SYARAT-SYARAT TES YANG BAIK EVALUASI PEMBELAJARAN SYARAT-SYARAT TES YANG BAIK
SYARAT-SYARAT TES YANG BAIK Tes dikatakan baik jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Valid Reliabel Taraf Kesukaran Daya Beda Pola Jawaban
VALIDITAS: a test is valid if it measure what it purpose to measure (scarvian B. Anderson) CONTENT LOGICAL VALIDITY CONSTRUCT VALIDITY CONCURENT EMPIRICAL VALIDITY PREDICTIVE
A. Rumus Simpangan: B. Rumus Angka Kasar: UNTUK MENGHITUNG VALIDITAS MENGGUNAKAN RUMUS KORELASI PRODUCT MOMENT DARI PEARSON: A. Rumus Simpangan: B. Rumus Angka Kasar:
Contoh: No NAMA X Y x y x2 y2 xy 1 Yahya 7 6 0,5 -0,2 0,25 0,04 -0,1 2 Rudi -0,5 0,1 3 Wahyu 0,8 0,64 -0,4 4 Rita 8 1,5 2,25 1,2 5 Yuni -1,5 -1,2 1,44 1,8 Mery Maman Ubaid 9 Mamik 10 Naufal 0,3 N = 10 X= 65 Y= 62 x2 = 10,5 y2=3,6 xy= 4
Penghitungan:
Lanjutan No NAMA X Y X2 Y2 XY 1 Yahya 7 6 49 36 42 2 Rudi 3 Wahyu 4 Rita 8 64 56 5 Yuni 25 Mery Maman Ubaid 9 Mamik 10 Naufal 30 N = 10 X=65 Y=62 = 433 = 388 = 407
Penghitungan:
Sangat tinggi 0,81 – 1,00 Tinggi 0,61 – 0,80 Cukup 0,41 – 0,60 Rendah Kriteria validitas: Sangat tinggi 0,81 – 1,00 Tinggi 0,61 – 0,80 Cukup 0,41 – 0,60 Rendah 0,21 – 0,40 Sangat rendah 0,00 – 0,20
Hal-hal yang mempengaruhi reliabilitas: Tes itu sendiri RELIABILITAS: a reliable measure in one that provides consistent and stable indication of the characteristic being investigated (scarvian B. Anderson) Hal-hal yang mempengaruhi reliabilitas: Tes itu sendiri Peserta tes (testee) Pelaksanaan tes
Reliabilitas dan Panjang Tes r nn = besarnya koefisien reliabilitas sesudah butir soal ditambah n = berapa kali butir soal ditambah r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir soal ditambah
Cara mencari reliabilitas: metode bentuk paralel metode tes ulang metode belah dua Rumus Spearman Brown Keterangan: r½½ = korelasi antara skor setiap belahan r = koefisien yang sudah disesuaikan
Sangat tinggi 0,81 – 1,00 Tinggi 0,61 – 0,80 Cukup 0,41 – 0,60 Rendah Kriteria Reliabilitas: Sangat tinggi 0,81 – 1,00 Tinggi 0,61 – 0,80 Cukup 0,41 – 0,60 Rendah 0,21 – 0,40 Sangat rendah 0,00 – 0,20
TABEL PERSIAPAN BELAH DUA (Ganjil-Genap dan Awal Akhir) No. NAMA Nomor Item Skor Total Ganjil Genap Awal Akhir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mahfud Anas Tina Armand Betty Marcell Hasan Fatimah Farchan Punto
Belahan Ganjil-Genap No NAMA X Y X2 Y2 XY 1 Mahfud 3 5 9 25 15 2 Anas 4 16 12 Tina Armand Betty 20 6 Marcella 10 7 Hasan 8 Fatimah Farchan Punto N = 10 X= 35 Y= 31 = 137 = 111 = 113
Rumus Korelasi Product Moment “Pearson”
Rumus Spearman Brown
Belahan Awal-Akhir No NAMA X Y X2 Y2 XY 1 Mahfud 3 5 9 25 15 2 Anas 4 16 12 Tina Armand Betty 20 6 Marcella 7 Hasan 8 Fatimah Farchan 10 Punto N = 10 X= 28 Y= 38 = 96 = 154 = 112
Rumus Korelasi Product Moment “Pearson”
Rumus Spearman Brown
TARAF KESUKARAN atau DIFFICULTY INDEX (P): adalah derajat yang menunjukkan apakah suatu soal tergolong mudah, sedang, atau sukar. Rumus :
Contoh: Kelompok Option Total a* b c d O Atas 10 2 3 5 - 20 Bawah 4 6 1
Kriteria Taraf Kesukaran: 1.00 MUDAH 0.00 SUKAR P = 0.00 – 0.30 = Sukar P = 0.31 – 0.70 = Sedang P = 0.71 – 1.00 = Mudah
DAYA BEDA atau DISCRIMINATION INDEX (D): adalah kemampuan yang dimiliki sebuah soal untuk membedakan peserta tes yang tergolong pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta tes yang tergolong bodoh (berkemampuan rendah). RUMUS:
Contoh:
Daya Beda Tinggi (positif) Kriteria Daya Beda: 0.00 1.00 -1.00 Daya Beda Tinggi (positif) Daya Beda Rendah Daya Beda Negatif D = Negatif semuanya jelek D = 0.00 – 0.20 = Jelek D = 0.21 – 0.40 = Cukup D = 0.41 – 0.70 = Baik D = 0.71 – 1.00 = Baik Sekali
TUGAS LATIHAN Buatlah seperangkat soal tes untuk mata pelajaran dan kelas tertentu di SD! Ujicobakan soal di atas ke siswa-siswa SD Analisislah untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan variasi pola jawaban untuk mengetahui kualitas soal yang Anda susun!