Utng A Modal A (15%) Modal B (20%) Modal C (35%) Modal D (30%) Seb Rel 25.000 275.000 90.000 13.000 20.000 32.000 70.000 75.000 Real 135.000 (275.000) - (21.000) (28.000) (49.000) (42.000) S st real 160.000 (1.000) 4.000 21.000 33.000 P Hutang (90.000) Sal s p htg Mod defit 1.000 S def ttup 12.000 Pemb kas (70.000) (12.000) (4.000) (33.000) Sel pemb

seluruh aktiva non-kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 95.000.000 Ada Sekutu Yang Modalnya Negatif dan tidak dapat ditutup dengan utang-piutang seluruh aktiva non-kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 95.000.000

Sekutu B secara Pribadi dalam keadaan tidak mampu 4. Ada Sekutu Yang harus menyetor Modal secara Pribadi dalam Keadaan Tidak Mampu. Apabila sekutu yang saldo modalnya defisit tersebut secara pribadi dalam keadaan tidak mampu (insolvent) maka kewajibannya akan ditanggung oleh sekutu yang lain yang mampu, masing-masing secara proporsional dengan rasio pembagian laba rugi. Kemampuan ekonomis secara pribadi tergantung pada perbandingan harta pribadi dan utang pribadi. Sekutu B secara Pribadi dalam keadaan tidak mampu

5. Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi utang kepada pihak Ketiga Semua aktiva non kas hanya dapat di realisasi sebesar Rp 55.000.000 dan Sekutu B secara Pribadi dalam keadaan tidak mampu

LIKUIDASI BERANGSUR Seringkali proses realisasi memerlukan waktu yang cukup lama. Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya pembagian kas tidak usah menunggu selesainya realisasi. Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan berarti sisa kas yang ada adalah haknya sekutu.

Untuk menentukan besarnya bagian kas masing-masing sekutu dapat dihitung dengan cara, yaitu : 1. Perhitungan Pembagian Kas Setiap akan dilakukan pembagian kas harus dibuat perhitungan pembagian kas dengan menggunakan prosedur perhitungan pembagian kas

2. Program pembagian Kas Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah selesai pelunasan utang pada pihak ketiga. Menghitung rugi potensial yang maksimal. Membagi rugi potensial Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah diperhitungkan dengan rugi potensial. Membagi modal bersih sekutu yang defisit.

Persekutuan ABCD N E R A C A Per 31 Desember 2013 AKTIVA Kas……………………………………….. Rp. 25.000.000 - Piutang dagang……………………….. Rp. 90.000.000 - Persediaan ……………………………. Rp. 100.000.000 - Aktiva Tetap …………………………... Rp. 85.000.000 + Total Aktiva ……………………………... Rp. 300.000.000 PASIVA Utang Dagang ………………………….. Rp. 90.000.000 Utang A …………………………………. Rp. 13.000.000 Modal A …………………………………. Rp. 20.000.000 Modal B …………………………………. Rp. 32.000.000 Modal C …………………………………. Rp. 70.000.000 Modal D …………………………………. Rp. 75.000.000 + Total Pasiva …………………………….. Rp. 300.000.000 Persekutuan ABCD dengan para sekutu A,B,C dan D membagi laba/rugi dengan ratio 15 : 20 : 35 : 30.

Proses likuidasi tersebut berlangsung selama 3 bulan, yaitu : Januari Semua piutang dagang berhasil direalisasi sebesar Rp. 86.000.000. Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan sisa kas dibagi dengan disisakan Rp. 2.000.000. Februari Semua persediaan berhasil direalisasi sebesar Rp. 90.000.000. Kas langsung dibagi dengan menyisakan Rp. 1.000.000. Maret Semua aktiva tetap berhasil direalisasi sebesar Rp. 79.000.000 dan semua kas yang ada langsung dibagi.